Anda di halaman 1dari 12

Ringkasan Materi Mata Kuliah PIH dan PTHI

..Tentang Hukum Administrasi Negara

Disusun Oleh : Kelompok 2

Bayu Febrian Syaputra ( 06121005016 )

Meilinda Eka Syahputri ( 06121005035 )

Dina Yuriza Putri ( 06121005024 )

Firnando ( 06121005030 )

Faisal Roni ( 06121005031 )

Destri Vinati ( 06121005046 )

Dosen Pengasuh : Drs. Emil Faisal, M.si

Husnul Fatihah, S.Pd. M.Pd.

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sriwijaya

Tahun Pelajaran 2012-2013


Hukum Administrasi Negara

1. Pengertian Hukum Administrasi Negara

Oppen Hein mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu gabungan
ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi maupun rendah apabila badan-
badan itu menggunakan wewenangnya yang telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata
Negara.”

J.H.P. Beltefroid mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-


aturan tentang cara bagaimana alat-alat pemerintahan dan badan-badan kenegaraan dan
majelis-majelis pengadilan tata usaha hendak memenuhi tugasnya.”

Logemann mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat dari norma-


norma yang menguji hubungan Hukum Istimewa yang diadakan untuk memungkinkan para
pejabat administrasi Negara melakukan tugas mereka yang khusus.”

De La Bascecoir Anan mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah himpunan


peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab Negara berfungsi/ bereaksi dan peraturan-
peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara warga Negara dengan pemerintah.”

L.J. Van Apeldoorn mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan
yang hendaknya diperhatikan oleh para pendukung kekuasaan penguasa yang diserahi tugas
pemerintahan itu.”

A.A.H. Strungken mengatakan “ Hukum Administarsi Negara adalah aturanaturan yang


menguasai tiap-tiap cabang kegiatan penguasa sendiri.”

J.P. Hooykaas mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah ketentuan – ketentuan


mengenai campur tangan dan alat-alat perlengkapan Negara dalam lingkungan swasta. ”
Sir. W. Ivor Jennings mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum yang
berhubungan dengan Administrasi Negara, hukum ini menentukan organisasi kekuasaan dan
tugas-tugas dari pejabat-pejabat administrasi.”

Marcel Waline mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah keseluruhan aturan-


aturan yang menguasai kegiataan-kegiatan alat-alat perlengkapan Negara yang bukan alat
perlengkapan perundang-undangan atau kekuasaan kehakiman menentukan luas dan batas-
batas kekuasaan alat-alat perlengkapan tersebut, baik terhadap warga masyarakat maupun
antara alat-alat perlengkapan itu sendiri, atau pula keseluruhan aturan-aturan yang
menegaskan dengan syarat-syarat bagaimana badan-badan tata usaha negara/ administrasi
memperoleh hak-hak dan membebankan kewajiban-kewajiban kepada para warga
masyarakat dengan peraturan alat-alat perlengkapannya guna kepentingan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan umum.”

E. Utrecht mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah menguji hubungan hukum


istimewa yang diadakan agar memungkinkan para pejabat pemerintahan Negara melakukan
tugas mereka secara khusus.”

Prajudi Atmosudirdjo mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah hukum mengenai


operasi dan pengendalian dari kekuasaan-kekuasaan administrasi atau pengawasan
terhadap penguasa-penguasa administrasi.”

Bachsan Mustofa mengatakan “Hukum Administarsi Negara adalah sebagai gabungan


jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat yang diserahi tugas melakukan
sebagian dari pekerjaan pemerintaha dalam arti luas yang tidak diserahkan pada badan-
badan pembuat undang-undang dan badan – badan kehakiman.

M/E Dimock Dan G.O Dimock mengatakan bahwa Administrasi Negara merupakan suatu
bagian dari administrasi umum yang mempunyai lapangan yang lebih luas, yaitu suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari bagaimana lembaga – lembaga mulai dari suatu keluarga
hingga perserikatan bangsa – bangsa disusun, digerakkan dan dikemudikan.

Wilson 1987, administrasi sebagai ilmu. Pemikiran tentang supremasi kepemimpinan


pejabat politik atas birokrasi itu timbul dari perbedaan fungsi antara politik dan
administrasi, dan adanya asumsi tentang superioritas fungsi – fungsi politik administrasi.
Slogan klasik pernah juga ditawarkan manakala fungsi politik berakhir maka fungsi
administrasi itu mulai, when politic end, administration begin – Wilson 1941.

John M. Pfiffer dan Robert V, Administrasi Negara adalah suatu proses yang
bersangkutan dengan pelaksanaan kebijaksanaan – kebijaksanaan pemerintah, pengarahan
kecakapan dan teknik – teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah dan
maksud terhadap usaha sejumlah orang.

Dwight Waldo menyatakan bahwa administrasi Negara mengandung dua pengertian yaitu :
a. Administrasi Negara yaitu organisasi dan manajemen dari manusia dan benda guna
mencapai tujuan – tujuan pemerintah.
b. Administrasi Negara yaitu suatu seni dari ilmu tentang manajemen yang dipergunakan untuk
mengatur urusan – urusan Negara.

Dari pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa bidang hukum administrasi Negara


sangatlah luas, banyak segi dan macam ragamnya. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Hukum Administarsi Negara adalah Hukum mengenai pemerintah/Eksekutif didalam
kedudukannya, tugas-tuganya, fungsi dan wewenangnya sebagai Administrator Negara.

Kalau definisi – definisi diatas dikaji secara seksama, dapat dikemukakan beberapa pokok
pikiran bahwa :
a.Administrasi Negara adalah merupakan proses kegiatan yang bersifat penyelenggaraan.
b. Administrasi Negara disusun untuk mengatur kerja sama antar bangsa.
c. Administrasi Negara diselenggarakan oleh aparatur pemerintah dari suatu Negara.
d. Administrasi Negara diselenggarakan untuk kepentingan umum.

2. Ruang Lingkup Hukum Administrasi Negara ( Administratief Recht )

Isi dan ruang lingkup Hukum Administarsi Negara menurut Van Vallen Hoven dalam
bukunya yang berjudul Omtrek van het administratiefrecht, memberikan skema tentang
hukum administrasi Negara didalam kerangka hukum seluruhnya sebagai berikut :
Hukum Administarsi Negara/ administratief recht yang meliputi :
1. Hukum Pemerintah / Bestuur recht
2. Hukum Peradilan yang mel;iputi :
a. Hukum Acara Pidana
b. Hukum Acara Perdata
c. Hukum Peradilan Administrasi Negara
3. Hukum Kepolisian
4. Hukum Proses Perundang-undangan / Regelaarsrecht

Menurut G. Pringgodigdo, pengertian Hukum Administrasi Negara mencakup 3 (tiga)


unsur yaitu (Marbun, 2000:11):

1. Hukum Tata Pemerintahan (HTP) yaitu eksekutif atau aktivitas eksekutif atau tata
pelaksanaan Undang-Undang,
2. Hukum Administrasi Negara (HAN) dalam arti sempit yaitu tentang tata pengurusan
rumah tangga negara (rumah tangga negara di maksudkan, segala tugas-tugas yang
ditetapkan dengan Undang-Undang sebagai urusan negara); dan

3. Hukum Tata Usaha Negara (HTUN) yang berkait dengan surat menyurat atau
kearsipan.

Sedangkan E. Utrecht mengemukakan bahwa Hukum Adminsitrasi Negara itu mempunyai


objek sebagai berikut (1969:9):

1. Sebagian hukum mengenai hubungan hukum antara alat perlengkapan negara yang
satu dengan alat perlengkapan negara yang lain.
2. Sebagian aturan hukum mengenai hubungan hukum antara perlengkapan negara
dengan perseorangan privat. HAN juga adalah perhubungan-perhubungan hukum
istimewa yang diadakan sehingga memungkinkan para pejabat negara melakukan
tugasnya yang istimewa

Dengan kata lain bisa di kemukakan bahwa objek Hukum Administrasi Negara adalah
semua perbuatan yang tidak termasuk tugas mengadili, meskipun mungkin tugas itu
dilakukan oleh badan di luar eksekutif; bagi HAN yang penting bukan siapa yang
menjalankan tugas itu tetapi adalah masuk ke (bidang) manakah tugas itu. Hukum
Administrasi Negara merupakan himpunan peraturan-peraturan istimewa.

Pendapat Van Vallen Hoven ini dikenal dengan “ Residu Theori”. Menurut Walther
Burckharlt (Swiss), bidang-bidang pokok Hukum Administrasi Negara adalah. :
1. Hukum Kepolisian

Kepolisian dalam arti sebagai alat administrasi Negara yang sifat preventif misalnya
pencegahan dalam bidang kesehatan, penyakit flu burung, malaria, pengawasan dalam
pembangunan, kebakaran, lalu lintas, lalulintas perdagangan ( Ekspor-Impor).

2. Hukum Kelembagaan,

Yaitu administrasi wajib mengatur hubungan hukum sesuai dengan tugas


penyelenggara kesejahtreaan rakyat misal dalam bidang pendidikan, rumah sakit, tentang lalu
lintas ( laut, udara dan darat), Telkom, BUMN, Pos, pemeliharaan fakir miskin, dan
sebagainya.

3. Hukum Keuangan,
Aturan-aturan tentang keuangan Negara, misal pajak, bea cukai, peredaran uang,
pembiayaan Negara dan sebagainya.

Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa ruang lingkup Hukum Administarsi Negara


adalah :
a. Hukum tentang dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum daripada Administrasi Negara.
b. Hukum tentang organisasi dari Administrasi Negara.
c. Hukum tentang aktifitas-aktifitas dari Administrasi Negara yang bersifat yuridis.
d. Hukum tentang sarana-sarana dari Administrasi Negara terutama mengenai kepegawaian
Negara dan keuangan Negara.
e. Hukum Administrasi Pemerintahan Daerah dan wilayah yang dibagi menjadi :
1. Hukum Administrasi Kepegawaian
2. Hukum Administrasi Keuangan
3. HukumAdministrasi Materiil
4. Hukum Administrasi Perusahaan Negara
f. Hukum tentang Peradilan Administrasi Negara

Kusumadi Pudjosewojo, membagi bidang-bidang pokok yang merupakan lapangan


HukumTata Usaha Negara atau Hukum Adminsitrasi Negara, yang diambil dari Undang-
undang Dasar Sementara adalah sebagai berikut :
a. Hukum Tata Pemerintahan
b. Hukum Tata Keuangan
c. Hukum Hubungan Luar Negeri
d. Hukum Pertahan Negara dan Keamanan Umum

Golongan yang berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara tidak ada perbedaan prinsip yaitu :
1. Kranenburg
2. Vegting
3. Prins
Golongan ini berpendapat bahwa Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi
Negara tidak ada perbedaan prinsipil, hanya pada titik berat/focus pembahasan Hukum Tata
Negara fokusnya adalah hukum rangka dasar dari Negara, sedangkan Hukum Administrasi
Negara adalah administrasi dari Negara, dengan demikian Hukum Administrasi Negara
merupakan hukum khusus dari hukum tata Negara.

1. Kranenburg

Tidak ada perbedaan yang prinsipil antara Hukum Tata Negara dengan Hukum
Administrasi Negara, perbedaannya hanya terjadi dalam praktek dalam rangka
tercapainya suatu kemanfaatan saja.

Hukum Tata Negara adalah hukum mengenai struktur umum daripada suatu
pemerintahan Negara. Sedangkan Hukum Administrasi Negara merupakan peraturan-
peraturan yang bersifat khusus.

2. Mr. Prins

Hukum Tata Negara mempelajari hal-hal yang fundamental yang merupakan


dasar-dasar dari Negara.
Hukum Administrasi Negara menitikberatkan kepada hal-hal yang bersifat teknis
yang selama ini kita tidak berkepentingan hanya penting bagi para spesialis.

Menurut E. Utrecht, kekuasaan administrasi Negara dalam bidang legislasi ini


meliputi :
1. Kewenangan untuk membuat peraturan atas inisiatif sendiri, terutama dalam
menghadapi soal-soal genting yang belum ada peraturannya, tanpa bergantung pada
pembuat undang-undang pusat.
2. Kekuasaan administrasi Negara untuk membuat peraturan atas dasar delegasi. Karena
pembuat undang-undang hanya dapat menyelesaikan tiap detail pergaulan sehari-hari,
pemerintah diberi tugas dengan keadaan yang sungguhsungguh terjadi dimasyarakat.
3. Droit function, yaitu kekuasaan administrasi Negara untuk menafsirkan sendiri
berbagai peraturan, yang berarti administrasi Negara berwenang mengoreksi
( conrigeren ) hasil pekerjaan pembuat undang-undang.

Sejarah Hukum Administrasi Negara

Pada awalnya, Penggunaan istilah Hukum Administrasi Negara (HAN) sedikit banyak
dipengaruhi oleh Keputusan/Kesepakatan pengasuh mata kuliah Fakultas Hukum pada
pertemuan di Cibulan tanggal 26-28 Maret 1973. Sebelum itu, dalam kurikulum minimal
tahun 1972, istilah yang digunakan dalam SK Menteri P dan K tanggal 30 Desember 1972
No. 0198/U/1972 adalah Hukum Tata Pemerintahan. Meskipun istilah Hukum Tata
Pemerintahan tercantum dalam SK tersebut diatas, namun dalam kenyataan penggunaan
istilah itu oleh beberapa fakultas hukum – terutama fakultas hukum universitas negeri (yang
kemudian diikuti juga oleh berbagai fakultas hukum universitas swasta) tidak seragam.
Istilah-istilah yang beranekaragam itu adalah: Hukum Tata Pemerintahan, Hukum Tata Usaha
Negara, Hukum Administrasi Negara.
Soewarno Handayaningrat dalam bukunya Administrasi Pemerintahan Dalam
Pembangunan Nasional antara lain menengahkan sebagai berikut:
Administrasi Negara merupakan bagian dari administrasi umum. Ilmu Administrasi
Negara merupakan cabang Ilmu Sosial dan (Ilmu Politik). menurut pendapat Leonard
D.White bahwa administrasi negara terdiri atas semua kegiatan Negara dengan maksud untuk
menunaikan dan melaksanakan kebijakan Negara. Dan juga pendapat Dimock dan Koening
tentang administrasi negara dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, administrasi
negara adalah kegiatan negara dalam melaksanakan kekuasaan politiknya. Dalam arti sempit,
administrasi negara adalah kegiatan eksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan. karena
hukum administrasi negara sangat berkaitan erat dengan pemerintahan.

Perkembangan Hukum Administrasi


Hukum administrasi negara telah berkembang sejalan dengan gerak pemerintah mulai
menata masyarakat. Dalam kaitan itu pemerintah menggunakan sarana hukum sebagai
instrumen pengaturan. Sebagai perwujudannya, pemerintah mengeluarkan/ melaksanakan
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan daerah, dan keputusan-
keputusan yang mengandung suatu larangan maupun berupa kebolehan (izin). Oleh karna itu,
sejak awal, bahkan, sejak dahulu kala pemerintah telah terlibat atau telah menggunakan
sarana hukum dalam penataan dan pengelolaan masyarakat.
Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat menyebabkan pula berkembangnya
tugas-tugas pemerintahan yang dapat di lihat pada berbagai bidang urusan pemerintahan telah
terjadi penumpukan aturan-aturan dan keputusan-keputusan pemerintah yang saling
melengkapi, bahkan dapat pula bersifat mengubah karna terjadinya perubahan situasi dan
kondisi dalam masyarakat.
Hukum administrasi telah berkembang dalam suasana manakala pihak pemerintah
mulai menata masyarakat dan dalam kaitan itu menggunakan sarana hukum seperti yang di
nyatakan di atas, umpamanya dengan menetapkan keputusan-keputusan larangan tertentu
atau dengan menerbitkan sistem-sistem perizinan. Perkembangan hukum administrasi umum
boleh dikatakan baru saja tumbuh sejak Perang Dunia Kedua.
Suatu perkembangan telah terjadi dalam kajian hukum administrasi yakni timbulnya
pemikiran tentang kebutuhan pengembangan secara ilmiah terhadap unsur-unsur bersama
yang mewarnai setiap bagian dan setiap urursan pemerintahan yang bersifat khusus untuk
suatu asas-asas umum pemerintahan
Dapat dikatakan bahwa perkembangan hukum (pemerintahan) administrasi umum yang
sedang giat dilaksanakan di banyak Negara, bergerak dalam tiga taraf secara berturut-turut.
1. Pada mulanya perkembangan hukum administrasi umum itu hanya merupakan suatu
perkembangan dalam ilmu pengetahuan sendiri.
2. Perkembangan kedua yang penting dimulai dengan diperkenalkannya peradilan administrasi
Negara.
3. Perkembangan yang ketiga timbul manakala pembuat UU memutuskan dengan tujuan
menyelaraskan tindakan-tindakan pemerintah untuk mengadakan “pembuatan UU umum”,
Sejarah Pertumbuhan Administrasi Negara
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat tali sejarah yang merakit
perkembangan administrasi negara. Apa yang dicapai dan diberikan oleh administrasi negara
sekarang, tidak lepas dari upaya-upaya yang tidak kenal lelah yang telah dilakukan oleh para
peletak dasar dan pembentuk administrasi yang dahulu. Administrasi modern penuh dengan
usaha untuk lebih menekan jabatan publik agar mempersembahkan segala kegiatannya untuk
mewujudkan kemak-muran dan melayani kepentingan umum. Karena itu, administrasi negara
tidak dipandang sebagai administrasi “of the public”, tetapi sebaliknya adalah administrasi
“for the public”.
Ide ini sebenarnya bukanlah baru. Orientasi semacam ini telah dicanangkan dengan
jelas dalam ajaran Confusius dan dalam “Pidato Pemakaman” Pericles, bahkan dalam
kehidupan bangsa Mesir kuno. Bukti – bukti sejarah dengan jelas membuktikan upaya-upaya
yang sistematis, yang dikobarkan oleh tokoh-tokoh seperti Cicero dan Casiodorus. Selama
abad ke-16 – 18 tonggak kemapanan admi-nistrasi negara Jerman dan Austria telah
dipancangkan oleh kaum Kameralis yang memandang administrasi sebagai teknologi.
Administrasi negara juga memperoleh perhatian penting di Amerika, terutama setelah negara
ini merdeka.
Apa yang dikemukakan oleh Cicero dalam De Officiis misalnya, dapat ditemukan
dalam kode etik publik dari kerajaan-kerajaan lama. Hal yang umum muncul di antara
mereka adalah adanya harapan agar administrasi negara melakukan kegiatan demi
kepentingan umum dan selalu mengembangkan kemakmuran rakyat. Dengan kata lain,
administrasi negara tidak seharusnya mengeruk kantong kantornya (korupsi) demi
kepentingan dirinya sendiri.
Pendekatan Administrasi Negara Modern
Perkembangan evolusioner administrasi negara diuraikan melalui pendekatan
tradisional, pendekatan perilaku, pendekatan pembuatan keputusan (desisional) dan
pendekatan ekologis. Secara khusus, pendekatan tradisional mengungkapkan tentang
pengaruh ilmu politik, sebagai induk administrasi negara, pendekatan rasional dalam
administrasi dan pengaruh Gerakan Manajemen Ilmiah terhadap perkembangan administrasi
negara.
Di antara empat pendekatan yang diajukan, tidak ada satu pun pendekatan yang lebih
unggul daripada pendekatan-pendekatan yang lain, karena setiap pendekatan berjaya pada
sesuatu masa, di samping kesadaran bahwa setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
Karena administrasi mengandung berbagai macam disiplin, sehingga cara pendekatan
dan metodologi dalam administrasi juga beraneka ragam, maka administrasi negara
merupakan bidang kajian yang dinamis. Selanjutnya sukar untuk secara khusus menerapkan
satu-satunya pendekatan terbaik terhadap aspek administrasi tertentu. Kiranya lebih
bermanfaat untuk mempergunakan keempat cara pendekatan tersebut sesuai dengan
aksentuasi dari sesuatu gejala yang diamati.
Pengaruh politik terhadap administrasi negara selalu besar, tidak peduli kapan pun
masanya. Hal ini disebabkan oleh adanya gejala di semua negara yang menunjukkan bahwa
setiap pemerintah disusun di atas tiga cabang pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif). Hubungan terus menerus administrasi dengan politik mencerminkan keberlanjutan
hubungan antara lembaga eksekutif dengan lembaga legislatif, sebagaimana dicerminkan
dalam dua tahap pemerintahan, yakni tahap politik dan tahap administrasi. Jika tahap pertama
merupakan tahap perumusan kebijakan, maka tahap kedua merupakan tahap implementasi
kebijakan yang telah ditetapkan dalam tahap pertama.
Adanya perkembangan beberapa teori dari lapangan administrasi negara tergantung
pula pada pekembangan dari suatu system pemerintahan yang dianut oleh negara yang
bersangkutan sehingga perkembangan administrasi negara sangat di pengaruhi oleh
perkembangan sistem pemerintahan ynag dianut oleh negara bersangkutan.
Adapun sejarah yang mengawali suatu perkembangan hukum administrasi negara adalah
administrasi negara mempunyai hal-hal yang bersifat khusus yang tidak dimiliki oleh
organisasi-organisasi lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Efendi lutfi, Pokok-pokok hukum administrasi. Malang, bayumedia. 2004

Sukarna, pengantar ilmu administrasi negara. Bandung. 1974

Koentjoro diana halim, hukum administrasi negara. Ciawi Bogor, ghalia indonesia.2004
http://www.kajianpustaka.com/2013/04/pengertian-hukum-administrasi-

negara.html#ixzz2TLHd16ha

Follow us: @kajianpustaka on Twitter

Anda mungkin juga menyukai