Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ILMU POLITIK DENGAN

ILMU LAINNYA
SEJARAH

Sejarah merupakan salah satu alat yang sangat penting bagi ilmu politik karena dapat
memberikan bahan-bahan atau data-data masa lampau yang diperlukan dalam rangka
menyusun dan mengolah teori dan konsep politik.
Namun ada perbedaan antara ahli sejarah dengan ahli ilmu politik. Ahli sejarah
cenderung bertujuan untuk menggali dan mengungkapkan kejadian-kejadian
pada masa lampau, oleh karenanya cenderung bersifat historical focus, sedangkan
bagi ilmu politik, sejarah adalah sebagai bahan untuk menemukan pola-pola
masa lalu/ pola-pola ulangan (recurrent patterns) yang dapat dijadikan sebagai
pengembangan ilmu politik di masa depan.
Ilmu politik bersifat orientasi masa depan (future oriented), yakni bahwa konsep-
konsep politik harus mampu diimplementasikan untuk perbaikan system politik di masa
depan berdasarkan data dan informasi maa kini dan masa lalu. Oleh karenanya dapat
dikatakan bahwa ilmu politik merupakan ilmu yang membahas masa depan
berdasarkan catatan-catatan sejarah sebagai data kajiannya. Sehingga dapat
dinyakatakan pula bahwa ilmu politik menggunakan pendekatan sejarah (historical
approach) dalam tahapan perkembangannya.
FILSAFAT
Ilmu filsafat merupakan ilmu yang berupaya secara rasional dan
sistematis mencari pemecahan-pemecahan atau jawaban atas
persoalan-persoalan yang menyangkut alam semesta (universe) dan
kehidupan manusia. Filasafat sering menjadi pedoman bagi
manusia dalam menetapkan sikap dan perilakunya.
Keterkaitan filsafat dengan ilmu politik terdapat pada konteks
filsafat politik, yaitu bagian dari ilmu filsafat yang berupaya
mengungkapkan mengenai sifat hakiki, asal mula dan nilai-nilai
Negara.
Negara dan manusia dianggap sebagai bagian dari alam semesta.
Ilmu politik menggunakan teori-teori filsafat untuk mengungkapkan
atau menjelaskan mengenai sifat dan hakikat kajiannya, seperti:
hakikat negara, sifat negara, hakikta kekuasaan, hubungan manusia
dengan negara, manusia dan kekuasaan, dan sebagainya.

BIOLOGI
Hubungan ilmu politik dengan biologi dapat dilihat dari banyaknya
penggunaan atau istilah-istilah dalam ilmu politik yang diadopsi dari
biologi.
Selain pengadopsian istilah, politik juga mengadopsi pendekatan yang
didasarkan pada perspektif biologi. Politik menganalogikan negara dengan
makhluk hidup, dimana dinyatakan bahwa negara memiliki keinginan/cita-
cita untuk menerapkan prinsip-prinsip yang didasarkan pada norma dan
etika kehidupan.
Negara diibaratkan sebagai makhluk hidup yang terdiri dari unsur-unsur
sebagai anatominya negara, ini merupakan pendekatan kajian ilmu politik
yang diadopsi dari biologi.
Negara sebagai suatu sistem, dimana terdiri dari unsur-unsur yang satu
sama lain saling terkait dan memiliki ketergantungan, merupakan wujud
lain dari pendekatan ilmu biologi yang diadopsi politik.
ILMU HUKUM
Ilmu politik dengan ilmu hukum memiliki hubungan yang erat, tidak hanya dari
aspek pendekatan, melainkan juga secara konten (substantif/isi).
Secara subtansial, hukum berbicara tentang keteraturan dalam kehidupan
bermasyarakat yang dikelola dengan penegakkan dan penerapan hukum atau
aturan-aturan yang diberlakukan dalam interaksi sosial antar masyarakat dan
masyarakat dengan negara. Sementara itu, politik berbicara tentang bagaimana
mengelola negara dalam hubungannya dengan masyarakat, termasuk upaya
perumusan dan formulasi aturan-aturan yang diperlukan dalam upaya
melaksanakan tugas-tugas negara tersebut. Dalam konteks ini, dapat dikatakan
bahwa produk dari suatu proses politik adalah berupa aturan/kebijakan yang
secara formal merupakan aturan hukum.
Pada implementasinya, politik menjawab tentang bagaimana mengelola dan
melaksanakan tugas-tugas negara dengan berbagai interaksi sosial di dalamnya,
sehingga dalam konteks ini politik harus membangun sistem dan aturan formalnya
yang memaksa masayarakat untuk mentaatinya. Sedangkan, hukum menjawab
tentang bagaimana caranya keteraturan itu dapat diciptakan dalam lingkup
interaksi sosial suatu negara, sehingga bagi masyarakat yang melanggarnya dapat
dikenakan sanksi.

ILMU EKONOMI
Hubungan antara ilmu poitik dengan ilmu ekonomi dapat dilihat terutama
dari aspek implementasinya atau penerapan kedua disiplin tersebut dalam
pengelolaan suatu negara.
Ilmu politik mengarah pada upaya pemenuhan hak dan kewajiban
masyarakat dalam bernegara, sedangkan, ilmu ekonomi mengarah pada
upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia dalam suatu negara.
Upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan (ekonomi) tersebut
memerlukan peran dan fungsi negara (politik) melalui pengaturan dan
pengembangan sistemnya.
Politik memerlukan bantuan ilmu ekonomi untuk membangun dan
memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti halnya ilmu ekonomi
memerlukan bantuan ilmu politik untuk pengaturan penerapannya.
Wujud keeratan ilmu ekonomi dengan ilmu politik ini dikembangkan oleh
para ahli ekonomi maupun politik dengan melahirkan uatu disiplin ilmu
baru, yaitu ekonomi politik dan politik ekonomi.

SOSIOLOGI
Keeratan hubungan ini tidak hanya dari banyaknya istilah-istilah sosiologi yang diadopsi oleh ilmu politik,
seperti: istilah masyarakat, interaksi sosial, kelompok kepentingan, kelompok penekan, negara sebagai
persekutuan mayarakat, dan sebagainya, melainkan juga secara pendekatan yang digunakan dalam upaya
pengembangan ilmunya pun cenderung sama.
Politik dan sosiologi memiliki obyek yang sama, yaitu sama-sama mengkaji dan menggali tentang manusia,
baik menyangkut perilakunya, budayanya, interaksinya, dan hal-hal lain yang terkait dengan segala
aktivitasnya, baik secara kelompok maupun individual.
Politik cenderung melihat dan memfokuskan kajiannya tentang manusia dalam hubungannya dengan negara.
Dalam hal ini, akan dilihat mengenai kekuasaan manusa, hubungan manusia dengan kelompoknya,
kepemimpinannya, pengaruh kelompok terhadap kelompok lain, sampai dengan bagaimana caranya
menguasai orang lain. Sedangkan ,sosiologi, cenderung melihat hubungan manusia dalam konteks
interaksinya antara yang satu dengan yang lain. Perilaku, budaya, sifat-sifat yang menjadi ciri dan
kecenderungan manusia hidup adalah menjadi salah satu kajiannya sosiologi.
Ketika berbicara kekuasaan, sosiologi berupaya menjawab mengapa manusia menginginkan kekuasaan? Atau
mengapa harus ada kekuasaan yang dijalankan oleh seorang atau sekelompok orang dalam suatu komunitas
masyarakat? Sedangkan, politik berupaya menjawab bagaimana caranya meraih kekuasaan, bagaimana
caranya menjalankan kekuasan dan bahkan mempertahankannya? Bagaimana mempengaruhi orang lain agar
mau mengikuti dirinya.
Meskipun hubungannya yang sangat erat diantara keduanya, tapi perbedaan yang dapat kita lihat adalah
bahwa politik cenderung bersifat Powerism, sedangkan sosiologi lebih bersifat humanism.

PSIKOLOGI
Hubungan ilmu politik dengan psikologi dapat
dilihat dari perspektif kajian yang memandang
negara sebagai makhuk hidup.
Psikologi memandang negara sebagai makhluk
hidup yang dianggap memiliki jiwa, keinginan,
dan harapan yang ditujukan untuk
menciptakan kondisi masyarakat yang
sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai