Anda di halaman 1dari 15

1202

TRAVEL BUBBLE KEPRI

BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN PARIWISATA


ISI RATFA
01 PENDAHULUAN

03 GAGASAN TRAVEL BUBBLE

05 PENERAPAN TRAVEL BUBBLE

06 KAWASAN GREEN BUBBLE

08 PROSEDUR GREEN BUBBLE

10 APLIKASI SISTEM GREEN BUBBLE

12 LAMPIRAN

BIDANG PENGEMBANGAN DAN


PEMASARAN PARIWISATA
PENDAHULUAN

P ariwisata merupakan salah satu sumber daerah dengan tujuan untuk


meningkatkan pendapatan Nasional serta memperluas dan memeratakan
kesempatan berusaha dan membangun lapangan kerja, mendorong
pembangunan daerah, memperkenalkan daya Tarik wisata di kawasan strategis
pariwisata. Keberadaan unggulan destinasi pariwisata diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

Salah satu pendapatan pemerintah daerah adalah dari sektor pariwisata yang
tentu akan menjadi ciri khas suatu daerah, pengembangan dan pengelolaan
pariwisata di Indonesia sangatlah baik, terbukti dengan banyaknya Destinasi
Tempat Wisata (DTW) yang dimiliki Indonesia, pariwisata juga menjadi salah satu
penambah devisa Negara yang cukup besar. Usaha mengembangkan dunia
pariwisata Indonesia ini didukung dengan Undang-undang nomor 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan yang menyebutkan keberadaan obyek wisata pada suatu
daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat, dan memperluas
kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya pengangguran saat ini,
meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya
setempat.

Sektor pariwisata merupakan sumber potensi pendapatan yang paling


berperan disaat ini dan dimasa akan datang, mengingat luasnya bentangan
wilayah indonesia dan setiap bagian wilayah mempunyai karakteristik pesonanya
tersendiri. Potensi sektor ini dapat menompang penambahan devisa negara dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga menggerakkan sektor ekonomi,
membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat,
pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya kesejahtaran masyarakat serta
menumbuhkan rasa kepedulian masyarakat akan pentingnya kelestarian
lingkungan.

HALAMAN 01
Selain itu sektor pariwisata di Indonesia
juga memiliki pengaruh yang besar pada
negara saat ini, Untuk itulah Kementerian
Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif saat ini
sedang gencar-gencarnya melakukan promosi
guna memperkenalkan dan memasarkan
pariwisata Indonesia ke dalam dan luar
negeri, dengan berbagai aplikasi dan media,
dan berbagai program unggulan telah
diluncurkan khususnya adanya Travel Bubble
diwilayah Batam – Bintan guna
Sumber foto dari : Google
mendatangkan wisatawan mancanegara
untuk melakukan kunjungan ke Provinsi
Kepulauan Riau.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa akan
ada travel bubble Indonesia dengan Singapura di Kota Batam dan Kabupaten Bintan. Sebab,
kawasan wisata bersifat eksklusif di Provinsi Kepulauan Riau dan dinilai cocok menerapkan
kebijakan pembukaan travel bubble. Sejalan dengan program tersebut diharapkan akan
menjadi harapan baru setelah adanya pandemi Covid 19 dan kenaikan kunjungan wisatawan
mancanegara ke KEPRI.

HALAMAN 02
GAGASAN
TRAVEL BUBBLE

Dalam rangka memanfaatkan peluang pariwisata setelah adanya Pandemi Covid


19 di Indonesia, maka perlu adanya inovasi atau pergerakan baru di dunia pariwisata
indonesia khususnya Provinsi KEPRI. Salah satu pergerakan baru pariwisata KEPRI
adalah adanya Travel Bubble yang secara prospektif dapat menguntungkan daerah
pada kawasan entry point travel bubble tersebut serta membuka peluang aktivitas
pariwisata dan membangun kepercayaan wisatawan untuk mengunjungi kembali
Provinsi KEPRI.

Travel bubble adalah ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus
corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.
Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan
perjalanan secara bebas, dan menghindari kewajiban karantina mandiri. Gagasan
tersebut, menurut para ahli, juga merupakan sebuah tantangan bagi banyak negara
untuk membatasi wabah virus corona. Misalnya, pemerintah akan mempersiapkan
pelacakan kontak bagi orang-orang yang sakit saat tiba dari luar negeri untuk
menghentikan merebaknya wabah pada populasi yang lebih besar.

Sebelum travel bubble dikemukakan dan disepakati oleh kedua negara, ada
beberapa syarat dan kriteria yang harus terpenuhi terlebih dahulu. Idealnya adalah
kawasan tersebut sudah berhasil menangani Covid 19 agar para pengunjung tidak
lagi harus menjalani karantina ketika tiba di wisata tujuan. Dalam hal ini, Dinas
Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau bekerjasama dengan Dinas Pariwisata
Kabupaten/Kota berupaya mewujudkan travel bubble di Provinsi KEPRI khususnya
Batam dan Bintan dengan melibatkan stakeholder pariwisata KEPRI. Dengan
pertimbangan kawasan wisata yang menjadi travel bubble harus mempunyai
sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety,and Environment) dan persyaratan
protokol kesehatan dari negara yang bersepakat.

HALAMAN 03
Kementerian Pariwisata dan ekonomi
Kreatif RI mengupayakan pembukaan
perbatasan secara terbatas dengan
Singapore, melalui kebijakan travel bubble,
terutama di Batam dan Bintan yang
selama ini bergantung pada kunjungan
Wisatawan Mancanegara dari Negara
Singapore.
Hal ini disambut baik oleh Kepala Dinas
Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau, untuk
mengupayakan Bintan sebagai pintu
masuk travel bubble dengan mengundang
otoritas penerbit serftifiikasi protokol
kesehatan di Singapura untuk mengecek
kesiapan protokol kesehatan di Kabupaten
Bintan Kepulauan Riau sebagai upaya Sumber foto dari : Google
menjalin travel bubble.

SG Clean merupakan kampanye meningkatkan standar kebersihan publik di tengah


pandemi COVID-19 di Singapura. Sertifikat SG Clean diberikan untuk hotel, restoran, tempat
wisata dan lainnya yang memenuhi syarat-syarat. Upaya ini perlu dilakukan agar dapat
membangun kepercayaan wisatawan mancanegara khususnya Singapore agar berkunjung ke
Provinsi Kepulauan Riau. Dengan adanya kebijakan travel bubble di KEPRI diharapkan dapat
membangkitkan kembali industri pariwisata KEPRI dan perekonomian daerah pada masa
pandemi Covid 19.

HALAMAN 04
PENERAPAN
TRAVEL BUBBLE

Dinas Pariwisata Provinsi Kepuluan Riau berusaha untuk membangkitkan dunia


pariwisata KEPRI yang terpuruk karena Pandemi Covid 19. Salah satu upaya yang
disiapkan adalah travel bubble. Langkah ini diharapkan bisa menjadi solusi strategis
mengejar target kunjungan Wisatawan Mancanegara menurun pada tahun Pandemi
Covid 19. Adapun langkah awal penerapan travel bubble pada KEPRI dilaksanakan di
kawasan Lagoi - Bintan melalui kerjasama perusahaan BIntan Resort Cakrawala
dalam mengelola protokol kesehatan khusus dikawasan tersebut.

Bintan Resort Cakrawala (BRC) adalah unit operasional dari Bintan Resorts
International yang menyusun rencana induk dan mengelola Bintan Resorts. Perannya
meliputi manajemen perkebunan, penyediaan utilitas, manajemen operasi, acara,
bisnis dan pengembangan masyarakat. Bintan Resorts International (BRI)
bertanggung jawab atas investasi dan pemasaran destinasi untuk Bintan Resorts.
Bekerja sama dengan travel trade dan mitra media, BRI membuka jalan bagi Bintan
Resorts dan pulau untuk menjangkau khalayak global melalui upaya dan aktivitas
pemasaran yang berkelanjutan. Perusahaan juga berfungsi sebagai perencana
pengembangan pariwisata dan konsultan manajemen untuk Bintan Resorts.

Penerapan travel bubble pada kawasan Lagoi - Bintan mendorong BRC melakukan
upaya awal yang optimal dalam menerapkan travel bubble dengan standar protokol
khusus. Salah satu upaya yang dilakukan adalah :
Menerapkan Green Bubble di tahapan wilayah tertentu dengan memisahkan
kawasan International dan Domestik.
Green Bubble menjadikan zona aman yang dibangun sesuai dengan aturan Travel
Corridors Arragements dalam artian wisatawan bisa masuk kawasan dan pulang
dengan kondisi test free covid.
Membuka international zone dengan melibatkan Singapore Tourism Board, WHO
dan Protokol Kesehatan yang memiliki standar singapore.
Terkait dengan protokol kesehatan, BRC menerapkan protokol kesehatan dengan
mobile connecting dikawasan zona yang ditentukan, hal ini perlu dilakukan untuk
penerapan awal khususnya seluruh karyawan PT.BRC.

HALAMAN 05
KAWASAN
GREEN BUBBLE

GAMBAR PETA NO.1

Kawasan wisata Green Bubble akan diklasifikasikan kedalam


Zona (A), Zona B dan Zona Khusus. Peta terlampir (Gambar No.1)
1. Zona A – Zona untuk Singapura
2. Zona B – Zona untuk Domestik
3. Zona Khusus – adalah Zona tujuan spesifik

KETERANGAN MENGENAI ZONA B SESUAI


DENGAN GAMBAR PETA NO.1

HALAMAN 06
KETERANGAN MENGENAI ZONA B SESUAI
DENGAN GAMBAR PETA NO.1

KETERANGAN MENGENAI ZONA KHUSUS SESUAI


DENGAN GAMBAR PETA NO.1

HALAMAN 07
PROSEDUR
GREEN BUBBLE

ZONA A
1. Semua pengunjung wajib melakukan uji Swab/PCR di Terminal Ferry (tersedia 5
kubikel untuk pengambilan specimen dan hanya dapat melayani 10 orang setiap
sesi sesuai anjuran dari pihak karantina)
2. Pengambilan spesimen dan tertib administrasi sesuai dengan sertifikasi dari
Acumen Diagnostic Pte, sebuah perusahaan yang secara resmi ditunjuk oleh
Covid-19 Singapura
3. Melanjutkan proses administrasi CIQP, menuju ruang isolasi menggunakan
kendaraan khusus dengan pendampingan, untuk menunggu hasil uji Swab/PCR
4. Ruang isolasi disediakan oleh PT. BRC (Bintan Service Apartment) atau oleh
masing-masing hotel/resort
5. Hasil uji PCR diharapkan akan dapat dilaporkan dalam waktu 3 – 5 jam
(pengunjung tetap berada di dalam ruang isolasi)
6. Setelah melalui proses uji PCR dengan hasil negatif – pengunjung diperbolehkan
untuk menuju hotel yang telah dipesan dan melakukan check-in
7. Pemegang passport Singapura akan dilayani melalui sarana pemeriksaan
keimigrasian melalui pintu perlintasan otomatis untuk menghindari kontak fisik
pada saat kedatangan dan keberangkatan.

HALAMAN 08
ZONA B
1. Wisatawan untuk menunjukan hasil uji pemeriksaan PCR/Rapid Antigen yang
negatif (Non-Reaktif) dan berlaku 7 hari sejak diterbitkan. Pelayanan untuk test
disediakan di Pos I Simpang Lagoi bagi yang tidak memiliki hasil test PCR/Rapid
Antigen.
2. Wisatawan untuk melapor pada Pos Jaga Perbatasan (Pemeriksaan) dengan
menunjukan nomor konfirmasi pemesanan hotel.
3. Patuh menjalankan protokol Covid-19 dengan melakukan registrasi pendataan
sistim QR Code pada saat tiba di hotel, untuk tujuan penelusuran.
4. Wisatawan dapat menggunakan fasilitas hotel di Kawasan Zona B dan tetap
mematuhi protokol Covid-19.

ZONA KHUSUS
1. Dibuka untuk semua tamu yang tiba melalui Ferry Terminal BBT.
2. Zona hijau khusus dipersiapkan dari sejak kedatangan
3. Setelah melakukan proses uji PCR dan CIQP, pengunjung langsung menuju hotel
atau lap golf yang dituju dengan kendaraan yang telah disediakan (mematuhi
protokol kesehatan selama di dalam bus)
4. Tamu melakukan administrasi check-in dengan patuh menerapkan protokol
Covid-19 serta melakukan registrasi QR Code untuk tujuan penelusuran.
5. Lap Golf Ria Bintan & Jack Niclaus dibuka berdasarkan jadwal mingguan
(bergantian) untuk tamu Singapura dan Domestik
6. Tamu tetap berada di dalam area. Jika ingin mengunjungi lokasi atraksi wisata
lain yang berada di Zona Internasional seperti Safari Lagoi dan Mangrove Tour,
akan diatur oleh staff front-office atau bagian aktifitas.
7. Pemegang passport Singapura akan dilayani melalui sarana pemeriksaan
keimigrasian melalui pintu perlintasan otomatis untuk menghindari kontak fisik
pada saat kedatangan dan keberangkatan.

HALAMAN 09
APLIKASI SISTEM
GREEN BUBBLE

QR CODE PENELUSURAN KONTAK


QR Code penelusuran diterapkan agar bisa
mendeteksi riwayat pengunjung setiap kali
melakukan kunjungan ketempat wisata atau
zona yang sudah ditentukan. Hal ini perlu
diterapkan agar pihak terkait dalam hal ini BRC
dapat melacak secara langsung apabila salah
satu pengunjung terpapar COvid 19.

Contact Tracing System (Scan Barcode)


bukan saja dilakukan oleh pengunjung namun
baik Staff Hotel & Resort serta Staff BRC ikut
menjalankan kebijakan tersebut. Uji Coba pun
dilakukan terlebih dahulu kepada seluruh
karyawan Hotel & Resort serta Staff BRC untuk
melakukan contact tracing system dengan
tujuan BRC dapat mengakses dan meninjau
riwayat staff serta mengetahui keberadaan
staff apabila melanggar koridor zona yang
sudah ditentukan oleh manajemen.

Contact Tracing System (Scan Barcode) terbagi


menjadi dua sebagai berikut :
1. Check In yaitu Pengunjung dan Staff wajib
melakukan Check In barcode apabila masuk
kedalam area/wilayah wisata (gambar
terlampir).
2. Check Out yaitu Pengunjung dan Staff wajib
melakukan Check Out barcode apabila
keluar dari area/wilayah wisata (gambar
terlampir).

HALAMAN 10
PESAN SINGKAT OTOMATIS- PROTOKOL
KESEHATAN

Selain dilakukan Contact Tracing System (Scan Barcode), Manajemen BRC


bekerjasama dengan Telkomsel memberikan pesan SMS secara acak pada
pengunjung khususnya pengguna Telkomsel yang masuk ke dalam Area/Wilayah
Post -1 Kawasan Lagoi - Bintan. Pengunjung dapat langsung mengakses link
website yang tercantum, isi pesan yang disampaikan mengenai protokol
kesehatan yang dilakukan oleh BRC di Kawasan Lagoi - Bintan dengan
mencantumkan link protokol kesehatan terkait. Hal ini perlu dilakukan guna
membangun kepercayaan kepada pengunjung international maupun domestik.

HALAMAN 11
LAMPIRAN

HALAMAN 12
HALAMAN 13

Anda mungkin juga menyukai