Anda di halaman 1dari 23

PAPER

PENILAIAN INTERNAL

Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Strategi Bisnis

Dosen Pengampu Ayu Frebi Puspitasi M.A.B.

Oleh :

Desty Eka (15105510044)


Lusi Nurmawati (15105510051)
Yuli Khoirul (15105510069)
Ari Dessy K. S. (15105510074)

ILMU ADMINISTRASI BISNIS (B)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM BALITAR

BLITAR

2017
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam menghadapi persaingan dalam dunia bisnis diperlukan suatu strategi


yang tepat guna memenangkan persaingan tersebut. Strategi di tingkat korporasi,
bisnis dan tingkat operasional akan memegang kendali utama terlaksananya
tujuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Memberikan perhatian kepada
lingkungan merupakan cara terbaik untuk merumuskan strategi yang akan
diterapkan guna menghadapi persaingan. Faktor-faktor lingkungan yang dimaksud
terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Makin besar suatu
organisasi, makin kompleks pula bentuk, jenis dan sifat interaksi yang terjadi
dalam menghadapi kedua jenis lingkungan tersebut. Namun dalam makalah ini
kami hanya akan membahas strategi bisnis penilain internal.
Tujuan dilakukan analisis lingkungan internal adalah mengantisipasi
lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk
mensukseskan organisasi. Lingkungan Internal berkaitan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Faktor internal perusahaan sepenuhnya
dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki.
Di makalah ini akan dibahas bagaimana lingkungan inernal dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dan apa saja yang menjadi faktor-
fakto fungsinal Bisnis pada lingkungan internal perusahaan. Salah satu tujuan
penting dari studi lingkungan internal ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan. Oleh karena itu analisis lingkungan internal sangat penting bagi
perusahaan dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk
menyusun strategi dalam mengelola peluang dan ancaman yang muncul.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENILAIAN INTERNAL

Audit internal adalah sebuah aktifitas independen yang memberikan


penilaian dan keyakinan atas pelaksanaan proses bisnis dan kinerja yang
dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Audit internal melaksanakan
proses kerja berdasarkan suatu metodologi tertentu, ilmiah dan terukur.
Proses melakukan audit internal yaitu dengan perwakilan manajer dan
karyawan dari sebuah perusahaan/organisasi yang bertugas dalam penentuan
kekuatan dan kelemahan perusahaan. Audit internal membutuhkan pengumpulan
dan pemaduan informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan (litbang), serta operasi sistem
informasi manajemen perusahaan.
Proses melakukan audit internal memberikan kesempatan lebih luas bagi
para partisipan untuk memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi
mereka dapat berfungsi secara tepat dalam organisasi secara keseluruhan. Untuk
melakukan audit internal dibutuhkan usaha pengumpulan, penyesuaian, dan
pengevaluasian informasi mengenai operasi perusahaan.
Secara umum terdapat 4 tahap yang dilakukan dalam proses audit internal yaitu
sebagai berikut:

1. Perencanaan (Pre-Audit)
2. Pelaksanaan Audit (Field Work)
3. Pembuatan Ringkasan Hasil Audit (Audit Summary)
4. Penyampaian Hasil Audit (Audit Report)

Tahap di atas sebenarnya belum lengkap karena hasil pelaksanaan audit


belum bisa diketahui apakah sudah dilaksanakan atau belum oleh
klien/manajemen sehingga perlu adanya upaya untuk memonitor tindak lanjut
hasil audit yang harus dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah dicapai
antara klien dengan audit internal (Management Action Plan). Untuk
menyempurnakan pelaksanaan audit internal ini maka dilakukanlah Monitoring
Tindak Lanjut Hasil Audit (Tracking Issues). Tahap ini sangat penting dan
merupakan bukti nyata hasil kerja audit internal karena berapa pun hebatnya
laporan hasil audit itu dibuat dan disampaikan kepada manajemen namun jika
tidak ada tindak lanjut Management Action Plan (MAP) untuk mengeksekusi
temuan audit (audit finding) maka pelaksanaan audit tidak memberi nilai tambah
bagi organisasi.

Fungsi dari audit internal yaitu sebagai alat bantu bagi manajemen untuk
menilai efisien dan keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern
perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan
memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan mengambil
keputusan atau tindak selanjutnya. Pendapat para ahli tentang Audit Internal:
Menurut Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:11)
Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal
secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut
memberikan nilai tambah bagi organisasi.
Ruang lingkup menurut Guy (2002:410)
Ruang lingkup audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai
serta efektifitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam
melaksanakan tanggungjawab yang dibebankan.

1. Pandangan berbasis SDA

Sumber daya internal lebih penting bagi persusahaan daripada berbagai


faktor eksternal dalam mempertahankan keunggulan kompetitif. Lebih ditentukan
sumber daya internal: sumber daya fisik; sumber daya manusia; dan sumber daya
organisasi. Sumber daya membantu menangkap peluang dan menetralkan
ancaman. Budaya Organisasi pola perilaku yang dikembangkan organisasi untuk
mengatasi persoalan adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang cukup terbukti
sehingga perlu diajarkan pada para anggota untuk dapat memandang, berpikir, dan
merasa. Nilai, keyakinan, simbol. Pendekatan pandangan berbasis sumber daya
(Resource-Based View-RBV) terhadap keunggulan kompetitif menyakini bahwa
sumber daya internal lebih penting bagi perusahaan daripada berbagai faktor
eksternal dalam upaya untuk meraih serta mempertahankan keunggulan
kompetitif. Penganut RBV percaya bahwa kinerja organisasional akan sangat
ditentukan oleh beragam sumber daya internal.

Sumber daya internal dikelompokkan dalam tiga kategori:

a) Sumber daya fisik (pabrik, perlengkapan, teknologi, bahan mentag, mesin)


b) Sumber daya manusia (karyawan, pelatihan, pengalaman, pengetahuan, skill)
c) Sumber daya organisasional (struktur peusahaan, perencanaan, paten, merk
dagang)

2. Menyatukan Strategi dan Budaya

Budaya organisasi adalah pola perilaku yang dikembangkan dalam sebuah


organisasi untuk mengatasi persoalan internal dan eksternal yang kemudin
diajarkan sebagai cara yang benar untuk memandang, berpikir dan merasa.
Budaya organisasi dapat mempengaruhi keputusan-keputusan bisnis. Budaya
perusahaan harus dapat membangkitkan antusiasme individu untuk menerapkan
strategi. Dalam konteks persaingan di pasar dunia dituntut perlunya pemahaman
dan pengetahuan tentang sejarah, budaya dan religiusitas negara lain.

a. Budaya Sendiri dan Budaya Asing


Supaya sukses bersaing di pasar dunia, para manajer harus memperoleh
pengetahun yang lebih baik mengenai kekuatan historis, budaya, dan religius yang
memotivasi serta mendorong orang di negara-negara lain.
2.2 MANAJEMEN

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.


Definisi Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur
dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efesien. Fungsi manajemen terdiri dari lima aktifitas pokok ;
perencanaan, pengorganisasian, pemotifasian, penempatan staf, dan pengontrolan.
Tinjauan ringkas fungsi manajemen tersebut dapat dilihat dalam table 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Deskripsi Fungsi Manajemen

Tahap Proses
Fungsi Penjelasan Manajemen Strategi
Terpenting
Perencanaan Perencanaan terdiri dari Perumusan Strategi
seluruh aktivitas
manajerial yang terkait
dengan persiapan dimasa
depan. Tugas khususnya
mencakup peramalan,
penetapan tujuan,
penggunaan strategi,
pengembangan
kebijakan, dan penentuan
sasaran.
Pengorganisasian Pengorganisasian Penerapan Strategi
mencakup semua
aktivitas manajerial yang
membuahkan struktur
tugas dan otoritas. Tugas
khususnya ialah
mencakup rancangan
organisasional, spealisasi
pekerjaan, deskripsi
kerja, spesifikasi kerja,
rentang kendali, kesatuan
komando, koordinasi,
rancangan pekerjaan, dan
analisis kerja.
Pemotivasian Pemotivasian mencakup Penerapan Strategi
usaha menuju
pembentukan perilaku
manusia. Topic
spesifiknya mencakup
kepemimpinan,
momunikasi, kelompok
kerja, kepuasan kerja,
pemenuhan kebutuhan,
perubahan organisasi,
semangat kerja karyawan,
serta semngat kerja
manajerial.
Penempatan Staf Aktifitasnya berpusat Penerapan Strategi
pada manajemen
personalia atau SDM.
Termasuk didalamnya
ialah administrasi gaji
dan upah, tunjangan
karyawan, wawancara,
rekrutmen, pemecatan,
pelatihan, pengembangan
manajemen, keamanan
karyawan, tindakan
afirmatif, peluang kerja
setara, hubungan dengan
serikat kerja,
pengembangan karir, riset
personalia, kebijakan
pendisplinan, prosedur
keluhan, dan kehumasan.
Pengendalian Mengacu pada seluruh Pengevaluasian Strategi
aktivitas manajerial yang
diarahkan untuk
memastikan bahwa hasil
aktualnya sejalan dengan
rencana. Arenya
mencakup pengendalian
kualitas, pengendalian
keuangan, pengendalian
penjualan, pengendalian
persedian, pegendalian
pengeluaran, analisis
varians, imbalan dan
sanksi.

1. Planning: segala proses managerial sebagai persiapan masa depan,


perencanaan, awal proses manajemen, sebagai persiapan antara masa kini dan
masa depan, meningkatkan keuntungan dalam mendapatkan hasil yang
diinginkan
2. Organizing: segala aktivitas managerial yang menghasilkan struktur tugas dan
hubungan otoritas serta menentukan desain organisasi, deskripsi pekerjaan,
spesifikasi pekerjaan, control, kesatuan pimpinan, koordinasi, dan analisis.
3. Motivating: proses dalam mempengaruhi orang untuk menyelesaikan atau
mengerjakan tugas-tugas tertentu. Keberhasilan dalam memotivasi ditentukan
oleh empat faktor yaitu kepemimpinan, dinamisasi grup, komunikasi, dan
perubahan organisasional.
4. Staffing: sering disebut juga manajemen sumber daya manusia yang meliputi
seluruh aktivitas yang difokuskan pada tiap pegawai, administrasi gaji,
keuntungan pegawai, interview, penugasan, pelatihan, keamanan pegawai,
karir, dsb
5. Controlling: segala aktivitas manajerial yang ditujukan untuk memastikan
hasil yang dicapai sesuai dengan hasil yang direncanakan. Kegiatan
controlling terdiri dari empat tindakan dasar yaitu (1) menentukan standar
kinerja, (2) mengukur kinerja individual dan organisasi, (3) membandingkan
kinerja aktual dengan standar kinerja, dan (4) mengambil tindakan korektif.

2.3 PEMASARAN

Kegiatan bisnis selalu ada kompetisi. Perusahaan akan terus mencari pasar
dan tidak akan pernah puas dengan pasar yang telah di dapatnya. Aktivitas
pemasaran diarahkan untuk menciptakan perputaran yang memungkinkan
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Dalam hal ini,
pemasaran memegang peranan penting dalam menentukan sukses atau tidaknya
suatu bisnis. Untuk itu, perusahaan harus dapat memahami benar pemasaran bagi
perusahaan yang ingin tetap bertahan. Pengertian pemasaran menurut American
Marketing Association (AMA) :
“Satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola
hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para
pemilik sahamnya”. Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian,
pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen akan produk dan jasa. Pemasaran sendiri memiliki tujuh fungsi
pemasaran pokok yaitu: Analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan
produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, analisis peluang.
a. Analisis Konsumen
Customer analysis merupakan pengamatan dan evaluasi kenutuhan hasrat dan
keinginan konsumen yang melibatkan pengadaan survey konsumen,
penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi segmen pasar
yang optimal. Pembeli, penjual, distributor, tenaga penjual, manajer, penjual
grosir, peritel, pemasok dan krediator seuanya dapat berpartisipasi dalam
proses pengumpulan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan konsumen dengan tepat.
b. Penjualan Produk/Jasa
Penjualan (selling) meliputi banyak aktivitas pemasaraan, seperti iklan,
promosi, penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga
penjualan, hubungan konsumen, dan hubungan diler. Aktivitas seperti ini
sangat penting ketika perusahaan menjalankan strategi penetrasi pasar.
Menurut jenis barang yang dijiual maka teknik Penjualan perorangan paling
penting untuk perusahaan barang-barang industri, sedangkan iklan sangat
penting bagi perusahaan barang-barang konsumen.
c. Perencanaan produk dan jasa
Perecanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran,
pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan, penentuan
pilihan produk, fitur produk, gaya produk dan kualitas produk, penghapusan
produk lama, dan penyediaan layanan konsumen.
d. Penetapan harga
Lima pemangku kepentingan (stakeholder) memengaruhi keputusan penetapan
harga: konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing. Biasanya
sebuah organisasi akan menjalankan strategi integrasi ke depan untuk meraih
pengendalian yang lebih baik atas harga yang dibebankan kepada konsumen.
Pemerintah dapat menetapkan larangan terkait penentuan harga, diskriminasi
harga, harga minimum, penetapan harga unit, iklan harga, dan pengendalian
harga.
e. Distribusi
Distribusi (distribution)mencankup penggudangan, saluran – saluran
distribusi, camgkupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan,
tingkat dan lokasi persedian, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel.
Distribusi menjadi sangat penting ketika sebuah perusahaan berusaha
menerapkan strategi pengembangan pasar atau integrasi ke depan. Beberapa
keputusan paling kompleks dan menantang yang dihadapi perusahaan
berkaitan dengan distribusi produk. Perantara tumbuh subur didalam
perekonomian kita, sebab banyak produsen tidak memiliki sumber daya
keuangan dan keahlian yang memadai untuk menjalankan pemasaran
langsung. Perusahaan manufaktur yang sanggup menjual secara langsung
kepada public sering kali memperoleh hasil yang lebih besar dengan
memperluas dan memperbaiki operasi produksi mereka.
f. Riset Pemasaran
Riset pemasaran (marketing research) adalah pengumpulan, pencatatan, dan
penganlisisisan data siste,atis mengenai berbagai persoalan yang terkait
dengan pemasaran barang dan jasa. Riset pemasaran dapat mengungkat
kekuatan dan kelemahan yang penting, dan periset pemasaran menggunakan
berbagai skala, instrument, prosedur, konsep, dan teknik untik mengumpulkan
informasi. Aktivitasnya mendukung semua fungsi bisnis yang pokok dari
sebuah orhganisasi. Organisasi yang memeliki ketrampilan riset pemasaran
yang harus memiliki kekuatan besar untuk menjalankan strategi generic.
g. Analisis Peluang
Analisis peluang (opportunity analysis) melibatkan penilaian atas biasya,
manfaat dan resiko yanag terkait dengan keputusan pemasaran. Ada tiga
langkah yang diperlukan untuk membuat analisis biaya-manfaat (cost benefit
analysis): 10. Menghitung total biaya yang terkait dengan suatu keputusan, 2).
Memperkirakan total manfaat dari keputusan tersebut, 3). Membandingkan
totalmbiaya dengan total manfaat.
2.4 KEUANGAN/AKUNTANSI

Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai ukuran terbaik dalam menilai


posisi kompetitif suatu perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor.
Menentukan kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan sangat penting untuk
merumuskan strategi secara efektif. Menurut James Van Home, fungsi
keuangan/akuntansi terdiri atas tiga keputusan, yaitu:

1. Keputusan investasi, atau disebut juga penganggaran modal (capital


budgeting), adalah alokasi dan realokasi modal dan sumber daya untuk
proyek, produk, asset, dan divisi suatu organisasi.
2. Keputusan pembiayaan (financing decision), yaitu menentukan struktur modal
terbaik untuk perusahaan dan menguji berbagai metode yang dapat digunakan
perusahaan untuk meningkatkan modal (menerbitkan saham, menambah
utang, menjual asset, atau kombinasi dari ketiganya)
3. Keputusan dividen (dividends decisions), yaitu menentukan jumlah dana yang
ditahan pada perusahaan dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan
kepada pemegang saham. Keputusan ini berkenaan dengan isu –isu seperti
persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham, stabilitas
pembayaran dividen sepanjang waktu, dan pembelian kembali atau penerbitan
saham.

Salah satu cara mengukur kondisi keuangan perusahaan adalah dengan


menggunakan rasio keuangan.Rasio keuangan dihitung berdasarkan Laporan Laba
Rugi dan Neraca suatu perusahaan. Rasio keuangan dapat diklasifikasikan
menjadi lima tipe, sebagai berikut :
a. Liquidity Ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi obligasi
jangka pendek yang telah jatuh tempo.
b. Leverage Ratios, mengukur seberapa banyak suatu perusahaan dibiayai dengan
utang.
c. Activity Ratios, mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam
menggunakan sumber dayanya.
d. Profitability Ratios, mengukur daya tarik keseluruhan manajemen yang
ditunjukkan oleh perolehan yang dihasilkan pada penjualan dan investasi.
e. Growth Ratios, mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
posisi ekonomi dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.

Tabel 2.2 Ringkasan Rasio-rasio Keuangan Utama


Rasio Cara menghitung Apa yang
diukur
Rasio Likuiditas
Rasio Lancar 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 Sejauh mana
𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘 perusahaan
mampu
memenuhi sebuah
kewajiban jangka
pendeknya.
Rasio Cepat 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 Sejauh mana
𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 sebuah
perusahaan
mampu
memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya tanpa
bergantung pada
penjualan
persediaannya.
Rasio Pengungkit
Rasio Utang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 Presentasi total
terhadap Total 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 dana yang
Aset disediakan oleh
kreditor
Rasio Utang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 Presentasi total
terhadap 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 dana yang
Ekuitas disediakan oleh
kreditor dan oleh
pemilik.
Rasio Utang 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 Keseimbangan
Jangka Panjang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 antara utang dan
Terhadap ekuitas di dalam
ekuitas struktur capital
jangka pangjang
perusahaan.
Rasio Kelipatan 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 Sejauh mana laba
Bunga yang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 berkurang tanpa
Dapat membuat
Dibayarkan perusahaan tidak
mampu melunasi
biaya bunga
tahunannya.
Rasio Aktivitas
Perputaran 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Apakah perusaan
Persediaan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 memiliki stok
persediaan yang
terlalu banyak
dan apakah
perusaan lambat
menjual
persediaannya
dibandingkan
rata-rata industry.
Perputaran Aset 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Produktivitas
Tetap 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 penjualan serta
penggunaan
pabrik dan
perlengkapan.
Perputaran 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 Apakah
Total Aset 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 perusahaan
menghasilkan
volume bisnis
yang memadai
untuk besar
investasi asetnya.
Perputaran 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 Rata-rata
Piutang Usaha 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 lamanya waktu
yang dibutuhkan
perusahaan utuk
menagih
penjualan
kreditnya (dalam
presentase).
Waktu 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 Rata-rata
Penagihan Rata- 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 365 ℎ𝑎𝑟𝑖 lamanya waktu
rata yang dibutuhkan
perusahaan untuk
menagih
penjualan
kreditnya (dalam
hari).
Rasio Profitabilitas
Margin Laba 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 Total margin
𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Kotor yang tersedia
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
untuk menutupi
beban operasi dan
menghasilkan
laba.
Margin Laba 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 Profitabilitas
(𝐸𝐵𝐼𝑇)
Operasi tanpa
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
memperhitungkan
pajak dan bunga.
Margin Laba 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Laba setelah
Bersih 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 pajak per euro
penjualan.
Pengembalian 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Laba setelah
Atas Total Aset 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 pajak per dolar
(ROA) asset; rasio ini
disebut juga
pengembalian
atas investasi
(ROI).
Pengembalian 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Laba setelah
Atas Ekuitas 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 pajak per doalar
Pemegang investasi
Saham (ROE). pemegang saham
di perusahaan.
Laba Per Saham 𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ Laba yang
(ESP) 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 tersedia bagi
𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
pemilik saham
biasa.
Rasio Harga- 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 Daya tarik
Laba 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 perusahhan di
psar ekuitas.
Rasio Pertumbuhan
Penjualan Persentase pertumbuhan tahunan dalam Tingkatb
total penjualan. pertumbuhan
penjualan
perusaan.
Laba Bersih Persentase pertumbuhan tahunan dalam Tingkat
laba pertumbuhan laba
perusahaan.
Laba Per Saham Persentase pertumbuhan tahunan dalam Tingkat
LPS. pertumbuhan LPS
perusahaan.
Dividen Per Persentase pertumbuhan tahunan dalam Tingkat
Saham deviden per saham pertumbuhan
dividen per
saham
perusahaan .

2.5 PRODUKSI

Fungsi produksi suatu bisnis adalah mencakup semua aktivitas yang


mengubah input menjadi barang atau jasa. Manajemen produksi menangani input,
transformasi, dan output yang beragam dari satu industri dan pasar ke industri dan
pasar lain. Produksi mengubah input seperti bahan mentah, tenaga kerja, modal,
mesin, dan fasilitas menjadi barang dan jasa yang telah jadi. Aktivitas produksi
sering kali meresprentasikan bagian terbesar dari aset manusia dan modal suatu
organisasi. Di kebanyakan industri, biaya terbesar dalam mebuat suatu produk
arau jasa terjadi di dalam operasi sehingga produksi/operasi dapat memiliki nilai
yang besar sebagai senjata kompetitif dalam strategi keseluruhan perusahaan.
Kekuatan dan kelemahan dalam kelima fungsi produksi dapat menentukan
keberhasilan atau kegagalan suatu bisnis. Contohnya upah perjam karyawan rata-
rata dapat secara signifikan mempengaruhi total biaya produksi.

Tabel 2.3 Fungsi –fungsi Dasar Manajemen Produksi

Fungsi Penjelasan
1. Proses Keputusan proses berkaitan dengan
rancangan sistem produksi fisik.
Berbagai keputusan spesifiknya
mencakup pilihan teknologi, tata letak
fasilitas, analisis alur proses, fasilitas
lokasi, proses pengendalian, dan
analisis transportasi.
2. Kapasitas Keputusan kapasitas berkaitan dengan
penentuan tingkat output optimal bagi
organisasi, tidak terlalu banyak dan
juga tidak terlalu sedikit. Keputusan-
keputusan spesifiknya meliputi
peramalan, perencanaan fasilitas,
perencanaan agregat, penjadwalan,
perencanaan kapasitas, dan analisis
antrean.
3. Persediaan Keputusan persediaan menyangkut
pengelolaan tingkat bahan mentah,
proses pengerjaan, dan barang yang
sudah jadi. Keputusan-keputusan
spesifiknya mencakup apa yang
diperlukan untuk dipesan, kapan waktu
pemesanan, berapa banyak barang
yang dipesan, dan penanganan bahan-
bahan.
4. Angkatan kerja Keputusan angkatan kerja berkaitan
dengan pengelolaan tenaga kerja yang
terampil, tidak terampil, dan
manajerial. Berbagai keputusan
spesifiknya meliputi rancangan kerja,
pengukuran kerja, pengayaan kerja,
standar kerja, dan teknik-teknik
motivasi.
5. Kualitas Keputusan kualitas bertujuan untuk
memastikan bahwa barang dan jasa
berkualitas tinggilah yang diproduksi.
Keputusan-keputusan spesifiknya
meliputi pengendalian kualitas,
penentuan sampel, pengujian,
penjamin kualitas, dan pengendalian
biaya.

2.6 RISET DAN DEVELOPMENT (R&D)

Kegiatan R&D diarahkan untuk pengembangan produk-produk baru


sebelum pesaing melakukannya, peningkatan kualitas produk dan perbaikan
proses produksi sehingga dapat menekan biaya dan menaikkan efisiensi.

Ide dasar RBV adalah bahwa bauran, jenis, jumlah dan sifat dari sumber daya
internal perusahaan harus dipikirkan lebih dahulu dan penting mengembangkan
strategi yang dapat mengarahkan pada keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Teori ini sangat berguna bagi perusahaan yang menjalankan strategi yang belum
diimplementasikan oleh perusahaan pesaing manapun.
Sumber daya bernilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) Sumber daya langka adalah sumber daya yang tidak dimiliki perusahaaan
pesaing. Jika banyak perusahaan memiliki sumber daya yang sama, maka
perusahaan tersebut cenderung mengimplementasikan strategi yang mirip,
maka tidak akan memberikan keunggulan kompetitif.
(2) Sumber daya yang sama sulit untuk ditiru, jika perusahaan tidak dengan
mudah mendapatkan sumber daya, maka sumber daya akan mengarah kepada
keunggulan kompetitif.
(3) Tidak mudah digantikan, apabila tidak ada produk pengganti yang
memungkinkan, maka perusahaan akan mampu mempertahankan keunggulan
kompetitifnya.
Semakin banyak sumber daya memenuhi kriteria tersebut, maka semakin kuat
keunggulan kompetitif perusahaan dan semakin lama bertahannya.
Fungsi-fungsi penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan produk-produk baru sebelum didahului oleh pesaing
2. Meningkatkan kualitas produk
3. Meningkatkan proses produksi untuk menguangi biaya
4. Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan secara internal maupun eksternal

2.7 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Infomasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan


abagi semua keputusan manajerial. Menilai kekuatan dari kelemahan internal
sebuah perusahaan dalam sistem informasi adalah dimensi yang penting dari suatu
audit internal. Tujuan system informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja
sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial.

Sistem informasi manajemen-(SIM) (management information system-


SIM) memperoleh bahan mentah (material)nya dari evaluasi eksternal dan internal
sebuah organisasi. SIM mengumpulkan data mengenai
pemasaran,keuangan,produksi,dan hal-hal terkait dengan personalia secara
internal, juga faktor-faktor sosial,budaya, demografis, lingkungan, ekonomi,
politik,pemerintah, hukum, teknologi, dan kompetitif secara eksternal. Data
kemudian di intergrasikan sesuai kebutuhan untuk mendukung pengambilan
keputusan manajerial.

Manajerial mengalir mengikuti alur logis ke dalam sebuah sitem informasi


komputer, sementara data di masukkan ke dalam sistem dan di transformasi
menjadi output. Output tersebut mencakup hasil cetak (printout) dari komputer,
laporan tertilus, table, bagan, grafik, cek, pesanan pembelian, faktur, catatan
persediaan, akun penggajian, dan beragam dokumen lainnya. Hasil-hasil lain dari
strategi alternatif dapat dikalkulasi, disaring, diringkas, dianalisis, dan diatur
untuk tujuan, masalah, individu, atau waktu tertentu.

Sebuah sistem informasi manajemen yang efektif memanfaatkan peranti


lunak (software) dan peranti keras (handware) computer, beragam model analisis,
dan basis data. Sebagian orang menganggap sistem informasi muncul seiring
ditemukan computer, tetapi para sejarawan menemukan bahwa pencatatan dan
pemprosesan data nonkomputer telah ada sejak para pedagang Babilonia hidup
pada 3.500 SM. Manfaat dari sistem informasi yang efektif meliputi pemahaman
yang lebih baik mengenai fungsi-fungsi bisnis, komunikasi yang lebih bagus,
pengambilan keputusan yang lebih berdasar, analisis persoalan yang lebih baik,
dan pengendalian yang lebih efektif.

Sistem informasi yang efektif adalah seperti sebuah perpustakaan, yang


mengumpulkan, mengelompokkan, dan mengisi data untuk digunakan oleh para
manajer di perusahaan. Sistem informasi adalah sebuah sumber daya strategis
yang penting, yang memonitor beragam isu dan tren internal dan eksternal,
mengidentifikasi ancaman-ancaman kompetitif, dan membantu dalam penerapan,
pengevaluasian, dan pengendalian strategi.

2.8 RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) PORTER

Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan


dalam industri yang spesifik. Unit bisnis adalah tingkat yang sesuai untuk
pembangunan rantai nilai, bukan tingkat divisi atau tingkat korporasi. Produk
melewati semua rantai kegiatan dalam rangka, dan pada setiap aktivitas nilai
keuntungan beberapa produk. Rantai kegiatan memberikan produk-produk nilai
tambah dari jumlah nilai tambah dari semua kegiatan. Hal ini penting untuk tidak
mencampur konsep rantai nilai dengan biaya yang terjadi di seluruh kegiatan.
Rantai nilai mengkategorikan aktivitas umum nilai tambah dari sebuah
organisasi. Kegiatan utama mencakup: logistik masuk, operasi (produksi), logistik
keluar, pemasaran, dan penjualan (permintaan), dan jasa (pemeliharaan). Kegiatan
dukungan meliputi: manajemen infrastruktur administratif, manajemen sumber
daya manusia, teknologi (R & D), dan pengadaan. Biaya dan value drivers
diidentifikasi untuk setiap aktivitas nilai.
Enam fungsi bisnis Rantai Nilai:
* Penelitian dan Pengembangan * Pemasaran & Penjualan
* Desain Produk, Jasa, atau Proses * Distribusi
* Produksi * Layanan Pelanggan

1. Penentuan Tolak Ukur


Penentuan tolak ukur adalah alat analitis yang digunakaan untuk menetukan
apakah aktifitas-aktifitas ranatai nilai sebuah perusahaan kompetitip apabila
dibandingkan dengan pesaing. Tolak ukur mampu membuah sebuah perusahaan
mengambil tindakan untuk meningkatkan daya saing dengan cara
mengidentifikasi berbagai aktivitas ranti nilai dimana perusahan pesaing memiliki
keunggulan kompetitif dalam hal biaya, layaanan, reputasi, atau operasi. Bagian
tersulit dari tolak ukur adalah cara untuk memperoleh akses kedalam aktivitas
rantai nilai perusahaan lain terkait dengan isu biaya.
2. Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)
Langkah terakhir dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal
adalah penyusunan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix).
Evaluasi Faktor Internal (Matriks EFI), digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa
fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM,
pemasaran, sistem informasi, produksi dan operasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penilaian internal merupakan sebuah aktifitas independen yang memberikan


penilaian dan keyakinan atas pelaksanaan proses bisnis dan kinerja yang
dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Dilihat dari fungsinal Bisnis,
faktor internal dalam analis kompetensi terdiri dari faktor manajemen, produksi
dan operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran. Manajemen,
produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran
merepresentasikan operasi inti dari sebagian besar bisnis. Audit manajemen
strategi operasi internal suatu perusahaan sangat penting bagi kesehatan
organisasional.

Anda mungkin juga menyukai