Anda di halaman 1dari 6

3.3.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.

3 Refleksi

Nama : NUR UMI KHABIBI

KELAS : 366 B KABUPATEN TULUNGAGUNG

Setelah membaca beberapa situasi yang dideskripsikan di atas, lakukan refleksi dengan
mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler, ko-
kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
2. Dalam setiap situasi, identifikasilah dibagian mana dan bagaimana guru mencoba
mempertimbangkan ‘suara’; ‘pilihan’; dan ‘kepemilikan’ murid untuk mendorong tumbuhnya
kepemimpinan murid. Jelaskan jawaban Ibu/Bapak.
3. Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang
dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!

JAWABAN
1. Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut adalah :
1. Situasi 1 : kegiatan Kokurikuler
2. Situasi 2 : kegiatan Kokurikuler
3. Situasi 3 : kegiatan Kokurikuler
4. Situasi 4 : kegiatan Ekstrakurikuler
5. Situasi 5 : kegiatan Kokurikuler
6. Situasi 6 : kegiatan Ekstrakurikuler
7. Situasi 7 : kegiatan Kokurikuler
8. Situasi 8 : kegiatan Kokurikuler
9. Situasi 9 : kegiatan Intrakurikuler, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
10. Situasi 10 : kegiatan Intrakurikuler, Kokurikuler dan Ekstrakurikuler

2. Identifikasi setiap situasi untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid adalah


sebagai berikut :
Situasi 1 : Suara.
Dari situasi 1 hasil diskusi, dalam situasi tersebut Pak Segar mendapatkan ide tentang
kebun seperti apa yang diinginkan oleh anak-anak, selain itu dari diskusi tersebut
anak-anak ternyata mengusulkan bagaimana mereka dapat membantu mewujudkan
kebun tersebut. Agar sesuai dengan keinginan bersama
Situasi 2 : Kepemilikan.
Bu Ara meminta murid-muridnya untuk bekerja kelompok merancang layout kelas.
Beliau ingin melibatkan murid-muridnya untuk mengatur sendiri ruang kelas mereka. Bu
Ara ingin murinya memiliki rasa kepemilikan terhadap eklas mereka, sehingga mereka
akan secara sadar menjaga memelihara kelasnya dengan baik.

Situasi 3 : Suara dan Pilihan.


Pak Atap, guru SMP Matahari yang mengajak beberapa perwakilan guru dan murid
untuk membentuk dewan komite studi wisata. Mereka diberikan kesempatan untuk
memilih destinasi seperti apa yang menarik yang dapat membantu murid mencapai
tujuan yang diharapkan dari studi wisata tersebut. Pak Atap menjelaskan kriteria
destinasi wisata yang aman dan memungkinkan untuk dikunjungi dan juga menjelaskan
tentang kemungkinan keterbatasan anggaran,

Situasi 4 : Pilihan.
Pak Bahri sebagai kepala sekolah, bertanya kepada murid-murid terutama yang
tergabung dalam OSIS untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.. Namun, ada
beberapa kegiatan sulit untuk dilakukan, karena Pak Bahri merasa bahwa tidak ada guru
yang memiliki keahlian untuk dapat mengajarkan kegiatan esktrakurikuler tersebut. Pak
Bahri pun menyampaikan kesulitan tersebut kepada para anggota OSIS. Dan pada
akhirnya , murid-murid justru memberikan ide mengajar kegiatan ekstrakurikuler
tersebut. Mereka rupanya mengetahui ada salah satu teman mereka yang kemampuan
melakukan hal tersebut. Mereka mengatakan, guru cukup mensupervisi kegiatannya
saja, tetapi murid yang memang memiliki keahlian tersebutlah yang akan mengajarkan
teknik-tekniknya, menjadi ‘guru’ untuk kegiatan ekstra kurikuler tersebut. Akhirnya, atas
kesepakatan bersama, mereka memutuskan untuk melakukan beberapa kegiatan
ekstrakurikuler. Ada kegiatan yang diajar oleh guru, dan untuk beberapa kegiatan yang
tidak dapat diajarkan oleh guru, diajarkan oleh murid-murid dengan supervisi guru.

Situasi 5 : Pilihan.
Salah satu SMK menjalankan pembelajaran terintegrasi berbasis proyek. Prosesnya
diawali dengan, para murid terlebih dahulu memutuskan untuk menciptakan pakan
ternak organik bagi peternakan ayam negri (broiler) di sekolahnya. Selama ini pakan
yang digunakan adalah pakan jadi yang dibeli oleh sekolah. Para murid kemudian
mencari, dan menguji coba berbagai sumber pakan organik di sekitar lingkungan mereka
dan mengolahnya menjadi pakan ayam broiler. Akhirnya, mereka pun menemukan
sumber pakan yang paling cocok dan ekonomis untuk skala
produksi kala itu adalah cacing sutra yang diternak cukup banyak oleh masyarakat di
sekitar sekolah. Setelah beberapa uji coba, mereka juga menemukan bahwa daging
ayam broiler yang mengkonsumsi pakan dengan bahan utama cacing sutra memiliki
massa daging lebih banyak dibanding yang mengkonsumsi pakan ternak biasa.
Situasi 6 : Suara dan Pilihan.
Siswa SMK Jurusan TKJ yang mengusulkan ide adanya ekstrakurikuler yang bernama ITS
(Information Technology Student).

Situasi 7 : Pilihan.
Bank SALAM yang membuka pasar tradisional senin legi. Pasar ini sebagai bentuk ruang
ekspresi kebebasan bagi setiap warga belajar SALAM untuk bermain peran.

Situasi 8 : Suara. Pilihan dan Kepemilikan.


Dari tayangan video yang menceritakan pengalaman pembelajaran yang didapatkan
Alfonsina selama belajar di sekolah berbasis riset yaitu Sanggar Anak Alam (SALAM)
Yogyakarta. Selama bersekolah disana, Alfonsia diberikan dorongan serta fasilitas untuk
melakukan dan memilih sendiri sebuah riset perkembangan anak usia dini. Selama
kegiatan ini, Alfonsia diberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan pendapat,
ataupun berdiskusi bersama mentor dalam berbagai kesempatan. Alfonsina juga diajak
untuk memetakan target dirinya di masa kedepannya. Memproyeksikan mau jadi seperti
apakah kedepannya
kelak, pembelajaran apa yang sudah didapatkan dan targetnya sudah
sampai dimana, tetap diajak untuk menghargai setiap proses target yang dicapai.
Alfonsina tetap belajar untuk bertanggungjawab terhadap pencapaian targetnya.

Situasi 9 Suara, Pilihan dan Kepemilikan


Pada tayangan video terakhir, menceritakan beberapa situasi sekolah yang merancang
program atau kegiatan yang dapat membantu menyediakan kesempatan bagi murid
untuk mewujudkan suara dan pilihan mereka. Sekolah ini juga

situasi 10 : Suara, Pilihan dan Kepemilikan. Pada tayangan video terakhir, menceritakan
beberapa situasi sekolah yang merancang program atau kegiatan yang dapat membantu
menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan suara dan pilihan mereka.
Sekolah ini juga
membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara
yang dibuatnya. Murid menjadi sebuah agen perubahan yang berguna bagi diri sendiri,
orang lain dan lingkungan masyarakatnya. Dan akhirnya, sekolah membantu
mewujudkan kepemimpinan murid dan mendorong aspek suara, pilihan dan rasa
memiliki.
3. Dalam setiap situasi yang digambarkan diatas, adalah upaya menumbuhkembangkan
kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk
mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian
diharapkan dapat mewujudkan sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam
dirinya. Dimensi profil pelajar pancasila yang dikembangkan adalah:
a. Beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid akan mendorong murid untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan
kepercayaannya dalam bentuk sikap-sikap dan tindakan atau perilaku positif. Murid-
murid yang memiliki kepemimpinan yang kuat, akan menunjukkan akhlak yang baik
terhadap dirinya pribadi, terhadap sesama, negara dan alam ciptaan-Nya.
b. Berkebinekaan global. Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan melatih
muridmurid kita untuk memiliki pemikiran dan wawasan yang luas dan terbuka.
Mereka akan terbiasa untuk melihat perbedaan, menghargai beragam perspektif
sehingga diharapkan dapat hidup ditengah-tengah masyarakat yang majemuk.
Mereka akan mampu beradaptasi dengan
situasi dan perubahan yang dihadapinya, dan mampu menjadi pemecah masalah
yang percaya diri dimanapun ia berada.
c. Bergotong-royong. Mendorong kepemimpinan murid akan melatih murid untuk
terlibat dan berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama dan
berkontribusi dalam masyarakat yang lebih luas. Lewat interaksi ini, mereka akan
memiliki keinginan untuk membantu orang lain yang membutuhkan, dan mampu
berkolaborasi untuk melakukan tindakan demi kebermanfaatan dan kebahagiaan
bersama.
d. Mandiri. Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid mendorong murid untuk
mengambil kontrol dan bertanggung jawab pada proses pembelajarannya sendiri.
Saat kita mendorong kepemimpinan murid, maka kita juga melatih kemampuan
mereka untuk meregulasi diri sendiri.
e. Bernalar kritis. Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan mendorong
murid untuk memiliki kemampuan bernalar kritis karena mereka akan belajar untuk
membuat pilihan-pilihan dan membuat
keputusan-keputusan yang bertanggung jawab. Mereka juga akan berlatih untuk
mengembangkan keterampilan refleksi terhadap proses pembelajaran dan belajar
dari berbagai situasi yang terjadi lewat interaksi mereka dengan komunitas yang
lebih luas.
f. Kreatif. Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid memungkinkan murid untuk
terekspos pada pengalaman belajar otentik yang menuntut mereka untuk mampu
melihat permasalahan dan secara kreatif berusaha mencari
solusi atas permasalahan tersebut. Mendorong murid untuk bersuara berarti juga
membuka ruang bagi sikap berani mengambil risiko, sehingga murid tidak takut
untuk mengungkapkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran kreatif mereka

Anda mungkin juga menyukai