HARI :
TANGGAL:
Nuryanto,S.pd.M.pd
NIP:19640714 198501 1 003
MOTTO
Generasi yang hebat adalah generasi yang berpendidikan.
Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.
Rajin pangkal pandai.
Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit.
Tiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak.
Keluarga adalah pendidikan pertama bagi seorang anak.
Mencari ilmu hukumnya wajib bagi semua yang mampu.
Pendidikan bermutu merupakan syarat mutlak bangsa yang besar.
Gapailah mimpimu dan buat keluargamu bangga.
Jangan malas belajar, demi masa depan yang lebih baik.
Berangkatlah ke sekolah setiap pagi demi impian yang dinanti.
Jangan sia-siakan masa sekolah, dapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.
Usaha tidak akan mengkhianati hasil, belajarlah demi mendapat nilai
Pengetahuan adalah harta berharga bagi yang mau mencarinya.
bagus.
Murid-murid di sekolah adalah generasi penerus bangsa.
Ayo semangat belajar! Demi masa depan yang lebih baik!
Pendidikan yang berkualitas menjadi fondasi penting kesuksesan
sebuah negara.
Kesuksesan membutuhkan usaha yang keras dan pendidikan yang
berkualitas.
Ilmu yang baik akan menjadi penerang dan memandumu untuk
mencapai impianmu.
Pengalaman adalah guru terbaik.
Orang bijak adalah orang yang memiliki banyak wawasan.
Hormati gurumu yang mendidik dan memberi ilmu padamu.
Jadikanlah ilmu sebagai bekalmu dan jadikanlah guru sebagai
pemandumu.
Belajar yang giat demi masa depan yang hebat.
Pendidikan bukanlah sesuatu yang dihadiahi tetapi sesuatu yang
harus diraih.
Impian tanpa pendidikan bagai rumah tanpa tiang.
Mencari ilmu bukan hanya di sekolah, tapi dapat dicari dimana saja.
Guru hanya membuka pintu kesuksesan, tiap orang yang harus
menentukan nasibnya masing-masing.
Pendidikan memberikan secercah harapan bagi kehidupan.
PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua sehingga dalam penulisan karya tulis ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Akhir kata kami berharap semoga karya tulis ilmiah yang berjudul
“STUDY TOUR JAKARTA BANDUNG” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................ii
MOTTO.............................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................IV
KATA PENGANTAR.............................................V
DAFTAR ISI.........................................................VI
BAB I: PENDAHULUAN
a) Monumen Nasional
b) Gelombang Samudra Ancol (GSA)
c) Dunia Fantasi (DUFAN)
d) Sea World
e) Monumen Pancasila Sakti
f) Cibaduyut
BAB III: PENUTUP
a) Simpulan
b) Saran
BAB I
PENDAHULUAN
d)Sistematika penulisan
sistematika penulisan merupakan susunan atau urutan penulisan
dalam menyususun karya tulis ilmiah pendahuluan,isi,dan penutup.
Soekarno menginspeksi pembangunan Monas. Foto ini dibuat sekitar tahun 1963-1964.
Rancang bangun Tugu Monas berdasarkan pada konsep pasangan universal yang
abadi; Lingga dan Yoni. Tugu obelisk yang menjulang tinggi adalah lingga yang
melambangkan laki-laki, elemen maskulin yang bersifat aktif dan positif, serta
melambangkan siang hari. Sementara pelataran cawan landasan obelisk adalah Yoni
yang melambangkan perempuan, elemen feminin yang pasif dan negatif, serta
melambangkan malam hari. Lingga dan yoni merupakan lambang kesuburan dan
kesatuan harmonis yang saling melengkapi sedari masa prasejarah Indonesia. Selain itu
bentuk Tugu Monas juga dapat ditafsirkan sebagai sepasang "alu" dan "Lesung", alat
penumbuk padi yang didapati dalam setiap rumah tangga petani tradisional Indonesia.
Dengan demikian rancang bangun Monas penuh dimensi khas budaya bangsa
Indonesia. Monumen terdiri atas 117,7 meter obelisk di atas landasan persegi setinggi 17
meter, pelataran cawan. Monumen ini dilapisi dengan marmer Italia.
Kolam di Taman Medan Merdeka Utara berukuran 25 x 25 meter dirancang sebagai
bagian dari sistem pendingin udara sekaligus mempercantik penampilan Taman Monas.
Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan patung Pangeran Diponegoro yang sedang
menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh
pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsul Jenderal Kehormatan,
Dr. Mario, di Indonesia. Pintu masuk Monas terdapat di taman Medan Merdeka Utara
dekat patung Pangeran Diponegoro. Pintu masuk melalui terowongan yang berada 3 m
di bawah taman dan jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung menuju tugu
Monas. Loket tiket berada di ujung terowongan. Ketika pengunjung naik kembali ke
permukaan tanah di sisi utara Monas, pengunjung dapat melanjutkan berkeliling melihat
relief sejarah perjuangan Indonesia; masuk ke dalam museum sejarah nasional melalui
pintu di sudut timur laut, atau langsung naik ke tengah menuju ruang kemerdekaan atau
lift menuju pelataran puncak monumen.
Relief Sejarah Indonesia
Pada tiap sudut halaman luar yang mengelilingi monumen terdapat relief yang
menggambarkan sejarah Indonesia. Relief ini bermula di sudut timur laut dengan
mengabadikan kejayaan Nusantara pada masa lampau; menampilkan sejarah Singhasari
dan Majapahit. Relief ini berlanjut secara kronologis searah jarum jam menuju sudut
tenggara, barat daya, dan barat laut.
Secara kronologis menggambarkan masa penjajahan Belanda, perlawanan rakyat
Indonesia dan pahlawan-pahlawan nasional Indonesia, terbentuknya organisasi modern
yang memperjuangkan Indonesia Merdeka pada awal abad ke-20, Sumpah Pemuda,
Pendudukan Jepang dan Perang Dunia II, proklamasi kemerdekaan Indonesia disusul
Revolusi dan Perang kemerdekaan Republik Indonesia, hingga mencapai masa
pembangunan Indonesia modern. Relief dan patung-patung ini dibuat dari semen dengan
kerangka pipa atau logam, namun beberapa patung dan arca tampak tak terawat dan rusak
akibat hujan serta cuaca tropis.
Ruang Kemerdekaan
Ruang kemerdekaan
Pelataran setinggi 115 meter tempat pengunjung dapat menikmati panorama Jakarta dari
ketinggian
Sejarah
Sejak awal berdirinya pada tahun 1966, Ancol Taman Impian atau biasa disebut Ancol sudah
ditujukan sebagai sebuah kawasan wisata terpadu oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, Pemda DKI menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan
Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan
peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pada tahun 1992, status
Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol diubah menjadi PT Pembangunan Jaya
Ancol sesuai dengan akta perubahan No. 33 Tanggal 10 Juli 1992 sehingga terjadi perubahan
kepemilikan dan prosentase kepemilikan saham, yakni 20% dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya
dan 80% dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta.
Pada 2 Juli 2004, Ancol melakukan “go public” dan mengganti statusnya menjadi PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dengan kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta, 18%
oleh PT Pembangunan Jaya, dan 10% oleh masyarakat. Langkah “go public” ini dilakukan untuk
lebih meningkatkan kinerja perusahaan, karena akan lebih terkontrol, terukur, efisien dan efektif
dengan tingkat profesionalisme yang tinggi serta menciptakan sebuah Good & Clean
Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan menjadikan perusahaan terus tumbuh dan
berkembang secara sehat pada masa depan.
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. juga melakukan upaya repositioning dengan diluncurkannya
logo baru Ancol pada 10 Juli 2005. Perubahan tersebut tidak semata mengganti logo
perusahaan, tetapi juga untuk memacu semangat dan budaya perusahaan secara keseluruhan.