Accountability has been presumed by Selama ini akuntabilitas dipahami oleh instansi
government agencies as limited to budget pemerintah hanya sebatas pada pelaporan
realization reporting through preparation of penggunaan anggaran melalui penyusunan laporan
financial statement. The entities believe that keuangan. Entitas tersebut menganggap
activities have been adequately accountable if pertanggungjawaban kegiatan telah dilaksanakan
they were fairly presented through financial secara memadai, terlepas dari apakah kegiatan
statement, regardless whether they improve yang dilaksanakan memberi manfaat atau tidak
peoples welfare or not. This presumption is terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
different from the accountability perceived Hal ini berbeda dengan akuntabilitas yang
by public. This research aimed to diharapkan masyarakat. Penelitian ini bertujuan
obtain information about accountability untuk memperoleh informasi tentang best-
measurement best practices that has been practices pengukuran akuntabilitas yang sudah
applied in government institutions and other berjalan di instansi pemerintah dan dari negara
countries, that might be useful to formulate a lain sehingga dapat digunakan untuk merumuskan
methodology of accountability index metodologi penilaian Indeks Akuntabilitas instansi
measurement in Indonesia government Pemerintah di Indonesia. Hasil penelitian
institutions. The research concluded that a menyimpulkan bahwa diperlukan suatu sistem
system that can assess the level of government yang dapat menilai tingkat akuntabilitas instansi
institutions accountability is needed. This pemerintah. Sistem tersebut berupa indeks-indeks
system is in the form of indexes which can be yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat
used to measure the level of governments kemampuan pemerintah dalam mencapai
ability to achieve its performance for peoples kinerjanya bagi kesejahteraan masyarakat.
welfare. The assessment of the government Penilaian atas tingkat akuntabilitas pemerintah
accountability level could be more dapat lebih komprehensif, bila indeks-indeks
comprehensive if the accountability indexes penilaian yang sudah dilakukan instansi-instansi
were managed in an integrated way which tersebut dikelola secara terintegrasi, sehingga
will lead to obtain final results or quantitative memperoleh hasil akhir atau simpulan kuantitatif
conclusions. atas penilaian-penilaian tersebut.
SEJARAH ARTIKEL:
Diterima pertama: Desember 2014
Dinyatakan dapat dimuat : Juni 2015
21
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
A
dengan tahun 2012 yaitu 32.
kuntabilitas selama ini dipahami hanya
terbatas pada penyusunan laporan
Halhal tersebut menunjukkan bahwa
keuangan bahkan lebih sempit lagi yaitu
tingkat akuntabilitas di Indonesia masih
hanya mencakup pertanggungjawaban
lemah sehingga perlu dilakukan suatu upaya
anggaran. Akibatnya, entitas menganggap
perbaikan. Sebagai salah satu upaya untuk
bahwa kewajiban mempertanggungjawabkan
mendorong instansi pemerintah untuk
kegiatan secara memadai itu hanya sebatas
meningkatkan akuntabilitasnya, pemerintah
melaporkan penggunaan dananya, tanpa
telah memberikan penghargaan atas
mengevaluasi manfaat dari kegiatan tersebut
akuntabilitas entitas. Penghargaan/award
terhadap peningkatan kesejahteraan
masih bersifat parsial dan dilakukan oleh
masyarakat. Hal ini tidak sejalan dengan
masing-masing institusi yang berwenang
harapan masyarakat atas kondisi ideal
dalam melakukan penilaian tersebut. Contoh
pemerintah sebagai penyelenggara negara
penilaian atas akuntabilitas adalah
yang mampu memberikan manfaat yang
pemberian opini atas laporan keuangan
sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
pemerintah yang dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), pelaporan atas
Sebagai salah satu unsur dari good
kinerja instansi pemerintah dalam bentuk
governance, peningkatan akuntabilitas juga
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
berdampak pada usaha pemberantasan
Pemerintah (LAKIP) yang harus disampaikan
korupsi. Di sisi lain, berbagai penelitian juga
kepada Kementerian Pendayagunaan
menunjukkan bahwa korupsi berdampak
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
buruk bagi kesejahteraan masyarakat,
(KemenPAN-RB) dan Penilaian Inisiatif Anti
karena mendorong ketidakadilan,
Korupsi (PIAK) yang dilakukan oleh Komisi
inefisiensi alokasi dan penggunaan sumber
Pemberantasan Korupsi (KPK). Sampai
daya. Dengan demikian upaya untuk
dengan saat ini belum ada penilaian
menguatkan akuntabilitas merupakan
menyeluruh yang dapat mengukur sampai
langkah penting yang perlu dilakukan untuk
sejauh mana pemerintah telah melaksanakan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
akuntabilitasnya.
23
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
publik dalam pelaksanaan kewenangan (LKPD) yang terdiri dari laporan realisasi
publik yang mereka pegang. APBD, neraca, laporan arus kas, dan CALK,
c. Akuntabilitas administratif: kewajiban yang dilampiri dengan laporan keuangan
semua orang atau institusi yang perusahaan daerah. Undang-undang yang
melaksanakan kewenangan publik untuk mewajibkan pemerintah untuk menyajikan
menciptakan pengawasan internal dalam laporan keuangan (konsolidasian) beserta
melaksanakan kebijakan yang telah lampiran merupakan langkah awal untuk
ditetapkan. mendorong terwujudnya akuntabilitas publik
d. Akuntabilitas legal: mencerminkan dan transparansi fiskal.
ketepatan tindakan dan keputusan yang
diambil sesuai dengan kewenangannya Akuntabilitas Badan Usaha Milik Negara
e. Akuntabilitas profesional: orang atau (BUMN) mempunyai bentuk yang berbeda
institusi harus melakukan fungsinya dengan lembaga pemerintahan. Berdasarkan
sesuai dengan prinsip profesionalisme. UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN,
Hanya dengan kompetensi pengetahuan, BPK berwenang melakukan pemeriksaan
dan ketrampilan yang cukup seseorang terhadap BUMN. Dalam UU tersebut
atau institusi dapat melaksanakan disebutkan bahwa untuk pemeriksaan
fungsinya. laporan keuangan BUMN dilakukan oleh
f. Akuntabilitas moral: kewajiban semua pemeriksa eksternal yang ditentukan oleh
orang atau institusi untuk secara moral RUPS untuk persero (perusahaan yang 51%
bertanggungjawab atas segala tindakan atau lebih sahamnya dimiliki oleh negara)
dan keputusan politik yang diambil. dan oleh menteri untuk perusahaan yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
Akuntabilitas publik di Indonesia bisa
Dalam UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang
dibedakan menjadi (1) akuntabilitas publik
BPK disebutkan bahwa laporan hasil
pemerintah pusat; (2) pemerintah daerah;
pemeriksaan oleh akuntan publik tersebut
dan (3) BUMN. UU Nomor 17 Tahun 2003
kemudian diserahkan kepada BPK untuk
tentang Keuangan Negara, Pasal 30 ayat (1)
dievaluasi. Hasil pemeriksaan akuntan publik
dan pasal 31 ayat (2) mewajibkan pemerintah
dan evaluasi oleh BPK tersebut selanjutnya
untuk membuat Laporan Keuangan.
disampaikan oleh BPK kepada lembaga
Pemerintah pusat berkewajiban menyusun
perwakilan untuk ditindaklanjuti sesuai
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan kewenangannya.
yang terdiri dari Laporan Realisasi APBN
(LRA) pemerintah pusat, neraca, Laporan
Arus Kas (LAK), dan Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK) dan dilampiri dengan
laporan keuangan perusahaan negara dan Best practices pengukuran Indeks
badan lainnya. LKPP ini merupakan laporan Akuntabilitas pada beberapa negara
keuangan konsolidasian dari seluruh laporan
keuangan kementerian dan lembaga serta Berikut adalah ulasan singkat mengenai
Bendahara Umum Negara (BUN). Setiap praktik pengukuran indeks akuntabilitas
pemerintah daerah, baik tingkat pemerintah yang dilakukan di beberapa negara.
kabupaten/kota maupun pemerintah
provinsi juga diwajibkan untuk menyusun
suatu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
25
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
7089 Baik
5069 Memuaskan
27
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
29
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
31
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
unsur pemda provinsi, BPKP perwakilan dan instansi. Penyusunan LAKIP berdasarkan
kantor wilayah BPS. siklus anggaran yang berjalan yaitu satu
tahun. Setelah LAKIP disusun, instansi
Metodologi EKPPD menggunakan Sistem tersebut wajb mengirimkan laporan tersebut
Pengukuran Kinerja Daerah, dengan kepada KemenPAN-RB. Selanjutnya
Indikator Kinerja Kunci (IKK), teknik KemenPAN-RB melakukan analisis seluruh
pengukuran data, analisis pembobotan dan LAKIP dan mengevaluasi laporan tersebut.
interpretasi kinerja pemda pada masing- Evaluasi ini menghasilkan nilai dengan
masing indikator dan membandingkan indeks mulai dari A,B, CC, C hingga D.
antara satu daerah dengan daerah lainnya.
IKK terdiri dari 22 variabel pada tataran b. Penilaian Mandiri Pelaksanaan
pengambil kebijakan dan pelaksana Reformasi Birokrasi (PMPRB)
kebijakan dengan menghasilkan total indeks
kinerja pemda dan dengan status prestasi Selain penilaian atas LAKIP, KemenPAN-RB
kinerja sangat tinggi, tinggi, sedang, dan juga melakukan penilaian atas pelaksanaan
rendah. reformasi birokrasi yang disebut dengan
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
EKPPD dilakukan dengan mekanisme Birokrasi. Pedoman Penilaian Mandiri
sebagai berikut: Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PNPRB)
diatur dalam PermenPAN-RB Nomor 1
1. Tim Daerah melaksanakan penilaian
Tahun 2012. PMPRB dilakukan secara
terhadap LPPD kabupaten/kota di
mandiri baik oleh kementerian/lembaga
wilayah provinsi.
maupun pemerintah daerah. Penilaian
2. Tim nasional melaksanakan penilaian
pelaksanaan Model PMPRB memfokuskan
terhadap LPPD provinsi. Tim Nasional
penilaian terhadap langkah -langkah
melakukan pemeringkatan capaian
reformasi birokrasi yang dilakukan oleh
kinerja secara nasional.
setiap instansi pemerintah dikaitkan dengan
Hasil Yang Diharapkan sebagaimana
tercantum di dalam Road Map Reformasi
Kementerian Pendayagunaan Birokrasi 20102014 (PerMenPAN-RB
Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 20 Tahun 2010). Selain itu penilaian
Birokrasi juga dikaitkan dengan Indikator Kinerja
Utama instansi pemerintah dalam rangka
a. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pencapaian sasaran dan indikator
Pemerintah (LAKIP) keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi
secara nasional sebagaimana tertuang dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-
Pemerintah (LAKIP) adalah laporan yang 2025 (Perpres Nomor 81 Tahun 2010).
berisikan akuntabilitas dan kinerja dari suatu
instansi pemerintah. Instansi pemerintah Model PMPRB memiliki dua komponen:
mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi pengungkit (Enablers) dan hasil (Results).
maupun kementerian dan lembaga wajib Hubungan sebab akibat antara komponen
menyusun LAKIP sebagai bentuk pengungkit dan komponen hasil dapat
pertanggungjawaban kinerja masing-masing mewujudkan proses perbaikan bagi instansi
melalui inovasi dan pembelajaran, dimana optimalisasi anggaran belanja pada tahun
proses perbaikan ini akan meningkatkan anggaran sebelumnya berhak memperoleh
kinerja instansi pemerintah secara penghargaan (reward). Optimalisasi sendiri
berkelanjutan. Komponen pengungkit sangat merupakan hasil lebih atau sisa dana yang
menentukan keberhasilan tugas instansi diperoleh setelah pelaksanaan dan/atau
sedangkan komponen hasil berhubungan penandatanganan kontrak dari suatu
dengan kepuasan para pemangku kegiatan yang target sasarannya telah
kepentingan. Untuk komponen pengungkit dicapai.
terdapat lima kriteria yang menjadi kunci
keberhasilan yaitu: kepemimpinan, Reward yang diberikan kepada kementerian/
perencanaan strategis (Renstra), sumber lembaga ini dapat berupa tambahan alokasi
daya manusia aparatur dengan empat anggaran kementerian/lembaga pada tahun
kriteria kunci keberhasilan, yaitu: hasil pada anggaran berikutnya; prioritas dalam
masyarakat/pengguna layanan, Hasil pada mendapatkan dana atas inisiatif baru yang
komunitas lokal, nasional dan internasional, diajukan; atau prioritas dalam mendapatkan
hasil pada sumber daya manusia aparatur, anggaran belanja tambahan apabila kondisi
dan hasil kinerja utama. Pengukuran keuangan negara memungkinkan.Untuk
dilakukan terhadap indikator kinerja internal dap at mendap atk a n r ew ard ini,
dan eksternal yang menunjukkan seberapa kementerian/lembaga harus memenuhi
baik suatu instansi mencapai target yang beberapa kriteria, seperti mempunyai hasil
telah ditetapkan. optimalisasi atas pelaksanaan anggaran
belanja tahun anggaran sebelumnya yang
target sasarannya telah dicapai dan belum
digunakan pada tahun anggaran sebelumnya.
Kementerian Keuangan
b. Penghargaan atas Pengelolaan Barang
a. Reward dan punishment pelaksanaan Milik Negara
anggaran dan belanja negara
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Dalam rangka optimalisasi penyerapan (DJKN) Kementerian Keuangan memberikan
anggaran dan belanja, Kementerian penghargaan/apresiasi kepada Kementerian/
Keuangan menerapkan reward dan Lembaga (K/L) atas peningkatan kinerja
punishment pelaksanaan anggaran dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN).
belanja negara. Tata cara reward dan Penghargaan ini diberikan untuk mendorong
punishment tersebut dituangkan dalam K/L terus meningkatkan kinerja pengelolaan
peraturan kementerian keuangan. Untuk BMN yang semakin tertib, baik tertib
tahun 2014, tata cara reward dan administrasi, tertib fisik, maupun tertib
punishment tersebut diatur dalam Peraturan hukum.
Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2014
tentang Tata Cara Pemberian Penghargaan
dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan
Anggaran Belanja Kementerian Negara/ Komisi Pemberantasan Korupsi
Lembaga. Sesuai peraturan ini, kementerian/ (KPK)
lembaga yang berhasil melakukan
33
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
35
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
Catatan: EKPPD hanya dilakukan pada Pemerintah Daerah, sehingga tidak dimasukkan dalam komponen penilaian
Kementerian/Lembaga
Tabel 9. Tabel konversi nilai hasil penilaian reward dan punishment pelaksanaan anggaran belanja
Tabel 10. Tabel konversi nilai atas penghargaan pengelolaan barang milik negara
37
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
Rata-rata (%)
No Elemen Usulan Bobot (%)
Berdasarkan Survei
1 Opini LK 19,73 20
2 Tindak Lanjut Rekomendasi BPK 18,26 20
3 EKPPD 11,33 10
4 PMPRB 10,52 10
5 LAKIP 10,20 10
6 Penghargaan Pengelolaan Barang Milik Negara 10,48 10
7 LHKPN Award 9,91 10
8 National Procurement Award 9,55 10
TOTAL 100
3 EKPPD 10 1
4 PMPRB 10 5
5 LAKIP 10 5
Penghargaan Pengelolaan Barang 1
6 10
Milik Negara
7 LHKPN Award 10 1
3 PMPRB 10 4
4 LAKIP 10 5
7 LHKPN Award 10 1
Keterangan:
a
: Total bobot merupakan penjumlahan seluruh bobot elemen yang dijadikan bahan penilaian.
39
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
Tabel 18. Contoh pengisian matriks untuk penilaian akuntabilitas pada pemerintah daerah
Hasil Akhir
Bobot Maksimum
No. Elemen Skor {(Skor/Max Skor)
(%) Skor
* Bobot)}%
1 Opini LK 20 3 2 13,33
2 Tindak Lanjut Rekomendasi BPK 20 2 2 20
3 EKPPD 10 4 3 7,5
4 PMPRB 10 5 3 6
5 LAKIP 10 5 3 6
6 Penghargaan Pengelolaan Barang Milik Negara 10 1 0 0
7 LHKPN Award 10 1 1 10
8 National Procurement Award 10 1 1 10
TOTAL 100 72,83
Karena nilai total hasil akhir penilaian akuntabilitas adalah 72,83, maka penilaian akuntabilitas Kabupaten A
adalah Baik.
41
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA