Anda di halaman 1dari 5

Tujuan Student Agency.

Memperoleh pengalaman belajar yang bersifat positif, baik dalam ranah


akademik maupun non akademik(keselamatan dan kebahagiaan) murid kita. Pengalaman tersebut
diharapkan dapat berdampak positif bagi diri sendiri, orang lain dan Masyarakat sekitar.

Agar kita dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses


pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid
untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka
sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.
Peran kita adalah:

1. Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka


tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
2. Mengurangi kontrol kita terhadap mereka

Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat
mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki apa yang disebut
dengan “agency”. Agency dapat diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk
mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang
dibuatnya

Murid mendemonstrasikan “student agency” ketika mereka mampu mengarahkan


pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan
pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada
komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan
melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan
murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat
kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat kemitraan ini, saat murid belajar
mereka akan:

 berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya


 menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran
 menunjukkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran
 menunjukkan rasa ingin tahu
 menunjukkan inisiatif
 membuat pilihan-pilihan tindakan
 memberikan umpan balik kepada satu sama lain.

Di sisi lain, guru yang akan mengambil peranan sebagai mitra murid dalam
belajar akan:

 berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-


ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka
 memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka
untuk memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka
 mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi
mereka tugas-tugas terbuka
 menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas dan
mengambil risiko
 mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan
kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki
 menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan
menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka.

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita
katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya
memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses
pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian
mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri

Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid
melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka,
yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhi
hasilnya
Pilihan (choice) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-
kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan pembelajaran. Dalam ranah sosial, murid
dapat diberikan kesempatan untuk berada dalam kelompok yang sesuai dengan tujuan atau
minatnya; dalam ranah lingkungan, murid dapat diberikan kesempatan untuk memilih atau
mengatur tempat belajar yang sesuai untuk mereka. Dalam ranah lingkungan, murid
diberikan kesempatan untuk memilih lingkungan belajar yang paling mendukung untuk
mereka belajar secara maksimal. Sementara dalam ranah pembelajaran, murid diberikan
pilihan-pilihan untuk mengakses, berlatih, atau membuktikan penguasaan pengetahuan atau
keterampilan dalam kurikulum. (perform)

Kepemilikan dalam belajar (ownership in learning) sebenarnya mengacu pada rasa


keterhubungan, keterlibatan aktif, dan investasi pribadi seseorang dalam proses
belajar. (seperti bertamu disebut ”anggap rumah sendiri”)

o Merespon dan menindaklanjuti masukan dan umpan balik dari murid.

o Meminta pendapat murid untuk menentukan bentuk penugasan.

o menciptakan lingkungan belajar di mana murid dapat menetapkan tujuan


belajar dan kriteria keberhasilan mereka sendiri, dan memantau dan
menyesuaikan pembelajaran mereka.

Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi


murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat
mewujud sebagai pengejawantahan (Perwujudan) profil pelajar Pancasila dalam dirinya.

Peran Keterlibatan Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Kepemimpinan


Murid.
Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid ‘berada’ dalam lintas komunitas.
Mereka dapat berada sekaligus pada:

1. komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik,


pengasuh, dsb)

2. komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama
murid, guru)

3. komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah,


pustakawan, penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga
kebersihan, petugas kantin, dsb)

4. komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh


masyarakat setempat, puskesmas, tokoh agama setempat, dsb)

5. komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi


masyarakat, dunia usaha, media, universitas, DPR, dsb)
Berikut ini adalah 7 lingkungan yang dapat membantu dalam mengembangkan
kepemimpinan murid.

1. Lingkungan yang Mendorong Pola Pikir Positif dan Emosi Positif

Ketika mereka merasa dihargai dan didukung, mereka cenderung memiliki pola pikir yang
positif dan emosi yang stabil.

2. Pengembangan Keterampilan Interaksi Sosial

Kepemimpinan seringkali melibatkan interaksi dengan orang lain. Lingkungan yang


mengajarkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif, dan bijaksana membantu
murid dalam memahami cara berkomunikasi dengan efektif, mendengarkan dengan baik,
dan berkolaborasi dengan orang lain.

3. Pelatihan Keterampilan yang Diperlukan

Lingkungan pendidikan yang menyediakan pelatihan dan dukungan untuk mengembangkan


keterampilan ini akan membantu mereka meraih sukses dan mengembangkan rasa percaya
diri.

4. Pemahaman tentang Kekuatan Dirinya dan Orang Lain

Penting bagi murid untuk memahami kekuatan mereka sendiri dan kekuatan orang lain. Ini
dapat membantu mereka dalam membangun kerjasama dan saling mendukung.

5. Pembukaan Wawasan tentang Tujuan yang Lebih Besar

Kepemimpinan yang baik seringkali melibatkan memiliki tujuan yang lebih besar daripada
kepentingan individu.

Lingkungan pendidikan yang membantu murid menentukan tujuan, harapan, atau mimpi
yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan akan menginspirasi mereka
untuk bekerja menuju tujuan tersebut.

6. Pemberdayaan Murid dalam Proses Belajar

Lingkungan yang memberikan murid kebebasan dan tanggung jawab dalam menentukan
proses belajarnya sendiri akan membantu mereka mengembangkan inisiatif dan
kepemimpinan.

Ketika murid merasa bahwa pendapat dan kontribusi mereka dihargai, mereka cenderung
lebih aktif dalam belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun
kepemimpinan.
7. Membangun Daya Lenting dan Sikap Tangguh

Kesulitan dan tantangan adalah bagian alami dari kehidupan. Lingkungan yang membantu
murid untuk mengatasi kesulitan dan membangun sikap yang tangguh akan membekali
mereka dengan keterampilan penting untuk kepemimpinan.

Ketika mereka belajar untuk tidak menyerah di tengah kesulitan, mereka menjadi pemimpin
yang lebih efektif.

Anda mungkin juga menyukai