Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM DI INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor
UMKM. Penelitian menggunakan metode kualitatif, antara lain menggunakan tinjauan
literatur atau penelitian dokumen dengan mencari sumber-sumber yang relevan dengan
kasus yang dibahas, seperti jurnal penelitian, artikel jurnal ilmiah dan sumber lain yang
diakui keandalannya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara reduksi data,
yaitu memilih, menyederhanakan, dan menarik kesimpulan tentang data. Ketidakstabilan
perekonomian negara sejak pandemi Covid-19 disebabkan oleh kebijakan Pemerintah
terkait pembatasan pada masa pandemi Covid-19. Akibat dampak wabah Covid-19,
banyak pekerja yang dipecat.
Maka, ia melanjutkan kiprahnya dengan merintis usaha kecil-kecilan yang biasa dikenal
dengan UMKM. Sektor yang paling terdampak sejak merebaknya Covid-19 adalah
UMKM. Hasil penelitian menunjukkan, hasil produksi dan pendapatan yang dicapai
pengusaha UMKM tidak sebanding dengan masa sebelum Covid-19.
(Faizi et al., 2022)

Covid-19 berdampak negatif terhadap dunia usaha dan perekonomian.


Faktanya, ketidakpastian perekonomian dan bisnis menjadi momok yang sangat
menakutkan bagi pelaku UMKM. Untuk menjaga kelangsungan usaha sekaligus
menyelamatkan perekonomian nasional, pemerintah telah menerapkan berbagai program
kebijakan sosial ekonomi, termasuk kebijakan insentif dan mekanisme perpajakan yang
dapat digunakan oleh wajib pajak. 444 UMKM diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pemulihan ekonomi. perusahaan start-up. Hal ini termasuk
memberikan pinjaman kepada dunia usaha dan dukungan pembayaran kembali kepada
UMKM. Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan mendorong berkembangnya
usaha mikro, kecil, dan menengah. Pemerintah bisa memberikan pendanaan kepada
UMKM maju di pasar (Wahyuni & Mardiana, 2022)

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi juga berdampak pada
perekonomian global. Bank Dunia memperkirakan perekonomian global akan menyusut
5,2% pada tahun ini. Produk domestik bruto atau produk domestik bruto berbagai negara
diperkirakan akan menurun karena terganggunya permintaan, pasokan, perdagangan dan
keuangan yang parah akibat pandemi Covid-19 (Hadad, 2020). Pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada triwulan I tahun 2020 dibandingkan periode yang sama tahun lalu masih
relatif baik dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sekitar 2,97. Namun
perekonomian nasional Indonesia saat ini sedang terpuruk baik dari sisi penawaran
maupun permintaan. Dari sisi pasokan, produsen kesulitan memperoleh bahan baku
karena hampir 60% bahan baku masih diimpor. Saat ini industri masih dapat bertahan
di masa pandemi Covid-19 karena bahan baku diperoleh dari dalam negeri sebesar ,
sedangkan dari sisi permintaan, badan usaha mengalami penurunan permintaan sebesar
(Ananda, 2020). Saat ini 75% UMKM mengalami penurunan penjualan dan keuntungannya
bisa turun lebih dari 50%. Setelah itu, 58,76% UMKM memutuskan menurunkan harga
untuk mempertahankan operasional. UMKM di kelompok mikro dan mikro yang
mengandalkan penjualan fisik atau di toko cenderung mengalami penurunan penjualan lebih
dari 75% (Ananda, 2020). Selama pandemi Covid-19, pemerintah meluncurkan paket
stimulus untuk UMKM dengan alokasi sekitar 123,46 triliun VND. Stimulus fiskal yang
diberikan pemerintah kepada UMKM berupa subsidi bunga, belanja UP, PPh final UKM
DTP, alokasi dana restrukturisasi , penjaminan modal kerja, pembiayaan investasi koperasi
melalui LPDB KUMKM. Namun saat ini anggaran pemulihan UMKM belum sepenuhnya
terlaksana. Anggaran yang tercapai hanya 0,06% (Rachbini, 2020). Saat ini, beberapa
pelaku usaha UMKM di Kabupaten Sumenep memiliki permintaan dukungan untuk
mempertahankan operasional usahanya. Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Koperasi
dan Usaha Mikro sebanyak , UMKM di Kabupaten Sumenep berjumlah 3,529 orang,
pelaku UMKM telah meminta dukungan kepada Dinas Koperasi , dan perusahaan mikro
sebanyak 350 UMKM. Penurunan penjualan yang dibukukan UMKM sebanyak 4. 444
disebabkan oleh aturan pemerintah yang menerapkan pembatasan sosial (physical
distance), 4. 444 pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, dan penutupan sektor
pariwisata. Dengan demikian, saat ini orang dari luar daerah dan asing tidak bisa datang
ke untuk tujuan wisata. Hadirnya kunjungan wisata dapat menjadi peluang bagi UMKM
untuk memasarkan produknya, khususnya UMKM Batik. Saat ini di tempat tersebut
terdapat 4. 444 produk batik yang dicari wisatawan. Batik mempunyai fungsi praktis dan
estetis. Sebenarnya batik bisa dijadikan bahan pakaian, padahal secara estetika batik
mempunyai nilai seni yang tinggi. Selanjutnya keberadaan batik mulai dikenal dunia
setelah tahun ketika diakui oleh UNESCO. Pengakuan UNESCO terhadap batik Indonesia
disambut baik oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional. Berdasarkan keppres tersebut,
tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional dengan harapan dapat
memberikan semangat kepada masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan dan
mengembangkan kerajinan batik. (Alwiyah, 2017). Setelah ditetapkannya hari batik oleh
pemerintah pada 2 Oktober, kini batik banyak digunakan sebagai pakaian resmi oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun adanya Pandemi Covid-19 kini pemerintah telah
memangkas anggaran dinas yang akan dialihkan untuk penanganan Covid-19. Sehingga
untuk saat ini pemesanan seragam dinas telah terhenti. Kegiatan seperti kunjungan dinas yang
membawa oleh-oleh khas daerah, kunjungan pariwisata kepada pengrajin, acara resepsi
pernikahan telah ditiadakan. Hal tersebut sangatlah berdampak pada penurunan penjualan
yang dialami oleh pelaku UMKM Batik. Penurunan penjualan yang dialami oleh UMKM
Batik di kabupaten Sumenep akan berimbas kepada nasib karyawan dan pengrajin yang
bekerja pada UMKM tersebut. Dimana saat ini terdapat sebagian para karyawan dan
pengrajin diberhentikan untuk sementara waktu. Tindakan untuk memberhentikan sebagian
karyawan dan pengrajin dilakukan karena terjadinya penumpukan stok dan pengeluaran lebih
besar dari pada pendapatan yang diperolehnya. Hal tersebut disebabkan turunnya permintaan
dari konsumen. Sehingga pemilik UMKM mengalami kendala pada pendanaan.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah dampak pandemi Covid-19
terhadap UMKM Batik di Kabupaten Sumenep. Berdasarkan rumusan masalah pada
penelitian ini maka tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dampak pandemi Covid-19
terhadap UMKM Batik di Kabupaten Sumenep, mendeskripsikan kapasitas UMKM Batik
dalam pemeliharaannya dan mendeskripsikan kemampuan UMKM Batik dalam
menjalankan usahanya. Harapan UMKM Batik pada Pemerintah di Masa Pandemi
Covid-19. (Sari et al., 2020)

Implementasi Ekonomi digital sebagai dampak dari revolusi industri 4.0 dan Pandemi Covid-
19 yang terjadi memberikan peluang dan tantangan pada sektor ekonomi. UMKMmerupakan
salahsatu yang harus diperhatikan karena murupakan salah satu pilar perekonomianIndonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pandemi Covid-19terhadap
dampak implementasi ekonomi digital pada UMKM. Apakah implementasi ekonomi digital
pada UMKM dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghadapi kondisi tersebut?
Implementasi Ekonomi Digital pada penelitian ini berupa pemanfaatan TIK dalambentuk
Digital Capital yang merupakan akumulasi pemanfaatan kopetensi digital dengan teknologi
digital. Penelitian ini difokuskan kepada UMKM pada sektor kuliner di kota Padang yang
telah beroperasi sebelum Covid-19 melanda Indonesia dan menjadikan minuman olahan kopi
sebagai produkutamanya. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier multivariat
dengan menggunakan SoftwareStataMP 15. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan ekonomi digital berupa pemanfaatan TI sebagai modal digital memberikan
dampak yang signifikan terhadap pendapatan UMKM dan tidak terpengaruh oleh
pandemi Covid-19 pandemi. (Rahmadan & Ridwan, 2021)

DAFTAR PUSTAKA
Faizi, F., Wulandana, N. P., Alya, A., & Lombu, A. A. (2022). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
UMKM DI INDONESIA. JURNAL LENTERA BISNIS, 11(2), 137. https://doi.org/10.34127/jrlab.v11i2.510

Rahmadan, R., & Ridwan, E. (2021). PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP DAMPAK IMPLEMENTASI
EKONOMI DIGITAL PADA UMKM THE INFLUENCE OF THE COVID-19 PANDEMIC AGAINST THE IMPACT
OF DIGITAL ECONOMY IMPLEMENTATION ON MSMES.
Sari, R. N., Universitas, A., & Madura, W. (2020). DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP UMKM BATIK
DI KABUPATEN SUMENEP. In RISTANSI: Riset Akuntansi (Vol. 1, Issue 1).
https://jurnal.stie.asia.ac.id/index.php/ristansi

Wahyuni, W., & Mardiana, L. (2022). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM. Jurnal Pendidikan Dan
Kewirausahaan, 10(3), 908–921. https://doi.org/10.47668/pkwu.v10i3.584

Anda mungkin juga menyukai