Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN PRODUKSI

AGRIBISNIS

MANAJEMEN AGRIBISNIS

OLEH:

16101155310549 Syafira Aviola


M-2

Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang


Fakultas ekonomi
Manajemen
2018
1. memberi contoh perusahaan yang melaksanakan kegiatan
perencanaan produksi agribisnis 
PT. Perkebunan Mitra Ogan Palembang
perencanaan produksi buah sawit di kebun Peninjauan PT. Perkebunan
Mitra Ogan Palembang dilakukan dengan melihat kecenderungan produktivitas
potensial tiap tahun tanam (umur tanaman) untuk daerah Sumatrera
Selatan, dimana menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat, bahwa Lahan
PT. Perkebunan Mitra Ogan termasuk lahan Klas III dan untuk produktivitas
potensial tanaman (kg/ha/th) mengacu pada produktivitas PTPN- III (Lampiran 1
). Dengan mempertimbangkan kondisi cuaca, ik.lim dan heterogenitas
tanaman maka proyeksi produksi TBS kelapa sawit Kebun Peninjauan
berdasarkan standar potensi minimum.
Perencanaan produksi yang dibuat bertujuan untuk melihat seberapa besar
kemampuan kebun untuk memenuhi kebutuhan kapasitas pabrik dan
memberikan alternatif-alternatif usaha yang dapat dilakukan oleh pihak kebun
untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik, jika kemampuan kebun
yang ada sekarang untuk mensuplai bahan baku yang dibutuhkan masih
kurang. Bahan baku yang dibutuhkan berupa tandan buah segar (TBS) yang
dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit.
Perencanaan produksi dilakukan dengan memperhatikan pola data produksi
lima tahun terakhir dan hasil peramalan tingkat produksi dari pihak kebun serta
acuan data yang ada. Perencanaan dilakukan dengan dua cara, perencanaan
pertama dilakukan dengan melihat produktivitas potensial yang ada dari pola
produksi lima tahun terakhir, sedangkan perencanaan kedua dengan cara
memasukkan rata-rata data produksi dua tahun terakhir kedalam perangkat
lunak komputer QSB dengan menggunakan metode peramalan Winter's
Model.
Dari hasil perencanaan cara pertama akan didapat tingkat produksi TBS
yang dihasilkan oleh kebun dalam jangka panjang, tingkat prcduksi tersebut
akan menunjuk.kan besar kemampuan kebun untuk mensuplai bahan yang
dibutuhkan oleh pabrik untuk melakukan pengolahan serta kemungkinan
penambahan areal kebun apabila kemampuan kebun dalam mensuplai bahan baku
masih kurang.
Perencanaan cara kedua akan mendapatkan peramalan produksi tandan buah
segar untuk perencanaan jangka pendek. Selain itu dapat pula dilihat keakuratan
data yang digunakan untuk peramalan. Keakuratan data dalam peramalan dilihat
dengan dua cara, yaitu dengan uji statistik-U dari Theil dan dengan melihat nilai
Mean Squared Error (MSE) terkecil yang dihasilkan dari tiga kali peramalan dengan
panjang musiman berbeda.
Produksi buah sawit per tahun dihitung berdasarkan luas areal penanaman
yang dikaitkan dengan produktivitas potensial untuk tiap tahun tanam. Produktivitas
potensial merupakan berat TBS rata-rata per hektar per tahun untuk masing-masing
umur tanaman.
Perencanaan produksi ini dilakukan dengan menggunakan perencanaan hasil
panen yang dilakukan berdasarkan produktivitas potensial yang ada dengan melihat
kecenderungan pola data yang berfluktuasi. Produktivitas potensial dapat dilihat
dari dua sisi, yaitu berdasarkan acuan dan berdasarkan tingkat produksi aktual yang
dihasilkan oleh kebun. Kedua produktivitas potensial dapat dilihat pada Lampiran 1
dan 2. Produktivitas aktual dan ramalau didapat dari penjumlahan total produksi
yang dihasilkan tanaman berumur sama dibagi dengan total luas areal tanaman yang
berumur sama, data produksi aktual yang ada hanya sampai tahun 1998 selanjutnya
dilakukan pendekatan polynomial untuk mendapatkan produksi dad tahun 1999
sampai 2010 sedangkan produktivitas potensial merupakan hasil penelitian dari Pusat
Penelitian Marihat berdasarkan kelas kemampuan lahan.
Perencanaan dilakukan dengan memberikan beberapa skenario perencanaan.
Skenario yang diberikan dibedakan berdasarkan luas areal penanaman tiap tahun
yang berbeda, pembukaan lahan yang berbeda dan perbedaan jumlah pohon yang
ditanam, Skenario I adalah melakukan• perencanaan produksi dengan menggunakan
luas areal sebesar 12000 ha dengan pembukaan areal tiap tahunnya sebesar 2000 ha
untuk 6 tahun penanaman dari tahun 1989 sampai tahun 1994. Skenario II adalah
menggunakan luas areal yang ada di lapang sebesar 10395.17 ha dan dibagi merata
pembukaannya tiap tahun sebesar 1732.53 ha dari tahun 1989 sampai tahun 1994.
Skenario ID adalah perencanaan produksi dengan menggunakan luas areal yang ada di
lapang tanpa pembukaan areal penanaman baru. Skenario IV adalah menambah luas
areal yang ada sampai mencapai luas areal 12000 ha dan pembukaan arealnya dibagi
merata tiap tahun penanaman sebesar 80 ha mulai tahun 1995 sampai 2014 dengan
jumlah pohon per hektar sebanyak 130 pohon.
Perencanaan ini dilakukan sampai tahun 2014 dimana pada saat tersebut
tanaman pertama yang ditanam pada tahun 1989 mencapai produksi
maksimumnya. Kerapatan tanaman yang digunakan adalah 13 0 pohon per
hektar kecuali pada perencanaan produksi skenario III, kerapatan pohon yang
digunakan disesuaikan dengan yang ada dilapangan.
Dari hasil perencanaan ini diharapkan dapat membantu pihak kebun dalam
merencanakan bahan baku TBS untuk pabrik pengolahan kelapa sawit.
Produktivitas potensial berisi rata-rata berat tandan yang dihasilkan kelapa sawit
untuk masing-masing umur tanaman dan jumlah tandan per pohon.
Untuk dapat melakukan pengolahan pabrik dengan kapasitas produksi 60 ton
TBS per jam, dengan 20 jam olah per hari, 22 hari olah per bulan, dan 440 jam olah
per bulan, maka pabrik membutuhkan 316800 ton TBS per tahun atau 1200 ton
TBS per harinya sedangkan batas minimum agar pabrik dapat beroperasi
adalah 25% dari kapasitas terpasang pabrik atau pabrik membutuhkan
minimal 300 ton TBS per hari atau 79200 ton TBS per tahun. Batas ini merupakan
kebijaksanaan dari perusahaan dengan tujuan agar terjadi impas antara biaya
produksi dengan basil yang didapat sehingga perusahaan tidak mengalami
kerugian.
Perencanaan produksi yang dilakukan di PT. Perkebunan Mitra Ogan ini
adalah dengan membuka areal sampai 12000 ha, dimana pembukaan areal ini
dilakukan secara tidak teratur dan dengan luas areal 12000 ha ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan bahan baku TBS untuk pabrik dengan kapasitas terpasang
sebesar 60 ton TBS per jam.
2. berikan contoh kasus 
 fungsi pengarahan
Apotik DIANA

          Memulai usaha di tahun 1995 tidak langsung mnjadikan usah ini sebuah apotik
yang cukup ternama di kota padang. Pada tahun 1995 saat memulai usaha belum
dibuka apotik atau took obat. Orang tua dari Diana membuka usaha toko baju yang
berlangsung hingga tahunn 1998 kemudian dicampur dengan usaha took obat. Seiring
perkembangan dari tahun ke tahun yang lebih member peluang kepada usaha
apotik.maka dari itu sejak tahun 2000 resmi hanya membuka usaha apotik yang diberi
nama apotik Diana dengan izin SIA No: 993/REGDIT-P.SDM/DKK/X/2013, SIPA :
19800455/13.71/2013/2.099, dengn Apoteker : Afrilizar, S.Farm, APT.

Apotik Diana mmiliki banyak kerja sama dengan berbagai pihak bidang farmasi
seperti Kimia Farma, Kalbe, dll. Sehinga untuk karyawan mereka sendiri tidak
memiliki karyawan secara pribadi. Karyawan disana hanya Sales Promotion Girl (SPG)
titipan dari berbagaiperusahaan farmasi untuk kelancaran distribusi produk mereka.
Untuk apotik Diana sendiri memiliki 6 orang karyawan wanita yang dibagi dalam
2shift kerja, yaitu pagi-siang 2 orang dan siang-malam 4 orang karena pada siang
hingga malam pelanggan apotik sangatramai sehingga diperlukan karyawan lebih
untuk melayanaisetiap pelanggan yang dating. Setiap karyawan diberi libur 1x
seminggu pada hari kerja secara bergantian sehingga tidak ada kekosongan karyawan
meskipun pada hari minggu.

Karena apotik Diana tidak memiliki karyawan tetap, maka bila terjadi hal-hal
menyangkut karyawan maka pihak apotik berkoordinasi dengan perusahaan masing-
masing karyawan tentang permasalahan yang ada. Contohnya bila karyawan ada yang
mangkir atau ada yang beberapa hari tidak dating maka pemilik apotik melaporkan ke
pihak perusahaan untuk mengambil tindakan atau kebijkan perusahaan, apakah
pemberian teguran, motivasi, sanksi ataupun pemutusan hubungan kerja. Biasanya
menurut karyawan yang sempat diwawancarai bila terjadi pemasalahan dalam kerja
diberikan teguran 1 dan teguran 2 kemudian diberikan surat peringatan hingga 2 kali
kemudian bila masih terjadi persoalan ataupun yang tidak dapat ditoleransi dilakukan
pemutusan hubungan kerja oleh pihak perusahaan kepada karyawan yang
bersangkutan.

 fungsi koordinasi

kurangnya koordinasi antara sesama rekan kerja yang menyebabkan hilangnya


pekerjaan dari si korban, Ani mempunyai karyawan bernama Budi namun hubungan
mereka tidak baik sehingga membuat kurangnya koordinasi yang terjadi antara
mereka. Dalam suatu waktu Ani mendapatkan kabar bahwa akan ada proyek baru
yang sangat bernilai tinggi dan Ani sebagai boss langsung setuju dengan proyek
tersebut dan menyatakan kesanggupan perusahaan itu untuk melakukan proyek
tersebut tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Budi yang bekerja sebagi orang
lapangan yang mengetahui sendiri kelengkapan alat dan kesiapan karyawan. Ketika
proyek itu sudah di setujui dan dijalankanternyata hasilnya tidak sesuai apa yang Ani
bayangkan karena ternyata perusahaan tersebut tidak bisa memenuhi jumlah barang
yang proyek tersebut butuhkan dikarenakan kurangnya alat dari perusahaan tersebut,
kurangnya info dan cara untuk menyelesaikan tersebut sehingga ketiga proyek itu di
instruksikan kepada para karyawan banyak karyawan yang tidak mau bekerja dan
menolak namun karena Ani sudah menyetujui proyek tersebut maka pihak clien
merasa kecewa dan memutuskan kontrak kerja sala dengan perusahaan tersebut.
Masalah ini terjadi karena kurangnya koordinasi antara Ani sebagai boss dan  Budi
sebagai bawahan. Seharusnya jika koordinasi terjadi dengan baik maka Ani dapat
mengetahui ketidak sanggupan perusahaan dalam menjalankan proyek sehingga tidak
akan terjadi proses pemutusak kontrak dan berkurangnya jumlah client perusahaan.

3. buat kesimpulan tentang slide 14 dan 15

 Para manajer mengorganisasi dan menempatkan pekerja-pekerja pada berbagai


posisi, artinya mereka menggunakan suatu proses dengan apa struktur dan
alokasi pekerjaan ditentukan dan kemudian mereka menempatkan orang-orang
dalam jabatan tersebut.
 Para manajer berkomunikasi dengan pihak bawahan, dengan para kolega dan
dengan para atasan. Dengan perkataan lain: para manajer meneruskan ide-ide
kepada pihak lain, untuk tujuan menciptakan suatu hasil yang diinginkan.
 Para manajer pemimpin dan mensupervisi artinya mereka mengusahakan agar
pihak bawahan bekerja kearah pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran umum.
 Para manajer membuat keputusan-keputusan, artinya mereka mengembangkan
suatu proses dengan apa dipilih suatu arah tindakan-tindakan daripada
alternatif-alternatif yang tersedia untuk tujuan mencapai suatu hasil yang
diinginkan.
 Para manajer memusatkan perhatian mereka pada sasaran-sasaran.
 Para manajer merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan
(POLICIES) artinya, mereka mengantisipasi masa yang akan datang dan
menemukan macam-macam arah tindakan-tindakan alternatif, setelah itu
meraka menetapkan petunjuk-petunjuk bagi keputusan-keputusan masa yang
akan datang.
 Para manajer, yang mengukur hasil yang dicapai dan mengarahkannya ke arah
tujuan tertentu yang ditetapkan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai