Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN DESA DI INDONESIA

( S E K I L A S S E J A R A H D E S A D A N P E M E R I N TA H A N D E S A )

BY : AMALIATULWALIDAIN
PENGANTAR
PRESENTATION TITLE

• Berbagai pengertian dan defenisi tentang desa telah banyak dikemukakan oleh
para ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu, dan masing-masing pengertian
tentang desa tersebut terlihat memiliki adanya berbagai perbedaan-perbedaan
tersendiri tergantung dari sudut pandang apa atau pendekatan apa yang
digunakan oleh para ahli di dalam memandang, menggambarkan dan menilai
tentang desa tersebut, seperti dari sisi sosiologi, administrasi, politik,
kebijakan maupun dari sisi sudut pandang bidang ekonomi.
• Walaupun terjadi perbedaan sudut pandang terkait memahami pengertian
tentang desa, secara prinsip dan filosofis makna keberadaan desa memiliki
berbagai bentuk kesamaan terutama dalam mengartikan dan menggambarkan
kondisi dan keadaan tentang suatu desa.

2
PRESENTATION TITLE

P E RT U M B U H A N & P E R K E M B A N G A N D E S A D I I N D O N E S I A

• Sejarah pertumbuhkan desa di Indonesia, sebagai


komunitas asli yang merepresentasi keberadaan
(komunitas adat/penduduk asli) telah ada bahkan
sebelum NKRI muncul, tetapi keberadaan sebagai
“desa” baru dicatat atau ditulis dalam bentuk
laporan, ketika Bangsa Kolonial Inggris datang ke
Nusantara, dan mengunjungin Pulau Jawa.
• Melalui laporan (catatan tertulis) mengenai
karakteristik penduduk lokal (pribumi) yang ditulis Herman Warner Muntinghe (Amsterdam, 24 April 
1773 – Pekalongan, 24 November 1827) adalah
oleh Mr. Herman merupakan pembantu Gubernur orang Belanda yang berhasil menduduki jabatan
penting, baik ketika Hindia Belanda dikuasai oleh 
Jenderal Inggris yang berkuasa pada masa tahun Republik Bataf, Prancis, Inggris maupun
pemerintah Belanda pada masa Komisaris Jenderal.
1811 di Indonesia.” Warner Muntinghe,memberikan
3
gambaran jelas, bahwa di Pesisir pulau Jawa
terdapat komunitas hidup masyarakat pribumi yang
memiliki pemerintahan adat serta hukum adat.
CONTINUE….
PRESENTATION TITLE

• Dan dalam perkembangan


selanjutnya, dikemudian hari
ditemukan juga adanya desa-
desa di kepulauan luar Jawa
yag kurang lebih sama
dengan desa yang ada di
Pulau Jawa, seperti Dusun
dan Marga bagi masyarakat
Sumatera Selatan, Dati di
Maluku, Nagari di Minang,
atau Wanua di Minahasa
4
(Soetardjo, 1984:36).
PEN GERTIAN D ESA M ENUR UT AHL I
• Bouman dan Baratha (2006;8), “Desa sebagai salah satu bentuk kuno
dari kehidupan bersama sebanyak beberapa ribu orang, hampir semuanya
saling mengenal; kebanyakan yang termasuk di dalamnya hidup dari
pertanian, perikanan dan sebagainya, usdaha yang dapat dipengaruhi
oleh hukum dan kehendak alam. Dan dalam tempat tinggal itu terdapat
banyak ikatan-ikatan keluarga yang rapat, ketaatan pada tradisi dan
kaidah- kaidah sosial”.
• Unang Sunardjo, “Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum
berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam suatu wilayah
tertentu batas-batasnya; memiliki ikatan lahir dan bathin yang sangat
kuat, baik karena unsur seketurunan maupun karena sama-sama memiliki
kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan dan lain sebagainya;
memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama, memiliki kekayaan
dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya
sendiri”.
5
• Soetardjo, “desa adalah lembaga asli pribumi yang mempunyai mengatur
rumah tangganya sendiri berdasarkan hukum adat. Dalam bentuk
PRESENTATION TITLE
DEFINISI DESA MENURUT UNDANG-UNDANG

• Lebih lanjut dari sisi peraturan perundang-


undangan yang berlaku pada saat ini terkait
dengan pengertian tentang desa, maka
pengertian tentang desa berdasarkan Pasal 1
ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, yakni;“Desa adalah desa dan
desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki atau
mempunyai batas- batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan atas prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak
6 tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.
PRESENTATION TITLE
CONTINUE…..
• Sebagai suatu perbandingan dalam kajian dan analisis tentang
pengertian dan konsep tentang desa dan pemerintahan desa di
Indonesia ini, dapat juga dilihat dan ditelusuri pengertian tentang desa
berdasarkan undang-undang sebelumnya, Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 dalam klausul pasal yakni tentang desa menurut Pasal 1
ayat (12) yang sempat berlaku sebelum Undang-Undang No 6 Tentang
Pemerintahan Desa Tahun 2014 muncul. Terdapat beberapa point
penjelasan mengenai konsep Desa, diantaranya :
1. Desa dapat disebut dengan nama lain.
2. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum.
3. Desa memiliki batas-batas wilayah
4. Desa berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat.
5. Pengaturan desa berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
7 6. Diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
CONTINUE………….
PRESENTATION TITLE

 Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi terkait tentang desa seperti telah
dijelaskan dan diuraikan di atas, maka dapat dinyatakan ada beberapa hal yang
perlu untuk diketahui dan dipahami terkait dengan pengertian tentang desa, yakni;
1. Desa terdiri dari desa dan desa adat.
2. Desa dapat disebut dengan nama lain.
3. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum.
4. Desa memiliki batas wilayah
5. Desa berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
6. Desa berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat.
7. Pengaturan desa didasarkan pada prakarsa masyarakat.
8. Pengaturan desa didasarkan pada hak usul, dan/atau hak tradisional
9. Desa diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
8
9
PRESENTATION TITLE
• Berdasarkan perbandingan pengertian desa dari kedua UU yang
mengatur tentang desa tersebut, maka dapat diketahui perbedaan-
perbendaan pengerrtian tentang desa dalam kedua Undang-Undang
PRESENTATION TITLE

tersebut dapat dinyatakan hal-hal sebagai berikut, bahwa;


1. Pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, desa terdiri
dari desa dan desa adat, sedangkan pada UndangUndang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Desa hanya terdiri dari
desa saja tanpa keberadaan dari desa adat.
2. Pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan dari masyarakat setempat, sedangkan pada Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desa
hanya berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat saja, tanpa mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan.
3. Pada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pengaturan
tentang Desa berdasarkan pada prakarsa masyarakat setempat, hak
asal-usul, dan hak tradisional, sedangkan pada Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, pengaturan
tentang desa hanya berdasarkan hak asal-usul dan dari adat istiadat
1 0 desa setempat, hal ini tanpa berdasarkan prakarsa dari masyarakat

desa setempat, dan istilah hak tradisional disebut juga dengan adat
istiadat setempat.
PEMERINTAHAN DESA
PRESENTATION TITLE

• Desa di Indonesia pada umumnya memiliki suatu bentuk


pemerintahan yang disebut dengan pemerintahan desa,
Pada Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa, pengertian tentang Pemerintahan
desa dinyatakan yakni; ”Pemerintahan desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

11
U N S U R - U N S U R P E M E R I N TA H A N D E S A
PRESENTATION TITLE

• Berdasarkan pengertian tentang pemerintahan desa tersebut di


atas, maka terdapat unsur-unsur, yakni Unsur Pemerintahan
Desa dan Unsur Lembaga Legislatif Desa, yang keduanya
berfungsi dalam menjalankan dan menyelenggarakan
pemerintahan desa, yakni :
1. Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat
Desa.
2. Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain.
3. Kepala Desa dibantu oleh Perangkat Desa
4. Pemerintah desa disebut dengan unsur penyelenggara
pemerintahan desa.
• Unsur lainnya, yakni lembaga Badan Permusyawaratan Desa
(BPD), keberadaan Badan Permusyawaratan Desa tersebut,.
Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan Pearturan
Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan
12 aspirasi masyarakat”.
CONTINUE
PRESENTATION TITLE

• Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, pengertian


dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berdasarkan Pasal 1
ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
yakni; “Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut
dengan nama lain adalah suatu lembaga masyarakat yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis”.

13
POSISI BPD
PRESENTATION TITLE

• Berdasarkan pengertian di atas, maka terkait dengan Badan


Permuswaratan Desan (BPD) dalam sistem pemerintahan
desa perlu dipahami beberapa hal dari pengertian tersebut,
yakni :
1. Badan Permusyawaratan Desa dapat disebut dengan nama
lain
2. Badan Permusyawaratan Desa merupakan lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan desa
3. Badan Permusyawaratan Desa beranggotakan wakil dari
penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah
4. Anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan secara
demokratis.
• Jadi antara unsur Pemerintah Desa dan Unsur BPD harus
terjalin relasi yang setara dan seimbang, yang mana
Pemerintah desa berfungsi menyelenggarakan kebijakan
14 pemerintah atas kebijakan desa, sedangkan BPD berfungsi
menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat”.
THANK YOU

AMALIATULWALIDAIN​
AMALIATULWALIDAIN@UIGM.AC.ID

Anda mungkin juga menyukai