Anda di halaman 1dari 6

Inisiasi 7

Metode Pengembangan Kognitif


PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

PENGERTIAN KREATIVITAS

1. kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan tidak
melahirkan solusi terhadap masalah yang dihadapi menurut Santrock
2. cara berpikir dan bertindak sesuatu yang original dan berguna bagi orang lain
menurut Mayesty
3. kemampuan untuk menciptakan, menemukan bentuk barudan menghasilkan
sesuatu berdasarkan imajinasi menurut Angelou.
4. kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mengaktualisasikan
identitas baru dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam
dan orang lain menurut Munandar.

PROSES BERPIKIR KREATIF

Proses ini digunakan oleh seseorang untuk memecahkan masalah, menurut Wallas
ada empat fase dalam proses pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. fase persiapan, berupa pengumpulan informasi yang berkaitan dengan
masalah yang sedang dipecahkan
2. fase pematangan informasi yang telah terkumpul berupa kegiatan yang
berkaitan dengan usaha memahami keterkaitan satu informasi dengan
informasi lainnya dalam rangka pemecahan masalah
3. fase iluminasi, berupa penemuan cara yang perlu dilakukan untuk pepecahan
masalah
4. fase verifikasi, berupa kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk
mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan digunakan dalam
pemecahan masalah akan memberikan hasil yang sesuai.

Menurut Catron dan Allen ada 12 indikator kreatif pada anak usia dini adalah :
1. anak berkeinginan untuk mengambil resiko berperilaku berbeda dan mencoba
hal-hal yang baru dan sulit
2. anak memiliki selera humor dalam keseharian
3. anak berkeinginan tegas, terang-terangan, berkeinginan untuk bicara secara
terbuka dan bebas
4. anak adalah nonkonfermis, yaitu melakukan hal-hal dengan caranya sendiri
5. anak mengekpresikan imajinasi secara verbal, misal membuat kata-kata lucu
atau cerita fantastis
6. anak tertarik pada berbagai hal, memiliki rasa ingin tahu dan senang bertanya.
7. anak menjadi terarah sendiri dan termotivasi sendiri, memiliki imajinasi dan
menyukai fantasi
8. anak terlibat dalam eksplorasi dan disengaja dalam membuat rencana kegiatan
9. anak menyukai imajinasinya dalam bermain terutama anak bermain pura-pura.
10. anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber daya
11. anak bereksplorasi, bereksperimen dengan obyek, contoh memasukkan atau
menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan
12. anak bersifat fleksibel dan anak berbakat dalam mendesain sesuatu.

Intelegensi adalah kualitas tunggal yang diwariskan secara genetis dan dapat diuku.
Sperman mengatakan bahwa intelegensi mencakup faktor G (daya penalaran
anstrak) yang konsisten dan faktor spesifik (s) pada kinerja yang berbeda.

Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelegensi individu sebagai


berikut :
1. Faktor Bawaan atau Keturunan. Proses penurunan sifat-sifat dari satu
generasi ke generasi berikutnya melalui plasma benih (berdasarkaqn teori
nativisme dari Schonpenhaure). Sifat ini merupakan perpaduan antara
kromoson ayah dan ibuyang dibawa sejak lahir, oleh karena itu jika kedua
orang tua memiliki faktor hereditas cerdas kemungkinan dapat menurunkan
anak yang cerdas pula.
2. Faktor Lingkungan. Ciri-ciri dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup
menimbulkan perubahan yang berarti. Prestasi seseorang ditentukan oleh
tingkat kecerdasan (intelegensi). Tingkat Intelegensi bawaan ditentukan oleh
bakat bawaan berdasarkan gen orang tunya, maupun faktor lingkunganyaitu
pengalaman dan pendidikan yang diperoleh seseorang.
3. Bentuk-bentuk Intelegensi. Gardner menyebutkan intelegensi dengan konsep
pluralistik dalam Multiple Intelegensi (MI) ada tujuh jenis kecerdasan yang
dimiliki oleh setiap individu yaitu:

a. Kecerdasan Linguistik, memiliki ciri-ciri sebagai berikut


 suka mengarah kisah kayal atau lelucon
 suka menulis kreatif
 sangat hafal nama, tanggal, tempat, atau hal-hal kecil
 membaca diwaktu senggang
 mengeja kata dengan mudah dan tepat
 suka mengisi teka-teki silang
 menikmati dengan cara mendengarkan
 unggul dalam pelaqjaran bahasa seperti membaca, menulis dan
berkomunikasi.

b. Kecerdasan Matematika-Logis, cirinya adalah


 menghitung problem aritmatika dengan cepat diluar kepala
 suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analistis
 ahli dalam permainan catur, halma dll
 mampu menjelaskan masalah secara logis
 suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu
 menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki,
berprestasi dalam matematika dan IPA.

c. Kecerdasan Spasial, cirinya adalah :


 memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu
 mudah membaca peta atau diagram
 menggambar sosok orang atau benda sesuai aslinya
 senang melihat film, slide, foto atau karya seni lainnya
 sangat menikmati kegiatan visual seperti teka-teki atau sejenisnya
 suka melamun dan berfantasi
 corat-coret diatas buku tugas sekolah
 lebih memahami informasi lewat gambar daripada kata-kata tau uraian
 menonjol dalam mata pelajaran seni

d. Kecerdasan Kinestetik Jasmani, memiliki ciri-ciri:


 banyak bergerak ketika duduk atau mendengar sesuatu
 aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda, haiking
 menyentuh sesuatu yang sedang dipelajarinya
 menikmati kegiatan melompat,lari, gulat atau kegiatan fisik lainnya
 memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan seperti
mengukir, menjahit dan memahat
 pandai menirukan gerakan, kebiasaan atau perilaku orang lain
 bereaksi secara fisik terhadap jawaban yang dihadapi
 suka membongkar berbagai benda daqn menyusunnya kembali
 berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat kompetiti.

e. Kecerdasan Musikal, memiliki ciri antara lain


 suka memainkan alat musik dirumah atau disekolah
 mudah mengingat melodi suatu lagu
 lebih dapat belajar dengan iringan musik
 bernyayi atau bersenandung untuk diri sendiri atau orang lain
 mudah mengikuti irama musik
 mempunyai suara bagus untuk bernyanyi
 berprestasi bagus dalam pelajaran musik.

f. Kecerdasan Interpersonal, memiliki ciri-ciri :


 mempunyai banyak temen
 suka bersosialisasi dengan sekolah atau dilingkungan tempat tinggalnya
 banyak terlibat dalam kegiatan kelompok diluar jam sekolah
 berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antar teman
 berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain
 sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain
 berbakat menjadi pemimpin dan berprestasi dalam mata pelajarahn
ilmu sosial.

g. Kecerdasan Intrepersonal, memiliki ciri-ciri:


 memperlihatkan sikap independen dan kemauan kuat
 bekerja atau belajar dengan baik seorang diri
 memiliki rasa percaya diri yang tinggi
 banyak belajar dari kesalahan masa lalu
 berpikir fokus dan terarah pada suatu tujuan
 banyak terlibat dalam proyek yang dikerjakan

4. Kaitan antara Kreativitas, Intelegensi dan Keberbakatan. Kreativitas


merupakan salah satu ciri dari perilaku yang intelegen karena kreativitas
merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Keberbakatan seseorang
pada hakekartnya ada tiga ciri yaitu : kemampuan diatas rata-rata, kreativitas
dan pengikatan diri. Seseorang dikatakan mempunyai mempunyai bakat
intelektual apabila mempunyai intelegensi tinggi diatas rata-rata dalam bidang
intelektual yaitu mempunyai kemampuan abstraksi, kemampuan penalaran
dan kemampuan memecahkan masalah. Kreativitas sebagai kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru, gagasan baru yang dapat diterapkan
untuk memecahkan masalah baru.

5. Pentingnya Pelayanan Anak Berbakat, kesempatan untuk mendapatkan


pendidikan yang sebanding dengan potensi adalah hak setiap anak,
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan, kondisi,
kemampuan dan minat sehingga dapat berkembang seoptimal mungkin.
Program untuk anak yang berbakat harus ada karena:
 konsep kesempatan yang sama berlaku untuk anak
berbakatsebagaimana berlaku untuk anak yang lemah dalam
pendidikan
 anak berbakat membutuhkan dukungan lebih dan sering kali
gagaldalam mencapai potensi bila melakukannya sendiritanpa
dukungan orang lain
 anak berbakat mendapatkan keuntungan dari layanan-layanan khusus
 anak berbakat dapat memberikan keuntungan pada umat manusia
apabila dilayani dengan baik (Kitano and Kirby, 1996).

6. Pihak yang Berkaitan dengan Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat. Ada


beberapa pihak yang berkaitan dengan anak berbakat sebagai berikut :
 Pengelola Sekolah, merupakan pihak penentu dalam sekolah yang
bertanggung jawab langsung pada program anak berbakat, dipilih
seorang koordinator atau direktur pelayanan pendidikan anak berbakat.
 Guru, jika disekolah formal tidak ada anak berbakat , guru dapat
mengidentifikasi siapa yang dapat bekerja secara efektif dengan anak
berbaqkat dan menikmati bekerja dengannya.
 Pendukung pribadi, adalah psikolog, pendiagnostik dapat memberikan
saran untuk program asesmen yang tepat dan prosedur
pengidentifikasian.
 Orang tua, dari anak berbakat menjadi pendukung kuat dalam
pembuatan program untuk anak berbakat. Beberapa orang tua yang
aktif membuat perkumpulan “Asosiasi Orang tua Anak Berbakat”
anggota komunitas penasehat orang tua.
 Pemimpin Komunitas atau Perusahaan, Anggota komite penasehat
mewakili komunitas yang jauhdalam penyusunan program seperti
merencanakan untuk anak berbakat seni, maka perwakilan komunitas
seni akan memainkan peran penting dalam pelayaqnan pendidikan anak
berbakat.

Cara Menciptakan Lingkungan Kreatif untuk Anak, adalah sebagai berikut :


1. Kondisi Lingkungan yang Menstimulasi Tingkah laku Kreatif Anak. Dalam
rangka meningkatkan kreativitas anak mereka akan mampu bermain dengan
lingkungan, secara alami, mereka sadar akan keterbatasan dengan lingkungan
sekitar . Guru dapat mengubah lingkungan pembelajaran supaya terbuka dan
memiliki makna dalam proses pengembangan kreatifitas. Maxim menyatakan
beberapa lingkungan yang dapat menstimulasi tingkah laku kreatif anak
(Mayesky, 1999):
 waktunya terbatas dari aktifitas anak tersebut
 lingkungan bebas dan terbuka dalam mengekspresikan potensinya
 anak menyusun berbagai gagasan untuk menstimulasi pemikirannya
 menghilangkan dari kondisi yang stres dan me4nyediakan variasi bahan-
bahan yang bersifat konkrit.

2. Merencanakan Lingkungan Pembelajaran. Rasa aman terhadap lingkungan


bermain dapat meningkatkan kesadaran diri, sosialisasi, komunikasi, kognitif
dan keterampilan motorik perseptual anak usia dini. Lingkungan adalah segala
sesuatu yang bersifat eksternal terhadap diri anak karena lingkungan
merupakan sumber informasi yang diperoleh melalui pancaindera. Adapun
lingkungan pendidikan anak sebagai berikut :
a. Lingkungan Keluarga, merupakan lingkungan pendidikan pertama dan
utama. Dikatakan pertama karena anak sejak dalam kandungan sampai
lahir berada dalam keluarga. Dikatakan utama karena keluarga penting
dalam proses pendidikan untuk membentuk pribadi yang utuh. Semua
sifat dan sikap dapat ditanamkan untuk mengembangkan kreativitas
anak.
b. Lingkungan Sekolah, merupakan lingkungan pendidikan ke4dua,
kreativitas anak akan dikaitkan dengan pelajaran . Guru memberikan
motivasi belajar, mengembangkan keterampilan anak sesuai dengan
bakatnya sehingga prestasi belajar anak meningkat. Sekolah yang
bagus adalah kondisi tenang, anak belajar sambil bermain, kreativitas
anak meningkatsesuai dengan tingkat pendidikan, tingkat kematangan,
kecerdasan dan pengalaman anak.
c. Lingkungan Masyarakat, sangat luas dan kompleks sehingga sulit
pengawasannya dan kesempatan luas untuk mengembangkan
kreativitasnya. Lingkungan masyarakat dibedakan menjadi empat
tempat yaitu : tempat tinggal, tempat kerja , organisasi dan tempat
bergaul .
d. Lingkungan Fisik dan Pengembvangan Kreativitas Anak, adalah
sebagai berikut :
e. Perencanaan dan Pengoganisasian. menyiapkan kegiatan untuk
pendidikan anak usia dini, misalnya akan main sandiwara , guru akan
mengatur kelas, tempat duduk, yang semua untuk kepentingan
permainan anak sehingga anak merasa senang dalam kegiatan
tersebut.
f. Pengaturan Ruang Kelas, ini diatur guru dengan baik supaya anak dapat
berkreasi sesuai dengan bakatnya. Pengaturan ruang kelas yang luwes
dan tidak konvensional merupakan tantangan bagi peserta didik untuk
mewujudkan bakat dan kemampuannya secara kreatif (Munandar,
1995).

4). Menyediakan Alat Peraga dalam Pengembangan Kreativitas. Media belajar


bagi anak adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk belajar anak
mengembangkan semua kemampuan anak dengan cara bermain. Media
sesuai dengan kebutuhan anak diantaranya:
 APE harus aman artinya bahan maupun bentuknya tidak berbahaya bagi
anak.
 APE mengembangkan kemampuan anak, meliputi 9 jenis kecerdasan:
kecerdasan logika, matematika, spasial, kinestetik, musik, naturalistik,
interpersonal, intrapersonal, linguistik dan spiritual.
 APE sesuai bentuk dan ukuran, harus sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
 APE harus menarik, dibuat warna-warni yang menyolok dan mudah
digunakan oleh anak usia dini.
 Tidak bertentangan dengan nilai sosial dan agama, mengembangkan
kemampuan anak, membentuk anak yang bertagwa dan memiliki rasa
sosial yang tinggi di masyarakat.

5). Menciptakan Lingkungan Alam, kegiatan anak dapat dilakukan dalam


kelompok besar, kecil atau individu. Beberapa prinsip dalam
pengoganisasian ruang kelas adalah :
 Anak harus dapat bebas bergerak dalam kelas
 setiap anak harus diamati satu persatu
 anak sering menggunakan alat yang telah disediakan
 anak dengan mudah mengambil alat yang akan digunakan.

6). Perabot dan Perlengkapan jangan mudah pecah, ukuran sesuai dengan
anak, mejanya harus multi guna bisa untuk belajar , untuk makan, untuk
bermain, media yang digunakan menarik perhatian anak sehingga anak
merasa senang dll.

Anda mungkin juga menyukai