Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

1. masa-masa yang dialami anak usia dini  :


1. Masa Peka
Masa peka ini merupakan masa munculnya berbagai potensi (hidden potency) atau
suatu kondisi dimana suatu fungsi jiwa membutuhkan rangsangan tertentu untuk
berkembang.
Contoh :
- Kemampuan berbicara
- Nasehat terhadap orang tua dan guru
- Berhitung
- Membaca
- Menulis
2. Masa Egosentris
Orang tua harus memahami bahwa anak masih berada pada masa egosentris yang
ditandai dengan seolah-olah dialah yang paling benar, keinginannya harus selalu
dituruti dan sikap mau menang sendiri. Orang tua harus memberikan pengertian
secara bertahap pada anak agar dapat menjadi makhluk sosial yang baik
Contoh :
- Tidak mau mengalah
- Iri / cemburunan
- Tantrum
- Pelit / tidak mau berbagi
- Suka memukul teman main
3. Masa Meniru
Pada masa ini proses peniruan anak terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya
tampak semakin meningkat. Peniruan ini tidak saja pada perilaku yang ditunjukkan
oleh orang-orang di sekitarnya tetapi juga terhadap tokohtokoh khayal yang sering
ditampilkan di televisi, koran, majalah maupun media lainnya.
Contoh :
- Bahasa
- Gerakan
- Bunyi
- Suara alam
- Menirukan Pendidikan
4. Masa Berkelompok
pembelajaran anak dalam pergaulan sehingga anak kelak akan dapat bersosialisasi
dan beradaptasi sesuai dengan perilaku lingkungan sosialnya. Pada dasarnya, anak
usia dini memiliki kecenderungan untuk membangun suatu kelompok.
Contoh :
- Bermain sama teman
- Belajar dikelas
- Belajar di rumah
5. Masa Bereksplorasi
Orang tua atau orang dewasa harus memahami pentingnya eksplorasi bagi anak.
Biarkan anak memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya dan biarkan anak
melakukan trial dan error, karena memang anak adalah seorang penjelajah yang
ulung. Kebutuhan suatu sel syaraf untuk berkembang ditunjukkan oleh seorang anak
melalui aktivitas gerakan tangan, kaki, mulut dan mata.
Contoh :
- Menggerakkan
- Memasukkan ke dalam mulut
- Menggaruk anggota badan
6. Masa Pembakangan
Orang tua dan guru (pendidik) disarankan tidak selalu memarahi anak saat ia
membangkang karena ini merupakan suatu masa yang akan dilalui oleh setiap anak.
Selain itu, bila terjadi pembangkangan sebaiknya diberikan waktu pendinginan
(cooling down) 
Contoh :
- Menolak kalua disuruh
- Tidak mematuhi aturan

2. Pancasila sebagai falsafah pendidikan nasional adalah pandangan yang dijadikan


sebagai dasar dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Contoh dalam masing-masing sila pada Pancasila, sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu pendidikan nasional harus mengutamakan nilai-nilai
keimanan peserta didik dalam melaksanakan pendidikan. Contoh, mengajarkan berdoa
sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yaitu berbuat adil dan mendidik agar memiliki
sikap dan perilaku yang baik dalam melaksanakan pendidikan dan tidak membeda-
bedakan setiap manusia dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Contoh, bertemu
dengan guru biasakan untuk menyapa dengan sopan dan bersalaman.
3. Persatuan Indonesia, yaitu pendidikan harus menjadikan setiap peserta didiknya
bersatu dalam berinteraksi dengan peserta didik yang lain. Contoh, peserta didik
diberikan tugas kelompok agar terbiasa dalam berinterkasi dengan orang lain dan tidak
saling mementingkan diri sendiri.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksamaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu pendidikan harus dapat mengajarkan setiap siswa
menjadi lebih demokratis,aktif, dan kritis dalam mengetahui masalah yang terjadi di
Indonesia. Contoh, melakukan musyawarah dalam menentukan suatu keputusan baik
di dalam kelas maupun di luar kelas.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu pendidikan harus mengajarkan
tentang keadilan dalam melakukan sesuatu. Contoh berperilaku adil terhadap orang
lain dalam mendapatkan sesuatu dan selalu berbaur dengan masyarakat.
Penerapan dalam pendidikan PAUD, yaitu:
- Mengajarkan untuk mengawali setiap kegiatan untuk berdoa terlebih dahulu.
- Memberikan aprsesiasi terhadap peserta didik yang dapat mengerjakan tugas yang
diberikan gurunya.
- Memberikan tugas kelompok terhadap peserta didik.
- Guru mengajarkan kepada peserta didik untuk berani bertanya.
- Guru tidak membeda-bedakan setiap peserta didik dalam memberikan pelajaran.
3. Beberapa pendekatan PAUD :
a) High / scope
Pendekatan ini mendasarkan filosofinya pada teori piaget yang memulai pelaksanaan
pembelajarannya pada tahun 1964 dan dikembangkan oleh David Weikart Bersama
koleganya di High / scope educational research foundation. Pendidikan ini pertama
dikembangkan di Ypsilanti,Michigan,Amerika serikat.
High / scope mengembangkan kurikulum yang melibatkan anak sebagai pebelajar dan
perencana aktif. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dalam
menyiapkan kelas dan bahan-bahan yang akan digunakan anak dalam merencanakan
kegiatan,beraktifitas dan menambah pengalaman.
b) Bank Street
Pedekatan ini merupakan inisiatif dari Lucy Mitchell dan dikembangkan oleh Barbara
Biber. Bank Street pertama kali diterapkan di New York dan dikembangkan
penelitiannya oleh Bank Street College of Education.Filosofi yang digunakan adalah
teori Psikodinamik dari Freud,sedang untuk pelaksanaan pembelajarannya menganut
filosofi pembelajaran John Dewey.
Ciri pendekatannya adalah memilih materi bermain yang disesuaikan dengan usia
anak,tetapi tujuan kegiatan yang dilaksanakan sama untuk semua usia.Tujuan
kegiatan yang dimaksud adalah pengembangan fisik,menemukan,konsep
diri,komunikasi dan kompetensi.Bahan yang digunakan selalu diciptakan guru
Bersama anak di kelas ketika kegiatan berlangsung.
4. tokoh PAUD yang paling sesuai untuk pendidikan anak usia dini di Indonesia :
1. Martin Luther ( 1483-1546)
Menekankan pada anak agar menggunakan sekolah sebagai sarana untuk
mengajar anak membaca. Ia juga percaya bahwa keluarga sebagai instutisi yang
paling penting merupakan peletak dasar Pendidikan bagi anak. Tanpa Pendidikan
maka anak tidak akan mendapatkan bekal bagi hidupnya dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu,Pendidikan dan sekolah bukan hanya sekedar tempat anak
bersosialisasi saja,tetapi juga memiliki makna sebagai sarana religious dan
penegakkan moral.
2. John Amos Comenius (1592-1670)
Comenius sangat percaya bahwa Pendidikan harus dimulai sejak dini. Pendidikan
yang berlangsung harus mengikuti perkembangan anak yang memberi
kesempatan pada anak untuk menggunakan seluruh inderanya. Pembelajaran
semacam itu merupakan pembelajaran yang paling baik,karena pengalaman-
pengalaman sensorial yang dialami anak usia dini merupakanndasar abgi semua
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai