Anda di halaman 1dari 3

KEARIFAN LOKAL BALI:

SESAJEN
Salsabella Marsadania XII IPS 2

Kearifan lokal masyarakat merupakan hasil dari proses adaptasi turun-


temurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan alam
tempat mereka tinggal. Terjadinya proses adaptasi dikarenakan adanya kebudayaan
asing yang masuk, seperti globalisasi dan westernisasi yang dapat menggeser
kebudayaan suatu wilayah masyarakat. Oleh karena itu, untuk menghadang pengaruh-
pengaruh yang dapat melunturkan nilai-nilai asli suatu kebudayaan, terdapat kearifan
lokal.

Ciri-ciri kearifan lokal yaitu mampu bertahan terhadap budaya luar, memiliki
kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar, memiliki kemampuan
mngintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya aslim memiliki kemampuan
untuk mengendalikan, dan mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
Sedangkan, karakteristiknya yaitu memasukkan nilai-nilai yang mengajari
masyarakat mengenai etika dan nilai moral, mengajarkan masyarakat untuk mencintai
alam, dan berasal dari anggota-anggota tua masyarakat. Berdasarkan ciri-ciri dan
karakteristik yang telah disebutkan, di Indonesia terdapat sebuah wilayah yang
kearifan lokalnya sangat kuat meskipun banyak dikunjungi oleh wisatawan asing
yaitu, Bali.

Bali merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di sebelah timur


Pulau Jawa dan sebelah barat Pulau Lombok. Pulau seluas 5.636,66 km2 secara
administratif terbagi menjadi 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701
desa/kelurahan. Bali atau yang kita kenal dengan sebutan Pulau Dewata, ibukotanya
terletak di Denpasar. Bali merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang paling
terkenal dan digemari oleh turis mancanegara karena keunikan dan keindahannya.
Penduduk di Bali mayoritas memeluk agama Hindu. Oleh karena itu, di Bali masih
menjunjung tinggi budaya dari leluhurnya.

Hal yang membuat Bali terlihat bahwa kearifan lokalnya yang kuat adalah,
meskipun banyak turis yang telah datang dan banyak pengauh-pengaruh modern, di
Bali tetap menjunjung tinggi adat istiadat dan kebudayaan leluhurnya. Salah satu hal
yang paling mencolok akan kebudayaannya yaitu, kebiasaan orang-orang Bali
meletakkan banten atau canang di berbagai tempat. Banten atau canang juga kita
kenal dengan sebutan sesajen merupakan tradisi dari agama Budha dan Hindu, yang
bertujuan untuk memuja dewa, roh, serta penunggu tempat seperti batu, pohon besar,
persimpangan jalan, dan kendaraan agar berkah, menolak bala dan supaya terkabul
keinginannya. Ketika kita tiba di Bali, kita akan menjumpai sesajen yang berisi
bunga, makanan, dupa, dan lainnya di mana-mana baik di pinggir trotoar, depan took,
dan bahkan di dalam mobil.

Masyarakat Bali yang bermayoritas beragama Hindu, meletakan sesajen


biasanya menjadi sebagai tanda rasa syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh
Dewa. Mereka percaya bahwa sesajen merupakan hal yang sangat sacral karena
menurut mereka sesajen dapat memberikan keberuntungan dan menjauhkan kita dari
kesialan. Menurut mereka, setiap tempat memiliki penunggunya. Oleh karena itu,
mereka meletakan sesajen di mana-mana. Tradisi ini telah dilakukan secara turun-
temurun dari nenek moyang mereka.

Selain itu, sesajen juga sering kita jumpai di Pura, diletakkan di altar yang
tinggi, untuk menghormati dewa dan arwah para leluhur. Sedangkan bila sesajen atau
canang diletakkan di bawah dan biasanya berisi daging mentah, bertujuan untuk
mengusir roh jahat. Sesajen yang sering kita jumpai di Bali merupakan sesajen
sederhana. Sedangkan, sesajen istimewa merupakan sesajen untuk suatu upacara adat
tertentu.
Inti dari peletakan sesajen ini merupakan sebuah tanda rasa syukur
masyarakat Bali atas segala rezeki yang telah Dewa berikan dan harapan agar
dihindarkan dari hal-hal buruk. Oleh karena itu, kita masyarakat Indonesia yang sadar
akan banyaknya keragaman di Indonesia harus menghargai kebudayaan dan adat
istiadat suatu daerah, salah satunya dengan apabila kita berada di Bali, kita harus
berhati-hati ketika berjalan karena banyaknya sesajen yang diletakan di pinggir jalan
sebagai sikap menghormati akan kebudayaan di Bali. Sering beredar mitos bahwa
akan terjadi kesialan apabila kita menginjak sesajen. Namun, apabila kita menginjak
dengan tidak sengaja, sebaiknya meminta maaf sebagai tanda menghormati yang
dianggap sakral oleh sebagian umat. Mitos akan terjadinya kesialan apabila kita
menginjak sesajen merupakan suatu cara agar menghindari orang-orang yang dengan
sengaja menginjak sesajen.

Anda mungkin juga menyukai