KECURANGAN
Disusun Oleh:
Nadila Yuzra
Ridha Asma Nurhusna
Sania Astin Barus
Yohana Crishfelina Gurning
AKP 7A
JURUSAN AKUNTANSI
MEDAN
2019
A. Judul : PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, DAN
PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DALAM MENCEGAH
KECURANGAN PADA BPR DI KABUPATEN BADUNG
Penulis : Made Yunita Windasari & Gede Juliarsa
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.17.3. Desember (2016): 1924-1952
Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas yang
dilakukan oleh orang yang profesional yang memiliki pemahaman yang mendalam mengenai
sistem dan kegiatan operasional organisasi, menjamin kegiatan operasional organisasi telah
berjalan efektif dan efisien serta memastikan bahwa sasaran dan tujuan organisasi telah tercapai
(Susilawati, 2014). Saat ini audit internal menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan
dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola (governance) (Sawyer et al, 2005: 3).
Kesalahan manajemen suatu perusahaan dalam mengelola sumber daya dapat membuat
perusahaan tersebut mengalami kerugian yang cukup besar, kerugian akibat proses produksi
yang salah, perekayasaan, pemasaran, atau pengelolaan persediaan bisa jadi besar dibandingkan
kerugian akibat kelemahan di bidang keuangan (Sawyer et al.,2005).
Dana, et al. (2008) menyatakan auditor internal adalah pakar dalam tata kelola,
manajemen risiko dan pengendalian intern. Audit internal berusaha untuk meningkatkan operasi
organisasi dan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal negatif termasuk pelaporan
keuangan yang tidak dapat diandalkan. Auditor internal juga membantu manajemen dalam
mendisain serta memelihara kecukupan dan efektifitas struktur pengendalian intern. Auditor
internal juga bertanggungjawab untuk menilai kecukupan dan keefektifan dari masing-masing
sistem pengendalian yang memberikan jaminan kualitas dan integritas dari proses pelaporan
keuangan.
Belakangan ini perhatian auditor diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya
kesalahan dan transaksi kecurangan. Davia et al. (2000) dalam Soepardi (2009) menyatakan
bahwa diperkirakan 40 persen dari keseluruhan kasus kecurangan tidak pernah terungkap, atau
dikenal dengan fenomena gunung es. Oleh karena itu diperlukan tindakan strategi represif dan
preventif dalam menangani kecurangan. Tujuannya adalah untuk membantu pemimpin
perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa,
penelitian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diauditnya. Menurut Amrizal (2004)
internal audit adalah suatu penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih
mengenai ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi, kegunaan catatan- catatan (akuntansi)
perusahaan serta pengendalian internal yang terdapat dalam perusahaan.
Menurut Sawyer et al. (2005), Kompetensi Auditor Internal adalah sebuah hubungan
cara-cara setiap auditor memanfaatkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman. Auditor yang
tidak kompeten tidak akan bisa membantu manajemen dalam memecahkan masalah-masalah
yang mengandung resiko, padahal tugas auditor di era ini lebih difokuskan kepada pengawasan
dan pengendalian terhadap area-area yang mengandung resiko bukan hanya audit atas kepatuhan
saja.
Menurut Arens dan Loebbecke (2009) auditor harus mempunyai kemampuan memahami
kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk
mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Kurangnya pengetahuan dan pengertian seorang
auditor internal mengenai indikasi akan terjadinya tindak kecurangan sering terjadi dan prosedur
yang efektif untuk mendeteksi kecurangan sudah sering dibuat sulit oleh auditor- auditor dalam
melakukan tugas- tugasnya. Oleh karena itu, seorang auditor internal harus mempunyai keahlian
dalam mencegah kecurangan sebagai eksistensi dan pengetahuan mengenai gejala pasti, dan
harus mampu mendeteksi segala bentuk kecurangan (fraud) yang terjadi, pengertian akan
masalah dan sikap kompetensi, independensi serta profesionalisme untuk menyelesaikan semua
permasalahan yang terjadi.
B. Judul : PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PERAN AUDITOR
INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN DENGAN
PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
Penulis : Riri Zelmiyanti & Lili Anita
Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis Vol. 8, November 2015, 67-76
Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam pencegahan kecuarangan
adalah berupaya untuk menghilangkan atau mengeleminir sebab- sebab timbulnya kecurangan
tersebut. Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu perbuatan curang akan lebih mudah
daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan tersebut. Pada dasarnya kecurangan sering
terjadi pada suatu suatu entitas apabila :
a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak efektif.
b. Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.
c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan dengan
tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah tindakan
kecurangan.
d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak efektif serta
tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku..
e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan , biasanya
masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan.
f. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi kecurangan
D. JUDUL : PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP RISIKO FRAUD (SURVEY
PADA PT.BRI DI WILAYAH BANDUNG)
PENULIS : ONY WIDILESTARININGTYAS & RAHMAN TONI AKBARJurnal Riset
Akuntansi – Volume VI / No.1 / April 2014
Perlunya suatu pengendalian internal yang dilakukan oleh auditor internal melalui audit internal
di dalam suatu perusahaan baik perusahaan berskala kecil maupun besar, fungsi audit internal
harus membantu perusahaan dalam memelihara pengendalian internal yang efektif dengan cara
mengevaluasi kecukupan, efisiensi, dan efektifitas pengendalian tersebut, serta mendorong
peningkatan pengendalian secara berkesinambungan, fungsi audit internal memastikan sejauh
mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi telah ditetapkan dan dijalankan dengan
sasaran dan tujuan perusahaan (Daniel Sutanto, 2013).
Audit internal merupakan aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan
konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi,
aktifitas ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola (The IIA Research Foundation, 2011:2). Dengan adanya
audit internal yang memadai, segala kekurangan atau kesalahan dan tindakan-tindakan lain yang
merugikan perusahaan akan dapat ditekan seminimal mungkin, internal audit mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menunjang tercapainya efektivitas penerapan pengendalian
intern karena melalui fungsi ini maka dapat dijaga agar semua prosedur, metode ataupun cara
yang merupakan unsur internal audit dapat terlaksana sebagaimana mestinya (Menurut Kwang
Bu, 2006).
Audit internal berusaha untuk meningkatkan operasi organisasi dan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya hal negatif termasuk pelaporan keuangan yang tidak dapat diandalkan.
Audit internal membantu manajemen dalam mendisain serta memelihara kecukupan dan
efektifitas struktur pengendalian intern, audit internal juga bertanggungjawab untuk menilai
kecukupan dan keefektifan dari masing-masing sistem pengendalian yang memberikan jaminan
kualitas dan integritas dari proses pelaporan keuangan, di samping itu perlunya audit internal
dalam membantu manajemen dalam pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian fraud yang
terjadi di suatu organisasi, audit internal adalah pakar dalam tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern (Dana et all, 2008).
Upaya mencegah terjadinya kecurangan fraud maka perlunya di terapkan penerapan program
anti fraud yang berupa pengendalian internal, Pengendalian intern adalah representasi dari
keseluruhan kegiatan di dalam organisasi yang harus dilaksanakan, dimana proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang
pencapaian tujuan pengendalian operasional yang efektif dan efisien, keandalan laporan
keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (COSO, 1992 dalam Hiro
Tugiman, 2004).
Menurut Hiro Tugiman (2006;11) audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen
yang ada dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-
kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Audit internal menurut Bambang (1999:20) adalah suatu
fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan
menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen.
Menurut Hery (2010:73) standar profesional Audit Internal terbagi atas empat macam
diantaranya yaitu :
1) Independensi.
2) Kemampuan Professional.