Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM DOKTOR ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BOROBUDUR
JAKARTA
2023

ANALISIS DAMPAK KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) KESEHATAN TERHADAP


PENGHEMATAN DEVISA DI SEKTOR KESEHATAN INDONESIA:
SUATU TINJAUAN MAKROEKONOMI

Yan Ari Nugroho


Universitas Borobudur
Email: yanarinu0104@gmail.com

Abstrak

Permasalahan mengenai ketersediaan layanan kesehatan dan keterbukaan akses terhadap fasilitas
kesehatan yang masih belum optimal menyebabkan masyarakat Indonesia lebih memilih rumah sakit
luar negeri sebagai rujukan pengobatan. Berdasarkan data ASEAN Briefing, setiap tahun setidaknya
WNI mengeluarkan lebih dari Rp 29 Triliun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di RS luar negeri.
Angka ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus meningkat di
masa depan Melihat kondisi tersebut, Kementerian BUMN mendukung program Pemerintah khususnya
di sektor kesehatan dengan berencana membangun dan mengembangkan layanan kesehatan sebagai
pusat Health and Wellness Tourism yang diaktualisasikan dalam bentuk Kawasan Ekonomi Khusus
("KEK") Kesehatan di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak KEK Kesehatan terhadap penghematan devisa di
sektor kesehatan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KEK Kesehatan memiliki potensi
yang besar untuk menghemat devisa di sektor kesehatan Indonesia. KEK Kesehatan dapat menarik
wisatawan kesehatan dari luar negeri dengan menawarkan layanan kesehatan berkualitas tinggi,
fasilitas yang modern, dan biaya yang terjangkau. KEK Kesehatan juga dapat meningkatkan jumlah
pasien Indonesia yang berobat di dalam negeri dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap layanan kesehatan di dalam negeri. Selain itu, KEK Kesehatan dapat menciptakan lapangan
kerja baru di sektor kesehatan, sehingga meningkatkan daya saing Indonesia di bidang kesehatan.
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.010/2021 yang
memberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan cukai yang lebih luas kepada pelaku usaha di KEK
Kesehatan. Fasilitas ini dapat memberikan dampak positif terhadap penghematan devisa di sektor
kesehatan Indonesia.

Secara keseluruhan, KEK Kesehatan memiliki potensi besar sebagai strategi penghematan devisa di
sektor kesehatan Indonesia. Namun, potensi ini perlu diwujudkan melalui berbagai strategi, seperti
peningkatan promosi pariwisata kesehatan, peningkatan kualitas dan standar layanan kesehatan di
KEK Kesehatan, serta peningkatan aksesibilitas KEK Kesehatan.Kesimpulannya, KEK Kesehatan
memiliki potensi besar sebagai strategi penghematan devisa di sektor kesehatan Indonesia, dan
rekomendasi kebijakan termasuk penguatan layanan kesehatan lokal, dukungan pemerintah untuk
pengembangan KEK Kesehatan, dan peningkatan promosi pariwisata kesehatan. Penelitian ini
memberikan kontribusi penting untuk pemahaman makroekonomi dampak KEK Kesehatan, dengan
potensi implikasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Kata kunci: KEK Kesehatan, penghematan devisa, sektor kesehatan, Indonesia

1
I. PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran kesehatan secara konsisten dalam beberapa tahun
terakhir. Pada tahun 2023, anggaran kesehatan mencapai Rp169,8 triliun, atau 5,5% dari anggaran
negara. Jumlah ini turun 20,2% dari outlook anggaran kesehatan 2022 yang besarnya Rp212,8 triliun.
Tren anggaran kesehatan Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun
terakhir. Pada tahun 2013, anggaran kesehatan hanya Rp46,3 triliun. Jumlah ini meningkat menjadi
Rp312,4 triliun pada tahun 2021, sebelum turun menjadi Rp169,8 triliun pada tahun 2023. Berikut ini
adalah grafik tren untuk Anggaran Kesehatan Indonesia.

Anggaran Kesehatan Indonesia


(2013-2023)
350.000
300.000
Miliar Rupiah

250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Anggaran Kesehatan Tahun

Grafik. 1.1 Tren Anggaran Kesehatan Indonesia


(Sumber: Kementerian Keuangan,2023)

Penurunan anggaran kesehatan pada tahun 2023 disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk:
• Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke
dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas di tahun 2022. Hal ini menyebabkan
pemerintah mengurangi alokasi anggaran kesehatan untuk fokus pada pembangunan infrastruktur
dan sektor-sektor lain.
• Pemerintah tidak lagi memberikan alokasi khusus untuk penanganan pandemi Covid-19 dalam
anggaran kesehatan RAPBN 2023.
• Meskipun anggaran kesehatan menurun pada tahun 2023, tren keseluruhan menunjukkan bahwa
pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi
masyarakat.
Tren anggaran kesehatan ini memiliki implikasi yang signifikan bagi industri kesehatan Indonesia.
Untuk perusahaan rumah sakit, peningkatan anggaran kesehatan menunjukkan bahwa permintaan untuk
layanan kesehatan di Indonesia berkembang. Hal ini akan menguntungkan perusahaan rumah sakit
karena peningkatan volume pasien. Untuk industri farmasi, diperkirakan alokasi anggaran perawatan
kesehatan yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk produk generik tanpa
merek, di bawah divisi farmasi resep. Secara keseluruhan, tren anggaran kesehatan Indonesia
menunjukkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal ini akan
menciptakan peluang bagi industri kesehatan Indonesia untuk tumbuh dan berkembang.
Menurut publikasi dari ASEAN Briefing, lebih dari 1,2 juta orang Indonesia menghabiskan lebih dari
US$2 miliar per tahun untuk perawatan kesehatan di luar negeri, terutama di negara tetangga Singapura
dan Malaysia. Angka ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus
meningkat di masa depan.

2
Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tren ini, termasuk:
• Kualitas perawatan kesehatan yang lebih baik di luar negeri. Banyak orang Indonesia percaya
bahwa kualitas perawatan kesehatan di luar negeri lebih baik daripada di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ketersediaan teknologi medis yang lebih canggih,tenaga
medis yang lebih terlatih, dan standar keselamatan yang lebih tinggi.
• Akses yang lebih mudah ke perawatan kesehatan di luar negeri. Ada banyak perusahaan perjalanan
medis yang menawarkan paket perawatan kesehatan di luar negeri yang terjangkau dan mudah
diakses. Hal ini membuat perawatan kesehatan di luar negeri lebih mudah dijangkau bagi orang
Indonesia.
• Kemajuan teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi, seperti internet dan video call,
membuat lebih mudah bagi orang Indonesia untuk terhubung dengan penyedia layanan kesehatan
di luar negeri. Hal ini memungkinkan orang Indonesia untuk mendapatkan informasi dan konsultasi
tentang perawatan kesehatan di luar negeri tanpa harus bepergian.
• Tren ini memiliki implikasi yang signifikan bagi industri kesehatan Indonesia. Di satu sisi, tren ini
dapat merugikan industri kesehatan Indonesia, karena menyebabkan hilangnya pendapatan. Di sisi
lain, tren ini juga dapat menjadi peluang bagi industri kesehatan Indonesia, karena dapat
mendorong persaingan dan inovasi.
Dalam menghadapi tantangan terkait devisa outflow akibat masyarakat Indonesia yang mencari layanan
kesehatan di luar negeri, pemerintah telah merespons dengan menginisiasi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) di Sanur, Provinsi Bali. Langkah ini menjadi fokus penelitian untuk mengevaluasi dampak KEK
Sanur terhadap pengurangan devisa outflow dan penguatan Bali sebagai destinasi wisata komprehensif.
KEK Sanur diharapkan dapat menjadi solusi strategis dengan potensi untuk mengubah paradigma
masyarakat yang lebih memilih layanan kesehatan di luar negeri.

Pemerintah mengarahkan upaya ini untuk tidak hanya mengatasi masalah ekonomi terkait devisa, tetapi
juga memperkuat posisi Bali sebagai destinasi wisata. Peningkatan kunjungan wisatawan kesehatan dan
peningkatan jumlah pasien Indonesia yang memilih KEK Sanur diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif terhadap ekonomi domestik dan memberikan dampak signifikan pada sektor
kesehatan.

Medical tourism SEA bernilai sekitar USD 11 miliar dan tumbuh 11% setiap tahun,
dengan Thailand, Singapura, dan Malaysia menguasai 70% Pasar

Grafik. 1.2 Tren Medical Tourism SEA (Southe East Asia)


(Sumber: Laporan Market Research, 2023)

3
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, KEK Kesehatan memiliki potensi yang besar untuk menghemat
devisa di sektor kesehatan Indonesia. Hal ini dapat dijelaskan dari beberapa faktor, antara lain:

• KEK Kesehatan dapat menarik wisatawan kesehatan dari luar negeri untuk berobat di Indonesia.
Wisatawan kesehatan ini biasanya berasal dari negara-negara yang memiliki sistem kesehatan yang
mahal, seperti Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat. KEK Kesehatan dapat menarik
wisatawan kesehatan dari luar negeri karena menawarkan fasilitas kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau.
• KEK Kesehatan dapat meningkatkan jumlah pasien Indonesia yang berobat di KEK Kesehatan.
KEK Kesehatan menawarkan berbagai fasilitas kesehatan yang lengkap dan modern, seperti rumah
sakit, klinik, laboratorium, dan pusat rehabilitasi. KEK Kesehatan juga menawarkan berbagai
layanan kesehatan yang inovatif dan ramah pengguna. Hal ini dapat meningkatkan minat pasien
Indonesia untuk berobat di KEK Kesehatan.
• KEK Kesehatan dapat menciptakan lapangan kerja baru di sektor kesehatan. Pembangunan dan
operasional KEK Kesehatan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan profesional. KEK
Kesehatan juga dapat menjadi pusat pelatihan dan pengembangan tenaga kerja di bidang kesehatan.
Hal ini dapat meningkatkan ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas di sektor kesehatan
Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022. KEK Sanur memiliki luas 41,26 hektar dan kegiatan usaha
yang diprioritaskan adalah di bidang kesehatan dan pariwisata. Kebijakan ini merupakan upaya
pemerintah untuk mendorong pengembangan perekonomian di Kota Denpasar dan Provinsi Bali.
Fasilitas yang diberikan kepada pelaku usaha di KEK Sanur diharapkan dapat menarik investasi dan
meningkatkan kegiatan ekonomi di KEK.

Fokus utama KEK Sanur adalah pada sektor kesehatan dan pariwisata. Kawasan ini diharapkan dapat
menjadi pusat kegiatan ekonomi yang mendukung pertumbuhan lapangan kerja dan pengembangan
wilayah Kota Denpasar. Dalam rangka melaksanakan proyek ini, pemerintah memberikan mandat
kepada Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus untuk menetapkan badan usaha pembangun dan
pengelola KEK Sanur. Badan usaha tersebut akan memiliki tanggung jawab dalam pembiayaan
pembangunan dan pengelolaan KEK Sanur. Artinya, pembangunan dan operasional KEK Sanur akan
diserahkan kepada pihak swasta, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata di Bali.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.010/2021 memberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan,


dan cukai yang lebih luas kepada pelaku usaha di KEK. Fasilitas ini diharapkan dapat mendorong
peningkatan investasi dan kegiatan ekonomi di KEK. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
33/PMK.010/2021 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Sanur memiliki kaitan karena keduanya merupakan bagian dari kerangka regulasi yang mendukung
pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sanur, Bali. Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 33/PMK.010/2021 memberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan cukai yang lebih luas
kepada pelaku usaha di KEK. Fasilitas ini bertujuan untuk mendorong peningkatan investasi dan
kegiatan ekonomi di KEK tersebut. Dengan memberikan insentif perpajakan, kepabeanan, dan cukai,
pemerintah berupaya menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menarik bagi investor dan pelaku usaha
di KEK. Sementara itu, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 secara khusus menetapkan Sanur
sebagai KEK. Penetapan ini mencakup luas wilayah, batasan geografis, serta fokus sektor ekonomi yang
diarahkan, seperti kesehatan dan pariwisata.

III. METODE

Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif untuk mendalami dampak Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Kesehatan terhadap penghematan devisa di sektor kesehatan Indonesia. Pendekatan kualitatif

4
digunakan untuk memahami secara mendalam karakteristik dan dinamika KEK kesehatan serta efeknya
terhadap penghematan devisa. Penelitian kualitatif ini melibatkan analisis mendalam melalui studi kasus
KEK Kesehatan, dengan fokus pada interpretasi dan pemahaman konteks kebijakan yang terkandung
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.010/2021 dan Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2022 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Sanur.

Penelitian ini menggunakan metode analisis makroekonomi dengan memanfaatkan data sekunder dari
berbagai sumber resmi seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kesehatan, Kementerian
Keuangan dan Peraturan Pemerintah. Data ekonomi makro yang melibatkan indikator-indikator seperti
investasi asing, ekspor-impor barang kesehatan, dan anggaran kesehatan nasional digunakan untuk
mengukur dampak KEK kesehatan terhadap penghematan devisa.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
mendalam tentang dampak KEK Kesehatan terhadap penghematan devisa di sektor kesehatan Indonesia,
serta implikasi makroekonomi yang mungkin timbul. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus dipilih karena cocok untuk penelitian ini yang bertujuan untuk memahami dampak KEK
kesehatan terhadap penghematan devisa di sektor kesehatan Indonesia secara mendalam.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus Sanur yang menjadikan Denpasar Bali menjadi Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) Kesehatan memiliki dampak yang positif terhadap penghematan devisa di sektor kesehatan
Indonesia. Dalam menganalisis dampak tersebut, beberapa temuan utama dapat diidentifikasi:

Tarik Wisatawan Kesehatan Asing


KEK Kesehatan mampu menarik wisatawan kesehatan dari luar negeri untuk berobat di Indonesia.
Dengan infrastruktur kesehatan yang berkualitas dan fasilitas modern, KEK Kesehatan dapat menjadi
destinasi yang menarik bagi mereka yang mencari perawatan kesehatan berkualitas tinggi. Hal ini dapat
mengurangi jumlah masyarakat Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan
kesehatan, sehingga mengurangi devisa yang dikeluarkan untuk layanan kesehatan di luar negeri.

Peningkatan Jumlah Pasien Lokal


KEK Kesehatan juga dapat meningkatkan jumlah pasien Indonesia yang memilih berobat di dalam
negeri. Dengan adanya KEK Kesehatan yang menawarkan layanan kesehatan berkualitas tinggi,
masyarakat Indonesia dapat lebih percaya dan memilih untuk mendapatkan perawatan kesehatan di
dalam negeri. Hal ini dapat mengurangi jumlah devisa yang dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia
untuk layanan kesehatan di luar negeri.

Penciptaan Lapangan Kerja Baru


KEK Kesehatan memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja baru di sektor kesehatan. Dengan
berkembangnya KEK Kesehatan, akan terjadi peningkatan permintaan akan tenaga medis dan non-
medis di dalam negeri. Penciptaan lapangan kerja ini tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi,
tetapi juga dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan.

Potensi KEK Kesehatan dalam Penghematan Devisa


Temuan penelitian menegaskan bahwa KEK Kesehatan memiliki potensi besar sebagai strategi
penghematan devisa di sektor kesehatan Indonesia. Dengan menarik wisatawan kesehatan,
meningkatkan jumlah pasien lokal, dan menciptakan lapangan kerja baru, KEK Kesehatan dapat
menjadi solusi holistik untuk mengatasi masalah devisa yang dihabiskan untuk layanan kesehatan di
luar negeri.

5
Berdasarkan temuan penelitian, sejumlah rekomendasi kebijakan dapat diajukan, antara lain:

• Penguatan Layanan Kesehatan Lokal: Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam


pengembangan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri untuk meningkatkan
daya saing dengan layanan kesehatan luar negeri.
• Dukungan Pemerintah untuk Pengembangan KEK Kesehatan: Pemerintah perlu terus memberikan
dukungan dan insentif kepada pelaku usaha yang berinvestasi dalam KEK Kesehatan untuk
memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program tersebut.
• Peningkatan Promosi Pariwisata Kesehatan: Pemerintah dapat mengintensifkan promosi pariwisata
kesehatan untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi perawatan kesehatan yang unggul.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.010/2021 memberikan fasilitas perpajakan, kepabeanan,


dan cukai yang lebih luas kepada pelaku usaha di KEK Kesehatan. Fasilitas ini meliputi:

• Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Badan sebesar 50% untuk penghasilan dari kegiatan di KEK
Kesehatan selama 10 tahun.
• Pembebasan Bea Masuk dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk impor barang modal dan bahan
baku yang digunakan untuk kegiatan di KEK Kesehatan.
• Pembebasan Bea Masuk dan PPN untuk ekspor barang yang dihasilkan di KEK Kesehatan.

Fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan cukai yang lebih luas kepada pelaku usaha di KEK Kesehatan
dapat memberikan dampak positif terhadap penghematan devisa di sektor kesehatan Indonesia. Hal ini
dapat dijelaskan dari beberapa faktor, antara lain:

• Fasilitas PPh Badan sebesar 50% dapat menarik investasi dari pelaku usaha di bidang kesehatan.
Investasi ini dapat meningkatkan jumlah fasilitas kesehatan di Indonesia, baik rumah sakit, klinik,
laboratorium, maupun pusat rehabilitasi. Hal ini dapat meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai
destinasi pariwisata kesehatan.
• Fasilitas Bea Masuk dan PPN yang dibebaskan dapat menekan biaya produksi pelaku usaha di KEK
Kesehatan. Hal ini dapat membuat biaya layanan kesehatan di KEK Kesehatan menjadi lebih
terjangkau, sehingga dapat menarik wisatawan kesehatan dari luar negeri.
• Fasilitas Bea Masuk dan PPN yang dibebaskan juga dapat mendorong ekspor barang yang
dihasilkan di KEK Kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan penerimaan devisa dari sektor kesehatan
Indonesia.

Secara keseluruhan, fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan cukai yang lebih luas kepada pelaku usaha di
KEK Kesehatan dapat memberikan dampak positif terhadap penghematan devisa di sektor kesehatan
Indonesia. Namun, dampak positif ini perlu diwujudkan melalui berbagai strategi, seperti peningkatan
promosi pariwisata kesehatan, peningkatan kualitas dan standar layanan kesehatan di KEK Kesehatan,
serta peningkatan aksesibilitas KEK Kesehatan.

Implikasi Makroekonomi
Dampak positif KEK Kesehatan terhadap penghematan devisa tidak hanya mempengaruhi sektor
kesehatan tetapi juga memiliki implikasi makroekonomi positif. Pertumbuhan sektor kesehatan dan
peningkatan kunjungan wisatawan kesehatan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tantangan dan Peluang Masa Depan


Meskipun KEK Kesehatan memiliki potensi besar, penelitian juga menyoroti tantangan yang mungkin
dihadapi, seperti persaingan dengan destinasi kesehatan luar negeri yang sudah mapan. Oleh karena itu,
strategi pemasaran yang efektif dan kebijakan berkelanjutan akan menjadi kunci keberhasilan KEK
Kesehatan di masa depan. Monitoring dan Evaluasi Rutin dimana sistem monitoring dan evaluasi rutin
perlu diterapkan untuk mengukur dampak KEK Kesehatan secara berkelanjutan. Data mengenai jumlah
wisatawan kesehatan, pasien Indonesia yang berobat di KEK Kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi
sektor kesehatan perlu dipantau dengan cermat.

6
Dengan demikian, penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang potensi KEK Kesehatan
sebagai strategi penghematan devisa di sektor kesehatan Indonesia dan memberikan landasan untuk
pengembangan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
melalui sektor kesehatan.

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa KEK Kesehatan memiliki potensi besar untuk
mengurangi devisa outflow di sektor kesehatan Indonesia. KEK Kesehatan dapat menarik wisatawan
kesehatan dari luar negeri, meningkatkan jumlah pasien lokal, dan menciptakan lapangan kerja baru di
sektor kesehatan.

Berikut adalah beberapa rekomendasi kebijakan untuk mengoptimalkan potensi KEK Kesehatan dalam
penghematan devisa:

• Penguatan Layanan Kesehatan Lokal: Pemerintah dapat meningkatkan investasi dalam


pengembangan dan peningkatan kualitas layanan kesehatan di dalam negeri untuk meningkatkan
daya saing dengan layanan kesehatan luar negeri.
• Dukungan Pemerintah untuk Pengembangan KEK Kesehatan: Pemerintah perlu terus memberikan
dukungan dan insentif kepada pelaku usaha yang berinvestasi dalam KEK Kesehatan untuk
memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program tersebut.
• Peningkatan Promosi Pariwisata Kesehatan: Pemerintah dapat mengintensifkan promosi pariwisata
kesehatan untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai destinasi perawatan kesehatan yang unggul.

Dampak positif KEK Kesehatan terhadap penghematan devisa tidak hanya mempengaruhi sektor
kesehatan tetapi juga memiliki implikasi makroekonomi positif. Pertumbuhan sektor kesehatan dan
peningkatan kunjungan wisatawan kesehatan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan melihat temuan dan rekomendasi di atas, dapat disimpulkan bahwa KEK Kesehatan memiliki
potensi besar untuk mengubah paradigma pelayanan kesehatan di Indonesia. Pengembangan KEK
Kesehatan bukan hanya sebagai solusi untuk mengurangi pengeluaran devisa, tetapi juga sebagai cara
untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik Indonesia dalam sektor pariwisata kesehatan. Kesuksesan
KEK Kesehatan memerlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk
menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan dalam sektor
kesehatan. Seiring implementasi kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pusat
pelayanan kesehatan unggulan di tingkat regional dan global. Meskipun KEK Kesehatan memiliki
potensi besar, penelitian juga menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi, seperti persaingan dengan
destinasi kesehatan luar negeri yang sudah mapan. Oleh karena itu, strategi pemasaran yang efektif dan
kebijakan berkelanjutan akan menjadi kunci keberhasilan KEK Kesehatan di masa depan.

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya menggunakan data sekunder. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat, penelitian ini perlu menggunakan data primer. Selain itu, penelitian ini hanya
menganalisis dampak KEK kesehatan terhadap penghematan devisa dalam jangka pendek. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih lengkap, penelitian ini perlu menganalisis dampak KEK kesehatan
terhadap penghematan devisa dalam jangka panjang.

7
DAFTAR PUSAKA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.010/2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 237/PMK.010/2020 tentang Perlakuan Perpajakan, Kepabeanan, dan Cukai
pada Kawasan Ekonomi Khusus.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2022 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Sanur menetapkan
Denpasar, Bali, sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur.
Asian Briefing 2020 (https://www.aseanbriefing.com/news/indonesias-healthcare-industry
growing-opportunities-foreign-investors/)
Dewan Nasional Kawassan Ekonomi Khusus KEK (https: kek.go.id/berita/2023/06/KEK-
Sanur-dan-KEK-Kura-Kura-Bali-Sebuah-Transformasi-Pariwisata-di-Provinsi-Bali-
360)
Creswell, John W. 2016. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran.
Edisi Keempat (Cetakan Kesatu). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
J.Moleong, Lexy.2014. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alphabet.

Anda mungkin juga menyukai