Anda di halaman 1dari 9

p- ISSN : 2407 – 1846

TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

UPAYA MEMINIMASI PEMBOROSAN DI DEPARTEMEN PRODUKSI


PT. DANA PAINT INDONESIA MENGGUNAKAN METODE LEAN
MANUFACTURING

Meri Prasetyawati, Umi Marfuah, Adi Rofi Rusydi


Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Jakarta,
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat 10510
meri.prasetyawati@ftumj.ac.id

Abstrak
PT Dana Paint Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
cat dan coating. Sistem produksi yang dilakukan oleh Dana paint adalah make to stock
dimana memproduksi produk sebagai suatu persediaan sebelum pesanan dari
konsumen diterima atau membuat suatu produk untuk disimpan dan kebutuhan untuk
konsumen akan diambil dari persediaan gudang. Pada dasarnya proses pembuatan cat
melalui empat tahapan. Pada setiap tahapan atau proses Dana paint memberikan target
yang harus dicapai, tetapi untuk kenyataannya ada salah satu proses/bagian yang tidak
bisa memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Permasalahan yang
diduga sebagai penyebab terjadinya target produksi tidak tercapai adalah pemborosan-
pemborosan yang terjadi di dalam kegiatan produksi. Teori-teori yang digunakan
untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut adalah tentang Seven Waste,
Lean Manufacturing, value stream mapping, value stream analysis tools, Big Picture
Mapping, process activity dan mapping. Data-data yang dikumpulkan adalah rencana
produksi, lead time, jam kerja. Usulan perbaikan yang diberikan adalah dengan
mengganti mesin pengepresan manual ke mesin pengepresan otomatis. Setelah
dilakukannya perhitungan dan usulan perbaikan maka pemborosan dapat direduksi
atau dihilangkan Sehingga perusahaan dapat menghilangkan waktu proses yang
bersifat nonvalue adding activity dibagian filling sebesar 20 menit setiap satu kali
proses. Dalam hal ini perusahaan melakukan empat kali proses produksi dalam waktu
satu hari. Secara otomatis perusahaan dapat mengilangkan waktu proses non value
adding activity selama 80 menit perhari sehingga dalam waktu satu bulan dapat
mengilangkan waktu proses non value adding activity selama 1600 menit atau 27 jam.

Kata Kunci: Target produksi ,Waste, Lean Manufacturing.

Abstract
PT Dana Paint Indonesia is a company engaged in the field of paint and coating
industry. The production system undertaken by Danapaint is make to stock which
produces the product as a stock before the order from the consumer is received or
makes a product to be stored and the need for the consumer will be taken from the
warehouse inventory. Basically the process of making paint through four stages. At
each stage or process Danapaint provides targets that must be achieved, but for the fact
there is one process / part that can not meet the targets set by the company Problems
that are suspected as the cause of the production targets are not achieved is the waste-
waste that occurred in the activity production. Theories used to help solve the problem
are about Seven Waste, Lean Manufacturing, value stream mapping, value stream
analysis tools, Big Picture Mapping, activity process and mapping. The data collected
are production plans, team leads, working hours. Proposed repair is provided by
replacing the manual pressing machine to the automatic pressing machine. After the
calculation and proposed improvement then the waste can be reduced or eliminated So
that the company can eliminate the process time that is nonvalue adding activity filling
section for 20 minutes every one process. In this case the company performs four

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

times the production process within one day. Automatically companies can eliminate
non value adding activity time for 80 minutes per day so that within a month can
eliminate the non value processing activity time for 1600 minutes or 27 hours.

Keywords: Target production, Waste, Lean Manufacturing.

PENDAHULUAN pertama sudah teratasi dengan


Persaingan dunia industri saat ini sangat menerapkannya waktu standar pada
pesat sekali baik dalam industri jasa masing masing proses/bagian yang telah
maupun industri manufaktur. Hal ini diberikan. Adapun waktu standarnya
memacu perusahaan jasa dan manufaktur adalah untuk bagian premix yaitu 65
terus menerus meningkatkan hasil menit/proses, kemudian untuk bagian
produksinya, baik dalam hal kualitas letdown yaitu 40 menit/proses, kemudian
maupun dalam hal pelayanan terhadap untuk bagian tinting yaitu 40 menit/proses,
konsumen. PT Dana Paint Indonesia dan terakhir untuk bagian filling yaitu 130
merupakan perusahaan yang bergerak menit/proses. Untuk permasalahan kedua
dalam bidang industri cat dan coating. Cat yaitu terdapat pemborosan (waste) pada
yang dihasilkan oleh Dana Paint terdiri saat proses produksi. Pemborosan (waste)
dari berbagai jenis yaitu Dana Brite, Dana merupakan segala aktivitas kerja yang
Cryl, Dana Shild, Dana Roof, dan Alkali. tidak memberikan nilai tambah sepanjang
Sistem produksi yang dilakukan oleh Dana aliran poses pada proses perubahan input
Paint adalah make to stock. Pada dasarnya menjadi output. Jenis waste atau
proses pembuatan cat melalui empat pemborosan yang sering terjadi adalah
tahapan, tahapan pertama adalah Proses waste of waiting yaitu terlalu lamanya
Premix kemudian tahapan kedua adalah pekerja dalam mensetting mesin sehingga
proses Letdown kemudian tahapan ketiga mengakibatkan banyaknya waktu yang
proses Tinting, dan tahapan keempat terbuang, dimana dalam satu hari
adalah proses Filling. Pada setiap tahapan melakukan 4 kali proses dengan durasi
atau proses Dana Paint memberikan target waktu 30 menit per setup mesin, waste of
yang harus dicapai, tetapi untuk motion yaitu terlalu banyaknya gerakan
kenyataannya ada salah satu proses/bagian atau aktivitas yang dilakukan oleh pekerja
yaitu bagian filling yang tidak bisa seperti berbicara dengan pekerja lainnya
memenuhi target yang telah ditetapkan dan melakukan pemukulan ke tutup cat,
oleh perusahaan. Berikut data histori target dan waste of trasnportation yaitu jarak
produksi dan aktual produksi: antara bagian filling dengan tempat palet
terlalu jauh yaitu 15 meter yang
Tabel 1.1 Data Target Produksi & Aktual mengakibatkan banyaknya waktu yang
Produksi Bulan Agustus terbuang.
Lean Manufacturing metode yang
Bulan Target Produksi Aktual Produksi sesuai digunakan oleh perusahaan untuk
Agt-17 141.750 pcs 113.400 pcs mengidentifikasi tingkat pemborosan
(Sumber Data : PT Dana Paint Indonesia) sehingga mampu menekan atau bahkan
mengurangi kegiatan atau aktivitas yang
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi tidak bernilai tambah (non value added
tidak tercapainya target produksi yaitu activity). Hal ini dilakukan dengan cara
belum ditetapkannya waktu standar dan mengidentifikasi dan mengurangi
terdapat suatu pemborosan (waste) pada pemborosan (waste) dengan perbaikan
saat produksi. Untuk permasalahan kontinu. Lean Manufacturing berupaya

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

untuk menciptakan aliran produksi Metodologi pemecahan masalah dilakukan


sepanjang value stream dengan untuk memberikan gambaran singkat
menghilangkan segala bentuk pemborosan mengenai pemecahan masalah sehingga
serta meningkatkan nilai tambah produk proses yang akan dilakukan untuk
kepada pelanggan. Lean Manufacturing menghasilkan penelitian yang baik dapat
mendorong terciptanya fleksibiltas pada terencana dan sistematis. Studi lapangan
sistem produksi yang mempu beradaptasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana
secara cepat terhadap perubahan kebutuhan kondisi dan aktivitas kerja di tempat
pelanggan. Tujuan dilakukan penelitian ini penelitian. Langkah selanjutnya adalah
adalah menentukan pembobotan waste melakukan studi literatur. Dalam langkah
berdasarkan hasil kuisoner, menentukan ini dilakukan pengkajian terhadap
detail mapping berdasarkan bobot waste sejumlah teori-teori yang berkaitan dan
menggunakan Value Stream Analysis diharapkan dapat menggali metode dan
Tools, melakukan perbaikan untuk teknik penelitian yang sesuai dengan
mengeliminasi pemborosan (waste). masalah yang sedang diteliti. Pengumpulan
data dilakukan dengan mengumpulkan data
langsung di bagian Produksi PT Dana
METODE Paint Indonesia, terdiri Rencana dari
Produksi, waktu lead time dan data jam
kerja operator. Pengolahan data dilakukan
Membuat Big Picture Mapping,
Mengidentifikasi waste yang terjadi
menggunakan kuisoner, Melakukan
pembobotan waste menggunakan value
stream mapping kemudian dibuat detail
mapping mengunakan Process Activity
Mapping & Supply Chain Response
Matrix, Melakukan perbaikan untuk
mengeliminasi waste.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Big Picture Mapping


Big Picture Mapping adalah suatu tools
yang digunakan untuk menggambarkan
suatu sistem secara keseluruhan beserta
aliran nilai (value stream) yang terdapat
dalam perusahaan. Dengan Big Picture
Mapping, dapat diketahui aliran informasi
dan fisik dalam sistem, lead time yang
dibutuhkan dari masing-masing proses
yang tejadi. Data tersebut didapat dari
interview dengan petugas yang terkait dan
observasi lapangan. Berdasarkan pada
observasi sampel, data dari time process
dapat diperoleh melalui penggunaan
stopwatch. Cara pengambilan waktu
(untuk kegiatan rutin) diambil pada hari
Gambar 1.1 Metodologi Penelitian yang berbeda-beda kemudian diambil rata-

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

ratanya. Penetapan Big Picture Mapping sepanjang proses penyaluran produk


akan membantu untuk mengenali aliran kepada konsumen akhir di PT Dana Paint
informasi dan fisik dalam sistem. Adapun Indonesia adalah sbb:
hasil pemetaan Big Picture Mapping

1.2 Big Picture Mapping Proses Produksi PT Dana Paint Indonesia


Dalam pembuatan Big Picture Mapping di setelah bahan baku diterima maka bagian
atas, semua flow process tergambarkan QC langsung mengecek kualitas bahan
secara seri. Pemetaan secara seri ini baku tersebut dan apabila sesuai dengan
ditujukan hanya untuk menggambarkan kualitas yang telah ditentukan oleh
alur produksi dengan waktu yang danapaint maka bahan baku tersebut
diakumulasikan tiap prosesnya.Selain langsung dirim ke bagian gudang bahan
mengetahui flow process, dengan Big baku, kemudian Departemen produksi
Picture Mapping kita dapat mengetahui melakukan proses produksinya dimulai
potensi waste dalam value stream dari proses premix ke proses letdown
perusahaan. Adapun flow process dimulai kemudian proses tinting dan terakhir
dari custumer memesan produk ke bagian proses filling. Dimasing masing proses
sales & marketing kemudian setelah itu produksi selalu ada pengecekan yang
bagian sales & marketing memberikan dilakukan oleh QC sebelum memasuki ke
informasi ke bagian PPIC setelah proses selanjutnya. Setelah menjadi bahan
mendapatkan informasi PPIC langsung jadi kemudian dikirim ke bagian gudang
mengecek kesedian bahan baku apabila finish good dan selanjutnya dikirim ke
bahan baku yang akan digunakan habis custumer.
atau tidak ada maka PPIC melakukan
pemesanan bahan baku melalui bagian
Identifikasi Waste menggunakan
Procorumnet setelah itu
kuisoner
Procorumnetlangsung memesan bahan Adapun hasil rekapitulasi kuesioner
baku ke supplier kemudian supplier pembobotan waste sbb :
menerima pesanan dan langsung
mengirimkan bahan baku ke pabrik,

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Tabel 1.2 Rekapitulasi pembobotan waste posisi rangking 4.


5. Product Variety Funnel
(PVF)memiliki total bobot sebesar 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dan menempati posisi rangking 5.
JENIS WASTE TOTAL %
(Septian) (Bayu) (Minggar) (Dwi) (Fauzi) (Rizal) (Eby) (Ical) (Iip) (Dodo) 6. Phisycal Structure (PS)memiliki total
bobot sebesar 9dan menempati posisi
DEFECT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0%
rangking 6.
OVERPRODUCTION 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% 7. Quality Filter Mapping
(QFM)memiliki total bobot sebesar
TRANSPORTATION 3 3 0 3 3 3 3 3 3 3 9 32%
0dan menempati posisi rangking 7.
WAITING 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 9 32%
INVENTORY 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% Langkah selanjutnya adalah melakukan
detail mapping menggunakan tools yang
MOTION 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 10 36% memiliki bobot terbesar yaitu: Process
OVERPROCESSING 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% Activity Mapping (PAM. Merupakan tools
untuk memetakan proses secara detail
Total 9 9 6 9 7 9 9 9 9 9 28 100% menggunakan simbol simbol yang
(Sumber Data : Hasil Perhitungan) mempresentasikan aktivitas operasi (O),
menunggu (D), trasnportasi (T), inspeksi
Terlihat bahwa jenis waste yang paling (I), dan penyimpanan (S).
banyak memberikan efek terhadap
keberlangsungan proses produksi yaitu Detailed Mapping
Motion, Transportation, dan waiting.
Motion memiliki bobot yaitu sebesar 10 Sebelum melakukan detail mapping
poin, kemudian Transportation dan menggunakan salah satu tools dari
waiting memiliki bobot yaitu sebesar 9 VALSAT peneliti melakukan
poin, berarti waste ini telah menyebabkan brainstorming dengan supervisor bagian
buruknya aliran pengerjaan sehingga produksi. Langkah selanjutya menentukan
memperpanjang waktu produksi. detail mapping menggunakan tools
Process Activity Mapping (PAM)
memetakan proses secara detail langkah
Melakukan detail mapping mengunakan demi langkah. Konsep dasar dari tools ini
Value Stream Analysis Tools (VALSAT) adalah memetakan setiap tahap aktivitas
yang terjadi mulai dari operasi (O),
Dapat diketahui bahwa nilai rangking transportasi (T), inspeksi (I), delay (D) dan
masing masing detail mapping sebagai storage (S), kemudian mengelompokannya
berikut: ke dalam tipe tipe aktivitas yang ada mulai
1. Process Activity Mapping (PAM) dari value adding activities (VA), not non
memiliki total bobot sebesar 252 dan value adding activity ( NNVA), dan non
menempati posisi rangking 1. value adding activity ( NVA). Tujuan dari
2. Supply Chain Response Matrix pemetaan ini adalah untuk membantu
(SCRM)memiliki total bobot sebesar memahami aliran proses,
91 dan menempati posisi rangking 2. mengidentifikasikan adanya pemborosan,
3. Demand Amplicicatn Mapping mengidentifikasikan apakah suatu proses
(DAM)memiliki total bobot sebesar 27 dapat diatur kembali menjadi lebih efesien,
dan menempati posisi rangking 3. mengidentifikasi perbaikan aliran
4. Decision int Analysis (DPA)memiliki penambahan nilai.
total bobot sebesar 27 dan menempati

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Tabel 1.3 Perhitungan dan Presentase direduksi.Berikut adalah aktivitas-


Process Activity Mapping aktivitas yang bersifat non value adding
activity (NVA).
Jumlah Waktu
Aktivitas Presentase Rekomendasi usulan Perbaikan
Aktivitas (Menit)
Operation 30 8888 48,61% Efektivitas tindakan perbaikan yang
Transportation 12 8675 47,45% dipilih dan akan dilakukan sangat
bergantung pada hasil mapping dan proses
Inspection 4 300 1,64% analisis. Proses identifikasi, mapping dan
Storage 1 240 1,31% analisis secara detail yang sudah
Delay 9 180 0,98% dilakukan dengan menggunakan kuisoner
dan value stream analysis tools akan
Total 56 18283 100% sangat menentukan efektivitas dari
langkah perbaikan yang
Tabel 1.4 Perhitungan VA, NVA, dan direkomendasikan. Dalam hal ini peneliti
NNVA mengambil waste yang memiliki bobot
paling tertinggi yaitu waste of motion dan
Jumlah Waktu waste of transportation dikarenakan
Klasifikasi Presentase
Aktivitas (Menit) terdapat jenis aktivitas yang berada di
VA 30 533 2,92% bagian Filling dan bersifat non value
adding activity (NVA) yaitu melakukan
NVA 25 16310 89,21%
pemukulan ke tutup cat dan dan jarak
NNVA 1 1440 7,88% mengambil pallet untuk menaruh produk
finishgood terlalu jauh. Oleh karena itu
peneliti memberikan usulan perbaikan
sebagai berikut :
Total 56 18283
Value Ratio 0,03
a. Pergantian mesin pengepresan
(Sumber Data : Hasil Perhitungan) (Seaming)
Dalam penelitian ini usulan perbaikan
Terlihat dari tabel 1.3 bahwa aktivitas Waste Of Motion yang telah
operation memiliki persentase sebesar diindentifikasi melalui process activity
48,61%, sedangkan aktifitas lainnya yaitu mapping (PAM) harus direduksi untuk
transportation sebesar 47,45%, inspection mempercepat waktu siklus pemenuhan
sebesar 1,64%, storage sebesar 1,31% order. Dari penjelasan PAM diketahui
dan delay sebesar 0,98%. Kemudian bahwa aktifitas yang paling lama
untuk Tabel 1.4 menunjukkan bahwa memakan waktu dan menyebabkan
value adding activity(VA) didapatkan banyak pemborosan waste of motion
nilai presentase sebesar 2,92%, non value adalah aktifitas melakukan pemukulan ke
adding activity (NVA) didapatkan nilai tutup cat.
presentase sebesar 89,21% dan not non Dalam penelitian ini usulan yang
value adding activity (NNVA) didapatkan diberikan untuk mereduksi waste of
nilai presentase sebesar 7,88%. Oleh motion adalah mengganti mesin
karena itu, untuk mendukung kelancaran pengepresan manual menjadi mesin
dalam pelaksanaan produksi ini maka pengepresan otomatis dengan jenis karet
aktifitas-aktifitas yang termasuk dalam yang lebih tebal. Pergantian mesin
non- value adding activity harus pengepresan otomatis ini diharapkan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 6


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

dapat membantu proses Filling, sehingga Tabel 1.5 Usulan Perbaikan Perhitungan
dalam kegiatan seaming tidak dan Presentase Process Activity Mapping
membutuhkan waktu yang lama.
Jumlah Waktu
Aktivitas Presentase
Aktivitas (Menit)
b. Perbaikan Layout Departemen Operation 29 8868 48,56%
Produksi
Transportation 12 8675 47,50%
Waste Of Transportation yang telah
diindentifikasi melalui process activity Inspection 4 300 1,64%
mapping (PAM) harus direduksi untuk Storage 1 240 1,31%
mempercepat waktu siklus pemenuhan Delay 9 180 0,99%
order. Dari penjelasan PAM diketahui
Total 55 18263 100%
bahwa aktifitas yang paling lama
memakan waktu dan menyebabkan
banyak pemborosan waste of
Tabel 1.6 Ringkasan Usulan Perbaikan
transportation adalah aktifitas mengambil
Perhitungan dan PresentaseVA, NVA &
pallet untuk menaruh produk finish good
NNVA
yang terlalu jauh.
Dalam penelitian ini usulan yang diberikan Jumlah Waktu
Klasifikasi Presentase
untuk mereduksi waste of transportation Aktivitas (Menit)
adalah Melakukan perbaikan layout kerja. VA 29 530 2,90%
Layout kerja diperbaiki dengan melakukan
NVA 24 16293 89,21%
revisi terhadap penataan tata letak fasilitas
berdasarkan tingkat keeratannya. Dengan NNVA 1 1440 7,88%
memperbaiki tata letak fasilitas kerja di
bagian produksi diharapkan dapat
mengurangi permasalahan yang
disebabkan karena kegiatan pemborosan
Total 55 18263
dalam hal waste of transportation yaitu Value Ratio 0,03
jarak pengambilan pallet untuk menyusun (Sumber Data : Hasil Perhitungan)
produk finishgood.
Perubahan pada usulan perbaikan ini
c. Rekomendasi Process Activity Mapping adalah jumlah aktifitas dari 56 aktifitas
setelah perbaikan menjadi 55 aktifitas dengan waktu yang
Usulan perbaikan yang telah diberikan juga berkurang dari 18283 menit menjadi
diatas kemudian dibuat dalam process 18263 menit. Dari penjabaran ini dapat
activity mapping (PAM) untuk mengetahui disimpulkan bahwa jumah waktu
secara lebih detail aktifitas-aktifitas mana pengerjaan lebih singkat 20 menit dari
saja yang akan dirubah/dihilangkan. total waktu pengerjaan selama18283 menit
Perubahan yang dilakukan adalah pada menjadi 18263 menit.
aktifitas operasi karena dirasa tidak ada
Sehingga waste of motion dan waste of
masalah pada aktifitas transportasi,
transportation dapat direduksi atau
inspeksi,delay, dan penyimpanan.
dihilangkan dengan mengurangi waktu
proses kegiatan operasi yaitu
pengepresan tutup cat (Seaming) selama 2
menit diganti dengan kegiatan operasi
yaitu pengepresan tutup cat (Seaming)
yang hanya membutuhkan waktu 1 menit

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 7


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

kemudian menghilangkan kegiatan presentase bobot yaitu Waste Of


pemukulan ke tutup cat yang memiliki Defect sebesar 0%, Waste Of
waktu proses selama 10 menit dan Overproduction sebesar 0%, Waste Of
pengambilan pallet untuk menyusun Transportation sebesar 32%, Waste Of
produk finish good dengan jarak 15 meter Waiting sebesar 32%, Waste Of
dengan waktu tempuh 10 menit diganti Inventory sebesar 0%, Waste Of
dengan pengambilan pallet untuk Motion sebesar 36%, dan Waste Of
menyusun produk finishgood dengan Overprocessing sebesar 0%.
jarak 2 meter dengan waktu tempuh 2
menit. Secara perhitungan perusahaan 2. Berdasarkan hasil identifikasi
dapat menghilangkan waktu proses yang menggunakan value stream analysis
bersifat non value adding activity tools maka didapatkan tools dengan
dibagian filling sebesar 20 menit setiap hasil bobot dan rangking pertama
satu kali proses. Dalam hal ini perusahaan yaitu: Process Activity Mapping (PAM)
melakukan empat kali proses produksi Merupakan tools untuk memetakan
dalam waktu satu hari. Secara otomatis proses secara detail menggunakan
perusahaan dapat mengilangkan waktu simbol simbol yang mempresentasikan
proses non value adding activity selama aktivitas operasi (O), menunggu (D),
80 menit perhari sehingga dalam waktu trasnportasi (T), inspeksi (I), dan
satu bulan dapat mengilangkan waktu penyimpanan (S).
proses non value adding activity selama
1600 menit atau 27 jam. 3. Berdasarkan hasil pembobotan waste
dan penentuan detail mapping maka
Sehingga keuntungan yang didapatkan peneliti memberikan usulan perbaikan
oleh perusahaan dari hasil mereduksi untuk mereduksi waste of motion dan
pemborosan (waste) dibagian produksi waste of transportationyaitu:
sebagai berikut.
a. Pergantian mesin pengepresan
Seaming)
1 Batch = 700 unit / 4 jam Dalam penelitian ini usulan
perbaikan yang diberikan untuk
1 Unit = Rp 520.000 mereduksi waste of motion adalah
Pemborosan (waste) yang dihasilkan mengganti mesin pengepresan
sebesar 27 jam/bulan manual menjadi mesin
pengepresan otomatis dengan jenis
= 27 jam/4 jam = 6.75 Batch
karet yang lebih tebal. Pergantian
= 4720 unit x Rp. 520.000 mesin pengepresan otomatis ini
= Rp. 2.454.400.000 diharapkan dapat membantu
proses Filling, sehingga dalam
kegiatan seaming tidak
Sehingga keuntungan yang didapatkan membutuhkan waktu yang lama.
oleh perusahaan dari hasil mereduksi b. Perbaikan Layout Departemen
pemborosan (waste) dibagian produksi Produksi
sebesar Rp. 2.454.400.000. Waste Of Transportation yang
telah diindentifikasi melalui
SIMPULAN DAN SARAN process activity mapping (PAM)
1. Berdasarkan hasil pembobotan waste harus direduksi untuk
menggunakan kuisoner maka mempercepat waktu siklus
didapatkan hasil masing masing pemenuhan order. Dari penjelasan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 8


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TI - 005 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

PAM diketahui bahwa aktifitas dipertimbangkan oleh perusahaan.


yang paling lama memakan waktu
dan menyebabkan banyak
pemborosan waste of DAFTAR PUSTAKA
transportation adalah aktifitas
mengambil pallet untuk menaruh Gaspersz, Vincent. 2007. Lean Six Sigma
produk finish good yang terlalu For Manufacturing and Service
jauh. Industries, edisi 1. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama.
c. Rekomendasi perbaikan Process Gaspersz, Vincent & Fontana, Avanti.
Activity Mapping 2011. Lean Six Sigma For
Perubahan pada usulan perbaikan Manufacturing and Service
ini adalah jumlah aktifitas dari 56 Industries Continius Cost
aktifitas menjadi 55 aktifitas Reduction. Bogor. Vichristo
dengan waktu yang juga Publication
berkurang dari 18283 menit Hines P., dan Rich N. 1997. The Seven
menjadi 18263 menit. Secara Value Stream Mapping Tools,
perhitungan perusahaan dapat International Journal of
menghilangkan waktu proses yang Operational and Production
bersifat non value adding activity Management. Vol.17.
dibagian filling sebesar 20 menit Hines, Peter and Rich, Nick. 2001. The
setiap satu kali proses. Dalam hal Seven Value Stream Mapping
ini perusahaan melakukan empat Tools. Manufacturing Operation
kali proses produksi dalam waktu and Supply Chain Management:
satu hari. Secara otomatis Lean Approach, David Taylor and
perusahaan dapat mengilangkan David Brunt. (editor). Thomas
waktu proses non value adding Learning. London
activity selama 80 menit perhari Muhammad Shodiq Abdul Khannan. 2015.
sehingga dalam waktu satu bulan Skripsi: Analisis Penerapan Lean
dapat mengilangkan waktu proses Manufacturing Untuk
non value adding activity selama Menghilangkan Pemborosan di
1600 menit atau 27 jam. Lini Produksi PT Adi Satria Abadi,
Yogyakarta: Fakultas Teknologi
Adapun saran yang dapat diberikan
Industri, Universitas Pembangunan
adalah sebagai berikut:
Nasional Veteran
1. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian Zamrotul Fithiriyah. 2012. Pendekatan
serupa lebih lanjut dengan cakupan Lean Manufacturing Untuk
yang lebih luas. Meminimasi Waste Pada Proses
2. Penelitian ini merupakan Produksi Pupuk Super Dolomite,
penggambaran kondisi yang terjadi Malang: Fakultas Teknik,
pada lantai produksi di PT Dana Paint Universitas Muhammadiyah
Indonesia, sehingga dapat menjadi Surakarta
masukan dan memberikan pandangan
bagi perusahaan untuk melakukan
evaluasi.
3. Usulan perbaikan terkait dengan
pergantian mesin pengepresan tutup
cat dapat memaksimalkan proses
produksi dan hendaknya dapat

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 9


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai