Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

HARMONISASI HAK DAN KEWAJIBAN


MANUSIA DALAM PERSPEKTIF
PANCASILA

DISUSUN OLEH KELOMPOK:

1. AISYAH
2. NUR AFNI AZIZA
3. DESI RATNASARI
4. ELFIANA
5. IIN SYAHDILA

MA AL WASHLIYAH KEDAI
SIANAM
T.A. 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya,
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintahan
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Hak-hak asasi manusia dalam Pancasila dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 dan
terperinci di dalam batang tubuh UUD 1945 yang merupakan hukum dasar konstitusional dan
fundamental tentang dasar filsafat negara Republik Indonesia serat pedoman hidup bangsa
Indonesia, terdapat pula ajaran pokok warga negara Indonesia. Yang pertama ialah
perumusan ayat ke 1 pembukaan UUD tentang hak kemerdekaan yang dimiliki oleh segala
bangsa didunia. Oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Pancasila baik sebagai Dasar Negara maupun sebagai ideologi bangsa banyak mendapat
sorotan. Pada tatanan faktual misalnya selalu digeneralisasi bahwa adanya penyimpangan-
penyimpangan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
pelanggaran Hak Asasi Manusia dan bentuk lainnya, dianggap sebagai bukti
ketidakberdayaan ideologi Pancasila dalam mengatasi berbagai masalah bangsa yang timbul
dalam era reformasi sekarang dan pengaruh kehidupan global. Pancasila juga mendapat
sorotan dari para penulis dari berbagai disiplin ilmu. Meskipun demikian, pada dasarnya
semua menyadari bahwa Pancasila memuat sejumlah nilai dasar (sistem nilai universal) yang
melandasi Hak Asasi Manusia dan tidak dapat dipisahkan dari cita rakyat Indonesia.
Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian HAM
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Menurut UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dinyatakan bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatannya, serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
B.     Makna Hak Asasi Manusia
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia disebutkan
tentang beberapa macam hak sebagai berikut.
1.      Hak Untuk Hidup
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf
kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin serta
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2.      Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah atas kehendak yang bebas.
3.      Hak Mengembangkan Diri 
Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara
pribadi maupun kolektif, untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.
4.      Hak Memperoleh Keadilan
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan
mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata,
maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak,
sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan secara objektif oleh hakim yang
jujur dan adil untuk memperoleh putusan adil dan benar.
5.      Hak Atas Kebebasan Pribadi
Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan politik, mengeluarkan
pendapat di muka umum, memeluk agama masing-masing, tidak boleh diperbudak, memilih
kewarganegaraan tanpa diskriminasi, bebas bergerak, berpindah dan bertempat tinggal di
wilayah Republik Indonesia.
6.      Hak Atas Rasa Aman
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, hak
milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu.
7.      Hak Atas Kesejahteraan
Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang
lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat dengan cara tidak melanggar
hukum serta mendapatkan jaminan sosial yang dibutuhkan. Setiap orang juga berhak atas
pekerjaan, kehidupan yang layak dan berhak mendirikan serikat pekerja demi melindungi dan
memperjuangkan kehidupannya.
8.      Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan
Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan langsung atau
perantaraan wakil yang dipilih secara bebas dan dapat diangkat kembali dalam setiap jabatan
pemerintahan.
9.      Hak Wanita
Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan, profesi dan
pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan. Selain itu, berhak
mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap
hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya.

10.  Hak Anak
Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan negara
serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan diri dan tidak
dirampas kebebasannya secara melawan hukum.

C.    Ciri-ciri HAM
HAM memiliki beberapa ciri khusus, yaitu sebagai berikut:
1)      Hakiki (ada pada setiap diri manusia sebagai makhluk Tuhan).
2)      Universal, artinya hak itu berlaku untuk semua orang.
3)      Permanen dan tidak dapat dicabut.
4)      Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak.

D.    Kewajiban Asasi Manusia


Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban asasi dapat
diartikan sebagai kewajiban dasar setiap manusia. Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang
RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan, kewajiban dasar manusia
adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan
terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.

E.     Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila


Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian. Pancasila
sangat menghormati hak dan kewajiban asasi setiap warga negara maupun bukan warga
negara Indonesia.  Nilai-nilai Pancasila dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu nilai dasar,
nilai instrumental, dan nilai praksis. Ketiga kategori nilai Pancasila tersebut mengandung
jaminan atas hak asasi manusia, sebagaimana dipaparkan berikut ini.

1.      Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila


Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat
universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan
benar. Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.
2.      Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila.
Nilai instrumental sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain,
nilai instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai
instrumental pada umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai dengan peraturan
daerah.
Hak dan kewajiban asasi manusia juga dijamin dan diatur oleh nilai-nilai instrumental
Pancasila. Adapun, peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia di
antaranya sebagai berikut.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28
J.
b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap
MPR tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi
Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak
Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan
Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan
Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
c. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1
Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
d. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Kepres).
 Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia.
 Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87
tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi.
 Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan
Negeri Medan, dan Pengadilan Negeri Makassar.
 Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres Nomor 53
Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi  Manusia Ad Hoc pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
 Keputusan Presiden Nomor Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana  Aksi Nasional
Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004 – 2009

3.      Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila  Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Hak asasi manusia
dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental
Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga
negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan sikap positif
dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai
anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Menurut UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dinyatakan bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatannya, serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia disebutkan
tentang beberapa macam hak sebagai berikut.
1. Hak Untuk Hidup
2. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
3. Hak Mengembangkan Diri 
4. Hak Memperoleh Keadilan
5. Hak Atas Kebebasan Pribadi
6. Hak Atas Rasa Aman
7. Hak Atas Kesejahteraan
8. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan
9. Hak Wanita
10. Hak Anak

HAM memiliki beberapa ciri khusus, yaitu sebagai berikut:


1. Hakiki (ada pada setiap diri manusia sebagai makhluk Tuhan).
2. Universal, artinya hak itu berlaku untuk semua orang.
3. Permanen dan tidak dapat dicabut.
4. Tak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak.

Anda mungkin juga menyukai