Oleh:
Kelompok 3
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami tentang identifikasi lingkungan internal.
2. Untuk memahami proses analisis dan diagnosis lingkungan internal.
3. Untuk memahami penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan.
4. Untuk memahami analisis dan diagnosis lingkungan internal dan membuat tabel
IFAS.
BAB II
LANDASAN TEORI
Para pakar menekankan bahwa salah satu instrumen analisis yang dapat
digunakan adalah analisis SWOT yang dengannya dapat diketahui secara jelas dan
pasti faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan organisasi yang dapat mencakup
saluran distribusi yang handal, posisi kas organisasi, lokasi yang menguntungkan,
keunggulan dalam menerapkan teknologi yang canggih tetapi sekaligus tepat guna
dan struktur atau tipe organisasi yang digunakan. Akan tetapi, tidak kalah
pentingnya untuk diketahui secara tepat adalah berbagai kelemahan yang mungkin
terdapat dalam diri organisasi tersebut.
Harus diakui bahwa analisis internal tidak selalu dapat dilakukan secara
sistematis, karena faktor-faktor yang telah disinggung sebelumnya. Meskipun
demikian, analisis internal telah diakui secara umum sebagai unsur kritikal dalam
perumusan dan penentuan strategi. Artinya, para perumus strategi jangan sampai
terpukau oleh pendekatan yang sifatnya intuitif. Dengan kata lain, meskipun faktor
subyektifitas tidak dapat dihilangkan sama sekali, hendaknya akal sehat, daya
kognitif, obyektivitas dan instrumen yang ilmiah serta baku hendaknya lebih banyak
berperan.
Dengan demikian, organisasi dapat menentukan secara tepat langkah-
langkah strategis apa yang akan diambil di masa yang akan datang. Hal-hal yang
telah disebutkan di atas menunjukkan betapa pentingnya penilaian kondisi internal
organisasi secara mendalam dan sistematis yang dilakukan dalam rangka
perumusan dan penetapan strategi organisasi secara berhasil. Pengalaman
berbagai organisasi, terlepas dari layanan yang dihasilkan, proses organisasional
yang berjalan, besarnya organisasi, cakupan luasan organisasi, dan jenis teknologi
yang diterapkan, mendukung pendapat tersebut.
Segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan. Bagi setiap
perusahaan, pasar secara keseluruhan adalah orang perorangangan dan atau
organisasi yang membutuhkan produk mereka dan mempunyai kemampuan
untuk membelinya. Pembagian segmen pasar dapat dilakukan berdasarkan
empat macam kriteria yaitu faktor geografis, faktor demografis, faktor psikhografis,
dan faktor sikap atau perilaku konsumen (Sutojo, 2002).
Informasi yang diperoleh dari analisa pelanggan bisa sangat penting untuk
membuat pernyataan misi yang efektif. Pertimbangan penting dalam penetapan
pasar yang akan disegmentasi adalah mengestimasi berbagai kebutuhan dan
permintaan pembeli pada beberapa tingkat alternatif pasar-produk, serta
mengidentifikasikan tipe pembeli yang ada di pasar (Craven,1996)
h. Bauran Pemasaran
Salah satu konsep yang paling berguna dalam pemasaran adalah daur
hidup produk. Sebuah grafik yang menunjukkan waktu yang digambarkan
terhadap penjualan, sejak produk pada tahap perkenalan, melalui tahap
pertumbuhan, kedewasaan, dan akhirnya mencapai penurunan. Konsep ini
memungkinkan seorang manajer pemasaran menguji bauran pemasaran dalam
produk tertentu atau sekumpulan produk, dalam hal daur hidupnya
Budaya adalah suatu aspek organisasi yang tidak lagi dapat dianggap
sebagai sesuatu yang sudah pasti benar dalam melakukan audit manajemen
strategis internal karena budaya dan strategi harus sejalan. Budaya organisasi
harus membangkitkan antusiasme dalam diri individu agar dapat melaksanakan
strategi.
d. Finansial Leverage
Bauran dana jangka pendek dan jangka panjang yang diperoleh dari luar
harus sesuai dengan tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Konsep
financail leverage (rasio total hutang terhadap total aktiva) sangat berguna
dalam menguraikan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba yang
tersedia bagi pemegang saham.
e. Capital Budgeting
Keunggulan dari R&D adalah karena riset yang kuat, menjadikan produk
dan layanan yang diberikan merupakan persis yang dibutuhkan oleh pelanggan.
Riset yang kuat juga memungkinkan perusahaan punya teknologi yang mumpuni
dalam memproduksi produk yang superior di industri.
Tugas manajer, karena itu meliputi (1) memilih salah satu di antara
berbagai alternatif teknologi baru yang akan dipakai oleh perusahaan, (2)
mengembangkan penerapan teknologi baru ke dalam produk dan proses
produksi, (3) menyebarluaskan sumber daya- sumber daya yang aada sehingga
teknologi baru itu dapat dilaksanakan.
• Spesifik
Strategi R&D seharusnya tidak hanya terpaku pada aktivitas utama yang
terkait langsung dengan R&D seperti pengembangan produk, teknologi, dan
sebagainya, melainkan juga aktivitas yang sifatnya non-development seperti
change, implementasi sistem (manajemen proyek, evaluasi kinerja, dll), skill
dan kapabilitas, hingga culture organisasi (inovasi, kerjasama tim, dsb),
marketing, dan lainnya. Aktivitas-aktivitas ini tidak kalah penting dalam
rangka mempertahankan keunggulan kompetitif organisasi.
Salah satu sasaran penting dari analisis rincian operasional ialah agar para
pengambil keputusan stratejik dalam perusahaan semakin mengenali kekuatan
dan kelemahan perusahaan tersebut. Di samping itu, melalui analisis rincian
operasional, berakibat pada “nilai tambah” bagi perusahaan.
Analisis rantai nilai (value chain analysis – VCA) mengacu pada proses
dimana suatu perusahaan menentukan biaya yang terkait dengan aktivitas
organisasional dari pembelian bahan mentah sampai produksi dan pemasaran
tersebut. VCA bertujuan untuk mengidentifikasi di mana advantage atau
disadvantage biaya rendah yang ada di sepanjang rantai nilai. Penilaian
substansial kiranya dibutuhkan dalam melakukan VCA karena hal-hal yang
berbeda dalam rantai nilai bisa berdampak secara positif atau negatif terhadap
hal yang lain, sehingga terdapat keterkaitan yang kompleks.
- Analisis berusaha untuk mengenakan biaya pada setiap aktivitas dan biaya
tersebut bisa dalam bentu waktu dan uang.
Menilai potensi keuntungan dari sumber daya dan kemampuan dalam hal
potensi mereka untuk keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dan
kemampuan untuk memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan
sumber daya dan kemampuan.
Pilih strategi yang terbaik dengan memanfaatkan sumber daya perusahaan dan
kemampuan relatif terhadap peluang maksimal.
- Struktur divisional : Tepat untuk perusahaan besar dengan banyak lini produk
dalam beberapa industri yang berhubungan.
Sistem nformasi menurut Davis & Olson (1987), adalah suatu sistem
mesin/orang yang terintegrasi untuk menghasilkan informasi untuk mendukung
fungsi-fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu
organisasi ( Eko Nugroho, 1994). Sistem informasi mempunyai berbagai macam
potensi dasar. Potensi-potensi inilah yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan
untuk meraih keunggulan didalam bersaing. Potensi dasar yang dimiliki seuatu
sistem informasi antara lain :
Kemampuan untuk melakukan komunikasi data dan informasi dari jarak jauh
Menurut Fred R. David (2016), Matriks IFE dapat dikembangkan dalam lima
langkah, yaitu:
1. Buatlah daftar faktor-faktor kunci internal seperti yang diidentifikasikan dalam
proses audit internal. Gunakan total 10 - 20 faktor internal, termasuk kekuatan
dan kelemahan. Buatlah daftar kekuatan terlebih dahulu, kemudian daftar
kelemahan. Buatlah sespesifik mungkin menggunakan persentase, rasio, dan
angka perbandingan.
2. Tentukan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting)
untuk setiap faktor. Bobot diberikan untuk faktor yang mengindisikasikan
kepentingan relatif faktor agar berhasil di industrinya. Tanpa memperhatikan
apakah faktor kunci adalah kekuatan atau kelemahan, faktor-faktor yang
dianggap memiliki efek terbesar pada kinerja organisasi sebaiknya diberikan
bobot tertinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0.
3. Berikan peringkat 1 hingga 4 pada setiap faktor untuk mengindikasikan apakah
faktor itu merepresentasikan kelemahan utama (peringkat = 1), kelemahan kecil
(peringkat = 2), kekuatan kecil (peringkat = 3), dan kekuatan utama (peringkat =
4). Dengan catatan bahwa kekuatan harus menerima peringkat 3 atau 4 dan
kelemahan harus menerima peringkat 1 dan 2. Peringkat tersebut berbasiskan
perusahaan, sementara bobot dalam langkah 2 berbasis industri.
4. Kalikan masing-masing bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk
menentukan skor tertimbang untuk setiap variabel.
5. Jumlahkan skor tertimbang untuk setiap variabel untuk menentukan total skor
tertimbang organisasi.
Tanpa memperhatikan jumlah faktor yang termasuk dalam matriks IFE, total
skor tertimbang berkisar dari rendah sebesar 1,0 hingga tinggi sebesar 4,0 ,
dengan skor rata-rata menjadi 2,5. Total skor tertimbang di bawah 2,5
mengindikasikan bahwa organisasi memiliki kelemahan internal, sementara skor di
atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Seperti matriks EFE, matriks
IFE seharusnya mencakup 20 faktor kunci. Jumlah faktor tidak berdampak pada
kisaran skor tertimbang total karena bobot-bobot itu selalu berjumlah 1,0. Ketika
faktor internal kunci meliputi kekuatan maupun kelemahan, faktor tersebut dapat
tercakup dua kali dalam matriks IFE, serta bobot dan peringkat diberikan untuk
setiap pernyataan.
BAB III
PEMBAHASAN
Value Chain
Tidak ada layanan hotline
W8 customer 0,047 2 0,094
Pemasaran
3.3 Jurnal 1
a. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu
proyek atau pertimbangan bisnis. Prosesnya melibatkan penentuan tujuan
spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan menganalisis dan memilah hal-hal
yang mempengaruhi keempat faktor tersebut, kemudian menerapkannya dalam
gambar matriks SWOT, dimana penerapannya adalah bagaimana kekuatan
dapat memanfaatkan peluang yang ada, bagaimana mengatasi kelemahan
yang menghalangi keuntungan dari peluang yang ada, kemudian bagaimana
kekuatan dapat menghadapi ancaman yang ada, dan yang terakhir adalah
bagaimana mengatasi kelemahan yang dapat membuat ancaman menjadi nyata
atau menciptakan ancaman baru. Berdasarkan pemaparan di atas, analisis
SWOT dalam penelitian ini dapat dijabarkan melalui matriks berikut.
b. Matriks IFAS
Penilaian faktor strategis internal terkait dengan situasi dan kondisi lebih
luas dari pada bobot yang terbatas pada penting atau tidaknya faktor. Peringkat
yang digunakan adalah sebagai berikut:
(5) : sangat berpengaruh
(4) : berpengaruh
(3) : cukup berpengaruh
(2) : tidak berpengaruh
(1) : tidak ada
Hitung skor (pada kolom 4) dengan mengalikan bobot faktor pada kolom 2
dengan rating pada kolom. Hasilnya adalah bobot skor untuk setiap faktor
strategi internal. Air Terjun Turunan Bolon menduduki peringkat kelima.
Pasalnya, Air Terjun Turunan Bolon memiliki pengaruh yang sangat besar
terhadap peningkatan wisatawan di Tomuan Holbung, Kecamatan Bandar Pasir
Mandoge, Kabupaten Asahan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar desa tersebut.
Faktor kedua yang mendukung peluang internal meliputi (1) potensi alam yang
mendukung, (2) masyarakat yang ramah, (3) udara segar dan sejuk. Oleh
karena itu, peran faktor strategis internal pendamping di atas menjadi skala
prioritas juga, yang berarti bobot 0,10 dan 0,05 merupakan nilai peringkat dalam
kategori penting dan cukup penting dalam meningkatkan strategi pemasaran
wisata alam agar dapat meningkat. kunjungan wisata di Bandar Pasir Mandoge
Kabupaten Asahan.
Kelemahan
Akses jalan dan penerangan adalah salah satu kelemahan terbesar dari tur
ini. Sebagian besar wisatawan membutuhkan akses jalan dan juga penerangan
saat malam hari untuk mengunjungi wisata di Tomuan Holbung. Meskipun objek
wisata air terjun sangat indah namun akses jalan menjadi kendala yang lebih
berat bagi wisatawan karena wisatawan akan mengurungkan niatnya untuk
mengunjungi wisata tersebut.
Akses jalan dan penerangan menempati kelemahan tertinggi dengan bobot 0,15
dengan penilaian sangat penting. Bobot 0,15 merupakan bobot kelemahan
tertinggi di antara kelima faktor kelemahan, dan ketidakefektifan wisata alam.
Faktor kelemahan selanjutnya adalah (1) Hanya kendaraan tertentu yang dapat
melewati jalan tersebut; (2) Lemahnya komunikasi masyarakat, dan; (3) jarak
rumah penduduk sangat jauh mendapat bobot 0,10 dan 0,05. Nilai 0,05
merupakan peringkat nilai dalam kategori penting dan cukup penting dalam
meningkatkan strategi pemasaran wisata alam dalam rangka meningkatkan
kunjungan wisatawan di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge
3.4 Jurnal 2
a. Evaluasi IFAS
Langkah ketiga dari analisis SWOT adalah evaluasi IFAS dan EFAS.
Penilaian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 34 responden yang
telah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Peringkat telah
ditampilkan untuk setiap variabel, membiarkan responden memutuskan elemen
kritis mana yang harus diprioritaskan. Hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel di atas menunjukkan bahwa ada enam kekuatan kritis dan
Kesimpulan
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) adalah alat yang digunakan untuk
mengevaluasi lingkungan internal perusahaan dan untuk mengungkapkan
kekuatan serta kelemahnnya. Adapun lima langkah dalam mengembangkan
matriks evaluasi faktor internail yaitu:
Tanpa memperhatikan jumlah faktor yang termasuk dalam matriks IFE, total
skor tertimbang berkisar dari rendah sebesar 1,0 hingga tinggi sebesar 4,0 ,
dengan skor rata-rata menjadi 2,5. Total skor tertimbang di bawah 2,5
mengindikasikan bahwa organisasi memiliki kelemahan internal, sementara
skor di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Matriks IFE
seharusnya mencakup 20 faktor kunci. Jumlah faktor tidak berdampak
pada kisaran skor tertimbang total karena bobot-bobot itu selalu berjumlah
1,0. Berdasarkan studi kasus yang digunakan untuk menggunakan matriks IFE
pada UD Sekar Jati Star, dapat diketahui bahwa matriks IFE UD Sekar Jati Star
menghasilkan nilai total skol sebesar 3,615. Nilai total skor sebesar 3,615 ini
menunjukkan bahwa nilai total skor matrik IFE UD Sekar Jati berada di atas
rata-rata dari keseluruhan posisi strategisnya dalam usaha memanfaatkan
kekuatan yang dimiliki mengatasi kelemahan yang ada jika diperlukan.
David, Fred R. 2006. Manajemen Strategik. Edisi 15. Jakarta: Salemba Empat.
Hosen, Muhamad Nadratuzzaman, Agung Maulana, Muhammad Zaid Farhand,
and Muhammad Fudhail Rahman. “Evaluating the Fundraising Process of
the World’s First Cash Waqf-Linked Sukuk in Indonesia.” QIJIS (Qudus
International Journal of Islamic Studies) 10, no. 1 (July 26, 2022): 175–214.
https://doi.org/10.21043/qijis.v10i1.8161.
Ningsih, Kustiawati, Hamamah, 2017. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
dan External Factor Evaluation (EFE) Buah Naga Organik (Hylocereus
Undatus). Jurnal Ilmiah Yudharta. Vol. 5 (1). 12-21.
Ritonga, Husni, dkk. (2018). Rural Tourism Marketing Strategy and Swot
Analysis: A Case Study of Bandar Pasir Mandoge Sub-District in North
Sumatera Nasution, Rural Tourism Marketing Strategy and Swot Analysis:
A Case Study of Bandar Pasir Mandoge Sub-District in North Sumatera.
International Journal of Civil Engineering and Technology (IJCIET). ISSN
Online: 0976-6316
Sari, Ike Dian Oktavia. 2018. Analisis Faktor Eksternal dan Internal Sebagai
Dasar Perumusan Strategi Bisnis UD Sekar Jati Star Jombang. Jurnal
Akuntansi AKUNESA. Vol. 6 (3).
Yasa, Ni Nyoman Kerti. 2016. Manajemen Stratejik, Analisis Lingkungan Untuk
Menghasilkan Alternatif Strategi. Denpasar: Udayana University Press.