Anda di halaman 1dari 4

Review Teori Perbandingan Politik

“Pendekatan Teori Perbandingan Pemerintah dan Politik & Teori Behavioralis Dan
Institusionalisme”
Ahmad Ali Syahbana (L1A017009)
Teori Perbandingan Pemerintah
Dalam menjelaskan apa itu teori perbandingan pemerintah, ada tiga pengertian yang perlu
diketahui. Pertama adalah pengertian teori yaitu suatu pandangan atau persepsi tentang apa yang
terjadi. Teori menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan meramalkan kemungkinan hal
tersebut terjadi lagi di masa yang akan datang. Secara lebih spesifik, teori merupakan generalisasi
dari fenomena-fenomena yang terjadi. di dalam sebuah teori terdapat konsep-konsep. Suatu teori
juga harus didukung oleh bukti-bukti yang sistematik. Kedua adalah pengertian perbandingan
yaitu perbuatan mensejajarkan sesuatu atau beberapa objek dengan alat pembanding. Dari
perbandingan ini dapat diperoleh persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan dari objek satu
dengan yang lainnya. hal yang ketiga adalah pengertian pemerintahan. Walaupun dikemukakan
beberapa pengertian dari beberapa ahli, namun pengertian yang dipakai dalam konsep ini adalah
Pemerintahan dapat dipahami dalam arti luas dan dalam arti sempit. Di dalam arti luas
pemerintahan mencakup semua kekuasaan yang meliputi seluruh fungsi negara dan dalam arti
sempit, pemerintahan kerap kali dipahami sebagai aktivitas dari lembaga kekuasaan eksekutif. Jadi
pengertian perbandingan pemerintahan, yaitu suatu persepsi atau gagasan mensejajarkan unsur-
unsur pemerintahan baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit untuk mendapatkan persamaan-
persamaan dan perbedaan-perbedaan dari objek atau objek-objek tadi dengan alat
pembandingnya.1
Fokus perhatian atau penekanan utama dari studi perbandingan pemerintahan telah berubah
dan dapat dibedakan dalam tiga fase. Fase konstitusionalisme yang terjadi hingga kira-kira PD II.
Konstitusi-konstitusi secara berangsur-angsur diperkenalkan di Eropa dan Amerika Latin. Mereka
yang memiliki konstitusi dianggap sebagai sistem politik yang berkarakter “modern”. Bahkan jika
mereka melakukan penyimpangan. Fase behavioralisme, terutama selama tahun 1940-an hingga
tahun 1960-an. Behavioralisme awalnya berhasil dalam studi politik nasional, khususnya di
Amerika Serikat. Hal tersebut didasarkan pada pengakuan bahwa apa yang penting untuk dipelajari
adalah yang terjadi dalam kenyataannya. Bukan yang dinyatakan secara formal (yang tertulis
secara formal). Pendekatan tersebut secara alamiah diterapkan pada perbandingan pemerintahan
Di mana banyak konstitusi tidak diterapkan lagi dan kediktatoran sering terjadi. Fase Neo-
institusionalisme, yang dimulai tahun 1970-an. Dengan pengakuan bahwa tidak setiap hal dapat
dimengerti/dipahami melalui studi perilaku, namun struktur-struktur juga penting.
Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara
itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan
yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai
fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya
sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga

1
Massofa, “studi perbandingan pemerintah”, cari ilmu online borneo, diakses dari
https://massofa.wordpress.com/2008/05/09/studi-perbandingan-pemerintahan/, pada tanggal 26 oktober 2018.
adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti sistem
pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun
minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi,
keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi. Dimana
seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.
Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara
menyeluruh. Secara sempit, Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan
mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.

Teori Perbandingan Politik


lmu Perbandingan Politik adalah salah satu cabang studi politik (study of politics) dan ilmu
politik (political science). Studi perbandingan politik acapkali membingungkan, tidak saja bagi
para mahasiswa, namun juga para akademisi. Ilmu politik dan ilmu perbandingan politik berkaitan
dalam hal teori dan metode. Teori, adalah serangkaian generalisasi yang tersusun secara
sistematik, sedangkan metode, adalah suatu prosedur atau proses yang menggunakan teknik-teknik
dan perangkat tertentu dalam mengkaji sesuatu guna menelaah, menguji dan mengevaluasi teori.
Dalam studi ini, banyak istilah yang terlanjur digunakan secara longgar dan diartikan secara
berbeda-beda. Contohnya istilah “perbandingan pemerintahan”, yang biasanya mengacu ke studi
tentang berbagai negara bangsa di Eropa. fokus studi ini adalah tentang lembaga-lembaga beserta
segenap fungsinya di negara-negara itu, dengan penekanan pada lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif, serta berbagai organisasi lain yang terkait seperti partai politik dan pressure group.
Sedangkan studi perbandingan politik (comparative politics) mempelajari kegiatan-kegiatan
politik dalam cakupan lebih luas, termasuk mengenai pemerintahan dan berbagai lembaganya dan
juga aneka organisasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan pemerintahan. Istilah
perbandingan politik juga diartikan sebagai upaya untuk membandingkan segala bentuk kegiatan
politik, baik itu yang berkaitan dengan pemerintahan maupun yang tidak berhubungan dengan
pemerintahan. Oleh sebab itu, para spasialis perbandingan politik cenderung mengartikan
perbandingan politik sebagai studi tentang segala sesuatu yang berbau politik. Pengertian
perbandingan politik yang lebih longgar lagi akan mengaburkan kriteria penentuan hal-hal apa saja
yang layak menjadi objek kajiannya.2
Seiring berjalannya waktu manusia menyadari bahwa pebandingan tidak hanya digunakan
untuk membandingkan suatu fenomena yang terjadi di kehidupan sehari-hari namun mulai
merambah pada perbandingan sistem negara. Perbandingan politik digunakan untuk
membandingkan apapun yang berkaitan dengan pemerintahan maupun tidak. Salah satu ahli teori
perbandingan politik adalah Gabriel A Almond. Sistem politik memainkan peran penting dalam
potensi dari suatu negara. Diartikan bahwa ada interaksi antar aktor-aktor yang ada. Sistem politik
mempunyai struktur yang tersusun dari beberapa kategori seperti, kelompok kepentingan, partai
politik, badan peradilan, dewan eksekutif dan legislatif, yudikatif. Bagi Almond sosialisasi politik
mendorong orang untuk berpartisipasi dalam budaya politik masyarakat, sosialisasi terjadi di
dalam keluarga, sekolah, pekerjaan, kelompok keagamaan, perkumpulan sukarelawan, partai
politik, dan bahkan institusi-institusi pemerintah.
2
Ronald chilcote, teori perbandingan politik, terj. Haris munadar, dudy priatna (Jakarta: rajawali pers, 2016), hlm.
3-4.
Teori Behavior
Seperti telah diketahui, behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan
oleh John B. Watson pada tahun (1878- 1958). Sama halnya dengan psikoanalisa, behaviorisme
juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang
cukup dalam. Sejumlah filsuf dan ilmuwan sebelum Watson dalam satu dan lain bentuk telah
mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia
berdasarkan pandangan yang mekanistis dan materialistis, suatu pendekatan yang menjadi ciri
utama dari behaviorisme. Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur,
diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan
dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.
Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar,
diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. Pendidikan behaviorisme merupakan kunci
dalam mengembangkan keterampilan dasar kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar
behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
alam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena
seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme
sebagai pengaruh lingkungan.3
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,
menekankan peranan lingkungan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya
bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau
reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang
erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini
berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku
adalah hasil belajar.Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar
dalam berperilaku. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana
sampai yang komplek (Paul, 1997). Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh
para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya
terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran
seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran
lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor
penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang
dikemukakan Skiner.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic, yang menuntut pembelajar untuk
mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampilan yang terisolasi atau akumulasi
fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Berkomunikasi atau transfer prilaku adalah
pengambaran pengetahuan dan kecakapan peserta didik (tidak mempertimbangkan proses mental.
Pengajaran adalah untuk memperoleh keinginan respon dari peserta didik yang dimunculkan dari

3
David marsh & Gerry stoker, teori dan metode dalam ilmu politik, terj. Helmi mahadi, shohifullah (bandung: nusa
media, 2011), hlm. 53-54.
stimulus. Peserta didik harus mengenali bagaimana mendapatkan respon sebaik mungkin pada
kondisi respon diciptakan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga
aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada
ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil belajar. Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan
secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test.

Teori Institusionalisme
Sampai tahun 1950-an, dominasi pendekatan institusionalism dalam ilmu politik sedemikian kuat
sehingga asumsi-asumsi dan prakti-praktiknya jarang ditentukan. Premis metodologi dan teoritis
dibiarkan tak teruji dibalik tabir. “common sense” akademik. Diluar teori politik, aktivitas inti
dalam ilmu politik adalah diskripsi tentang konstitusi, system hokum, dan struktur pemerintahan
dan perbandingan antar waktu dan lintas negara. Rod Rhodes telah dengan tanggap
mempertahankan pendekatan institusional dalam studi pemerintahan dan politik. menurut rod
Rhodes pendekatan institusional adalah suatu subjek masalah yang mencakup peraturan,
prosedurdan organisasi formal pemerintahan. Ia memakai alat-alat ahli hukum dan sejarawan
untuk menjelaskan batas-batas pada prilaku politik maupun efektifitas demokratis dan ia
membantu perkembangan model westmister tentang demokrasi representif. 4
Teori kelembagaan dalam administrasi publik berkaitan dengan organisasi dan manajemen
institusi publik, mencakup hubungan antara struktur organisasi, peraturan terkait serta norma-norma,
dan proses organisasi, perilaku, hasil, dan akuntabilitas lembaga publik. Dalam administrasi publik,
istilah "lembaga" biasanya mengacu pada sebuah organisasi publik yang dapat memanggil otoritas
negara untuk menegakkan keputusannya. Dalam konteks ini, lembaga-lembaga umum didefinisikan
sebagai konstruksi sosial, aturan dan norma-norma yang membatasi perilaku individu dan
kelompok. Teori kelembagaan didasarkan pada asumsi bahwa hasil kolektif dan perilaku individu
yang terstruktur oleh lembaga. Teori kelembagaan mencakup literatur lintas disiplin, termasuk
cabang di ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik. Teori kelembagaan dalam administrasi publik bisa
dilihat dalam konsep Birokrasi klasik Wilson: Apa yang Pemerintah Lakukan dan Mengapa Mereka
Melakukannya. Meskipun teori kelembagaan menyediakan konsep yang detail dan kaya dengan
deskripsi perilaku organisasi, ternyata pluralisme yang sangat besar bisa menimbulkan permasalahan
terkait upaya penghematan dan sehingga sulit untuk menilai kapasitas secara jelas, replikasi, dan
prediktif. Karena teori kelembagaan (tunggal) tidak memiliki inti konseptual, mungkin lebih akurat
untuk menggunakan, teori institusional yang jamak. Secara keseluruhan, teori kelembagaan
memiliki lebih banyak tinjauan/perspektif yang beragam

4
David marsh & Gerry stoker, teori dan metode dalam ilmu politik, terj. Helmi mahadi, shohifullah (bandung: nusa
media, 2011), hlm. 109.

Anda mungkin juga menyukai