Anda di halaman 1dari 3

MOTIVATION LATER

“LEARN FROM THAILAND”

AHMAD ALI SYAHBANA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua, semoga


limpahan karunianya selalu menyertai langkah-langkah kita dalam meraih impian. Aamiin.

Sebelum saya melanjutkan surat motivasi ini, izinkanlah saya mengucapkan terimakasih kepada
kakak-kakak dari IYCMS yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkunjung
dan belajar bersama di Negeri Gajah Putih.

Perkenalkan, pemuda asli keturunan lombok ini bernama lengkap Ahmad ali syahbana. Kerap
dipanggil Ali/bana. Lahir disebuah desa terpencil di kecamatan Labuapi pada tanggal 29
november 1999. Bersyukur terlahir dari pasangan suami-istri Munasah dan Sahati. Menjadi
kakak untuk 1 orang adik laki-laki bernama Ahmad azis Supiadi dan 2 orang adik perempuan
yakni Siti badriah dan Fitri salsabila.

Pernah mengenyam pendidikan di SDN 1 Terong Tawah selama 6 tahun. 3 tahun berikutnya
menyelesaikan studi di SMPN 1 Labuapi. Kemudian melanjutkan di madrasah no 1 di Mataram
yakni MAN 1 Mataram dan berhasil menyelesaikan studi dengan peringkat ke-2 terbaik pada
ujian nasional dan ujian madrasah. Dan sekarang berstatus mahasiswa semester 4 di Universitas
Mataram pada program studi Hubungan Internasional. Mengambil jurusan HI menjadi langkah
awal saya untuk berkunjung keseluruh dunia.

Sejak duduk di Sekolah dasar sampai menengah atas, Alhamdulillah saya selalu menduduki
peringkat 3 besar dikelas. Aktif diorganisasi menjadi keseharian saya waktu masih di MAN.
Menjadi anggota OSIS dan Remaja Mushalla menjadi tempat menempa kehidupan sosial saya.
Dibidang kesenian saya mengikuti grup marawis dan Alhamdulillah beberapa kali mendapat
juara 1 ditingkat kota dan provinsi. Sekarang saya diberikan masih diberikan amanah menjadi
pengurus Himpunan Mahasisa Hubungan Internasional (HMHI) Universitas Mataram dan
sebagai Ketua Umum Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Kota Mataram.
Dikesempatan ini, saya akan menjelaskan beberapa alasan yang membuat saya tertarik dan layak
mengkuti program ini.

1. Mahasiswa dari jurusan Hubungan Internasional


Sebagai mahasiswa dari jurusan yang berhubungan erat dengan dunia internasional,
berbagai macam informasi tentang dunia luar menjadi makanan sehari-hari buat kami.
Materi-materi kuliah yang saya terima dikampus tidak jauh-jauh pembahasannya dengan
kegiatan ini. Materi tentang hubungan internasional yang saya dapat dari buku, literatur
dan dosen-dosen kami dikampus, membuat saya mampu dan layak dari segi pengetahuan.
2. Memiliki pengalaman berkunjung ke Thailand
Pada bulan agustus kemarin, alhamdulillah saya diberikan kesempatan mengikuti
kegiatan studi eskursi yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional
di kampus kami. Pada kegiatan itu kami mengunjungi 3 negara tetangga, yakni :
Malaysia, Singapura dan Thailand (Thailand Selatan). Di Thailand selatan kami
berkunjung ke beberapa tempat seperti: kantor konsulat di songkhla, Pondok Pesantren
Attarakeeyah Islamiyah School, Masjid Telok Manok dan Pasar ASEAN. Merasakan
langsung atmosfir di sana menjadi pengalaman berharga buat saya. Keramahan
penduduknya, keragaman agama dan budayanya, makanan tradisionalnya dan bahasa
melayu yang khas membuat saya rindu untuk kembali. Pengalaman langsung ini
membuat saya percaya diri dan merasa layak mengikuti kegiatan “learn from Thailand”
dari kakak-kakak IYCMS.
3. Thailand selatan adalah wilayah yang unik
Kedua hal diatas menjadi motivasi saya untuk terus mengkaji Thailand selatan.
Bagaimana tidak, jika orang pada umumnya melihat Thailand sebagai negara dengan
penduduk mayoritas buddha dan kental dengan kebudayaan buddhanya. Tapi dibalik itu
terdapat suatu wilayah di Thailand dengan mayoritas pendudunya islam bahkan bisa
dikatakan lebih condong kepada budaya melayu. Penduduknya yang ramah, tata
bahasanya, cara berpakaiaannya pun bisa dikatakan mirip sekali dengan Melayu
Indonesia dan Malaysia.
Dalam kehidupan bermasyarakat, hampir dimana ada mayoritas, baik dibidang agama,
ekonomi, politik, dsb, yang minoritas lebih mudah ditindas dan lebih sering mengalami
penderitaan karena tekanan dari mayoritas. Hal ini pun terjadi kepada etnis melayu di
Thailand selatan. Dalam sejarahnya, kerap kali pemerintah Thailand memaksakan
kebijakan yang jelas-jelas bersebrangan dengan keyakinan dan budaya dari etnis melayu
di Thailand selatan. Hal ini membuat masyarakat di Thailand selatan merasa keberatan
dan melawan balik . Tak jarang konflik ini berujung pada kekeraan fisik bahkan
peperangan. Hal ini saya saksikan langsung ketika berkunjung ke sebuah pondok
pesantren di Narathiwat. Ditengah jalan kami di stop oleh beberapa tentara untuk di cek
data diri kami. Dibeberapa tempat juga saya melihat tentara bersenjata, lengkap dengan
alutsista yang siap berjaga.
Beberapa hal diatas membuat saya tertarik mengkaji lebih dalam tentang Thailand
selatan. Besar harapan kakak-kakak IYCMS bisa membantu saya mewujudkan hal
tersebut.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai