Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SELEKSI PROSES DAN TATA LETAK FASILITAS

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Manajemen Operasi

Oleh :

1. Lusi Nurmawati (15105510051)


2. Jovi Bella Utama ( 15105510052)
3. Lia Agustina (15105510055)
4. Fatku Rohman (15105510073)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINSTRASI BISNIS B


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
BLITAR
2018

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keputusan penting yang harus diambil oleh para manajer operasi adalah
rancangan proses fisik untuk memproduksi barang dan jasa. manajer operasi harus
menemukan cara terbaik untuk memproduksi sebuah produk. Fokus yang
dilakukan adalah menemukan cara mendesain proses produksi. Tujuan desain
proses adalah menemukan strategi untuk memproduksi barang/jasa yang
memenuhi keinginan konsumen dan spesifikasi produk yang berada dalam
jangkauan keterbatasan biaya atau hambatan lainnya. Proses yg diseleksi akan
mempunyai dampak jangka panjang terhadap efisiensi dan produksi serta
fleksibilitas, biaya dan mutu barang yang diproduksi. Seleksi proses berkaitan
dengan tata letak fasilitas dan berdampak pada perencanaan kapasitas, serta sistem
kerja. Perancangan fasilitas penting bagi penyusunan unsur fisik untuk
pergudangan, kantor pos, toko, restoran, rumah sakit dan lain-lain.
Pertimbangan dalam merancang fasilitas adalah jumlah volume produksi
dan besarnya investasi. Strategi seleksi proses dan tata letak fasilitas merupakan
keputusan penting dalam desain sistem yang harus disusun oleh pihak manajemen
dalam memperoleh keunggulan bersaing perusahaan. Peralatan produksi yang
canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apa-apa akibat perencanaan tata
letak yang sembarangan saja. Karena aktivitas produksi suatu industri secara
normal harus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dengan tata letak
yang tidak berubah-rubah, maka kekeliruan yang dibuat dalam perencanaan tata
letak ini akan menyebabkan kerugian yang tidak kecil.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Perumusan maslah yang dapat diuraikan berdasarkan latar belakang
sebelumnya adalah :
1. Bagaimana Pentingnya strategi dari seleksi proses ?
2. Apa saja jenis-jenis pemrosesan dasar ?
3. Bagaimana pentingnya desain ulang tata letak ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pentingnya strategi dari seleksi proses
2. Jenis-jenis pemrosesan dasar
3. Pentingnya desain ulang tata letak

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SELEKSI PROSES

Seleksi proses mengacu pada memutuskan cara mengatur produksi barang


aatu jasa. Seleksi proses memiliki dampak besar pada perencanaan kapasitas, tata
letak fasilitas, peralatan, serta desain system kerja. Seleksi proses semestinya
terjadi ketika produk atau jasa baru sedang direncanakan. Meskipun demikian,
seleksi proses juga terjadi karena perubahan teknologi dalam produk atau
peralatan, serta tekanan kompetitif. Ramalan desain , desain produk dan jasa, serta
serta pertimbangan eknologi memegang perencanaan kapasitas dan seleksi proses.
Selain itu, kapasitas dan selksi proses saling berkaitan serta sering kali dilakukan
secara bersama-sama. Sebaliknya, kapasitas dan seleksi proses memengaruhi
pilihan fasilitas dan peralatan, tata letak, serta desain pekerjaan.

Bagaimana organisasi melakukan seleksi proses ditentukan melalui strategi proses


organisanisasi., aspek-aspek pentingnya meliputi :

1. Intensitas modal : bauran peralatan dan tenaga kerja yang akan digunakan
oleh organisasi
2. Fleksibilitas proses : sejauh mana system dapat disesuaikan dengan
perubahan dalam kebutuhan pemrosesan yang disebabkan oleh faktor-
faktor seperti perubahan desain produk atau jasa, perubahan volume yang
diproses, dan perubahan teknologi.

Gambar 2.1 Seleksi Proses dan Perencanaan Kapasitas

2
Tiga pertanyaan utama yang berhubungan dengan seleksi proses :

1. Berapa banyak variasi dalam produk atau jasa yang perlu ditangani
system?
2. Seberapa fleksibel peralatan yang perlu ditangani oleh system?
3. Berapa volume ioutput yang diharapkan?

Jawaban dari berbagai pertanyaan ini berfungsi sebgai panduan untuk memilih
proses yang sesuai.

2.1.1 JENI S-JENIS PROSES

Terdapat lima jenis proses dasar : sesuai pesanan, partai, berulang-ulang,


terus menerus, dan proyek. Kelimanya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Sesuai Pesanan (job shop). Biasanya beroperasi dalam skala relative kecil.
Proses ini dilakukan ketika akan dibutuhkan barang atau jasa dengan jumlah
kecil dengan banyak variasi. Pemrosesannya t rputus – putus; pekerjaanya
meliputi berbagai pekerjaan kecil, masing-masing pekerja memiliki kebutuhan
pemrosesan yang agak berbeda. Fleksibilitas tinggi menggunakan peralatan
dengan tujuan umum dan tenaga kerja terampil adalah berbagai karakteristik
penting dari pembuatan barang sesuai pesanan. Contoh produi sesuai pesanan
adalah toko alat dan toko alat stempel yang mampu menghasilkan satu jenis
alat. Contoh jasa dalah praktik dokter hewan, yang mampu memroses berbagai
hewan serta berbagai luka dan penyakit.
2. Partai (batch). Proses partai digunakan saat diinginkan barang atau jasa dalam
jumlah sedang dan dapat menangani variasi sedang dalam produk atau jasa.
Peralatan pada produksi partai tidak perlu sama fleksibelnya dengan peralatan
dalam proses sesuai pesanan, tetapi proses partai masih terputus-putus.
Tingkat keterampilan tenaga kerja pada produksi partai tidak perlu sama tinggi
dengan tingkat keterampilan tenaga kerja pada proses produksi sesuai pesanan
karena ada lebih sedikit variasi pekerjaan yang sedang diproses.
3. Berulang-ulang (repetitive). Ketika kita membutuhkan barang atau jasa lebih
terstandardisasi dalam jumlah lebih besar, kita menggunakan pemrosesan
berulang-ulang. Output terstandardisasi berarti kita hanya membutuhkan
peralatan yang sedikit fleksibel. Keterampilan tenaga kerjanya biasanya
rendah.
4. Terus menerus (continuous). Ketika kita menginginkan output sangat
terstandardisasi dalam jumlah keseragaman sangat besar, kita menggunakan
sistem ini. Sistem ini hampir tidak memilii variasi output, sehingga peralatan
tidak perlu fleksibel. Kebutuhan keterampilan tenaga kerja mulai dari rendah
sampai tinggi, bergantung pada kerumitan sistem dan keterampilan tenaga

3
kerja yang dibutuhkan. Pada umumnya, jika peralatan sangat terspesialisasi,
keterampilan tenaga kerja bisa lebih rendah.
5. Proyek (project) digunakan untuk pekerjan tidak rutin, dengan serangkaian
tujuan unik yang harus dicapai dalam kerangka waktu terbatas. Fleksibilitas
peralatan dan keterampilan tenaga kerja dapat dimulai dari rendah sampai
tinggi.

Jenis-jenis proses ini ditentukan di berbagai lingkungan produksi dan jasa,


yang ideal adalah memiliki kemampuan proses sesuai kebutuhan produk atau jasa.
Kegagalan melakukan ini bisa mengakibatkan ketidakefisienan dan biaya lebih
besar dari yang dibutuhkan, sehingga mungkin menciptakan kerugian kompetitif.

Gambar 2.2 menyediakan uraian singkat setiap jenis proses serta keuntungan dan
kerugiannya.

Variasi
kamar
darurat
Sesuai Pesanan

toko roti
Partai komersial

tempat cuci
Berulang-ulang mobil otomatis

Kilang
Terus menerus
minyak

Rendah volume Tinggi

Gambar 2.2 Proses Produk dan Jasa

Tabel 2.1 menyediakan ikhtisar empat jenis proses dalam bentuk matriks, dengan
contoh untuk masing-masing jenis proses.

4
Tabel 2.1 Pilihan Proses

Aktivitas Sesuai Partai Berulang- Terus- Proyek


Pesanan ulang menerus
Estimasi Suli Agak rutin Rutin Rutin Sederhana
biaya sampai rumit
Biaya Tinggi Sedang Rendah Rendah Sangat tinggi
per/unit
Peralatan Tujuan Umum Tujuan Umum Tujuan Tujuan Bervariasi
yang Khusus Khusus
digunakan
Biaya tetap Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Bervariasi
Biaya Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Tinggi
variable
Keterampil Tinggi Sedang Rendah Rendah Rendah
an Tenaga sampai tinggi sampai tinggi
kerja
Pemasaran Mempromosik Mempromosik Mempromosik Mempromosik Mempromosik
an an an an an
kemampuan kemampuan ; kemampuan ; kemampuan ; kemampuan
barang dan barang dan barang dan
jasa setengah jasa jasa
terstandardisa terstandardisa terstandardisa
si si si
Penjadwala Rumit Cukup rumit Rutin Rutin Rumit,
n bergantung
pada
perubahan
Persediaan Tinggi Tinggi Rendah Rendah Bervariasi
barang
dalam
proses

2.1.1 ANALISIS PENILAIAN PRODUK DAN JASA

Seleksi proses bisa memerlukan investasi besar pada peralatan dan memiliki
pengaruh sangat khusus pada tata letak fasilitas serta kebutuhan investasi.
Disamping itu, ketidak sesuaian antara kemampuan operasi dengan permintaan
pasar dan penentuan harga atau strategi biaya bisa berdampak negative pada
kemampuan organisasi untuk bersaing atau, dilembaga pemerintahan, untuk
melayani pelanggan secara efektif. Oleh karena itu, organisasi sangat ingi n
menilai tingkat korelasi antar pilihan proses dan kondisi pasar sebelum membuat
pilihan proses agar mencapai kesesuaian yang tepat.
Analisis penilaian produk atau jasa dapat digunakan untuk menghindarai
setiap ketidak seragaman dengan mengidentifikasi dimensi utama produk atau
jasa dan kemudian memilih proses yang sesuai. Dimensi utama sering kali
berkaitan dengan rentang produk atau jasa yang akan diproses, ukuran pesanan
yang diharapkan, strategi penentuan harga, frekuensi perubahan jadwal yang
diharapkan, dan kebutuhan kriteria yang harus dimiliki.

5
2.1.2 TEKNOLOGI
Teknologi dan inovasi teknologi sering kali memiliki pengaruh besar pada
organisasi bisnis. Innovasi teknologi mengacu pada penemuan dan pengembangan
produk, jasa, atau proses tersebut. Teknologi mengacu pada aplikasi penemuan
ilmiah dalam pengembangan dan perbaikan barang dan jasa atau proses yang
menghasilkan atau menyediakan barang/jasa. Teknologi dapat melibatkan faktor-
faktor seperti pengetahuan, bahan baku, metode, serta peralatan.
Ada berbagai jenis teknologi. Manajemen operasi terutama berkaitan dengan
ketiga jenis teknologi yang kesemuanya dapat memiliki dampak besar terhadap
biaya, produktivitas, dan daya saing :
1. Teknologi produk dan jasa merupakan penemuan serta pengembangan
produk barang dan jasa baru, dilakukan oleh para peneliti dan teknisi
menggunakan pendekatan ilmiah untuk mengembangkan pengetahuan baru
dan menerjemahkannya ke aplikasi komersial
2. Teknologi proses meliputi metode, prosedur, serta peralatan yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan menyediakan jasa, teknologi ini tidak
melibatkan proses didalam organisaso, tatap juga meluas ke proses ranttai
pasokan.
3. Teknologi informasi (IT) merupakan ilmu penggunaan computer serta
peralatan elektronik untuk menyimpan, memproses, dan mengirim informasi.
IT sangat mempengaruhi operasi bisnis, mencangkup pemrosesan data
elektronik, penggunaan kode batang dan label frekuensi radio guna
mengidentifikasi dan menelusuri barang, perangkat yang digunakan untuk
memperoleh informasi lokasi penjualan, transmisi data, internet, perdagangan
elektronik, surat elektronik, dan lebih banyak lagi.

2.2.3 OTOMATISASI
Otomatisasi adalah penggunaan mesin yang memiliki pengindraan dan alat
pengendalian, sehingga memungkinkannya untuk beroperasi secara otomatis.
Apabila perusahaan memutuskan untuk melakukan otomatisasi, pertanyaan
berikutnya adalah berapa banyak otomatisasi. Otomatisasi dapat dimulai dari
pabrik yang benar-benar otomatis sampai satu operasi otomatis. Jasa otomatis
juga merupakan pilihan. Meskipun tidak berkelimpahan seperti produksi, jasa
otomatis menjadi semakin penting.
Otomatisasi menyajikan sejumlah keuntungan dibandingkan tenaga
manusia. Otomatisasi memiliki variabilitas yang rendah, sedangkan manusia sulit
melakukan tugas dengan cara yang sama, dalam jumlah waktu yang sama secara
secara berulang-ulang. Dalam lingkungan produksi variablitas tersebut merugikan
mutu dan ketepatann jadwal. Selain itu, mesin tidak bosan atau terganggu, juga
tidak mogok kerja, meminta upah yang lebih besar, atau mengajukan keluhan.
Keuntungan lainnya dari otomatisasi adalah penurunan biaya variable. Agara

6
pemrosesan otomatis menjadi pilihan, kebutuhan pemrosesan pekerjaan harus
terstandardisasi.
Otomatisasi sering kali disebut sebagai strategi yang diperlukan untuk daya
saing. Meski demikian, otomatisasi juga memiliki kerugian dan keterbatasan
tertentu dibandingkan dengan tenaga manusia. Untuk mulai melakukan
otomatisasi, biayanya bisa sangat besar. Teknologi itu mhaal, biasanya
memerlukan jumlah output besar untuk mengimbangi biaya yang besar. Selain itu,
otomatisasi juga kurang fleksibel daripada tenaga manusia. Setelah proses
diotomatisasi, ada banyak alas an untuk tidak mengubah hal iu. Selain itu, tenaga
kerja kadang-kadang takut dengan otomatisasi karena dapat menyebabkan
kehilangan pekerjaan mereka. Otomatisasi dapat memiliki pengaruh buruk pada
moral dan produktivitas.
Pengambil keputusan seharusnya berhati-hati menelaah masalah, apakah
perlu melakukan otomatisasi atau sejauh mana tingkat otomatisasi sehingga
mereka mengerti semua konsekuensi dengan jelas. Selain itu, diperlukan banyak
pemikiran dan perencanaan secara cermat guna mengintegrasikan otomatisasi
secara sukses ke system produksi. Sebaliknya otomatisasi dapat menyebabkan
masalah besar. Secara umum, terdapat 3 jenis otomatisasi yaitu :
1. Otomatisasi tetap adalah jenis otomatisasi yang sukar disbanding lainnya.
Otomatisasi tetap terkadang disebut sebagai otomatisasi jenis Detroit,
menggunakan biaya yang besar, peralatan terspesialisasi untuk operasi dengan
urutan yang tetap, variasi minimum dan biaya besar untuk melakukan
perubahan utama pada produk atau proses, merupakan keterbatasan utama
otomatisasi tetap.
2. Otomatisasi terpogram adalah jenis otomatisasi yang dapat berubah-ubah.
Otomatisasi ini melibatkan penggunaan biaya yang besar, peralatan dengan
tujuan umum yang dikendalikan oleh program computer yang menyediakan
urutan operasi dan perincian khusus mengenai setiap operasi. Jenis otomatisasi
ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan sejumlah kecil produk cukup
beragam dalam produksi partai kecil. Mesin yang dikendalikan oleh angka dan
beberapa robot merupakan aplikasi dari otomatisasi terpogram.
Produksi dengan bantuan computer mengacu pada penggunaan computer
dalam pengendalian proses, yang dimulai dari robot sampai pengendalian
mutu otomatis. Mesin yang dikendalikan oleh angka deprogram agar dapat
mengikuti serangkaian instruksi pemrosesan berdasarkan hubungan matematis
yang menunjukkan perincian operasi mesin yang akan dilakukan. Instruksi
tersebut disimpan dalam alat seperti disket, pita perekam suara, atau
mikroprosesor.
Penggunaan robot dalam produksi kadang-kadang merupakan pilihan. Robot
terdiri atas tiga bagian : lengan mekanis, pencatu daya, serta pengendalian.
Robot bisa menangani berbagai tugas meliputi pengelasan, perakitan,
pemuatan dan pembongkaran mesin, pengecatan serta pengujian.

7
3. Otomatisasi Fleksibel berkembang dari otomatisasi terprogram. Otomatisasi
fleksibel menggunakan peralatan yang lebih disesuaikan daripada otomatisasi
terprogram. Perbedaan utuma antara otomatisasi fleksibel den otomatisasi
terprogram adalah otomatisasi fleksibel memerlukan waktu pengalihan yang
kurang signifikan. Hal ini memungkinkan operasi peralatan dan variasi produk
hampir terus menerus terjadi tanpa perlu melakukan produksi partai.

2.2 TATA LETAK FASILITAS


Tata letak mengacu pada susunan departemen,pusat pekerjaan,serta
peralatan, dengan penekanan khusus pada gerakan kerja (pelanggan atau bahan
baku) melalui sistem. Bagian ini menguraikan jenis-jenis desain dan model tata
letak utama yang digunakan untuk mengevaluasi alternatif desain. Seperti dalam
bidang desain sistem lainnya,keputusan tata letak penting krena tiga alasan dasar :

1. Keputusan tata letak memerlukan investasi dalam uang dan upaya yang besar
2. Keputusan tata letak melibatkan komitmen jangka panjang sehingga membuat
kesalahan sulit diatasi,serta
3. Keputusan tata letak memiliki dampak penting terhadap biaya dan efisiensi
operasi

Kebutuhan tata letak muncul dalam proses mendesain fasilitas baru dan
mendesain ulang yang ada. Alasan paling umum untuk mendesain ulang tata letak
mencakup operasi tidak efisien (misalnya biaya yang besar, kemacetan),
kecelakaaan atau resiko keselamatan, perubahan desain produk atau
jasa,pengenalan produk atau jasa baru,perubahan volume atau bauran output,
perubahan metode atau peralatan,perubahan persyaratan lingkungan hidup atau
hukum yang lain,serta masalah moral (misalnya, tidak ada hubungan tatap muka).

Tujuan dasar dari desain tata letak adalah mempermudah kelancaran aliran
kerja,bahan baku,serta informasi melalui sistem. Tujuan-tujuan pendukung
biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Mempermudah pencapaian mutu produk atau jasa.


2. Menggunakan tenaga kerja dan ruang secara efisien.
3. Menghindari kemacetan.
4. Memperkecil biaya penanggungan bahan baku.
5. Menghapuskan pergerakan tenaga kerta atau bahan baku yang tidak
diperlukan.
6. Memperkecil waktu produksi atau waktu pelayananan pelanggan.
7. Mendesain untuk keselamatan.

Tiga jenis tata letak dasar adalah produk,proses, dan posisi tetap. Tata letak
produk paling kondusid untuk pemrosesan berulang-ulang, tata letak proses

8
digunakan untuk pemrosesan terputus-putus, dan tata letak posisi tetap digunakan
ketika proyek memerlukan tata letak Karakteristik,keuntungan,dan kerugian dari
masing-masing jenis tata letak diuraikan dalam bagian ini,bersama dengan tata
letak campuran, yang merupakan kombinasi dari jenis tata letak murni. Tata letak
ini mencakup tata letak seluler dan sistem produksi fleksibel.

2.2.1 PEMROSESAN BERULANG-ULANG : TATA LETAK PRODUK


Tata letak produk (product layout) digunakan utuk mencapai aliran barang
atau pelanggan dalam jumlah besar dengan lancar dan cepat melalui sistem. Hal
ini dapat terjadi apabila barang atau jasa sangan terstandarisasi sehingga
memungkinkan pemrosesa berulang-ulang sangan terstandarisasi. Pekerjaan
dibagi menjadi serangkaian tugas terstandarisasi,memungkinkan spesialisasi
peralatan dan pembagian keja. Sistem yang menangani barang atau pelanggan
dalam jumlah besar biasanya tidak menginvestasikan sejumlah besar uang dalam
peralatan dan desain pekerjaan. Karena hanya satu atau sedikit objek sangat
serupa dilibatkan kita layak untuk mengatur seluruh tta letak yang sesuai dengan
kebutuhan pemrosesan teknologi dari produk/jasa.
Tata letak produk mecapai tingkat pemanfaatan tenaga kerja dan peralatan
yang tinggi, yng cenderung mengimbangi biaya peralatan yang besar. Karena
objek tersebut berpindah cepat dari satu operasi ke operasi lain, jumlah barang
dalam proses seringkali paling sedikit. Konsekuensinya,operasinya sangat terkait
erat atau sama lain,sehingga seluruh sistem sangat rentan dimatikan karena
kegagalan mesin atau kemangkirannya tinggi. Prosedur pemeliharaan diarahkan
untuk mengatasi hal ini. Pemelharaan preventif-pemeriksaan berkala dan
pengganti suku cadang yang usang aau suku cadang dengan tingkat kegagalan
yang besar-mengurangi kemungkinan kerusakan selama operasi. Tentu saja, tidak
ada sejumlah aktivitas preventif yang dapat benar-benar menghilangkan
kegagalan,sehingga manajemen arus mengambil tindakan untuk melakukan
perbaikan dengan cepat. Hal ini meliputi pemeliharaan persedian suku cadang dan
memiliki karyawan perbaikan yang dapat dengan mudah mengembalikan
peralatan ke operasi normal. Prosedur ini cukup mahal ; karenna sifat peralatan
yang terspesialisasi,masalah menjadi lebih sulit di diagnosis dan dipecahkan serta
persediaan suku cadang biasanya banyak jumlahnya.
Pemrosesan berulang-ulang dapat digerakkan mesin (misalnya,tempat cuci
mobil otomatis,perakitan mobil),digerakkan tenaga kerja (misalnya,restoran cepat
saji seperti mc.donald’s,burger king), atau bahkan digerakkan pelanggan
(misalnya, lini cafetaria).

9
Keunggulan utama dari tata letak produk :

1. Tingkat output besar


2. Biaya per unit rendah karena volume yang besar. Biaya peralatan khusus yang
besar tersebar di banyak unit
3. Spesialisasi tenaga kerja, sehingga mengurangi biaya dan waktu pelatihan
serta mengakibatkan rentang supervisi yang luas
4. Biaya penanganan bahan baku per unit rendah. Penanganan bahan baku
disederhanakan karena unitnya mengikuti urutan operasi yang sama.
Penanganan bahan baku sering kali terotomatisasi
5. Pemanfaatan tenaga kerja dan peralatan yang tinggi,
6. Penentuan rute dan penjadwalan dalam desain awal sistem. Aktivitas ini tidak
memerlukan banyak perhatian setelah sistem beroperasi.
7. Akuntansi, pembelian,dan pengendalian persediaan cukup rutin
Kerugian utama dari tata letak produk :

1. Pembagian kerja yang intensif biasanya menimbulkan kebosanan, yaitu


pekerjaan, berulang-ulang yang memberikan sedikit kesempatan untuk
promosi serta dapat menyebabkan moral cedera stres berulang.
2. Tenaga kerja kurang terampil mungkin menunjukkan bahwa mereka kurang
tertarik memelihara peralatan atau mutu output.
3. Sistem tidak cukup fleksibel dalam merespons perubahan jumlah output atau
perubahan desain produk atau proses.
4. Sistem sangat rentan dihentikan yang disebabkan oleh kerusakan peralatan
atau tidak ada kelebihan peralatan karena stasiun kerja sangat saling
tergantung.
5. Pemeliharaan preventif, kapasitas untuk perbaikan cepat,dan persediaan suku
cadang merupakan biaya-biaya yang diperlukan.
6. Rencan insentif terkait masing-masing output tidak praktis karena akan
menyebabkan variasi diantara output masing-masing tenaga kerja shingga kan
memengaruhi aliran kerja yang lancar melalui sistem secara negatif.

2.2.2 PEMROSESAN TIDAK BERULANG-ULANG : TATA LETAK


PROSES
Tata letak proses (process layout) didesain bagi objek proses atau
menyediakan jasa yang melibatkan variasi kebutuhan pemrosesan. Variasi
pekerjaan yang diproses sering kali memerlukan penyesuaian terhadap peralatan.
Hal ini menyebabkan aliran pekerjaan terputus-putus, yang disebut pemrosesan
terputus-putus (intermittent processing). Tata letak menyoroti departemen atau
pengelompokan fungsional lainnya yang melakukan jenis aktifitas serupa. Contoh
tata letak proses produksi adalah bengkel, yang memiliki departemen terpisah

10
pisah untuk pengasahan, penggilingan, pengeboran, dan seterusnya. Objek-objek
yang memerlukan operasi tersebut sering dipindahkan dalam tumpukan atau
partaian ke departemen – departemen dalam urutan bervariasi dari satu pekerjaan
ke pekerjan lain. Konsekuensinya, peralatan penanganan bahan baku untuk jalur
berubah ubah (truk mesin pengangkat barang, mobil jeep, kotak muatan)
dibutuhkan untuk menangani vaiasi rute dan objek. Penggunaan peralatan
bertujuan umum menyediakan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk menangani
berbagai kebutuhan pemrosesan. Tenaga kerja yang menjalankan peralatan
biasanya terampil atau setengah terampil.
Tata letak proses cukup umum digunakan dalam lingkungan jasa. Contoh –
contoh lingkungan jasa tersebut meliputi rimah sakit, sekolah tinggi dan
universitas, perbankan, bengkel mobil, maskapai penerbangan, serta perpustakaan
umum. Misalnya, rumah sakit memiliki departemen atau unit berlainan yang
menangani pembedahan, ibu dan bayi, anak, jiwa, gawat darurat, serta perawatan
lanjut usia. Universitas memiliki fakultas atau departemen terpisah yang
berkonsentrasi pada satu bidang studi seperti bisnis, teknik, sains, atau
matematika.
Karena peralatan dalam tata letak proses disusun brdasarkan jenis bukan
urutan pemrosesan, sistem ini jauh kurang rentan dihapuskan disebabkan oleh
kegagalan atau tidak adanya mesin. Dalam sistem produksi, peralatan
menganggur biasanya tersedia untuk mengganti mesin yang sementara sedang
dalam perbaikan. Selain itu, karena objek sering kali diproses dalam jumlah besar
(produksi partaian), ada sedikit ketergantungan antara operasi yang berurut –
urutan dibandingkan operasi pada tata letak produk. Biaya pemeliharaannya
cenderung lebih rendah karena peralatan kurang terspesialisasi dari peralatan tata
letak produk dan pengelompokan mesin memungkinkan karyawan perbaikan
menjadi terampil menangani jenis peralatan. Kesamaan mesin menguangi
kebutuhan investasi pada suku cadang. Disisi negatif, rute dan penjadwalan harus
dilakukan teus menesrus agar menyediakan variasi kebutuhan pemrosesan yang
biasanya dibebankan pada sistem ini. Penangan bahan baku tidak efisien dan
biaya penanganan per unit biasanya jauh lebih besar daripada biaya penanganan
per unit pada tata letak produk. Persediaan dalam proses dapat berjumlah banyak
dapat disebabkan pemrosesan produksi partaian. Disamping itu, sistem tersebut
tidak umum memiliki pemanfaatan peralatan dibawah 50 persen karena kerumitan
rute dan penjadwalan terkait variasi kebutuhan pemrosesan yang ditangani.

Keuntungan dari tata letak proes meliputi hal – hal sebagai berikut.
1. Sistem ini dapat menangani berbagai kebutuhan pemrosesan.
2. Sistem ini tidak terlalu rentan terhadap kegagalan peralatan.
3. Perlatan dengan tujuan umum sering kali lebih murah daripada pealatan
khusus yang digunakan dalam tata letak produk serta lebih mudah dan lebih
murah untuk dipelihara.

11
4. Tata letak tersebut memungkinkan untuk menggunakan sistem insentif
individu.
Kerugian dari tata letak proses meliputi hal – hal sebagai berikut.

1. Biaya persediaan dalam proses dapat besar jika proses partaian digunakan
dalam sistem produksi.
2. Rute dan penjadwalan terus menerus menimbulkan tantangan.
3. Tingkat pemanfaatan peralatan rendah.
4. Penanganan bahan baku rendah dan tidak efisien, serta biaya penanganan
bahan baku per unit lebih mahal dibandingkan dengan biaya penanganan
bahan baku per unit pada tata letak produk.
5. Kerumitan pekerjaan seringkali mengurangi rentang supervisi dan
mengakibatkan baya sipervisi yang lebih tinggi dari biaya supervisi pada tata
letak produk.
6. Dibutuhkan perhatian khusus untuk setiap produk atau pelanggan (misalnya,
rute, penjadwalan, pemasangan mesin) dan jumlahnya yang kecil
mengakibatkan biaya per unit lebih besar dari biaya per unit pada tata letak
produk.
7. Akuntansi, pengendalian persediaan, dan pembelian pada tata letak proses
jauh lebih dilibatkan dibandingkan pada tata letak produk.

2.2.3 TATA LETAK POSISI TETAP


Dalam tata letak posisi tetap (fixed – position layouts), objek yang
dikerjakan tetap tidak bergerak dan tenaga kerja, bahan baku, serta peralatan
dipindahkan sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan tata letak produk dan
proes. Sifat produk hampir selalu menentukan jenis pengaturan seperti ini ; bobot,
ukuran, jumlah, atau beberapa faktor lain membuatnya tidak diinginkan atau
sangat sulit untuk memindahkan produk. Tata letak posisi tetap digunakan dalam
proyek kontruksi besar (bangunan, pembangkit tenaga listrik, bendungan),
galanagan kapal, serta produksi pesawat terbang yang besar dan roket dengan misi
luar angkasa. Pada contoh – contoh ini, perhatian difokuskan pada penentuan
waktu pengiriman bahan baku dan peralatan agar tidak menyumat tempat kerja
dan menghindari keharusan untuk memindahkan bahan baku dan peralatan
disekitar tempat kerja. Tidak adanya ruang penyimpangan dapat menimbulkan
masalah besar, contohnya, dalam lokasi kontrusi di daerah kota yang padat.
Karena berbagai aktifitas yang dilakukan pada proyek besar dan berbagai
keterampilan yang diperlukan, diperlukan upaya khusus untuk mengoordinasikan
aktifitas, dan rentang kendalinya bisa cukup sempit.
Karena alasan ini, beban administrasinya serig kali jauh lebih besar dari
beban administrasi salah satu jenis tata letak lain. Penanganann bahan baku
terdapat atau tidak dapat menjadi faktor ; dalam banyak kasus,tidak ada produk
berwujud yang dilibatkan (misalnya,mendesain sistem persediaan

12
terkomputerisasi). Ketika barang dan bahan baku dilibatkan,penaganan bahan
bakunya sering kali menyerupai peralatan dengan jenis proses,jalur berubah-ubah
serta tujuan umum. Proyek dapat memerlukan penggunaan peralatan pengolah
tanah dan truk untuk mengankut bahan baku ke, dari, dan disekitar tempat kerja,
contohnya. Tata letak posisi tetap banyak digunakan dalam pertanian,pemadam
kebakaran,pembangunan jalan,pembangunan rumah,renovasi dan perbaikan,serta
pengeboran minyak. Dalam setiap kasus,alasan kuat adalah membawa tenaga
kerja,bahan baku, dan peralatan ke lokasi “produk” bukan sebaliknya.

2.2.4 TATA LETAK KOMBINASI


Tiga jenis tata letak dasar adalah modal yang ideal,yang dapat diubah
memenuhi kebutuhan dari situasi tertentu,kita tidak sulit untuk menemukan tata
letak yang mewakili beberapa kombinasi jenis tata letak yang murni.
Misalnya,tata letak toko serba ada pada dasarnya adalah tata letak proses,tapi
ditemukan juga bahwa sebagian besar menggunakan perangkat penanganan bahan
baku jalur tetap seperti alat pembawa barang berjenis gulungan digudang dan alat
pembawa barang berjenis sabuk di kasir. Rumah sakit juga menggunakan
pengaturan prroses dasar meskipun peralatan pasien seringkali lebih melibatkan
pendekatan posisi tetap,yang mana perawat ,dokter,obat-obatan,serta peralatan
khusus dibawa kepasien.begitu pula,bagian-bagian yang gagal dalam tata letak
produk mungkin memerlukan pengerjaan ulang tanpa internet yang melibatkan
pemrosesan disesuaikan sesuai kebutuhan. Selain itu,alat pembawa barang sering
ditemui pada aktivitas pertanian dan konstruksi.

2.2.5 SISTEM PRODUKSI FLEKSIBEL


Sistem produksi fleksibel meruozkzn sekelompok mesin yang mencakup
pengawasan pemgendalian komputer, penangan baku otomatis, serta robot atu
peralatan pemrosesan terotomatisi lainya. Pengendalian yang dapat di perogam
untuk memungkinkan sistem ini untuk menghasilkan berbagai produk serupa
sistemnya agar agar menangani kebutuhan pemrosesan terputus- putus dengan
bebrapa manfaat otomatitisasi dan fleksebilitas individu atau mesin yang berdiri
sendiri (misalnya, mesin N/C). sistem produksi fleksibel menawarkan biyaya
tenaga kerja yang menurun dan mutu lebih konsiten di bandingkan dengan metode
yang tradisional, investasi modal lebih rendah dan fleksibel lebih besar dati pada
otomatisasi “keras”, serta waktu peralihan yang relative cepat. Sistem produksi
fleksibel sering kali menarik bagi menejemen yang berharap berulang-ulang.
Produksi terintergrasi komputer merupakan sistem yang menggunakan
sistem komputer terintergrasi agar dapat menghubungkan berbagai aktivitas
produksi, mencakuo desain rekayasa, sistem produksi fleksibel, pembelian,
pemrosesan misalnya, CIM dapat sederhana menghubungakn dua atau lebih FMS
dengan komputer tuan rumah. Sistem yang lebih rumit dapat menghubungkan
pemjadwalan, pembelian, pengendalian persediaan, pengendalian toko, serta

13
distribusi. Sistem CIM dapat mengitegrasikan informasi dari bidang organisasi
lain dengan produksi. Seluruh sasaran dari penggunaan CIM adlah
menghubungakan berbagai bagiann organisasi agar agar mencapai respon cepat
terhadap pemesanan pelanggan atau perubahan produk, memungkinkan produksi
yang cepat serta mengurangui biyaya tenga kerja tidak langsung.

2.2.6 TATA LETAK JASA


Banyak organiasai jasa memakai tataletak proses karena kebutuhan
pelanggan yang bervariasi. Organisasi jasa tersebut meliputi rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainya, perbankan dan lembaga keuangan lainya, pusat
pelayananpasar swalayan, toka serba ada dan perusahaan rental lainya, kantor,
serta pengundangan. Tidak seperti tata letak produksi,tata letak jasa secara
estetika harus sama menyenangkan dengan tata letak fungsional. Mari perhatikan
bebrapa tata letak ini.

Gudang dan tata letak penyimpanan. Desain fasilitas penyipanan menyatakan


serangkaian factor berbeda dari desain tat letak pabrik. Frekuensi pesanan
merupakan pertimbangan penting; objek yang sering di pesan harus di tempatkan
didekat pintu masuk fasilitas atau objek yang tidak sering dipeasan harus
ditempatkan di bagian belakang fasilitas. Setiap hubungan antar objek juga cukup
besar, menunjukan bahwa penenmpat dua objek berdekan akan menggurangi
biaya dan waktu pemilihan objek- objek. Pertimbangan lainya meliputi jumlah
dan lebar lorong ,tinggi rak penyimpanan, pembebanan dan pembongkaran rel dan
truk, serta kebutuhan untuk menghitung fisik objek yang di simpan secara berkala.

Tata Letak Ritel. Tujuan untuk mengarahkan desain tata letak produksi
seringkali berkaitan dengan meminimalkan biaya dan aliran produksi. Meskipun
demikian, dengan tata letak produkseperti toko serba ada, pasar swalayan dan
toko khusus, pendesain harus mempertimbangkan keberdaan pelangan serta
kesempatan untuk mengurangivalume penjualan dan sikap pelanggan melalui tata
letak yang didesain dengan hati hati. Pola dan aliran perdagangan adalah faktor
penting yang di pertimbangakan. Beberapa jaringan ritel beberapa keuntungan.
Keuntungan yang paling nyata adalahkemampuan untuk menghemat waktu dan
uang denga menggunaka satu tata letak. Bukan mendesain satu tata letak biasa
untuk masing masing toko. Keuntungan lainya adalah menghindari konsumen
yang bingung karena mengunjungi kebuh dari satu toko. Dalam kasus toko ritel
jasa. Terutama toko ritel jasa kecil seperti binatu. Reparasi sepatu, dan pusat
pelayanan mobil,desain tata letak jauh lebih sederhana.

Tata letak kantor. Tata letak kantor mengalami tranformasi ketika aliran
pekerjaan tulis- menulis diganti dengan meningkatnya penggunaan komunikasi
elektronik. Hal tersebut berarti ada sedikit kebutuhan untuk menampatkan tenaga
kerja kantor dalam tata letak yang mengoptimalkan peralihan fisik dan informasi

14
atau pekerjaan tertulis tren lainya adalh menciptakan citra keterbukaan; dinding
kantor dig anti dengan sekat rendah.

2.3 MENDESAIN TATA LETAK PRODUKSI: KESEIMBANGAN


LINTASAN

Sasaran tata letak produk adalah mengatur tenaga kerja atau mesin dalam
urusan operasi yang perlu dilakukan. Urutanya disebut dengan lini perakitan. Lini
ini berkisar dari lini cukup singkat, hanya dengan bebrapa operasi, sampai lni
panjang yang memiliki sejumlah besar operasi.
Banyak manfaat dari tata letak produksi berkaitan dengan kemampuan untuk
membagi pekerjaan yang di perlukan ke serangkaiaan tugas yang tidak dapat di
kuasai yang bisa di lakukan dengan cepat dan rutun oleh tenaga kerja dengan
keterampilan rendah atau peralatan khususu. Proses memutuskan bagai mana
memberikan tugas ke stasiun kerja di sebut dengan keseimbangan lintasan.
Sasaran keseimbangan lintasan adalah menghasilkan pengelompokan tugas,
seperti kebutuhan waktu yang kira kira sama. Sasaran ini memperkecil waktu
menganggur sepanjang lini dan mengakibatkan pemanfaatan tenaga kerja dan
peralayan yang tinggi.
Lini yang benar-benar seimbanng akan memiliki akan memiliki aliran
pekerjaan yang lancar ketika aktivitas di sekitar lini di samarkan untuk mencapai
pemanfaatan maksimum tenga kerja dan peralatan. Hambatan utama untuk
mencapai lini yang benar benar seimbang adalah sulit untuk merangkai pekerjaan
yang memiliki jangka waktu sama. Salah satu penyebab adalah kita adalah
mungkin kita tidak layak untuk menggabungkan aktivitas tertentu ke rangkaiaan
yang sama. Penyebab lain adalh karena perbedaan kebutuhan peralatan atau
aktivitas yang tidak sesuai.
Keseimbanga lintasan meliputi memberikan tugas ke satasiun keraja. Pada
umumnya setiap stasiun kerja memiliki seorang tenaga kerja yang menangani
keseluruhan tugas di stasiun tersebut meskipun pilihanya adalah memiliki
beberapa tenaga kerja di suatu stasiun kerja namun demikian , untuk tujuan
ilustrasi, seluruh contoh dan soal dalam bab ini memiliki stasiun kerja dengan
seseorang tenaga keraj. Menajer dapat memutuskan untuk memakai satu sampai
llima tenaga kerja dari mana saja untuk menangani lima tugas. Dengan satu
stasiun kerja, seluruh tugas akan dilakukan kepada stasiun tersebut; denga liama
stasiun, satu tugas akan diberikan kesetiap satasiun.
Faktor penentu utamanya adalah waktu siklus. Waktu siklus ialah waktu
maksimum yang diperbolehkan pada setiap stasiun kerja untuk menjalankan tugas
yang diberikansebelum pekerjaan trus berjalan. Waktu siklus juga menentukan
tingkat output dari lina. Misalnya, jika waktu siklus adalah dua menit, unit akan
datang dari ijung lini sebanyak satu unit setiap dua menit.

15
Waktu tugas mengendalikan rentang waktu siklus yang layak. Waktu siklus
minimum sama dengan waktu tugas terpanjang (1,0 menit) dan waktu siklus
maksimum sama dengan jumlah tugas (0,1 + 0,7 + 0,1 + 0,5 + 0,2 = 3,5 menit).
Waktu siklus minimum akan berlaku jika ada lima stasiun kerja.

Waktu Operasi perhari


Tingkat output =
Waktu Siklus

Sebagai kaidah umum. Waktu siklus di tentukan oleh output yang di


inginkan; artinya tingkat output yang diinginkan yang dipilih , dan waktu siklus
yang di hitung jika waktu siklus tidak menurun antara batas maksimum dan
minimum, tingkat output yang di inginkan harus di revisi. Kita dapat menghitung
waktu siklus menggunakan persamaan berikut

Waktu Operasi perhari


Waktu Siklus =
Tingkat Output yang diinginkan

Sekarang mari kita meliahat bagai mana suatu lini dapat di seimbangkan hal
ini meliputi pemberian tugas ke stasiun kerja. Pada umumnya, tidak ada teknik
tersedia yang menjamin serangkaian tugas optimal. Sejumlah sejumlah heuristis,
yang menyediakan serangkaian tugas yang bagus dan terkadang optimal.
Sejumlah heuristis dan keseimbangan lintasann yang di gunakan, dua diantaranya
diuraikan disini untuk tujuan ilustrasi:

1. Memberikan tugas dalam urusan tugas yang sangat memdukung.


2. Memberikan dalam urusan bobot posisi terbesar. Bobot posisi dari waktu dari
waktu dari seluruh tugas pendukung.
Dua ukuran efektifitas yang banyak digunakan adalah.

1. Presentase waktu menganggur lini. Ini terkadang disebut dengan penundaan


seimbangan. Penundaan seimbang dapat di hitung sebagai berikut.

Waktu menganggur persiklus x 100


Presentase Waktu Menganggur =
N aktual x Waktu Siklus

Akibatnya presentase waktu menganggur merupakan rata- rata waktu


menganggur di bagi waktu siklus dikali 100

2. Efensiasi lini dihitung sebagai berikut


Efisiensi = 100% - presentae waktu menganggur

Sekarang mari kita perhatikan pertanyaan apakah tingkat output terpilih


harus sama dengan output maksimak yang tepat. Jumlah minimum staiun kerja
yang di butuhkan adalah fungsi tingkat output yang diingin kan dan, oleh karena
itu disebut dengan, waktu siklus. Demikian, tingkat output yang lebih rendah
dapat mengakibatkan kebutuhan stasiun lebih sedikit.

16
2.3.1 PANDUAN UNTUK MENGUKUR KESEIMBANGAN LINTASAN
Dalam menyeimbangkan lini perakitan, tugas di berikan satu persatu ke lini
tersebut, dimulai dari stasiun kerja pertama. Pada setiap tahap, tugas yang tidak
diberikan diperiksa untuk menentukan tugas mana yang memenuhi syarat.
Kendala teknologi memberikan kita tugas dasar mana yang memenuhi syarat
untuk diberikan dalam posisi lini tertentu. Kendala teknologi dapat di hasilkan
dari hubunga prioritas atau perintah antar tugas. Hubungan prioritas ini
mansyaratkan bahwa tugas tertentu harus dilakukan sebelum tugas lain .
Di sisilain, kendala output menentukan kendala jumlah maksimum pekerjan
yang dapat diberikan manajer setiap ke stiap stasiun kerja dan ini menentukan
apakah tugas yang memenuhi syarat akan sesuai dalam situasi kerja. Tingkat
output yang diinginkan menentukan waktu siklus, dan jumlah waktu tugas yang
diberikan ke stasiun kerja seharausnya tidak melebihi waktu siklus. Jika tugas
dapat diberikan ke stasiun kerja tanpa melebihi waktu siklus, tugas tersebut akan
sesuai.

Meskipun heuristis untuk menjamin solusi terbaik maupun solusi bagus


untuk masalah keseimbangan lintasan, heuristis menyediakan panduan untuk
mengembangkan solusi. Panduan ini dapat berguna untuk menerapkan beberapa
heuristis yang berada pada masalah yang sama dan mengambil solusi terbaik
(waktu menganggur paling sedikit) diluar pendekatan yang dikembangkan.

Dengan menggunakan informasi yang terkandung pada tabel yang ditunjukkan,


lakukan hal berikut:
1. Gambarlah diagram prioritas.
2. Asusmsikan hari kerja delapan jam, hitung waktu siklus yang dibutuhkan
untuk memperoleh output 400 unit per hari.
3. Tentukan jumlah minimum stasiun kerja yang diperlukan.
4. Berikan tugas ke stasiun kerja menggunakan kaidah ini: Berikut tugas menurut
jumlah tugas pendukung terbesar. Dalam hal ikatan, gunakan pemutus ikatan
pemberian tugas dengan waktu pemrosesan terpanjang pertama kali.
5. Hitung persen waktu menganggur yang dihasilkan dan efisiensi sistem.

1. Menggambar diagram prioritas adalah tugas yang relatif mudah. Dimulai


dengan aktivitas tanpa pendahulunya. Kita melihat dari daftar Pendukung
Terdekat di mana tugas a dan c tidak muncul. Oleh karena itu, kedua tugas
tersebut tidak memiliki pendukung terdekat. Kita membuatnya dari sini.
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 480 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
2. 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 = = =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 400 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
1,2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
∑𝑡 3,8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
3. 𝑁 = = =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 400 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
3,17 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 4)

17
4. Dimulai dari sistem 1. Lakukan penugasan mengikuti prosedur ini; Tentukan
dari diagram prioritas, tugas mana yang memenuhi syarat penugasan.
Kemudian, tentukan tugas mana yang memenuhi syarat yang akan sesuai
dengan sisa waktu stasiun tersebut. Gunakan pemisah ikatan apabila
diperlukan. Setelah tugas diberikan, keluarkan dari pertimbangan. Ketika
stasiun tidak bisa mengambil tugas lagi, lanjutkan ke stasiun berikutnya.
Lanjutkan sampai semua tugas diberikan.

Stasiun Waktu Memenuhi Akan Menugaskan Revisi Menganggur


yang Syarat Sesuai (waktu tugas) Waktu
tersisa yang
Tersisa
1 1,2 a,c* a,c* a(0,2) 1,0
1,0 c.b** c.b** c(0,8) 0,2
0,2 b.d B b(0,2) 0,0
0 e.d Tidak -
ada
2 1,2 e.d e.d d(0,6) 0,6
0,6 e E e(0,3) 0,3
0,3*** f Tidak -
ada
3 1,2 f F f(1,0) 0,2
0,2 g Tidak -
ada
4 1,2 g G g(0,4) 0,8
0,8 h H h(0,3) 0,5
0,5 - - - 0,5
1,0 menit

*Baik a maupun c memiliki pendahulu sehingga keduanya memenuhi syarat.


Tugas a diberikan ketika tugas itu memiliki lebih banyak pendukung.
**Setelah a diberikan, b dan c sekarang memenuhi syarat. Kedua tugas itu
akan sesuai adalam waktu yang tersisa 1,0 menit. Ikatan tersebut tidak dapat
dipisahkan dengan kaidah “sebagian besar pendukung”, sehingga tugas yang
lebih panjang akan diberikan.
***Meskipun f memenuhi syarat, tugas ini tidak akan sesuai, sehingga stasiun
2 tersisa dengan waktu menganggur 0,3 menit per waktu siklus 1,2 menit.

Penugasan ini ditunjukkan pada diagram berikut. Catatan: Seseorang tidak


boleh berharap bahwa pendekatan heuristis akan selalu menghasilkan solusi
optimal; pendekatan ini hanya memberikan cara praktis menghadapi masalah
rumit yang mungkin tidak dapat mengoptimalkan teknik. Selain itu, heuristis
yang berbeda-beda sering kali menghasilkan jawaban berbeda-beda.

1,0 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
5. Persentase waktu menganggur = 4 𝑥 1,2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 x 100 = 20,83%

18
Efisiensi = 100% - 20,83% = 79,17%

2.3.2 FAKTOR-FAKTOR LAIN


Pokok bahasan sebelumnya mengenai keseimbangan lintasan menyajikan
pendekatan relatif mudah untuk memperkirakan lini yang seimbang. Didalam
praktiknya, kemampuan untuk melakukan hal ini biasanya melibatkan
pertimbangan tambahan, beberapa diataranya adalah pertimbangan teknis.
Pertimbangan teknis mencakup persyaratan keterampilan tugas yang
berbeda-beda. Jika persyaratan keterampilan tugas benar-benar berbeda, kita
mungkin tidak layak untuk menempatkan tugas di stasiun kerja yang sama. Selain
itu, jika stasiun tidak sesuai (misalnya, penggunaan api dan cairan mudah
terbakar), bahkan kita mungkin tidak layak menempatkan tugas di stasiun yang
saling berdekatan. Mengembangkan rencana yang dapat ditetapkan untuk
menyeimbangkan lintasan mungkin juga memerlukan pertimbangan faktor
manusia serta peralatan dan keterbatasan ruang.
Meskipun kita nyaman memperlakukan operasi perakitan seolah-olah terjadi
pada tingkat waktu yang sama, kita lebih realistis berasumsi bahwa setiap kali
manusia dilibatkan, waktu penyelesaian tugasnya akan bervariasi. Alasan variasi
tersebut banyak, termasuk kelelahan, kejenuhan, serta kegagalan untuk
berkonsentrasi pada tugas yang ditangani. Kemungkinan juga dapat memengaruhi
keseimbangan lintasan. Variabelitas yang rendah dapat dihadapi dengan
memperbolehkan beberapa kelonggaran di sepanjang lintasan. Meskipun
demikian, jika lebih banyak variabelitas bahkan melekat dalam beberapa tugas,
hal ini akan berdampak sangat besar pada kemampuan untuk mencapai lini yang
seimbang.
Untuk alasan ini, lini yang melibatkan tugas manusia lebih ideal dari
kenyataannya. Dalam praktiknya, lini jarang benar-benar seimbang. Namun
demikian, hal ini tidak sepenuhnya buruk karena beberapa ketidak seimbangan
berarti ada kelonggaran pada titik-titik di sepanjang lini, yang dapat mengurangi
dampak penghentian singkat di beberapa stasiun kerja. Di samping itu, stasiun
kerja yang memiliki kelonggaran dapat digunakan untuk kerja baru yang mungkin
tidak “bergerak cepat”.

Pendekatan-Pendekatan Lain
Ada sejumlah pendekatan lain yang digunakan oleh perusahaan untuk
mencapai kelancaran aliran produksi. Salah satu pendekatan adalah menggunakan
stasiun kerja parallel. Pendekatan ini berguna untuk operasi macet sehingga tidak
akan mengganggu aliran produk ketika bergerak kebawah lini. Kemacetan
kemungkinan adalah hasil dari tugas yang sulit atau sangat panjang. Stasiun kerja
parallel meningkatkan aliran kerja dan memberikan flesibelitas.

19
Perhatikan contoh ini. Suatu pekerjaan memiliki empat tugas; waktu-waktu
tugasnya adalah 1 menit, 1 menit, 2 menit, serta 1 menit. Waktu siklus untuk lini
ini akan menjadi 2 menit dan tingkat output akan menjadi 30 unit per jam:
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
= 30 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

Dengan menggunakan stasiun parallel untuk tugas ketiga akan mengakibatkan


waktu siklus 1 menit karena tingkat output pada stasiun parallel akan sama dengan
tingkat output pada satu stasiun serta memungkinkan tingkat output lini menjadi
60 unit per jam.
Pendekatan lain untuk mencapai lini yang seimbang adalah melatih silang
tenaga kerja agar mereka mampu melakukan lebih dari satu tugas. Lalu, ketika
terjadi kemacetan, tenaga kerja dengan waktu menganggur yang sementara
meningkat bisa membantu tenaga kerja lain yang sementara terbebani, dengan
demikian, akan memelihara arus kerja di sepanjang lini. Hal ini terkadang disebut
dengan keseimbangan lintasan yang dinamis dan paling sering digunakan dalam
sistem produksi ramping. Masih pendekatan lainnya adalah mendesain lini untuk
menangani lebih dari satu produk di lini yang sama. Hal ini disebut dengan lini
model campuran. Tentu saja, produk harus cukup mirip sehingga tugas yang
dikerjakan hampir sama untuk seluruh produk. Pendekatan ini menawarkan
fleksibilitas lebih besar pada berbagai jumlah output produk. Berita terkini berikut
menguraikan satu lini tersebut.

2.4 MENDESAIN TATA LETAK PROSES


Masalah utamanya dalam mendesain tata letak proses mencakup penentuan
posisi relatif dari berbagai departemen yang terlibat. Masalahnya adalah
bagaimana mengembangkan tata letak yang cukup baik; beberapa kombinasi akan
lebih diinginkan dari pada kombinasi lain.
Contohnya, beberapa departemen bisa mengambil manfaat dari lokasi
berdekatan, sedangkan departemen lain harus dipisahkan. Laboratorium dengan
peralatan mudah pecah tidak akan ditempatkan di dekat departemen yang
memiliki peralatan dengan getaran kuat. Sebaliknya dua departemen yang berbagi
beberapa peralatan serupa akan mengambil manfaat dari lokasi yang saling
berdekatan.
Tata letak juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti lokasi
pintu masuk, galangan kapal muatan, lift, jendela, serta wilayah lantai yang
diperkuat. Faktor-faktor yang juga penting adalah tingkat kegaduhan,
keselamatan, serta ukuran dan lokasi kamar mandi. Dalam beberapa kasus
(misalnya, tata letak toko serba ada, pompa bensin, serta restoran makanan cepat
saji), instansi dalam jumlah cukup banyak memiliki karakteristik serupa, sehingga
membenarkan pengembangan tata letak tersetandardisasi. Contohnya, penggunaan

20
pola dasar yang sama di lokasi restoran makanan cepat saji McDonald’s
mempermudah kontruksi sturktur baru dan pelatihan karyawan. Pengolahan
makanan, pengambilan pesanan, serta pelayanan pelanggan mengikuti pola yang
sama di seluruh restoran. Instansi dan jasa pralatan juga terstandardisasi. Konsep
yang sama telah sukses digunakan pada produk perangkat lunak komputer seperti
Microsoft Windows dan Macintosh Operating System. Aplikasi yang berbeda
didesain dengan fitur dasar tertentu secara umum sehingga pengguna yang
terbiasa dengan satu aplikasi dapat menggunakan aplikasi lain secara mudah tanpa
harus memulai dari awal dengan aplikasi barunya masing-masing.
Sebagian besar masalah tata letak hanya meliputi satu lokasi, bukan
berbagai lokasi, dan menghadapi kombinasi unik faktor-faktor yang tidak
berkaitan dengan pendekatan terstandardisasi Konsekuensinya, tata letak ini
memerlukan desain yang dapat disesuaikan.
Kendala utama untuk menemukan tata letak departemen yang paling efisien
adalah sejumlah besar tugas yang mungkin ada. Contohnya, ada lebih dari 87
miliar cara berbeda yang mana 14 departemen dapat ditugaskan ke 14 lokasi jika
lokasi membentuk satu lini. Susunan lokasi yang berbeda (misalnya, 14
departemen dalam dua sampai tujuh kisi-kisi) sering kali mengurangi jumlah
probabilitas, seperti halnya persyaratan khusus (misalnya, departemen perangko
kemungkinan harus ditugaskan ke lokasi dengan lantai yang diperkuat). Walaupun
demikian, sisa jumlah tata letak yang mungkin ada cukup besar. Sayangnya, tidak
ada alogaritma untuk mengidentifikasi susunan tata letak terbaik di bawah semua
kondisi. Perencana sering kali harus bergantung pada kaidah heuristis untuk
memandu upaya uji coba solusi memuaskan pada setiap masalah.

2.4.1 UKURAN EFEKTIVITAS


Salah satu keuntungan dari tata letak proses adalah kemampuannya
memenuhi berbagai kebutuhan pemrosesan. Pelanggan atau bahan baku dalam
sistem ini memerlukan operasi yang berbeda dan urutan operasi yang berbeda
sehingga menyebabkan mereka mengikuti cara yang berbeda melalui sistem.
Sistem berorientasi bahan baku mengharuskan penggunaan peralatan penanganan
bahan baku untuk jalur yang berubah-ubah untuk memindahkan bahan baku dari
satu pusat pekerjaan atau diangkut dari satu pusat pekerjaan ke pusat pekerjaan
lain. Pada kedua kasus ini, biaya transportasi atau waktu dapat cukup besar.
Karena faktor ini, salah satu tujuan utama tata letak proses adalah memperkecil
biaya transportasi, jarak, atau waktu. Hal ini biasanya dilakukan dengan
menempatkan departemen yang memiliki aliran pekerjaan yang relatif tinggi
antardepartemen sedekat mungkin.
Hal lain dalam memilih di antara berbagai alternative tata letak meliputi
biaya awal dalam menyiapkan tata letak, biaya operasi yang diharapkan, jumlah
kapasitas efektif yang dieujudkan, serta kemudahan memodifikasi sistem. Dalam
situasi yang membutuhkan perbaikan tata letak yang ada, biaya untuk

21
memindahkan setiap pusat pekerjaan harus dibandingkan terhadap manfaat
potensial dari perpindahan tersebut.

2.4.2 KEBUTUHAN INFORMASI


Desain tata letak proses memerlukan informasi berikut:
1. Daftar departemen atau pusat pekerjaan yang akan ditata, dimensi yang
diperkirakan, dan dimensi bangunan atau bangunan yang akan ditempati
departemen.
2. Proyeksi aliran pekerjaan di masa mendatang antara berbagai pusat pekerjaan.
3. Jaran antar lokasi dan biaya per unit dari jarak untuk memindahkan beban
antarlokasi.
4. Jumlah uang yang akan diinvestasikan pada tata letak.
5. Daftar setiap pertimbangan khusus (misalnya, operasi yang harus saling
berdekatan atau operasi yang harus dipisahkan).
6. Lokasi kegunaan utama, titik akses dan keluar, galangan kapal muatan, dan
lain-lain, pada bangunan yang ada.
Situasi yang ideal adalah pertama, mengembangkan tata letak, kemudian
mendesain struktur fisik disekitarnya sehingga memperbolehkan fleksibelitas
desain maksimum. Prosedur ini umumnya dipakai ketika membangun fasilitas
baru. Meskipun demikian, banyaktata letak harus dikembangkan dalam struktur
yang ada mana luas lantai, dimensi bangunan, lokasi pintu masuk dan lift, dan
faktor-faktor serupa lainnya harus dipertimbangkan secara saksama dalam
mendesain tata letak.

Tabel 2.3 Jarak antarlokasi (meter)


LOKASI
Dari Ke A B C
A 20 40
B 30
C

Tabel 2.4 Aliran pekerjaan antardepartemen (beban per hari)


LOKASI
1 2 3
1 30 170
Departemen
2 100
3

2.4.3 MEMPERKECIL BIAYA TRANSPORTASI ATAU JARAK


Sasaran paling umum mendesain tata letak proses adalah meminimalkan
biaya transportasi atau jarak tempuh. Dalam kasus seperti itu, hal ini dapat sangat

22
berguna untuk merangkum kebutuhan data pada bagan dari-ke seperti yang
diilustrasikan dalam Tabel 6.5 dan 6.6. Tabel 6.5 menunjukkan jarak antara
masing-masing lokasi dan Tabel 6.6 menunjukkan aliran pekerjaan aktual atau
proyeksi antara masing-masing pasangan. Misalnya, bagan jarak mengungkapkan
bahwa perjalanan dari lokasi A ke lokasi B akan melibatkan jarak 20 meter. (jarak
sering kali diukur antarpusat departemen). Anehnya, panjang perjalanan antara
lokasi A dan B bisa berbeda bergantung pada arah perjalanan yang disebabkan
oleh rute satu arah, lift atau faktor lainnya. Untuk menyederhanakan pembahasan,
asumsikan jarak antar setiap dua lokasi adalah konstan tanpa arah. Meskipun
demikian, kita tidak realitas berasumsi aliran pekerjaan antardepartemen adalah
sama-tidak ada alasan meragukan bahwa departemen 1 akan mengirimkan
pekerjaan ke departemen 2 sebanyak departemen 2 mengirimkan pekerjaan ke
departemen 1. Contohnya, beberapa departemen dapat mengirimkan barang untuk
pengemasan tetapi pengemasan hanya dapat mengirimkan barang ke departemen
ekspedisi.
Biaya transportasi juga dapat dirangkum pada bagian dari-ke, tetapi kita
akan menghindari kerumitan tersebut, dengan asumsi bahwa biaya transportasi
bukan fungsi linier langsung dari jarak.

Contoh :
Tugaskan 3 departemen yang ditunjukkan pada Tabel 2.4 ke lokasi A, B, dan C
yang terpisah oleh jarak yang ditunjukkan di Tabel 2.3 sedemikian rupa, sehingga
biaya transportasi minimal. Perhatikan bahwa Tabel 2.4 merangkum aliran dalam
kedua arah. Gunakanlah heuristis ini: Tugaskan berbagai departemen dengan
aliran pekerjaan antardepartemen terbesar pertama ke lokasi paling berdekatan.

Jawaban
Menggolongkan berbagai departemen menurut aliran pekerjaan tertinggi dan
lokasi menurut jarak antarlokasi terbesar membantu kita untuk melakukan
penugasan.
Perjalanan Jarak (meter) Pasangan Aliran Pekerjaan
Departemen
A-B 20 1-3 170
B-C 30 2-3 100
A-C 40 1 30

Dari daftar tersebut, dapat dilihat bahwa departemen 1 dan 3 telah memiliki aliran
pekerjaan antardepartemen terbesar dan lokasi A dan B paling dekat. Dengan
demikian, hal ini tampaknya logis untuk mempertimbangkan penugasan 1 dan 3
ke lokasi A dan B meskipun belum jelas departemen mana yang harus ditugaskan
ke lokasi mana. Pemeriksaan lebih lanjut dalam daftar aliran pekerjaan
menyatakan bahwa 2 dan 3 memiliki aliran pekerjaan yang lebih besar dari 1 dan

23
2 sehingga 2 dan 3 mungkin harus terletak lebih dekat dari 1 dan 2. Oleh karena
itu, tampaknya logis menempatkan 3 diantara 1 dan 2, atau setidaknya
memusatkan departemen sehubungan dengan dua departemen lainnya.
Jika biaya per meter untuk memindahkan setiap beban adalah $1, Anda
dapat menghitung total biaya transportasi per hari untuk penugasan ini dengan
mengalikan jumlah beban pada setiap departemen dengan jarak tempuh, dan
menjumlahkan kuantitas:

Jumlah
Beban Jarak
Departemen Antar Lokasi ke: Beban x Jarak
1……………………… 2:30 A………………… C:40 30x40 = 1.200
3:170 B:20 170x20=3.400
2……………………… 3:100
3……………………… B C:30 100x30=3.000
7.600

Pada biaya $1 per meter beban, biaya untuk rencana ini adalah $7.600 perhari.
Meskipun akan terlihat bahwa susunan ini menghasilkan biaya transportasi
terendah, Anda tidak dapat menjadi benar-benar positif tanpa benar-benar
menghitung total biaya setiap alternatif dan membandingkannya satu sama lain.
Sebaliknya, Anda bergantung pada pilihan kaidah heuristis yang logis seperti
yang ditunjukkan di atas agar sampai pada solusi yang memuaskan biarpun tidak
optimal.

2.4.4 PERINGKAT KEERATAN


Meskipun pendekatan sebelumnya banyak digunakan, kita mendapatkan
keterbatasan yaitu memusatkan hanya pada satu tujuan sedangkan banyak situasi
melibatkan berbagai kriteria. Richard Muther membuat pendekatan lebih umum
untuk masalah tersebut, yang memperbolehkan input subjektif dari analisis atau
manajer untuk menunjukkan kepentingan relatif dari setiap kombinasi pasangan
departemen. Membaca kisi-kisi dengan cara yang sama seperti Anda akan
membaca bagan jarak mil dalam peta perjalanan, kecuali huruf bukannya jarak
yang muncul pada titik potong tersebut. Huruf menyatakan kepentingan keeratan
untuk masing-masing pasangan departemen, yang mana A berarti paling penting
dan X berarti pasangan yang tidak diinginkan. Dengan demikian, pada kisi-kisi
terdapat “kebutuhan mutlak” untuk menempatkan 1 dan 2 saling berdekatan
karena ada A pada titik potong berbagai departemen pada kisi-kisi. Di sisi lain, 1
dan 4 seharusnya tidak berdekatan karena perpotongannya memiliki X. Dalam
praktiknya, huruf pada kisi-kisi sering kali disertai dengan angka yang
menunjukkan alasan dari setiap penugasan; angka dihalangkan di sini untuk
menyederhanakan ilustrasi.

24
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdarakan analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
diuraikan adalah sebagai berikut :
1. Pilihan seleksi proses sering kali memiliki implikasi strategis bagi organisasi.
Pilihan seleksi proses bisa memengaruhi biaya, mutu, produktivitas, kepuasan
pelanggan, serta keunggulan kompetitif.
2. Jenis-jenis proses mencakup pemrosesan sesuai pesanan, partaian, berulang-
ulang, terus-menerus, serta proyek. Jenis proses ini menentukan bagaimana
pekerjaan diatur serta implikasinya pada seluruh organisasi dan rantai
pasokan. Jenis proses terkait erat dengan tata letak.
3. Keputusan tata letak merupakan aspek penting desain sistem operasi,
memengaruhi biaya operasi dan efisiensi. Keputusan tata letak sering kali
terkait erat dengan keputusan seleksi proses.

3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan dalam
penulisan, sehingga dimohon untuk dapat menjadi koreksi pembaca agar dapat
lebih baik lagi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Stevenson,William J., Sum Chee Chuong.2013. Manajemen Operasi


Perspektif Asia ( Operations Management An Asian Perspective). Yogyakarta
: Salemba Empat

26
ANALISIS JURNAL
EVALUASI TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI UNTUK
MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA PADA PT. NUSA
MULTILAKSANA
Hesti Maheswari *
Achmad Dany Firdauzy*

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tata letak lantai produksi


PT.Nusa Multilaksana. Jurnal ini membahas penanganan material dan tata letak
fasilitas produksi PT.Nusa Multilaksana. PT. Nusa Multilaksana merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang mengolah logam, besi,
stainless steel, baja dan biji plastik menjadi produk setengah jadi dan produk jadi
sebagai komponen pendukung produk furnitur.

PT. Nusa Multilaksana merupakan perusahaan yang menganut sistem proses


produksi terputus dalam menghasilkan outputnya atau dalam konteks manufaktur
disebut juga sebagai sistem job shop. Dengan sistem produksi terputus tersebut
maka mobilitas perpindahan material sangatlah tinggi, dimana material bergerak
dari satu departemen ke departemen lainnya secara berurutan sesuai dengan
proses yang telah ditentukan. Perpindahan material dan raw material dilakukan
secara manual yaitu dengan menggunakan trolly dan dorongan tenaga manusia.

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :


1. Bagaimana tata letak fasilitas produksi PT. Nusa Multilaksana.
2. Berapa tingkat efisiensi dari tata letak fasilitas produksi PT. Nusa
Multilaksana.
3. Bagaimana perancangan ulang tata letak fasilitas produksi PT. Nusa
Multilaksana.
4. Berapa tingkat efisiensi yang dapat dicapai dari penataan ulang fasilitas
produksi PT. Nusa Multilaksana.

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif yang digolongkan


kedalam jenis penelitian penjelasan (explanatory research). Peneliti menggunakan
tehnik pengumpulan data dengan Penelitian lapangan (wawancara dan observasi)
dan Studi Dokumentasi

Hasil Penelitian :

Dalam proses produksinya PT.Nusa Multilaksana menggunakan 18 fasilitas


produksi yaitu Gudang bahan baku (A), Gudang bahan baku biji plastik (B), Dept.

27
Mesin potong (C) Dept. Mesin bubut A (D) Dept. Mesin bubut B (E) Dept. Mesin
punch (F), Stasiun kerja 1 (G), Stasiun kerja 2 (H) Stasiun kerja 3 (I), Stasiun
kerja 4 (J), Dept. Mesin Injection, (K), Gudang perakitan (L), Gudang barang ½
jadi A (M), Gudang barang ½ jadi B (N), Gudang barang jadi (O), Gudang barang
reject (P), Gudang perakitan dan suku cadang (Q), Riset and development (R).

Pembuatan alternatif layout perbaikan untuk fasilitas produksi PT.Nusa


Multilaksana menggunakan 2 metode, yaitu algoritma CRAFT dan pendekatan
kuantitatif menggunakan ACR dan ARD. Setelah dilakukan pengolahan dengan
CRAFT dan didasarkan pada hasil analisis ARC dan ARD diperoleh alternatif
layout seperti yang ditunjukkan gambar 4.4. Berdasarkan gambar tersebut terlihat
bahwa alternatif layout algoritma CRAFT memberikan perbaikan dengan
perubahan letak pada 8 departemen fasilitas produksi yaitu, gudang bahan baku
biji plastik (B), riset and development (R), gudang barang reject (P), gudang
barang jadi (O), departemen mesin bubut B (E), departemen mesin bubut A (D),
gudang perakitan (L) dan gudang barang setengah jadi B (N).

Berdasarkan pada analisis algoritma CRAFT diperoleh interations sebanyak 6


pertukaran yaitu :
1) Gudang barang setengah jadi B (14) ditukar dengan gudang bahan baku biji
plastik (2).
2) Riset and development (18) ditukar dengan gudang barang Reject (16).
3) Riset and development (18) ditukar dengan gudang barang jadi (15).
4) Departemen mesin bubut B (5) ditukar dengan departemen mesin bubut A (4).
5) Gudang barang reject (16) ditukar dengan gudang perakitan (12).
6) Riset and development (18) ditukar dengan departemen mesin bubut A (4).

Analisis menunjukkan bahwa total momen transfer tata letak awal 85675.9 meter,
setelah perbaikan dan penyesuaian menggunakan Algoritma CRAFT, jarak
perpindahan momen total 81429.9 meter atau penghematan yang terjadi 5% dari
tata letak awal. Biaya total penanganan material tata letak awal adalah sebesar
Rp.48.407.800, setelah perbaikan dan penyesuaian menggunakan algoritma
CRAFT, total biaya material handling sebesar Rp.34.099.680 atau menghemat
30% dari tata letak awal. Total waktu dari gerakan awal dari tata letak awal 288
581 detik, setelah perbaikan dan penyesuaian menggunakan algoritma CRAFT,
total waktu pergerakan 265 266 detik atau terjadipenghematan 8% dari tata letak
awal.

28

Anda mungkin juga menyukai