3
Nama : MASRI’AH, S.Pd.
Calon Guru Penggerak Angkatan 9
Kabupaten Barito Selatan
Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang
kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka
tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas
bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman
yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru.”
-Steve Jobs-
Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari
dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah
yang berdampak pada murid.
Saya merasa telah berusaha untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
memberikan kesempatan kepada murid untuk berpartisipasi, mendengarkan suara mereka,
dan memberikan ruang bagi pilihan dan kepemilikan dalam pembelajaran. Namun, saya
menyadari bahwa masih ada ruang untuk peningkatan dalam memberikan kebebasan dan
tanggung jawab kepada murid dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri. Saya perlu
lebih proaktif dalam mengurangi kontrol yang saya miliki terhadap pembelajaran dan
memberikan lebih banyak kesempatan bagi murid untuk mengambil inisiatif.
Kemitraan Guru-Murid: Hubungan antara guru dan murid harus bersifat kemitraan, di
mana keduanya saling berinteraksi, mendengarkan, dan menghormati satu sama lain. Guru
harus membantu membangun lingkungan yang memungkinkan murid untuk
mengembangkan suara, pilihan, dan kepemilikan mereka dalam pembelajaran.
3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-modul
sebelumnya ?
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 1.1 : Keterkaitan antara modul 3.3 tentang
Pengelolaan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid dengan modul 1.1 tentang
Filosofi Ki Hajar Dewantara terletak pada konsep pemberdayaan murid sebagai pemimpin
dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Modul 3.3 menekankan pentingnya
memberikan suara, pilihan, dan kepemilikan kepada murid dalam pembelajaran, yang
sejalan dengan prinsip-prinsip pendidikan yang dianut oleh Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar
Dewantara juga mengadvokasi pentingnya memberdayakan murid dan memperhatikan
kebutuhan, potensi, serta kepribadian mereka dalam pendidikan. Oleh karena itu, modul
3.3 yang menekankan peran aktif dan kemandirian murid dalam pembelajaran merupakan
implementasi langsung dari filosofi Ki Hajar Dewantara dalam konteks pendidikan modern.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 1.2 : Modul 3.3 sangat erat kaitannya dengan
modul 1.2 yaitu seorang guru penggerak harus memiliki nilai-nilai berpihak pada murid,
inovatif, reflektif mandiri, dan kolaborasi dalam pendidikan. Nilai berpihak pada murid
tercermin dalam upaya guru untuk memberdayakan murid sebagai pemimpin dalam
pembelajaran mereka sendiri, dengan memberikan mereka suara, pilihan, dan kepemilikan
dalam proses pembelajaran. Selain itu, konsep inovatif tercermin dalam pendekatan
pembelajaran yang mendorong guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis
dan memfasilitasi kreativitas serta inisiatif murid. Ketika murid didorong untuk mengambil
peran aktif dalam pembelajaran mereka sendiri, hal ini juga mendorong refleksi mandiri, di
mana mereka secara aktif mempertimbangkan pengalaman belajar mereka dan
mengidentifikasi kekuatan serta area yang perlu ditingkatkan. Selain itu, pendekatan
pembelajaran yang kolaboratif menciptakan lingkungan di mana murid dan guru bekerja
sama sebagai mitra dalam proses pembelajaran, mempromosikan pertukaran ide, umpan
balik, dan dukungan antar sesama. Dengan demikian, modul tersebut tidak hanya
mendukung nilai-nilai tersebut secara individual, tetapi juga menyatukannya dalam sebuah
pendekatan pembelajaran yang holistik.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 1.3 : Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program
Sekolah yang Berdampak pada Murid memiliki keterkaitan dengan Modul 1.3 Visi Guru
Penggerak dalam upaya mewujudkan peran guru sebagai agen perubahan dalam
pembelajaran. Dalam visi guru penggerak, guru didorong untuk memiliki pandangan jauh ke
depan tentang bagaimana pendidikan harus berkembang, termasuk membangun
lingkungan pembelajaran yang memungkinkan murid untuk aktif mengambil peran dalam
proses pembelajaran mereka sendiri. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang
disampaikan dalam Modul 3.3, di mana guru dianjurkan untuk memberikan kesempatan
kepada murid untuk memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam pembelajaran mereka.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, guru dapat membantu mewujudkan visi guru
penggerak dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang berfokus pada
pengembangan kepemimpinan murid, kemandirian, dan tanggung jawab dalam proses
belajar.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 1.4 : Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program
Sekolah yang Berdampak pada Murid memiliki keterkaitan erat dengan Modul 1.4 yang
membahas tentang Membangun Budaya Positif di Sekolah. Kedua modul tersebut saling
melengkapi dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan murid. Dalam Modul 1.4, pembahasan tentang pembangunan budaya positif
menekankan pentingnya menciptakan atmosfer yang mendukung, menghargai, dan
memotivasi setiap anggota sekolah. Ini sejalan dengan upaya dalam Modul 3.3 untuk
memberdayakan murid agar memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam proses
pembelajaran mereka. Dengan menciptakan budaya yang positif di sekolah, guru dapat
mendorong keterlibatan murid, membangun kemitraan antara guru dan murid, serta
melibatkan komunitas dalam mendukung pembelajaran dan pertumbuhan murid secara
menyeluruh. Oleh karena itu, implementasi konsep kepemimpinan murid yang
diperkenalkan dalam Modul 3.3 akan lebih efektif jika didukung oleh budaya positif yang
tercipta dalam lingkungan sekolah.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 2.1 : Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program
Sekolah yang Berdampak pada Murid, khususnya dalam membangun kepemimpinan murid
dalam proses pembelajaran, memiliki keterkaitan yang erat dengan Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi. Konsep kepemimpinan murid yang ditekankan dalam Modul
3.3 menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap murid untuk mengambil
peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri sesuai dengan kebutuhan, minat,
dan kemampuan masing-masing. Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi yang dibahas
dalam Modul 2.1 juga bertujuan untuk menyesuaikan pengalaman belajar dengan
kebutuhan individual murid, sehingga keseluruhan pembelajaran menjadi lebih inklusif dan
relevan bagi setiap siswa. Dengan mengintegrasikan kedua konsep ini, guru dapat
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan kepemimpinan
murid sambil memastikan bahwa setiap murid mendapat pengalaman belajar yang sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan mereka.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 2.2 : Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program
Sekolah yang Berdampak pada Murid memiliki keterkaitan yang kuat dengan Modul 2.2
tentang Pembelajaran Emosional dan Sosial. Pembelajaran emosional dan sosial mencakup
pengembangan keterampilan sosial, kecerdasan emosional, dan pemahaman diri yang
penting bagi perkembangan kepemimpinan murid. Melalui pendekatan ini, guru dapat
membantu murid memahami dan mengelola emosi mereka, membangun hubungan yang
sehat, dan meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, yang semuanya
merupakan aspek penting dalam pengembangan kepemimpinan murid. Selain itu,
memahami diri sendiri dan mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang
baik juga merupakan bagian integral dari pengembangan kepemimpinan murid, yang sesuai
dengan fokus Modul 2.2 untuk membantu murid mengembangkan kemampuan ini secara
holistik. Dengan mengintegrasikan pembelajaran emosional dan sosial ke dalam
pengelolaan program sekolah, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan kepemimpinan murid secara optimal.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 2.3 : Keterkaitan antara Modul 3.3
“Pengelolaan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid" dengan Modul 2.3 "Coaching
untuk Supervise Akademik" terletak pada pendekatan yang digunakan dalam membimbing
dan mengelola murid. Dalam Modul 3.3, guru didorong untuk menjadikan murid sebagai
pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, memperhatikan suara, pilihan, dan
kepemilikan mereka. Sementara itu, dalam Modul 2.3, coaching untuk supervise akademik
mengacu pada pendekatan pembimbingan yang berfokus pada pengembangan individu,
termasuk dalam hal menumbuhkembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab diri.
Keduanya memiliki fokus yang sejalan dalam memberikan dorongan dan bimbingan kepada
murid untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka serta membangun
kepercayaan diri dan tanggung jawab atas proses belajar mereka.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 3.1 : Modul 3.3 tentang Pengelolaan Program
Sekolah yang Berdampak pada Murid memberikan fondasi yang kuat untuk
mengembangkan kepemimpinan murid dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Hal ini
terkait erat dengan modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran karena kedua modul tersebut menggarisbawahi pentingnya memberikan
suara, pilihan, dan kepemilikan kepada murid dalam pengambilan keputusan terkait
pembelajaran. Di samping itu, kedua modul menekankan peran guru dalam memfasilitasi
proses tersebut dengan mendengarkan, menghormati, dan merespons ide-ide serta aspirasi
murid. Dengan memberikan tanggung jawab kepada murid dalam memilih dan mengelola
pembelajaran mereka sendiri, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang bersifat
kemitraan di mana murid aktif terlibat, membuat keputusan, dan bertanggung jawab atas
proses pembelajaran mereka, sesuai dengan prinsip-prinsip kepemimpinan dan
pengambilan keputusan yang dibahas dalam kedua modul tersebut.
Keterkaitan modul 3.3 dengan modul 3.2 : Keterkaitan antara modul 3.3 "Pengelolaan
Program Sekolah yang Berdampak pada Murid: Kepemimpinan Murid" dengan modul 3.2
"Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya" terletak pada penerapan prinsip
kepemimpinan yang terdapat dalam kedua modul tersebut. Modul 3.3 menekankan
pentingnya memberikan kesempatan kepada murid untuk mengambil peran aktif dalam
proses pembelajaran mereka sendiri, yang merupakan aspek penting dalam pengelolaan
sumber daya manusia di lingkungan pendidikan. Sementara itu, modul 3.2 membahas
tentang bagaimana seorang pemimpin harus mengelola sumber daya yang ada, termasuk
sumber daya manusia, dengan memberdayakan mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan memberikan tanggung jawab kepada murid dalam proses pembelajaran, guru
sebagai pemimpin pendidikan mengelola sumber daya manusia (murid) dengan cara yang
memungkinkan mereka untuk berkembang secara penuh dan memaksimalkan potensi
mereka, sesuai dengan prinsip-prinsip kepemimpinan yang disajikan dalam kedua modul
tersebut.
4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya, jelaskan
perspektif Anda tentang program yang berdampak positif kepada murid. Bagaimana
seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan
dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid.
Perspektif saya tentang program yang berdampak positif pada murid adalah bahwa
program-program atau kegiatan sekolah harus dirancang dengan pendekatan yang holistik
dan inklusif, yang mencakup berbagai aspek penting seperti pengembangan kepemimpinan
murid, pembelajaran berpusat pada murid, pengembangan keterampilan sosial dan
emosional, pembangunan budaya sekolah yang positif, serta diferensiasi pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan individual murid.
Untuk merencanakan program-program yang efektif, ada beberapa langkah yang dapat
diambil:
1) Analisis Kebutuhan Murid: Penting untuk memahami kebutuhan, minat, dan potensi
setiap murid secara individual. Dengan demikian, program-program dapat dirancang
untuk mencakup beragam aspek yang relevan bagi perkembangan mereka.