1900542021
Perencanaan dan pembangunan merupakan suatu kesatuan yang memiliki kaitan erat antara
satu dengan yang lainnya. Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dari suatu proses
pembangunan, perencanaan pembangunan dijadikan sebagai bahan, pedoman, atau acuan dasar
bagi pelaksanaan kegiatan perencanaan atau action plan. Kegiatan perencanaan pembangunan pada
dasarnya bersifat penelitian atau riset karena didalam proses pelaksanaannya lebih banyak
menggunakan metode-metode riset yakni mulai dari teknik pengumpulan data, analisis data, hingga
studi pada lapangan untuk memperoleh data-data yang akurat, baik data-data yang bersifat
konseptual maupun data-data bersifat eksperimental yang nantinya akan digunakan sebagai bahan
dalam kegiatan perencanaan pembangunan itu sendiri. Siagian dan Bratakusumah (2003) disebutkan
bahwa perencanaan pembangunan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau
keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai
bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan atau aktivitas kemasyarakatan, baik yang
bersifat fisik (material) maupun non fisik (mental dan spiritual), dalam rangka mencapai tujuan yang
lebih baik.
a. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi dua, pertama, lingkungan
internal, yang dimaksud adalah “populasi” yang mempunyai pengaruh kuat terhadap keberhasilan
suatu program pembangunan. Aspek-aspek lingkungan ini meliputi bidang sosial, ekonomi, budaya,
dan politik.
Potensi dan masalah merupakan hal yang sangat penting diketahui oleh setiap perencana
untuk menyusun perencanaan pembangunan. Potensi dan masalah adalah fakta yang ada di
lapangan dan sangat berpengaruh didalam proses pembangunan. Hal ini merupakan pijakan awal
dalam proses penyusunan perencanaan yang dapat menjadi dasar analisis selanjutnya.
Pembatasan ruang dan waktu dalam hal ini bukan sebagai batasan yang bersifat mutlak,
melainkan merupakan suatu kenyataan yang dipahami oleh setiap perencana bahwa hasil-hasil
rumusan kegiatan untuk waktu tertentu dan wilayah tertentu. Melihat pembagian jangka waktu
yang di Indonesia dibagi dalam tiga bagian, yakni jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang.
Aspek legalisasi kebijakan merupakan suatu keputusan dari suatu kebijakan yang harus
dilaksanakan atas hasil perencanaan yang telah disepakati. Dengan adanya legalisasi kebijakan
terhadap suatu hasil perencanaan pembangunan daerah, maka implementasinya harus sesuai
dengan batasan yang telah ditetapkan dalam perencanaan tersendiri.
a. Suatu rencana untuk mencapai perkembangan sosial ekonomi yang tetap (steady
economic growth). Ini dicerminkan dari usaha peningkatan produksi nasional berupa tingkat laju
pertumbuhan ekonomi yang positif.
b. Usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita. Ini adalah kelanjutan dari ciri yang
pertama yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi yang positif, setelah dikurangi dengan laju
pertumbuhan penduduk maka akan meningkatkan pendapatan perkapita. Adanya peningkatan
pendapatan perkapita, pendapatan masyarakat akan semakin membaik.
c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Ini disebabkan karena pada
umumnya di negara-negara dunia ketiga (under developing country) struktur ekonominya
cenderung ke arah sektor agraris. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan
ketimpangan yang cukup besar antar sektor. Oleh karena itu, perlu diusahakan agar terciptanya
suatu keseimbangan antara perkembangan sektor agraris dengan sektor lainnya, sehingga akan
membawa implikasi terhadap keseimbangan struktur ekonomi.
d. Perluasan kesempatan kerja. Hal ini sering menjadi tantangan yang sangat berat yang
dialami oleh negara-negara berkembang. Perluasan kesempatan kerja bukan berarti hanya usaha
untuk menanggulangi pengangguran dan pengangguran tak kentara, tetapi juga menampung
masuknya golongan usia kerja baru dalam dunia kerja dan kehidupan ekonomi.
i. Ada pula negara-negara yang mencantumkan sebagai tujuan pembangunan hal-hal yang
fundamental atau ideal atau yang bersifat jangka panjang. Misalnya pembangunan bangsa (nation
building) dan peningkatan kualitas hidup manusia.
c. Lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah dan panjang
e. Fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan pembangunan jangka
pendek (satu tahunan).
Analisa dan pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam proses perencanaan. Hal
ini berlaku untuk hampir semua bentuk perencanaan yang diperlukan dua macam data utama yaitu:
1) data mengenai kelengkapan pelayanan dan 2) data mengenai kebutuhan bagi pelayanan di masa
akan datang.
b. Perumusan Kebijakan
Proses perencanaan dan pembuatan kebijakan saling berkaitan. Mereka yang terlibat dalam
proses perencanaan harus mengetahui isu kebijakan yang ada relevansinya, mempunyai informasi
mengenai dasar pembuatan kebijakan, dan memberikan tanggapan dalam kebijakan serta mencari
cara untuk implementasikan keputusan kebijakan.
c. Penyiapan Program
Proses perencanaan ini adalah menyiapkan usulan-usulan rinci bagi masa yang akan datang.
Usulan ini mencakup perkiraan kegiatan serta jumlah anggaran yang diperlukan untuk
mengimplementasikan.
1) Tinjauan keadaan. Tinjauan keadaan sebelum memulai sesuatu rencana atau tinjauan
tentang pelaksanaan rencana sebelumnya. Kegiatan ini diusahakan dapat dilakukan dan
diidentifikasi masalah-masalah pokok yang dihadapi dan prospek yang masih bisa dikembangkan.
2) Perkiraan keadaan (forecasting). Pada unsur ini diperlukan adanya data-data statistik,
berbagai hasil penelitian dan teknik-teknik proyeksi. Mekanisme informasi untuk mengetahui
kecenderungan-kecenderungan perspektif masa depan.
3) Penetapan tujuan rencana (plan objectivies) dan cara-cara pencapaian tujuan rencana
tersebut. Sering kali nilai-nilai politik, sosial masyarakat, memainkan peranan yang cukup penting.
Secara teknis didasari kepada tinjauan keadaan dan perkiraan tentang masa depan yang akan dilalui
rencana. Dilihat dalam suatu kerangka yang lebih luas berdasarkan asas konsistensi dan prioritas.
Penyusunan program rencana lebih terperinci mengenai tujuan dari sasaran dalam jangka
waktu tertentu, yaitu perincian jadwal kegiatan, jumlah dan jadwal pembiayaan dan menetapkan
lembaga/instansi yang akan melakukan program-program pembangunan (proyek). Keberadaan
rencana mempunyai kedudukan yang legal dalam pelaksanaannya.
c. Pelaksanaan Rencana
Sering kali perlu dibedakan antara tahap konstruktif dan tahap operasi. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena sifat kegiatan usahanya berbeda. Tahap pelaksanaan operasi perlu
mempertimbangkan kegiatan pemeliharaan, kebijaksanaan perlu diikuti implikasi pelaksanaannya
dan secara terus menerus memerlukan penyesuaian-penyesuaian.
2) Jika ada penyimpangan, perlu diketahui seberapa jauh dan apa penyebabnya.
e. Evaluasi
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan baik eksternal maupun internal, yang dapat mencakup bidang sosial,
budaya, ekonomi, dan politik. Faktor eksternal biasanya datang dari pengaruh global yang
berkembang dalam lingkup nasional maupun internasional. Sedangkan faktor internal, merupakan
pengaruh yang datang dari wilayah perencanaan itu sendiri.
Seperti halnya setiap kegiatan, baik yang dilaksanakan oleh individu maupun
organisasi/kelompok. Sumber daya manusia selalu menjadi faktor utama sebagai “motor”
penggerak. Kualitas perencanaan yang baik lebih mungkin tercipta oleh sumber daya manusia yang
tepat dan berkualitas. Sementara itu perencanaan yang baik juga memungkinkan untuk dapat
diimplementasikan dalam program pembangunan. Kualitas perencanaan yang baik tergantung pada
kemampuan, keahlian, dan keluwesan dari para perencananya disamping teknik dan metode yang
digunakan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor penting dan berperan sangat besar bagi
upaya mencapai suatu perencanaan. Perkembangan yang pesat berakibat antara lain pada lahirnya
berbagai ilmu dan beraneka ragam temuan yang terjadi dalam bidang teknologi, terutama teknologi
informasi dan komunikasi.
e. Faktor Pendanaan
Faktor pendanaan pada dasarnya merupakan faktor yang sudah given. Artinya, hal itu
memang harus ada untuk melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Pelaksanaan perencanaan harus
benar-benar serius, dalam arti pihak-pihak yang berkaitan termasuk para perencananya harus fokus
terhadap tugasnya. Selain itu dalam perencanaan pembangunan daerah harus sudah dapat
diperhitungkan atau dipertimbangkan masalah-masalah pendanaan. Mulai dari berapa jumlah yang
dibutuhkan (anggaran), dari mana sumber pendanaannya dan bagaimana sistem pengelolaannya.
Berdasarkan penjelasan yang ada maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tahapan
perencanaan pembangunan merupakan suatu siklus yang memiliki keterkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Sementara itu proses perencanaan pembangunan mempertimbangkan adanya
berbagai aspek yang ada didalamnya dimana dengan adanya aspek tersebut dapat mempengaruhi
pelaksanaan suatu rencana. Terdapat berbagai faktor penghambat dan pendukung berjalannya
tahapan suatu perencanaan pembangunan yakni faktor lingkungan, faktor sumber daya manusia
perencana, faktor sistem yang digunakan, faktor perkembangan ilmu dan teknologi, dan faktor
pendanaan.