Anda di halaman 1dari 16

MUSEUM PUSPA IPTEK BANDUNG

Karya Tulis Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mengikuti UNBK / USBN Pada SMP Negeri 1 Kajoran
Tahun Pelajaran 2019/2020

Disusun Oleh :

1. Intan Rafi Artanti [ 15 ]


2. Muhammad Fajar S [ 18 ]
3. Muhammad Irfan A [ 19 ]
4. Retno Dwi Fitriyani [ 27 ]

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1


KAJORAN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Mengikuti UNBK / USBN Pada SMP Negeri 1 Kajoran
Tahun Pelajaran 2019/2020

Telah disahkan pada :

Hari / Tanggal :__________


Tempat :__________
Waktu :__________

Pembimbing Penyusun

Fitri Mardianawati, S.Pd Muhammad Fajar S


NIP. 196402101986012002 NIS.

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Drs. Anwar Kholid


NIP.1960031198031009

MOTTO

 Kegagalan, bukan berarti kita tidak mampu, tapi kegagalan itu


justru kunci keberhasilan
 Raihlah mimpimu setinggi langit
 Penuhi hidup dengan cinta dan pengertian
 Membuat rencana untuk sesuatu yang baru
 Sukses berarti berani mengambil keputusan
 Jika kamu dapat bermimpi, kamu dapat melakukannya
 Kesuksesan adalah menghayati potensi diri
 Merekalah yang pantang menyerah, tidak terkalahkan
 Kesuksesan adalah kualitas dari perjalanan hidup
 Manusia dengan keberanian adalah mayoritas
 Melakukan sesuatu yang biasa dengan cara luar biasa
 Siapa yang bersungguh pasti berhasil

PERSEMBAHAN
Karya tulis ini, penyusun persembahkan untuk :
1. Ayah dan ibu tercinta
2. Bapak Drs. Anwar Kholid selaku Kepala SMP NEGERI 1 Kajoran
3. Ibu Fitri Mardianawati S, S.Pd. selaku pembimbing sekaligus
Wali Kelas 9c
4. Bapak / ibu guru serta setaf SMP NEGERI 1 Kajoran
5. Teman-teman serta adik kelas yang penyusun sayangi dan
penyusun banggakan

KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah swt. Atas segala limpahan rahmad dan hidayahnya,
Sehingga penyusun dapat menyelesaikan Karya Tulis ini tanpa ada halangan suatu apapun.

Penyusun menyadari bahwa selesainya Karya Tulis ini tidak lepas dari bantuan
langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs, Anwar Kholid selaku Kepala sekolah SMP NEGERI 1 Kajoran
2. Ibu Fitri Mardianawati S, S.Pd. selaku Wali Kelas 9c, sekaligus pembinbing Karya Tulis
ini

3. Bapak / Ibu Guru dan Karyawan SMP NEGERI 1 Kajoran

4. Segenap pemandu wisata yang telah memberi pengarahan kepada kami

5. Dan semua pihak yang tidak bias penyusun sebutkan satu persatu

Penyusun juga menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi
perbaikan Karya Tulis ini.

Akhir kata penyusun berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi rekan-rekan
dan adik-adik kelas di SMP NEGERI 1 Kajoran yang sedang menuntut ilmubagi masa depan
Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb.

Kajoran, 03 September 2019

Muhammad Fajar Saputra

DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………………………………………………….
LEMBAR PENGASAHAN …………………………………………………………………………………..
MOTTO ………………………………………………………………………………………………………....
PERSEMBAHAN ………………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR …..……………………………………………………..................................
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………….
B. Pembatasan masalah ………………………………………………………..
C. Perumusan masalah ………………………………………………………….
D. Tujuan penulisan ……………………………………………………………….
E. Metode Penulisan ……………………………………………………………..
F. Sistematika Penulisan ……………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN
A. MUSEUM PUSPA IPTEK……………………………………………………...
B. SEJARAH…………………………………………………………………………….
C. PEMBAHASAN MUSEUM PUSPA IPTEK BANDUNG……………..
a. Sepeda Gantung …………………………………………………………..
b. Bayangan Bola ………………………………………………………………
c. Jam Matahari Kuno ………………………………………………………
BAB 3 PENUTUP …………………………………………………………………………………….
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………………..
B. SARAN ……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat peragaan Ilmu Pengetahuan dan teknologi adalah institusi
yang dibangun Kementrian Riset Dan Teknologi Republik Indonesia untuk
menjalanklan misi mencerdaskan masyarakat Indonesia melalui IPTEK. Di
resmikan oleh Presiden Indonesia untuk tujuan mentransformasikan IPTEK
kepada generasi muda dan pelajar melaluio cara-cara yang menyenangkan ,
mudah, menarik, dan berkesan.
B. Pembatasan Masalah
Untuk dapat lebih mengarah dan menempuh tujuan dalam
penelitian ini, maka diperlukan beberapa pembatasan masalah. Adapun
pembatasan masalah Karya Tulis ini adalah :
1. Pengertian museum Puspa IPTEK
2. Sejarah museum Puspa IPTEK
3. Pembahasan museum Puspa IPTEK Bandung
C. Perumusan Masalah
Untuk memfokuskan masalah dalam Karya Tulis ini, maka
masalah dalam Karya Tulis ini dirumuskan bagaimanakah gambaran
pusat peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
D. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian dalam perumusan Karya Tulis ini
adalah :
1. Sebagai salah satu tugas lintas mata pelajaran untuk nilai tambahan
2. Untuk dapat lebih memahami dan menfdalami tentyang analisis dari
museum Puspa IPTEK Bandung
3. Untuk menambah wawasan tentang kaidah yang terdapat di museum
Puspa IPTEK Bandung
4. Salah satu syarat untuk mengikuti UNBK / USBN
E. Metode Penelitian
Dalam penyusunaan laporan Karya Tulis ini, kami mengumpulkan
data dengan metode-metode sebagai berikut :
1. Metode Observasi
2. Metode Liberary Research
F. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pembatasan Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan penulisan
E. Metode penelitian
F. Sistematika Penulisan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Museum Puspa IPTEK
B. Sejarah Museum Puspa IPTEK
C. Pembahasan Museum Puspa IPTEK
a. Sepeda Gantung
b. Bayangan Bola
c. Jam Matahari Kuno
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Museum Puspa IPTEK
Puspa [ Pusat Peragaan ] IPTEK Padalarang adalah sebuah
lembaga yang pernah mendapat 2 piaga MURI [ Museum Rekor
Indonesia ] pada tahun 2002 yaitu Jam Matahari terbesar di Indonesia
serta Jam Matahari Vertikal dan Horizontal Terintegrasi yang pertama.
Kemudian orang mengenalnya sebagai Museum Sundial. Sundial [ Jam
Matahari ] adalah seperangakt alat yang digiunakan sebagai petunjuk
waktu semu lokal [ local apparent time ] dengan memanfaatkan matahari
yang menghasilkan bayang-bayang sebuah gnomon [ batang atau
lempengan yang bayang-bayangnya digunakan sebagai petunjuk waktu ].
Gnomon tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga sejajar dengan
sumbu bumi, menunjuk ke arah kutub-kutub langit. Pada saat sundial
terkena sinar matahari, bayang-bayang gnomon jatuh di atas sebuah
bidang bertanda [ bidang dial ]. Waktu semu lokal dapat diketahui
dengan membaca dibagian jatuhnya bayang-bayang gnomon tersebut
pada bidang dial. Pada tahun 1728, Jantar Mantar, seorang astronom
menemukan Jam matahari kuno dengan tinggi gnomon sekitar 30 m di
kota Jaipur India. Sampai saat ini Jam Matahari di Jaipur terkenal sebagai
Jam Matahari Horizontal terbesar. Sebagai piranti penunjuk waktu,
sundial terdiri dari beberapa jenis, yaitu sundial horizontal, vertikal,
ekuatorial, dan meridian. Masing-masing sundial memiliki aturan
tersendiri dalam pembuatannya. Sundial Kota Baru parahyangan adalah
jenis sundial pertama di Indonesia yang berfungsi sebagai sundial jenis
horizontal dan vertikal terpadu, juga sebagai sundial terbesar di
Indonesia [ Sertifikat Museum Rekor Indonesia : Mei 2002 ]. Dengan
lokasi proyek yang terletak pada lintang 6o51 LS dan bujur 107 o19 BT,
maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam design sundial ini,
antara lain :
1. Sundial Vertikal
2. Sundial Horizontal
3. Penentuan Kemiringan Bidang Dial
4. Penentuan Posisi dan Panjang Gnomon
5. Penentuan Garis Zodiak di Bidang Dial
Disamping Jam Matahari, banyak alat peraga yang dipamerkan
di Puspa IPTEK yang berkaitan dengan Ilmu Fisik, Kimia dan Matematika,
sehingga kita mudah memahami ilmu pengetahuan alam [ sains ].
Gedung Puspa IPTEK ini dibangun dilahan seluas 7850 m2, dengan luas
bangunan 2.000 m2, bidang refleksi horizontal 278 m2 dan vertikal 60
meter. Dibawah jarum jam ini terdapat pula ruangan yang di dalamnya
terdapat replika bumi dengan diameter dua meter dan berat mencapai
12 ton yang dihiasi 12 ragam hias dari berbagai pelosok Indonesia. Untuk
pembangunan gedung tersebut, pihak pengembang dan pemerintah
telah menghabiskan dana sekitar Rp 3,5 miliar. Tempat ini telah dibuka
untuk umum pada hari Sabtu dan Minggu, pukul 10.00 – 16.00
WIB,sedangkan hari Senin – Jum’at untuk lembaga pendidikan.
B. Sejarah Mseum Puspa IPTEK Bandung
Tidak ada yang mengetahui kapan Jam Matahari pertama dibuat.
Namun berdasarkan catatan sejarah, tahun 1728 seorang astronomi asal
Jaipur,India,Jantar Mantar, menemukan Jam Matahari kuno di kota
tersebut. Sebelum jam modern diciptakan, orang menemukan waktu
dengan menandai bayangan sesuatu benda atau lubang jendela pada
dinding dimana bayangan itu jatuh, baik bayangan matahari maupun
bulan purnama. Dengan cara itu akhirnya ditemukan pola pergerakan
matahari yang kita kenal sekarang sebagai Jam Matahari. Sampai
sekarang Jam Matahari di Jaipur terkenal sebagai Jam Matahari
Horizontal terbesar. Teknologi Jam Matahari ini, berkembang diantara
kebudayaan kuno Babylona, Yunani, Mesir, dan Romawi. Masing - masing
memiliki bentuk sendiri –sendiri, bergantung dari perkembangan
pengetahuan astronomi dan matematika mereka. Hal ini menunjukkan
perbedaan periode sejarah yang saling memengaruhi. Jam Matahari juga
berkembang di Timur jauh seperti Cina dan Jepang, tetapi tidak banyak
diketahui oleh sejarah. Jam Matahari tertua yang pernah ditemukan,
kebanyakan berasal dari Yunani, berupa sebuah bentuk sirkular dengan
penanda ditengah yang ditemukan oleh Chaldean Berosis, yang hidup
sekitar 340 SM. Beberapa artefak Jam Matahari ditemukan, di Tivoly Italy
tahun 1746, di Castel Nuovo tahun 1751, di Rigano tahun 1751, dan di
Pompeii tahun 1762. Sampai saat ini Jam Matahari masih dipakai orang
lebih sebagai ornamen yang memberikan aksentuasi tentang keantikan
dan keilmuan yang terus terpelihara mengenai bagaimana orang yang
mengidentifikasikan waktu mereka, yang bahkan terus terabadikan
dalam sejarah kebudayaan manusia modern. Jam Matahari kemudian
banyak dibangun dan digunakan sebagai landmark atau elemen penanda
taman kampus – kampus ternama seperti Cambridge tahun 1642, yang
terus dikembangkan sampai sekarang, bahkan Fisikawan Sir Isaac
Newton [ 1641 – 1772 ] turut terlibat dalam pembuatanya. Jam Matahari
pada umumnya terbatas penggunaanya, dan lebih banyak mengaduk
akademik dibanding fungsinya. Akan tetapi studi tentang Jam Matahari
[gnomonic] ini merupakan dasar pemahaman tentang astronomi. Ada
pula sejarah yang mengatakan bahwa Jam Matahari pertama berasal dari
Mesir, kurang lebih 1.500 tahun SM. Kemudian teknologi ini berkembang
diantara kebudayaan kuno Babilonia, Yunani, dan Romawi. Masing –
masing memiliki bentuk sendiri, bergantung dari perkembangan
pengetahuan astronomi dan matematika mereka. Hal ini menunjukan
perbedaan periode sejarah yang saling memengaruhi. Sundial juga
berkembang di Timur jauh seperti Cina dan Jepang. Selain Jam Matahari
yang menjadi daya tarik utama Puspa IPTEK Bandung, ada pula alat – alat
peraga sains lain yang membantu pengunjung memahami secara nyata
ilmu dan teknologi. Seperti Sepeda Gantung yang ada di ruang utama,
tepat di atas Museum Virtual Try Science. Sepeda yang diletakkan di atas
tali ini membuktikan massa di bawah cukup besar, maka pusat massa
selalu berada di bawah tali, sehingga sistem sepeda diharuskan selalu
tegak sehingga bias stabil. Ada juga alat Mulri katrol, dimana semakin
banyak jumlah tali dan sistem katrol, maka semakin banyak gaya angkat
yang direduksi. Tidak ketinggalan alat peraga mesin uap James Watt yang
memperlihatkan bagaimana uap air bias menggerakan piston yang
akhirnya menggerakan roda. Puspa IPTEK Kota Baru Parahyangan
Bandung, dibangun sebagai wujud nyata sumbangsih putra – putri
Indonesia dalam rangka membangkitkan duni Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi di Indonesia. Bangunan diresmikan tahun 2005 oleh Manristek
saat itu, dan merupakan pusat peraga keempat di Indonesia setelah
Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Malang dan Jawa Tmur. Selain
mengantongi sertifikat Museum Rekor Indonesia [ MURI ] dengan Sundial
terintegrasi terbesar yang ada di Indonesia di Puspa IPTEK jugankita bias
lihat berbagai alat peraga Ilmu Pengethuan. Kita bias dating dan
mempraktikannya langsung sendiri atau dengan panduan instruktur. Kita
bias membuktikan berbagai teori sains yang dipelajari di bangku sekolah
dengan alat peraga yang terseia di sana.
C. Pembahasan Museum Puspa IPTEK Bandung
a. Sepeda Gantung
Seperti seorang pemain sirkus kita bias menaiki sebuah sepeda
yang berjalan di atas seutas tali dengan tidak jatuh. Mau tau
rahasianya ?. Ada bandul besi dengan berat tertentu yang dipasang
dibawah sepeda yang membuat terjadinya keseimbangan sepeda dan
pengendaranya, sehingga sepeda dapat dikayuh di atas tali tanpa
khawatir jatuh. Pada kedua sumbu roda digantungkan suatu
pemberat, sehingga beban sepeda itiu berada di bawah tali. Disini,
antara nyali dan pengetahuan yang kita miliki akan saling uji. Dengan
prinsip-prinsip fisik, sepeda itu sudah dipastikan tidak akan jatuh.
“karena massa di bawah sepeda, pusat massa akan selalu berada di
bawah tali, sehingga sepeda akan selalu tegak dan setabil”.
Persoalannya tinggi, berani atau tidak anda mengendarai sepeda itu
menyusuri seutas tali sejauh 6 meter di ketinggian sekitar 6 meter
pula.
b. Bayangan Bola
Permukaan cermin – cermin bola berperilaku seperti cermin-
cermin dalam sebuah kaleido scope. Tiap bola memantulkan bola-
bola di sebelahnya bersama dengan pemantulannya atau sama lain
untuk menunjukkan bayangan dunia yang unik. Cermin cembung
memantulkan cahaya dengan cara membuat bayangan lebih kecil dari
pada ukuran benda sebenarnya, dengan memantulkan sebuah
bayangan berulang.

c. Jam Matahari Kuno


Jam Matahari yang berada di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi [ puspa IPTEK ] Bandung kini bias dilongok melalui
museum virtual yang terbesar di seantero dunia. Ini berkat langkah
IBM Indonesia mendirikan kios Try Sciense Around The World. Tapi
Jam Matahari dan peraga IPTEK tidak kalah handal. Kios mungil yang
terdiri atas satu unit komputer itu berdiri di satu sudut ruangan.
Warnanya ceria. Di atasnya bertuliskan Try Science Around The World.
Dibandingkan dengan seluruh isi ruangan Puspa IPTEK, itulah satu-
satunya perangkat berteknologi tinggi yang dilengkapi dengan
komputer.
Kios Try Science yang merupakan museum virtual ini merupakan
yang kedua kali dibangun oleh IBM Indonesia setelah yang pertama
diresmikan di Pusat Peragaan IPTEK Taman Mini Indonesia Indah
[PPIPTEK TMII] Jakarta, Oktober tahun lalu. Jika ditilik, kios ini tidaklah
terlalu rumit. Benda tersebut hanya seperangkat komputer yang
terhubung dengan Internet ditambah dengan program piranti lunak
yang memang berisikan khusus aneka percobaan sains dan teknologi.
Pemgunjung yang diharapkan adalah anak-anak bias melakukan
eksperimen sains dan teknologi baik secara online maupun offline.
Juga siapapun bias merasakan petualangan mulai dari menggali fosil
dinosaurus dalam menu Dinosaur Dig Mission, misi ke ruang angkasa
pada menu Space Mission hingga memelihara hewan virtual dalam
menu Animal Ecounters. Try Science ini juga terkoneksi dengan
website milik IBM, www.tryscience.org secara online. Anak-anak
umumnya mempunyai rasa ingin tahu sangat tinggi. Museum Virtual
Try Science ini kami harapkan dapat memenuhi rasa ingin tahu
tersebut sekaligus merangsang minat pada dunia sains dan teknologi,
ujar Betti Alisjahbana, Presiden Direktur IBM Indonesia dalam
peresmian Try Science di Kotabaru Parahianagan, Bandung, akhir
pekan silam. Dengan dibangunnya museum virtual ini, berarti Puspa
IPTEK Bandung akan tergabung dalam jaringan pusat IPTEK dunia,
dimana kesemua pusat IPTEK bisa saling mengunjungi secara virtual
semua program yang dijalankan dalam Try Science ini adalah hasil
karya ilmuwan IBM luar bekerjasama dengan The New York Hall of
Science dan The Associations of Science Technology Centers di
seluruh dunia. Jam Matahari walau museum virtual Try Science
terkesan sebagai satu-satunya peraga yang berteknologi mutakhir,
sesungguhnya cukup banyak yang bias digali dari Puspa IPTEK
Bandung ini. Setidaknya warga Bandung dan sekitarnya tak perlu
jauh-jauh ke Jakarta atau kota lain demi mendapat informasi sais dan
teknologi. Di gedung yang berdiri sejak April 2002 ini terdapat Jam
Matahari raksasa sehingga otomatis gedungnya sendiri bernama
Gedung Jam Matahari. Sundial, demikian nama lain Jam Matahari
merupakan seperangkat alat yang digunakan sebagai penunjuk waktu
semu local [ local apparent time ] dengan memanfaatkan matahari
yang menghasilkan bayang-bayang sebuah gnomon alias batang atau
lempengan. Gnomon tersebut dipasang sedemikian rupa sehingga
sejajar dengan sumbu bumi, menunjuk ke arah kutub langit pada saat
sundial terkena sinar matahari, bayang-bayang gnomon jatuh di atas
sebuah bidang bertanda. Waktu semu lokal dapat diketahui dengan
membaca di bagian mana jatuhnya bayang-bayang gnomon tersebut.
Jam Matahari terdiri atas beberapa jenis, yakni sundial horizontal,
vertikal, ekuatorial, dan meridian. Masing-masing memiliki aturan
tersendiri dalam pembuatannya. Sundial di Puspa IPTEK Bandung ini
merupakan sundial horizontal dan vertikal pertama di Indonesia,
ungkap Poedji Koentarso, Ketua Pengurus Yayasan Parahyangan Satya,
pengelola Puspa IPTEK Bandung. Selain itu sundial ini juga menjadi
sundial terbesar di Indonesia sehingga masuk dalam catatan Museum
Rekor Indonesia [ MURI ] pada Mei 2003. Lokasinya terletak pada
lintang 6,51 lintang selatan dan bujur 107,19 bujur timur.
Menurutnya, Sundial ini sudah dikunjungi lebih dari 50.000
pengunjung yang sebagian besar berasal dari kalangan pelajar dari
wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Lampung.

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kami telah mengunjungi objek wisata Museum Puspa IPTK,
kesimpulan yang kami dapat bahwa di Museum Puspa IPTEK kami dapat
menambah wawasan tentang dunia luar dan kami juga dapat
menerapkan pembelajaran langsung ke objek dengan pendekatan
kontekstual
B. Saran
“ bagi pelajar khususnya dan masyarakat umumnya dengan
adanya museum puspa IPTEK juga tempat sejenisnya agar dijaga
kelestariannya serta adanya perkembangan agar kelak generasi penerus
bias mengetahuinya “.

DAFTAR PUSTAKA
Intan Rafi Artanti, Muhammad Fajar Saputra, Muhammad Irfan
Arifin, Retno Dwi Firtiyani 24 September, 2018 Sejarah Museum
Puspa IPTEK,radar Magelang

Anda mungkin juga menyukai