Kepemimpinan Murid
Agar guru dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajaran
mereka sendiri, maka guru dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengembangkan perannya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri,
sehingga potensi kepemimpinan mereka dapat berkembang dengan baik. Adapun
peran guru adalah:
Ketika murid mempunyai kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka
dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan mempunyai apa yang
disebut dengan “agency”. Agency berarti sebagai kapasitas seseorang untuk
mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan yang
dibuatnya.
Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak secara aktif dan
membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar
menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Murid-murid akan secara natural
mempelajari keterampilan belajar yang dapat digunakan sepanjang hidup mereka.
Ketka murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan antara guru dengan murid akan
menjadi bersifat kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat kemitraan ini, ketika
murid belajar mereka akan:
Disamping itu, guru yang mengambil peranan sebagai mitra murid dalam belajar
akan:
1. berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati dan menanggapi ide-ide,
pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka.
2. memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka
untuk memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka.
3. mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi
mereka tugas-tugas terbuka.
4. menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan
mengambil risiko.
5. mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan
kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki
6. menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi
setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka.
Profil Pelajar Pancasila merupakan muara dari konsep merdeka belajar dan
pembelajar sepanjang hayat yang ingin dibangun melalui penumbuhkembangan
kepemimpinan murid. Melalui upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid,
guru menyediakan kesempatan murid untuk mengembangkan profil positif dirinya,
yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pelajar Pancasila yang tidak
hanya menjadi pribadi yang merdeka, tetapi juga menjadi pribadi yang
memerdekakan bangsanya.
Dengan menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, maka secara bersamaan
guru dapat membangun karakter murid yang:
1. beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
2. berkebinekaan global.
3. mampu bergotong royong.
4. mandiri
5. berpikir kritis
6. kreatif
Ketika murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka
mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan
(ownership) dalam proses pembelajaran mereka.
1. Membuka cakrawala murid bahwa ada berbagai pilihan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan sebelum menentukan sebuah keputusan.
2. Memberikan kesempatan bagi murid untuk memilih bagaimana mereka
mendemonstrasikan pemahamannya tentang apa yang telah mereka pelajari.
3. Memberikan kesempatan pada murid untuk memilih peran yang dapat
mereka ambil dalam sebuah kegiatan
4. Memberikan murid kesempatan untuk memilih kelompok.
5. Memberikan kesempatan murid untuk mengelola pengaturan kegiatan.
6. Menggunakan musyawarah untuk mengambil keputusan
7. Mengajak OSIS membuat daftar kegiatan dan memberikan kesempatan untuk
memilih mana kegiatan yang ingin mereka lakukan di tahun ajaran ini.
8. Memberi kesempatan pada murid untuk menentukan sendiri bentuk
penugasan yang mereka inginkan.
9. memberikan kesempatan pada murid untuk mempresentasikan hasil kerja
sesuai dengan gaya, minat, dan bakat mereka
10. memberikan kesempatan pada murid untuk menggali sumber-sumber belajar
sesuai minat mereka.
11. memberikan kesempatan pada murid untuk mengevaluasi pembelajarannya.
12. memberikan kesempatan pada murid untuk menentukan rencana, jadwal atau
agenda dalam melaksanakan pembelajarannya.
Ketika murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, dan sosial emosional) dengan apa
yang sedang dipelajari, terlibat aktif dan menunjukkan minat dalam proses
belajarnya, maka tingkat rasa kepemilikan mereka terhadap proses belajar tinggi.
Komunitas merupakan salah satu aset sosial yang dimiliki sekolah. Komunitas yang
dimaksud adalah guru, murid, orang tua/wali murid, dan masyarakat di sekitar
sekolah yang secara langsung atau tidak langsung dapat memengaruhi proses
belajar murid.
Kemitraan sekolah dapat menerapkan Tri Sentra Pendidikan yang merupakan
kerjasama pihak sekolah dengan keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan asas
gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan
kesediaan untuk berkorban untuk membangun ekosistem pendidikan untuk
menumbuhkan karakter dan budaya prestasi sekolah.
1. Komunitas Keluarga
Murid tentu lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga mereka di rumah
dibandingkan di sekolah. Untuk itu, sebagai guru, kita harus berusaha mencari cara
agar keluarga dapat berperan untuk ikut mendorong munculnya suara, pilihan, dan
kepemimpinan murid di dalam keluarga.
1. Memastikan orang tua memahami visi dan misi sekolah dalam mewujudkan
kepemimpinan murid (misalnya dengan mensosialisasikan tentang suara,
pilihan, dan kepemilikan kepada orangtua)
2. Secara aktif melibatkan orang tua untuk membantu menyediakan dukungan
dan akses ke sumber-sumber belajar yang lebih luas untuk membantu
mewujudkan suara atau pilihan murid.
3. Mengadakan Pelatihan atau sesi-sesi informasi yang dapat membantu orang
tua memahami pendekatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah
4. Mengadakan berbagai aktivitas yang memberikan kesempatan bagi murid
untuk menunjukkan dan mendemonstrasikan hasil belajar atau pemahaman
mereka kepada orang tua dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa
pencapaian, kepercayaan diri, kemandirian, dan berbagai sikap positif lainnya
5. Mendorong orang tua untuk mengajak anak-anak mereka ke tempat-tempat
yang dapat menumbuhkan rasa empati, mengajak murid dalam kegiatan
pelayanan kepada masyarakat.
6. Mendorong, mempromosikan dan mengapresiasi upaya orangtua dalam
membangun kemandirian, resiliensi, dan tanggung jawab murid
7. Melibatkan orang tua pada kegiatan-kegiatan non akademis/bukan
pembelajaran di kelas agar rasa kepemilikan lebih terbangun
Komunitas kelas terdiri dari murid, guru, atau wali kelas, baik yang ada di kelas
murid sendiri maupun di kelas lainnya.
1. Memfasilitasi kerja kelompok dan kolaborasi antar murid di kelas dan murid
antar kelas
2. Mendorong murid untuk bertanya
3. Melibatkan murid dalam proses perencanaan pembelajaran.
4. Melibatkan murid dalam proses penilaian
5. Membentuk dewan murid, komite-komite yang dipimpin oleh murid,
kepanitiaan kegiatan yang beranggotakan murid.
6. Mendorong terciptanya kebersamaan yang dapat mempromosikan rasa
kepemilikan murid
7. Memberikan kesempatan murid untuk terlibat dalam pengaturan prosedur,
rutinitas, dan kesepakatan kelas
8. Memberikan murid kesempatan untuk memberikan umpan balik dalam proses
pembelajaran.
3. Komunitas Sekolah
Komunitas sekolah merupakan pihak-pihak yang aktif berkegiatan di sekolah,
walaupun tidak ada di kelas setiap hari, tetapi selalu ada dalam keseharian dan
murid-murid di sekolah.
Contoh strategi yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan kepemimpinan
murid di komunitas sekolah:
Komunitas sekitar sekolah merupakan komunitas yang berada di luar sekolah, tetapi
masih dalam lingkup sekitar sekolah (masyarakat).
1. Menggunakan artikel media massa untuk memantik rasa ingin tahu murid
2. Melibatkan media massa dalam mempromosikan gagasan-gagasan murid
3. Mengundang keterlibatan dunia usaha sebagai tempat magang murid
Agar dapat mempromosikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid, dapat
menerapkan beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun
interaksi murid dengan komunitas, yaitu: