Anda di halaman 1dari 2

Nama : Melani Sri Intan

NPM : 10020221018

Kelas : A

PKN

Sejarah Pemerintahan Desa di Indonesia


Desa berasal dari istilah dalam bahasa Sansekerta yang berarti tanah tumpah darah. Menurut
definisi universal, desa adalah kumpulan dari beberapa permukiman di area pedesaan atau
rural area. Istilah desa di Indonesia merujuk kepada pembagian wilayah administratif yang
berada dibawah kecamatan dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Desa adalah suatu
kumpulan dari beberapa pemukiman kecil yang biasa disebut Kampung (Jabar), Dusun
(Yogya), atau Banjar (Bali) dan Jorong (Sumbar). Sebutan lain untuk Kepala Desa adalah
Kepala Kampung, Petinggi (Kaltim), Klebun (Madura), Pambakal (Kalsel), Kuwu (Cirebon),
Hukum Tuan (Sulut).
 
Istilah desa berkembang dengan nama lain sejak berlakunya otonomi daerah seperti di
Sumbar dengan sebutan Nagari, Gampong dari Aceh, dan dikenal dengan sebutan kampung
di Papua, Kutai Barat. Semua institusi lain di desa juga bisa mengalami perbedaan istilah
tergantung kepada karakteristik adat istiadat dari desa tersebut. Perbedaan istilah tersebut
merupakan salah satu pengakuan dan penghormatan dari pemerintah terhadap asal usul adat
setempat yang berlaku. Walaupun begitu, dasar hukum desa tetap sama yakni didasarkan
pada adat, kebiasaan dan hukum adat.
Pembentukan Desa di Zaman Belanda
Desa sebagai unit paling rendah tingkatannya dalam struktur pemerintahan Indonesia telah
ada sejak dulu dan bukan terbentuk oleh Belanda. Awal sejarah terbentuknya desa diawali
dengan terbentuknya kelompok masyarakat akibat sifat manusia sebagai makhluk sosial yang
memiliki dorongan kodrat atau kepentingan yang sama dari bahaya luar. Kapan awal
pembentukan desa hingga sekarang sulit diketahui secara pasti. Tetapi ada bukti dalam
prasasti Kawali di Jawa Barat pada akhir tahun 1350 M serta ditemukannya prasasti Walandit
di Tengger, Jatim pada 1381 M. Desa sudah ada jauh sebelum penjajahan Belanda di
Indonesia dimana penyelenggaraannya didasarkan pada hukum adat.
 
Menurut IGO ada tiga unsur penting dari sejarah terbentuknya desa yaitu kepala desa,
pamong desa, dan rapat desa. Kepala desa adalah penguasa tunggal pemerintahan desa,
menyelenggarakan urusan rumah tangga desa, dan urusan yang berhubungan dengan
pemerintah dan harus memperhatikan pendapat desa dalam melaksanakan tugasnya. Kepala
desa dibantu oleh Pamong Desa yang berbeda sebutannya antara satu daerah dengan daerah
yang lain. Kepala desa perlu tunduk pada rapat desa untuk hal–hal yang penting.
 
Pembentukan Desa di Zaman Jepang
Masa penjajahan Jepang di Indonesia yang singkat tidak membawa banyak perubahan dalam
struktur dan sistem pemerintahan Indonesia termasuk untuk struktur dalam sejarah
terbentuknya desa. Secara umum pemerintahan Jepang menghapuskan demokrasi dalam
pemerintahan daerah. Pada prinsipnya IGO serta peraturan lainnya tetap berlaku dan tidak
ada perubahan, sehingga desa tetap ada dan tetap berjalan sesuai peraturan yang ada
sebelumnya. Hanya ada sedikit perubahan pada Osamo Seirei 1942 yang mengganti beberapa
sebutan kepala daerah dengan bahasa Jepang seperti Syuco, Kenco, Si-Co, Tokubetu–si,
Tokubetu Sico, Gunco, Sonco dan Kuco, juga ada Osamu Seirei 7 tahun 1944 yang sedikit
merubah tata cara pemilihan Kepala Desa.
 
Struktur Desa di Indonesia
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 mengenai Desa bahwa Desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, didasarkan pada asal usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan RI. Sedangkan menurut UU
No.6 Tahun 2014 tentang desa, disebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan RI.
 
Desa bukan berada dibawah kecamatan karena kecamatan adalah bagian dari kabupaten/kota
dan desa bukanlah bagian dari perangkat daerah. Desa berbeda dengan kelurahan dan
memiliki hak untuk mengatur wilayahnya lebih luas, tetapi dalam perkembangannya
statusnya dapat berubah menjadi kelurahan. Kewenangan yang dimiliki desa adalah:
a) Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada yang didasarkan pada hak asal
usul desa;
b) Menyelenggarakan urusan pemerintahan kewenangan kabupaten/kota yang pengaturannya
diserahkan Kepada Desa, yaitu urusan pemerintahan yang secara langsung dapat membantu
meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat;
c) Memiliki tugas pembantuan dari pemerintah, propinsi dan pemerintah kabupaten atau kota;
dan
d) Menjalankan urusan pemerintahan lain yang diserahkan kepada desa

Anda mungkin juga menyukai