Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA SEKOLAH ( 7-12 TAHUN )

INDUSTRI VS INFERIORITY

A. PENGERTIAN
Adalah tahap perkembangan anak usia 7 - 12 tahun dimana pada usia
ini anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat
ketrampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya,
produktif belajar, kenikmatan dalam berkompetisi kerja dan merasakan
bangga dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang baik. Bisa membedakan
sesuatu yang baik atau tidak baik dan dampak melakukan hal yang tidak baik.

B. KARAKTERISTIK PERILAKU
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah atau rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur, menyapu dll
6. Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan

C. PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH


1. Fisik dan Motorik
BB 16-23,6 kg, BB 106,6 -123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula
tengah kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih
menyadari tangan sebagai alat, suka menggambar, melukis dan mewarnai.
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:
1. Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk
melatih keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar
mengenal adanya aturan main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama
dalam sebuah tim.
2. Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih
semua unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan
latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun keseimbangan tubuh.
3. Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan
sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu
prediksi terhadap jarak.
4. Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya
caranya yang berbeda.
5. Kegiatan outbound . Seperti halnya berenang, maka dengan ber-
outbound semua kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa
mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian, survival, dan kedekatan
dengan maha pencipta serta kesadaran pentingnya menjaga
keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.

Stimulus Motorik Halus


1. Menggambar, melukis dengan berbagai media.
2. Membuat kerajinan dari tanah liat.
3. Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain
perca.
4. Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.

2. Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang, mengetahui
bagaimana yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah sekaligus,
mengetahui tangan kanan dan kiri, mendefinisikan objek umum seperti
garpu, kursi.
3. Adaptif
Pada saat bermain: memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila diberi
jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur sendiri, membaca dari ingatan, dan
menikmati permainan mengeja.

4. Personal – Sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara sendiri
untuk melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik, meningkatkan
sosialisasi, dan akan curang untuk menang.

5. Stimulasi – Kognitif
Sebelum menstimulasi kognitif anak, orang tua harus mengetahui terlebih
dulu perkembangan kognitifnya sesuai usia. misalnya, untuk anak balita
perkembangan kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai
konsep dasar seperti mengenal bau, warna, huruf, angka, serta pengetahuan
umum yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya. disamping itu
perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan bahasa.
kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognitif anak
adalah:
a. Mengadakan acara mendongeng.
b. Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak
sendiri.
c. Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia baca.
d. Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara
verbal, gambar atau tulisan.
e. Berdiskusi tentang suatu tema.
f. Khusus anak-anak mengoptimalkan fungsi otak, otak kanan untuk
menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui kegiatan
musik dan movement (gerak dan lagu) atau dengan memainkan alat
musik tertentu. Bisa juga dengan melakukan kegiatan drama.
6. Stimulasi Afeksi
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal
maupun intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun. Manfaat utamanya
adalah mengembangkan rasa percaya diri, memupuk kemandirian,
mengetahui dan menjalani aturan, memahami orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
a. Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
b. Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak,
serta konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
c. Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik
atau lebih baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti
aturan (terutama pada awal mula diterapkan suatu aturan).
d. Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku
anak yang kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini
perlu mempertimbangkan usia anak.
e. Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. 5ontoh, saat dia
sedih, gembira, marah, berikanlah respons yang sesuai dengan
kebutuhannya kala itu.
f. Anak difasilitasi untuk bermain peran.
g. Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara
verbal, tulisan, ataupun gambar.
h. Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
i. Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan berbagai
permainan dalam rangka mengenalkan aturan main, sportivitas, dan
kompetisi

7. Stimulasi Spritual
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di
sinilah anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba tuhan sesuai
ajaran agama masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan
dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian dari alam semesta. Di sini
anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan seluruh
makhluk tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
kecerdasan spritual anak balita dan usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut:
a. Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang
menciptakan. Contoh, siapa yang membuat meja ini? "anak menjawab,
"Tukang kayu". Lalu kita berikan lagi pemahaman padanya "Apakah
sama meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?"
b. Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan
kebesaran tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
c. Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam
dengan kebesaran Sang Pencipta.
d. Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
e. Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan
sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di
muka bumi.
f. Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai
pengalamannya ketika sedang mengalami kesulitan dan apa yang dia
lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari kesulitan tersebut, kaitkan
dengan betapa tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
g. Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya
menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas.
Lingkungan di mana anak berada sangat memegang peranan penting untuk
membentuknya menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jika bicara ideal,
beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak usia 6-12 tahun:
a. Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena
bermain lengkap dengan prasarananya.
b. Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas
kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
c. Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah
membuat lingkungan yang bisa menerima dan memberi toleransi pada
anak dalam berkegiatan. Temanilah selalu anak saat berekplorasi.
Biarkan dia bebas memilih apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap
dalam koridor keamanan, kesehatan, dan kebaikan.
d. Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. ;ika tidak bisa, ajak
anak bersama-sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa
dipercaya, semisal mencarinya dalam kamus atau bertanya pada
pakarnya.

D. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian pada keluarga :
a. Identitas : Nama KK, alamat, pekerjaan
b. Riwayat dan tahap perkembangan
c. Lngkungan: Rumah, lingkungan, sistem sosial
d. Struktur keluarga: komunikasi, peran anggota
e. Penyebab masalah keluarga dan koping
f. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Pengkajian fokus pada anak usia sekolah :


a. Bagaimana karakteristik teman bermain?
b. Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah?
c. Bagaimana stimulasi terhadap tum-bang anak dan ada kah sarana yang
dimiliki?
d. Bagaimana temperamen anak saat ini?
e. Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang ?
f. Bagaimana pola orangtua menghadapi permintaan anak ?
g. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini?
h. Kegiatan apa yang diikuti anak selain kegiatan di sekolah?
i. Sudahkah memperoleh imunisasi ulangan selama di sekolah?
j. Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah saat
bermain?
k. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini?
l. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan kalau ada, apa
jenisnya?
m. Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya?
n. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah

F. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
1. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2. Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus
3. Mengembangkan keterampilan berbahasa
4. Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial
5. Membentukan identitas dan peran sesuai jenis kelamin
6. Mengembangkan kecerdasan
7. Mengembangkan nilai-nilai moral
8. Meningkatkan peran serta keluarga dengan meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan

Tindakan Keperawatan
1. Pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
a. Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b. Anjurkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c. Kolaborasi pemberihan vitamin dan vaksinasi ulang (booster)
d. Ajarkan kebersihan diri
2. Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus
a. Kaji keterampilan motorik kasar dan halus
b. Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar
- kejaran, papan seluncur, sepeda, sepak bola, tangkap bola, lompat
tali)
c. Fasilitasi anak untuk kegiatan dengan menggunakan motorik halus
(belajar menggambar/melukis, menulis, mewarnai, mmbuat kerajinan
tangan seperti vas bunga, kotak pensil, lampion dsb)
d. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak untuk
bermain

3. Mengembangkan keterampilan bahasa


a. Kaji keterampilan bahasa yang disukai anak
b. Berikan kesempatan anak bicara dan bercerita
c. Sering mengajak anak berkomunikasi
d. Ajari anak belajar membaca
e. Belajar bernyanyi

4. Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial


a. Kaji keterampilan adaptasi psikososial anak
b. Sediakan waktu bagi anak untuk bermain keluar rumah bersama
teman kelompoknya
c. Berikan dorongan dan kesempatan ikut berbagai perlombaan
d. Berikan hadiah atas prestasi yang diraih
e. Latih anak berhungan dengan orang lain yang lebih dewasa

5. Membentuk identitas peran sesuai jenis kelamin


a. Kaji identitas dan peran sesuai dengan jenis kelamin
b. Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c. Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan jenis kelamin
anak lain
d. Berikan pakaian dan mainan yang sesuai dengan jenis kelamin

6. Mengembangkan kecerdasan
a. Kaji perkembangan kecerdasan anak
b. Mendiskusikan kelibihan dan kemampuannya
c. Memberikan pendidikan dan keterampilan yang baik bagi anak
d. Memberikan bahan bacaan dan permainan yang meningkatkan
kreatifitas
e. Membimbing anak belajar keterampilan baru
f. Libatkan anak melakukan pekerjaan rumah sederhana misal masak,
membersihkan mobil, menyiram tanaman, menyapu
g. Latih membaca, menggambar dan berhitung
h. Asah dan kembangkan hobby yang dimilii anak

7. Menggembangkan nilai – nilai moral


a. Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b. Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c. Ajarkan hubungan sebab akibat suatu tindakan
d. Bimbing anak saat menonton TV dan menbaca buku cerita
e. Berikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
f. Latih kedisiplinan

8. Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan


dan perkembangan
a. Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c. Berikan reinforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d. Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makan yang bergizi dan
seimbang.
e. Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan anak
normal pada usia pra sekolah
DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, Singgih D. 1995. Psikologi Keperawatan. Jakarta: PT. BPK Gunung


Mulia.
Spesialis Jiwa FIK dan tim pengajar spesialis jiwa (2011), Draf Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa, Jakarta: Program Magister
Keperawatan Jiwa FIK UI.
Stolte, K. (2004). Diagnosa Keperawatan Sajahtera. Jakarta: EGC.
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Gunung Mulia,
Jakarta, 1990

Anda mungkin juga menyukai