1900542021
Beda Sosiologi Politik dengan Antropologi, Ilmu Politik, Ilmu Sejarah, Ilmu Hukum, Ilmu
Ekonomi, Psikologi
Sosiologi politik merupakan ilmu yang mempelajari mata rantai antara politik dan
masyarakat, antara struktur-struktur sosial dan struktur¬-struktur politik, antara tingkah laku sosial
dengan tingkah laku politik.
Ilmu politik terkait erat dengan sosiologi karena kedua cabang berusaha mempelajari
perilaku manusia dalam kelompok. Sedangkan sosiologi mempelajari seluruh masyarakat, ilmu
politik berkaitan dengan sistem politik yang merupakan bagian dari masyarakat yang lebih besar.
Studi tentang interaksi antara rakyat dan negara adalah sesuatu yang bertujuan untuk dilakukan
oleh sosiologi dan ilmu politik dan karenanya, ada hubungan simbiosis antara sosiologi dan ilmu
politik.
Dengan Antropologi
Antropologi budaya menyelidiki aspek-aspek cultural dari setiap hidup bersama dimasa
lampau dan masa kini. Sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan masyarakat, maka hasil-hasil
penyelidikan antropologi dapat bermanfaat bagi ilmu politik. Terutama hasil-hasil penyelidikan
kebudayaan dimasa lampau yang meliputi semua aspek cultural masyarakat, termasuk ide-ide dan
lembaga-lembaga politiknya, dapat dijelaskan kepada sarjana-sarjana ilmu politik menjadi timbul
suatu pertumbuhan dan perkembangan ide-ide dan lembaga-lembaga politik itu salah satu konsep
antropologi budaya yang merupakan penemuan yang penting adalah “konsep kebudayaan” (culture
concept) sebagaimana dikembangkan oleh Ralph Tipton dan sarjana-sarjana antropologi lainnya.
Konsep ini menyatakan eratnya hubungan antara kebudayaan sesuatu masyarakat dengan
kepribadian individu-individu dari masyarakat itu, antara kebudayaan dengan lembaga-lembaga dan
ide-ide terdapat yang terdapat dalam masyarakat itu. Kebudayaan memberikan corak dan ragam
pada lembaga-lembaga dan ide-ide dalam masyarakat itu.
Ronald H. Cilcote dalam bukunya “Teori Perbandingan Politik” pada bagian awal
beranggapan bahwa persoalan politk bisa diisolasi dari pertanyaan-pertanyaan non-politik, akan
tetapi dengan analisis yang sangat mendalam ia berkesimpulan bahwa ternyata politik tidak bisa
dilepaskan dari pertanyaan-pertanyaaa non-politik, termasuk social dan ekonomi, menurutnya
dalam usahanya mencari sebuah paradigma radikal, para ahli politik selalu menghubungkan dengan
ide Marx dan pertanyaan-pertanyaan tentang ekonomi politik.
Dengan Psikologi
Psikologi berasal dari bahasa Yunani “psycos” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti
ilmu, jadi ilmu yang mempelajari tentang jiwa manusia. Proses pendekatan ilmu politik banyak
memakai hukum-hukum dan dalil-dalil psikologi dalam menjelaskan gejala-gejala politik dan
penyelidikan tentang motif-motif yang menjadi dasar setiap proses politik. Sarjana psikologi
mengembangkan pendapat-pendapat mereka tentang naluri, emosi, dan kebiasaan individu atau
“psyche” seseprang. Pengetahuan “psyche” seseorang dapat menjelaskan seluruh tingkah laku dan
sikal orang itu. Dalam penyelidikan pendapat umum, propaganda, parpol, masalah kepemimpinan
dan revolusi amat banyak dipergunakan hukum-hukum dan dalil-dalil psikologi itu.
Jika dahulu psikologi agak diabaikan dalam penyelidikan ilmu politik, dewasa ini keadaan itu
berubah. Pengetahuan psikologi diperlukan dimanapun dan kapanpun diadakan penyelidikan politik
secara ilmiah. Menurut Lasswell, di AS kini ilmu politik sedang mengalami peninjauan kembali atas
metode serta peristilahannya. Peninjauan kembali ini terutama disebabkan oleh pengalaman dalam
pelaksanaan prosedur-prosedur psikologis dalam penyelidikan ilmu politik. Menurut Lasswell,
psikologi akan memainkan perannya yang lebih besar lagi di masa depan, karena bertambah
intensifnya perjuangan untuk mempertahankan dan memperoleh kebebasan individu.
Sumber:
https://hanoi5b.wordpress.com/2009/09/12/hubungan-ilmu-politik-dan-ilmu-ilmu-sosial-lainnya/
http://ikadamayantiali.blogspot.com/2012/09/hubungan-sosiologi-dan-politik-dengan.html
http://parmadi68.staff.unja.ac.id/?p=31