Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ILMU POLITIK DALAM BIDANG KESEHATAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Politik

Disusun Oleh : Siti Nur Cholisoh Ririn Ari Karinda 062310101045 082310101039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

A. Teori Politik Konsep politik lahir dalam pikiran (mind) manusia dan bersifat abstrak. Konsep digunakan dalam menyusun generalisasi abstrak mengenai beberapa phenomena, yang disebut sebagai teori. Berdasarkan pengertiannya, teori politik dikatakan sebagai bahasan dan generalisasi dari phenomena yang bersifat politik. Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory, teori politik dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Norms for political behavior, yaitu teori-teori yang mempunyai dasar moril

dan norma-norma politik. Teori ini dinamakan valuational (mengandung nilai). Yang termasuk golongan antara lain filsafat politk, teori politik sistematis, ideologi, dan sebagainya.
2. Teori-teori politik yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-

fakta politk dengan tidak mempersoalkan norma-norma atau nilai (non valuational), atau biasa dipakai istilah value free (bebas nilai). Biasanya bersifat deskriptif dan berusaha membahas fakta-fakta politk sedemikian rupa sehingga dapat disistematisir dan disimpulkan dalam generalisasigeneralisasi.
B. Definisi Politik

Terdapat berbagai macam pengertian politik yang ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:
a.

Kamus bahasa Indonesia : pengaturan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan kebijakan, siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan suatu negara atau terhadap negara lainnya

b.

Teori klasik Aristoteles : usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Ramlan S, 1993 : interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu

c.

d.

Miriam budiharjo, 1993 : berbagai macam kegiatan yang terjadi di suatu negara, menyangkut proses menentukan tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.miriam mengartikan politik sebagai tindakan yang beraneka ragam yang dilakukan penguasa maupun masyarakat yang berkaitan dng proses menentukan tujuan dan cara-cara mencapai tujuan tersebut.(termasuk disektor kesehatan)

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. C. Konsep-Konsep Politik Ilmu politik memiliki beberapa konsep. Konsep-konsep ini merupakan halhal yang ingin dicapai dalam politik. Berikut akan dibahas tentang konsepkonsep politik.
1. Power (Kekuasaan)

Power sering diartikan sebagai kekuasaan. Sering juga diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh suatu pihak yang digunakan untuk mempengaruhi pihak lain, untuk mencapai apa yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan. Max Weber dalam bukunya Wirtschaft und Gesselshaft menyatakan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dalam suatu hubungan sosial, melaksanakan kemauan sendiri meskipun mengalami perlawanan. Pernyataan ini menjadi rujukan banyak ahli, seperti yang dinyatakan Harold D. Laswell dan A. Kaplan, Kekuasaan adalah suatu hubungan dimana seseorang atau kelompok dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan pihak pertama. Kekuasaan merupakan konsep politik yang paling banyak dibahas bahkan kekuasaan dianggap identik dengan politik. Harold D. Laswell dan A.

Kaplan dalam Power and Society menyatakan Ilmu politik mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan.
2. Authority (Kewenangan)

Kewenangan (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Kewenangan biasanya dihubungkan dengan kekuasaan. Penggunaan kewenangan secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektivitas organisasi. Kewenangan digunakan untuk mencapai tujuan pihak yang berwenang. Karena itu, kewenangan biasanya dikaitkan dengan kekuasaan. Robert Bierstedt menyatakan dalam bukunya An Analysis of Social Power, bahwa kewenangan merupakan kekuasaan yang dilembagakan. Seseorang yang memiliki kewenangan berhak membuat peraturan dan mengharapkan kepatuhan terhadap peraturannya.
3. Influence (Pengaruh)

Norman Barry seorang ahli, menyatakan bahwa pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi terbuka bukan merupakan motivasi pendorongnya. Dengan demikian, dapat dikatakan pengaruh tidak bersifat terikat untuk mencapai sebuah tujuan. Pengaruh biasanya bukan faktor satu-satunya yang menentukan tindakan pelakunya, dan masih bersaing dengan faktor lainnya. Bagi pelaku masih ada faktor lain yang menentukannya bertindak. Walaupun pengaruh sering kurang efektif dibandingkan kekuasaan, pengaruh lebih unggul karena terkadang ia memiliki unsur psikologis dan menyentuh hati, dan karena itu sering berhasil.
4. Persuasion (Ajakan)

Persuasi adalah kemampuan untuk mengajak orang lain agar mengubah sikap dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan orang yang mengajak. Dalam politik, persuasi diperlukan untuk

memperoleh dukungan. Persuasi disini dilakukan untuk ikut serta dalam suatu komunitas dan mencapai tujuan komunitas tersebut. Persuasi bersifat tidak memaksa dan tidak mengharuskan ikut serta, tapi lebih kepada gagasan untuk melakukan sesuatu. Gagasan ini dinyatakan untuk memengaruhi orang atau kelompok lain.
5. Coercion (Paksaan)

Paksaan merupakan cara yang mengharuskan seseorang atau kelompok untuk mematuhi suatu keputusan. Peragaan kekuasaan atau ancaman berupa paksaan yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap pihak lain agar bersikap dan berperilaku sesuai dengan kehendak pemilik kekuasaan. Dalam masyarakat yang bersifat homogen ada konsensus nasional yang kuat untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Paksaan tidak selalu memengaruhi dan tidak tampak. Dengan demikian, di negara demokratis tetap disadari bahwa paksaan hendaknya digunakan seminimal mungkin dan hanya digunakan untuk meyakinkan suatu pihak. Contoh dari paksaan yang diberlakukan sekarang adalah sistem ketentuan pajak. Sifat pajak ini memaksa wajib pajak untuk menaati semua yang diberlakukan dan apabila melanggar akan dikenai sanksi.
6. Acquiescence (Perjanjian)

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana satu pihak membuat janji kepada pihak lain untuk melaksanakan satu hal. Oleh karena itu, perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi pihak yang melakukan perjanjian. Perjanjian dilaksanakan dalam bentuk lisan atau tulisan. Acquiescence diartikan sebagai perjanjian yang disetujui tanpa protes.
D. Politik Dalam Bidang Kesehatan Di Indonesia

Sesuai amanah UU No. 32 Tahun 2004, kesehatan merupakan salah satu sektor yang turut terdesentralisasi dan menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Secara formal, pemerintah berharap agar daerah ikut berpartisipasi di dalam pembangunan dan pembiayaan sektor kesehatan, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi spesifik lokal masing-masing daerah.

Secara umum harusnya kesehatan merupakan bagian dari politik, karena kesehatan seringkali menerima dampak dari kebijakan politik. Namun yang justru terjadi di Indonesia dalam pengambilan kebijakan di bidang kesehatan sendiri seringkali tidak melibatkan unsur-unsur dari kesehatan itu sendiri.
E. Keterlibatan Perawat di Area Politik

Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah dan memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge 1987). Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional dan tempat perawatan kesehatan (Stanhope dan Belcher, 1993). Selain itu perawat secara individu dapat mempengaruhi keputusan politik pada semua tingkat pemerintahan dan organisasi keperawatan. Jika perawat menjadi mahasiswa yang serius dalam memperhatikan kebutuhan social, menjadi aktivis dalam mempengaruhi peraturan untuk memenuhi kebutuhan dan menjadi kontributor waktu dan uang yang terbuka bagi keperawatan dan organisasi serta menjadi kandidat untuk bekerja menjadi asuhan kesehatan yang baik secara universal, maka masa depan akan cemerlang. Manfaat keterlibatan perawat di area politik antara lain adalah: 1. Terciptanya suatu regulasi dalam pendidikan perawat. Banyak sekali keuntungan yang akan didapatkan ketika regulasi (undangundang) keperawatan telah ditetapkan, salah satunya adalah mengenai regulasi pendidikan keperawatan di Indonesia. Sebagai bagian dari dunia perpolitikan, seorang perawat di harapkan mampu mewakili banyaknya aspirasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi keperawatan salah satunya seperti yang di sebutkan diatas yaitu mengenai bagaimana meregulasi pendidikan keperawatan yang hasil akhirnya diharapkan tercapainya kualitas perawat bisa di pertanggung jawabkan.

2.

Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik akan menjadikan profesi keperawatan semakin mantap dalam langkah. Kewenangan perawat yang mandiri, terstruktur dan ranah yang jelas akan menjadikan perawat semakin profesional dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang harus dipenuhi, selain itu dalam regulasi kewenangan diharapkan tidak terjadinya overlap dan menghindari terjadinya malpraktik yang kemungkinan dapat terjadi. Regulasi pendidikan akan menjadikan tidak bermunculnya institusi pendidikan keperawatan yang hanya mencari untung, politik uang, dan institusi yang tidak melakukan penjaminan mutu akan output perawat yang di luluskan setiap periodenya. Dengan regulasi pendidikan keperawatan, semua menjadi terstandarisasi, profesi keperawatan yang mempunyai nilai tawar, nilai jual dan menjadi profesi yang di pertimbangkan.

F. Ruang Lingkup Ilmu Politik dalam Keperawatan Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya terbatas pada kepentingan perawat itu sendiri seperti menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan legitimasi masyarakat di dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan keperawatan, tetapi juga bagaimana suatu regulasi/undang-undang di keperawatan bisa tercipta. Ada banyak hal yang harus dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif dan pasif dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki bidang poitik hingga talenta yang harus dimilki mengenai sense of politik. Seseorang berkewajiban untuk melakukan hak dari kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku. Dari hal tersebut perawat merupakan insan dari perpolitikan juga berhak dan berkewajiban ikut serta dalam mengambil kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal tersebut, perawat juga bisa memperjuangkan banyak hal terkait dengan nasib perawat itu sendiri.

Pengalaman perawat menghadapi kenyataan hubungan kekuasaan (politik) bisa juga diterapkan dalam bekerja dengan pasien dan dokter, yang berarti bahwa perawat mengetahui etika bahwa etika harus dilakukan dengan kekuasaan dan pembagian kekuasaan dalam hubungan langsung antar pribadi. Perawat tidak hanya belajar merawat pasien tetapi juga meningkatkan kesejahteraan pasien secara umum yang berarti memperhatikan standard dan management pelayanan, kemampuan staff, efisiensi, dan efektifitas prosedur yang digunakan, peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan kesehatan masyarakat.

Latihan Soal 1. Pengaturan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan tindakan kebijakan, siasat dan sebagainya mengenai pemerintahan suatu negara atau terhadap negara lainnya merupakan definisi politik menurut a. Ramlan S. b. Aristoteles c. Kamus Bahasa Indonesia d. Miriam Budiharjo
2. Suatu kemampuan yang dimiliki oleh suatu pihak yang digunakan untuk

mempengaruhi pihak lain, untuk mencapai apa yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan merupakan salah satu bagian dari konsep politik. Termasuk dalam konsep apakah pernyataan tersebut a. Persuasion b. Coersion c. Power d. Acquiescence
3. Kewenangan perawat yang mandiri, terstruktur dan ranah yang jelas akan

menjadikan perawat semakin profesional dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang harus dipenuhi, hal ini merupakan salah satu manfaat dari keterlibatan perawat dalam dunia politik yaitu dalam bidang a. Pendidikan keperawatan b. Lahan klinik c. Institusi pendidikan d. Ketenagakerjaan perawat

DAFTAR PUSTAKA Reza, Achmad. 2009. KONSEP-KONSEP DASAR DARI ILMU POLITIK. http://sospol.pendidikanriau.com/2009/10/konsep-konsep-dasar-dari-ilmupolitik.html [10 Februari 2012] Zikri, Manshur. 2009. KONSEP-KONSEP POLITIK. http://manshurzikri. wordpress.com/2009/11/27/konsep-konsep-politik/ [10 Februari 2012]

Anda mungkin juga menyukai