Indonesia
dalam pendanaan kesehatan negara-negara di serta kurangnya kemampuan staf daerah serta.
Asia Tenggara, Singapura adalah negara di Asia Selain masalah tersebut masalah kualitas dan
Tenggara yang mengalokasikan biaya kesehatan pembiayaan pelayanan kesehatan. Sektor
tertinggi 14% PDB, disusul Thailand (13%) dan kesehatan tentunya akan bersaing dengan sektor
Vietnam(13%). lain supaya memperoleh alokasi dana yang cukup
Pembangunan bidang kesehatan merupakan untuk program pelayanan bagi masyarakat.
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Sehubungan dengan pelaksanaan otonomi
pembangunan nasional ataupun pembangunan daerah, pada Tahun 2000 telah disepakati antara
daerah. Kesehatan merupakan hak asasi dan Menteri Kesehatan dengan para bupati/walikota se-
investasi serta tanggung jawab bersama, oleh Indonesia agar mengalokasikan sedikitnya 15 pesen
karena itu perlu perhatian khusus dan kerjasama dari APBD untuk biaya kesehatan, sedangkan
semua pihak atau lintas sektor guna mewujudkan berdasarkan analisis yang dilakukan pada Tahun 2001
derajat kesehatan yang optimal dari masyarakat. menunjukkan bahwa sektor kesehatan masih belum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan suatu menjadi prioritas di daerah yaitu dengan terlihatnya
masyarakat menurut World Health Organization belanja kesehatan di 22 kabupaten/kota baru
(WHO) diperlukan anggaran minimal 5% – 6% dari mencapai 5,3 persen masih jauh dari angka 15 persen
total APBN suatu negara, sedangkan untuk seperti yang sudah disepakati oleh para
mencapai derajat kesehatan yang ideal diperlukan bupati/walikota. Hanya dua kabupaten yang alokasi
anggaran 15% - 20% dari APBN. Anggaran yang belanja kesehatannya lebih dari 10 persen yaitu
cukup besar tersebut memang diperlukan karena Kabupaten Deli Serdang, Sumut (10,7 persen) dan
biaya kesehatan yang cukup tinggi sedangkan Kabupaten Gorontalo (13,2 persen).2
kesehatan tetap harus menjadi prioritas karena Untuk mengetahui efisiensi sektor
merupakan investasi guna meningkatkan derat kesehatan di berbagai wilayah diperlukan adanya
kesehatan dan produktivitas warganya. studi tentang pembiayaan dan pembelanjaan
Tingkat kesejahteraan nasional yang diukur kesehatan. Tujuan akhir dari studi pembiayaan
berdasarkan gross domestic bruto sangat diharapkan dapat digunakan dalam pembahasan
berhubungan erat dengan pembiayaan pencarian alternatif sumber- sumber keuangan
kesehatannya. Semakin besar tingkat pendapatan serta melengkapi informasi untuk perencanaan
perkapitanya, semakin besar pula pembiayaan anggaran kedepannya.3
kesehatannya. Berdasarkan penelitian yang Menurut Peraturan Presiden Republik
dilakukan oleh World Health Organization (WHO) Indonesia No 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Tahun 2012 bahwa peningkatan pembiayaan Kesehatan Nasional (SKN) menyebutkan bahwa
kesehatan mempunyai korelasi dengan derajat dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN),
kesehatan yang lebih baik.1 pembiayaan kesehatan merupakan salah satu sub
Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun sistem dalam SKN, sehingga dapat menjadi acuan
2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan
kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk kesehatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan
mengatur dan mengurus sendiri urusan sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi.
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas Pembiayaan kesehatan di era desentralisasi ini
pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat sangat tergantung pada komitmen daerah, khususnya
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pada pembiayaan yang bersumber dari pemerintah.
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran Sistem pembiayaan kesehatan di daerah perlu
masyarakat. Disamping itu melalui otonomi, daerah dikembangkan agar isu pokok dalam pembiayaan
diharapkan mampu meningkatkan daya saing kesehatan daerah yaitu mobilisasi, alokasi, dan
daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, efisiensi pembiayaan dapat terlaksana dengan baik,
pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah sehingga menjamin pemerataan, mutu dan
dalam Sistem Negara Kesatuan Republik keseimbangan pembangunan kesehatan daerah.4
Indonesia. Informasi biaya dari akuntansi keuangan
Dalam pelaksanaan desentralisasi tidak kabupaten/kota melalui pendekatan District Health
terlepas dari berbagai masalah yang timbul Account (DHA) ini dapat memberikan gambaran
diantaranya kurangnya komitmen Pemerintah hasil kegiatan yang sudah dilakukan apakah sudah
Daerah dalam pembangunan kesehatan, masih sesuai dengan yang diharapkan, serta memberikan
kurangnya pelayanan bagi penduduk miskin gambaran terkait mobilisasi alokasi
Tabel 1
Realisasi Pendapatan dan Belanja Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun Anggaran 2013-2015
Komponen Pendapatan 2013 2014 2015
(Rp) (Rp) (Rp)
Pendapatan Asli Daerah 65.376.087.425 97.827.597.434 111.062.806.774
Dana Perimbangan 600.180.687.989 648.709.803.905 670.172.308.659
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 203.775.791.455 277.974.901.628 324.423.685.156
Jumlah Pendapatan Daerah 869.332.566.869 1.024.512.302.967 1.105.658.800.589
Belanja Dinas Kesehatan 47.403.162.111 61.134.777.009 76.249.957.263
Belanja Dinas Kesehatan 5,45 5,97 6,89
Sumber : LKPJ 2013-2015 dan Laporan Realisasi Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2013-2015
Tabel 2
Realisasi Pendapatan Kota Serang Tahun 2014-2016
No Pendapatan Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 Pendapatan Asli 97.827.597.434 9,55 111.062.806.774 10,04 126.900.900.019 11,21
Daerah
2 Dana Perimbangan 648.709.803.905 63,32 670.172.308.659 60,61 825.491.157.313 72,91
3 Lain-lain pendapatan 277.974.901.628 27,13 324.423.685.156 29,34 179.874.216.258 15,89
Daerah Yang Sah
Jumlah 1.024.512.302.967 100 1.105.658.800.589 100 1.132.266.273.590 100
Sumber : LKPJ Walikota Serang Tahun 2014-2016
Tabel 3
No Belanja Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 Belanja Tidak 484.739.167.740 51,03 508.982.112.134 37,93 555.587.702.548 49,17
Langsung
2 Belanja Langsung 465.230.974.348 48,97 552.935.680.602 52,07 574.253.624.881 50,83
Jumlah 949.970.142.088 100 1.061.917.792.736 100 1.129.841.327.429 100
Sumber : LKPJ Walikota Serang Tahun 2014-2016
Tabel 4
No Belanja Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 Dinas Kesehatan 61.134.777.009 98,99 76.249.957.263 98,64 87.332.397.119 98,92
2 Badan 620.974.000 1,00 1.015.253.500 1,31 870.354.992 0,99
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan dan
Keluarga Berencana
3 Badan 3.377.950 0,01 0 0 0 0
Penanggulang
Bencana Daerah
4 Kecamatan 0 0 36.900.000 0,05 75.900.000 0,09
Kasemen
Jumlah Belanja 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100
Kesehatan
Tabel 5
Proporsi Pembiayaan Kesehatan Bersumber APBD Kota Serang Tahun 2014-2016
Total Belanja Persentase (%) Persentase (%)
Tahun Total APBD (Rp) Bidang Kesehatan Bidang Kesehatan Bidang Kesehatan
(Rp) Terhadap APBD Diluar Gaji
2014 1.024.512.302.967 61.759.128.963 6,02 % 3,22 %
2015 1.105.658.800.589 77.302.110.763 6,99 % 4,53 %
2016 1.132.266.273.590 88.278.652.111 7,79% 5,78 %
Tabel 6
hal ini terlihat dari jumlah PAD yang semakin pendirian Rumah Sakit milik Pemerintah Kota
meningkat dari Tahun 2014-2016. Lain -lain Serang.
pendapatan daerah yang sah diperoleh dari 4. Proporsi Pembiayaan Kesehatan Bersumber
dana penyesuaian dan otonomi khusus dari APBD Kota Serang Tahun 2014 – 2016
Pemerintah Pusat dan bantuan keuangan Berdarakan tabel 5 terlihat adanya
dari Provinsi Banten. kenaikan realisasi anggaran bidang kesehatan
2. Gambaran Realisasi Belanja Kota Serang yang sejalan dengan peningkatan jumlah APBD
Tahun 2014 -2016 di Kota Serang. Persentase pendanaan bidang
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat jumlah kesehatan pada Tahun 2014 sebesar 6,02% ,
belanja langsung dan belanja tidak langsung di pada Tahun 2015 sebesar 6,99% dan di Tahun
Kota Serang. Persentase jumlah belanja 2016 sebesar 7,79%. Namun apabila dikurangi
langsung dan tidak langsung terhadap total dengan belanja gaji maka persentase belanja
belanja hampir sama besar, walupun untuk kesehatan terhadap APBD hanya sebesar 3,22
belanja langsung lebih banyak dari belanja tidak % di Tahun 2014, 4,53% Tahun 2015, dan
langsung. Hal ini dikarenakan belanja tidak 5,78% Tahun 2016.
langsung merupakan belanja yang tidak 5. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut
memiliki keterkaitan secara langsung dengan Sumber Pembiayaan
program dan kegiatan. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa
3. Gambaran Realisasi Belanja Kesehatan di menurut sumber pembiayaan kesehatan di
Kota Serang Tahun 2014 – 2016 Kota Serang sekitar 70% berasal dari
Dari Tabel 4 bisa terlihat bahwa belanja Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
kesehatan paling banyak dikelola oleh Dinas (APBD). Selain dari APBD Kota Serang juga
Kesehatan selaku pelaksana urusan wajib mendapatkan sumber pendanaan dari APBN
kesehatan di Kota Serang. Kota Serang belum berupa dana Jaminan Kesehatan Nasional
memiliki Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah. (JKN), Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik, DAK
Baru di Tahun 2017 mulai dianggarkan untuk non Fisik dan Cukai Rokok.
Tabel 7
Pembiayaan Kesehatan Menurut Jenis Fungsi di Kota Serang Tahun 2014 - 2016
No Jenis Fungsi Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 HC.1. Pelayanan Kuratif 16.475.101.037 26,68 19.505.112.489 25,23 24.820.295.400 28,12
2 HC.4. Layanan Penunjang 1.093.382.000 1,77 2.002.748.350 2,59 302.704.825 0,34
3 HC.5 Alat-alat/Bahan Medis 3.382.219.015 5,47 5.444.303.287 7,04 6.239.459.899 7,07
4 HC.6 Pelayanan Pencegahan 4.759.747.850 8.45 7.628.308.174 9,87 10.502.771.228 11,90
dan Kesehatan Masyarakat
HC.7 Tata Kelola Sistem 34.968.772.057 56.62 41.764.449.963 54,03 44.821.820.259 50,77
Kesehatan dan Administrasi
Pembiayaan Kesehatan
HC.9 Pelayanan Kesehatan di 458.933.000 1.00 957.188.500 1,24 1.591.600.500 1,80
Luar Klasifikasi Di Atas
Grand Total 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100
Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten banyak terserap untuk fungsi tata kelola
Cirebon Tahun 2006, menunjukkan bahwa sistem kesehatan dan administrasi sistem
persentase terbesar sumber pendanaan kesehatan yaitu sebesar 50,77%-56,62%. Hal
kesehatan dari APBD Kabupaten yaitu ini terlihat cukup besar dikarenakan kegiatan-
sebesar 67,6%, kemudian dari dana Askeskin kegiatan yang dilaksanakan banyak yang
sebesar 17,5% kemudian dari BLN/PLN yaitu bersifat tata kelola sistem kesehatan dan
sebesar 10,3%.10 administrasi seperti peningkatan sarana dan
6. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut prasarana, revitalisasi sistem kesehatan,
Jenis Fungsi kegiatan yang bersifat pertemuan, pengkajian
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa belanja pengembangan lingkungan sehat, pendidikan
kesehatan banyak digunakan untuk fungsi dan pelatihan keterampilan petugas.
tata kelola sistem kesehatan dan administrasi Fungsi pelayanan pencegahan dan
pembiayaan kesehatan sekitar 50,77% - kesehatan masyarakat mendapat porsi sebesar
56,62%, kemudian untuk pelayanan kuratif 8,45%-11,90% sangat kecil bila dibandingka
sebesar 25,23%-28,12%, kemudian untuk program lainnya. Sebaiknya pendanaan sejalan
pelayanan pencegahan dan kesehatan dengan kerangka pendanaan Renstra 2015-2019
masyarakat 8,45%-11,90% dan terakhir untuk menekankan dua aspek utama dalam kerangka
alat-alat dan bahan medis sebesar Rp 5,47 % pendanaan yaitu : peningkatan pendanaan
- 7,07 %. preventif & promotif dan peningkatan efektivitas
Sesuai dengan Rencana Strategis pembiayaan kesehatan. Peningkatan pendanaan
(Renstra) Tahun 2015-2019 mengenai Program preventif & promotif diharapkan lebih cost
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga effectiveness dibandingkan kuratif serta
dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah diharapkan setiap pembiayaan memenuhi kriteria
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun cost effectiveness (investasi yang dikeluarkan
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan memberikan manfaat dan daya ungkit yang besar)
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan tepat guna dan hasil guna.12
Keluarga dimana disebutkan 4 (empat) area 7. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut
prioritas yaitu : Jenis Program
1. Penurunan angka kematian ibu dan bayi Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa belanja
2. Penurunan prevalensi balita pendek kesehatan lebih banyak digunakan untuk
(stunting) program penguatan sistem kesehatan yang
3. Penanggulangan penyakit menular dan sifatnya capacity building/penunjang yaitu
4. Penanggulangan penyakit tidak menular sekitar 59,55% - 67,43%. Untuk program
Area prioritas sebagaiamana dimaksud yang bersifat Upaya Kesehatan Perorangan
diatas dilaksanakan dengan pendekatan upaya (UKP) sekitar 21,29% - 26,49%, kemudian
promotif dan preventif tanpa mengabaikan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
upaya kuratif dan rehabilitatif, sehingga sekitar 11,28% - 15,74%.
sebaiknya program-program yang dilaksanakan Jika dilihat dari program prioritas
mendukung fungsi promotif dan preventif. 11 pembangunan kesehatan dalam Renstra
Dari analisa fungsi pembiayaan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2014-
di Kota Serang, pembiayaan kesehatan paling 2018 dimana program obat dan perbekalan
Tabel 8
Pembiayaan Kesehatan Menurut Jenis Program di Kota Serang Tahun 2014 - 2016
3 PR.3 Program Penguatan 41.640.775.392 67,43 46.233.206.050 59,24 52.633.055.458 59,55 Sistem
Kesehatan
Grand Total 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100
kesehatan merupakan salah satu prioritas, untuk program yang sifatnya wajib hanya
sedangkan menurut informasi yang didapatkan untuk kegiatan yang sifatnya penunjang
dari informan pendanaan untuk Farmasi, alat masih kurang. Capaian balita gizi buruk
kesehatan dan makan minum masih kurang Tahun 2015 sebanyak 65 orang dan Tahun
walaupun jumlahnya tidak banyak. 2016 sebanyak 86 orang.
Pada era Jaminan Kesehatan Nasional Pendanaan untuk program kesehatan
(JKN) Pelayanan kesehatan bagi peserta lingkungan sebesar 0,66%-3,31% jumlah ini
meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan sudah mencukupi untuk program kegiatan
rawat inap, termasuk pelayanan obat dan kesehatan lingkungan seperti yang
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), oleh karena disampaikan oleh informan.
itu diperlukan aksesibilitas, keterjangkauan dan Pendanaan untuk program pencegah
pengguanaan obat rasional.13 penyakit menular seperti untuk program TBC
Program Kesehatan Masyarakat yang pada Tahun 2014 sebesar 0,11%, Tahun 2015
sebagian besar merupakan program prioritas, sebesar 0,25% dan tahun 2015 sebesar
mendapat pendanaan pada Tahun 2014 0,1,23%. Menurut informan, pada Tahun 2016
sebesar 11,28%, pada Tahun 2015 meningkat pendanaan untuk program DBD kurang, hak ini
menjadi 15,74% dan Tahun 2016 sebesar dikarenakan peningkatan kasus karena jumlah
13,96%. Program Kesehatan Masyarakat kasus meningkat, siklus 5 tahunan. Hal tersebut
seperti Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), bisa diantisipasi dengan perencanaan yang
Gizi dan Keluarga Berencana mendapatkan baik. Dengan Perencanaan yang baik maka
pendanaan sebesar 5,47% - 6,12%. Jika dilihat dapat memahami pentingnya dan mampu
target SPM pada pelayanan kesehatan Ibu dan melakukan langkah-langkah analisis situasi
Anak seperti cakupan kunjungan ibu hamil K4 serta memahami besaran dan peta persebaran
Tahun 2015 sebesar 71,49 Tahun 2016 sebesar masalah kesehatan. 14 Menurut informan bahwa
68,90 dari target 90. Cakupan pertolongan pendanaan untuk program TB masih kurang
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki seperti yang disampaikan salah satu informan,
kompetensi kebidanan Tahun 2015 sebesar masih banyak kegiatan yang belum
86,10, Tahun 2016 sebesar 86,15 dari target 90. terakomodir.
Cakupan pelayanan anak balita Tahun 2015 8. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut
sebesar 47,12 Tahun 2016 sebesar 42 dari Mata Anggaran
target 90. Jika dilihat dari beberapa SPM di Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa
pelayanan KIA masih ada yang dibawah target belanja kesehatan di Kota Serang berdasarkan
capaian. Menurut informan pada Tahun 2014 mata anggaran lebih banyak untuk belanja
sebelumnya bidan desa diberikan dana untuk operasional yaitu sekitar 83,68% - 93,57%
sewa rumah anggaran dari APBD hal ini dibandingkan untuk investasi sebesar 4,76% -
diberikan agar bidan desa bersedia tinggal di 8,26% dan untuk pemeliharaan sebesar 0,93%
tempat dia bertugas, tapi program tersebut tidak - 1,67%. Belanja operasional kompensasi untuk
berjalan lama. pegawai memiliki porsi terbesar dari biaya
Untuk Program Gizi mendapat dana di operasional yaitu sekitar 48,04% - 60,14%
Tahun 2014 sebesar 0,57% Tahun 2015 1,65% kemudian untuk belanja bahan dan jasa sekitar
dan Tahun 2016 sebesar 2,20%. Setiap 24,94% - 33,12%.
tahunnya program gizi mendapatkan Pembiayaan kesehatan untuk anggaran
peningkatan pendanaan. Jumlah ini menurut operasional mendapat porsi paling besar yaitu
informasi yang disampaikan sudah mencukupi Pada Tahun 2014 sebesar 90,81%
Tabel 9
Pembiayaan Kesehatan Menurut Mata Anggaran di Kota Serang Tahun 2014 - 2016
No Mata Anggaran Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 HI.1 Investasi 5.104.308.261 8,26 11.029.852.679 15,29 4.219.410.042 4,76
2 HI.2 Operasional 57.658.834.868 90,81 64.690.988.084 83,68 82.576.245.569 93,57
3 HI.3 Pemeliharaan 567.792.500 0,93 781.270.000 1,03 1.482.996.500 1,67
Grand Total 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100
Tahun 2015 sebesar 83,68 sebesar 83,68% program strategis nasional adalah program
dan Tahun 2016 sebesar 93,57%. Jika dilihat yang ditetapkan presiden sebagai program
dari komponen belanja operasional paling yang memiliki sifat strategis secara nasional
banyak kompensasi untuk pegawai sekitar dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan
49,2% - 60,14%, komponen berupa gaji, pemerataan pembangunan serta menjaga
honor, Jaminan kesehatan dan biaya lain pertahanan dan keamanan dalam rangka
terkait pegawai. Selanjutnya untuk belanja meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah
bahan dan jasa, terdiri atas belanja obat- satunya adalah program Nawa Cita Presiden
obatan, belanja Perjalanan dan Akomodasi, Joko Widodo poin ke 5 (lima) yaitu “akan
serta belanja bahan dan jasa lainnya seperti meningkatkan kualitas hidup manusia
belanja perlengkapan, jasa konsultan. Indonesia melalui layanan kesehatan
Belanja Perjalanan dan Akomodasi cukup masyarakat”. Dalam pasal 68 juga dijelaskan
tinggi hal ini senada dengan yang sanksi Kepala dan wakil Kepala Daerah yang
disampaikan oleh salah satu informan. tidak menjalankan program strategis nasional.
Belanja hibah atau bantuan sosial Dalam Rencana Pembangunan Jangka
diberikan dalam bentuk iuran premi asuransi Menengah Daerah (RPJMD) Kota Serang
kesehatan yang diberikan kepada tahun 2014 – 2018, sudah mengacu kedalam
masyarakat Kota Serang yang miskin di luar program strategis nasional dilihat dari Visi Kota
kuota PBI pusat, jumlahnya setiap tahunnya Serang yaitu “Terwujudnya Kota Serang Madani
mengalami peningkatan yaitu pada Tahun sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada
2014 sebesar 3,76 Tahun 2015 sebesar Potensi Perdagan, Jasa, Pertanian dan
10,7% dan Tahun 2016 sebesar 10,93%. Budaya. Dari 5 (lima) misi Kota Serang salah
Belanja investasi mengalami peningkatan satu misi yang berhubungan dengan sektor
di Tahun 2016 hal ini dikarenakan rehabilitasi kesehatan adalah misi yang ke dua yaitu
beberapa Puskesmas. Selain kontruksi, belanja meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
investasi digunakan untuk Pengadaan alat non layanan pendidikan, kesehatan dan layanan
medis dan alat medis, serta pengadan sosial lainnya dalam rangka meningkatkan
kendaraan. kualitas hidup masyarakat. Salah satu upaya
Belanja Pemeliharaan di Tahun 2016 yang dilakukan di sektor kesehatan adalah
mengalami peningkatan, komponen terbesar dengan berupaya meningkatkan pendanaan
belanja pemeliharan adalah belanja pelatihan kesehatan.
personil yang setiap tahunnya mengalami Komitmen pemerintah daerah terhadap
peningkatan. Hal ini sesuai dengan strategi pendanaan sektor kesehatan juga bisa dilihat
yang ditetapkan oleh Kota Serang dalam dengan peningkatan proporsi pendanaan
RPJMD salah satunya peningkatan kualitas, sektor kesehatan yaitu Tahun 2014 sebesar
kinerja, dan disiplin Aparatur Sipil Negara. 6,02%, Tahun 2015 sebesar 6,99% dan di
Keseimbangan antara mata anggaran Tahun 2017 sebesar 7,79%.
adalah terpenuhinya pembiayaan pada setiap Anggaran kesehatan perkapita Kota
mata anggaran berdasarkan kebijakan Umum Serang setiap tahunnya mengalami kenaikan
Anggaran (KUA) dan skala prioritas, jika pada walaupun masih dibawah standar WHO yaitu
KUA dan skala prioritas memementingkan sebesar US$ 44 atau Rp 572.000.1
perbaikan sarana dan prasarana kesehatan Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
maka belanja modal menjadi lebih besar dan mengenai Perencanaan Anggaran Kesehatan
belanja operasional pemeliharaan menjadi Melalui Kajian Pembiayaan Kesehatan
penunjang.15 Bersumber Pemerintah di Kabupaten Pidie
9. Komitmen Pemerintah Daerah Jaya, bahwa belanja kesehatan perkapita
Dalam Undang-undang Nomor 23 adalah sebesar Rp130.000 atau sebesar
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah 10,58% dari APBD,9 Penelitian mengenai Pola
Pasal 67 disebutkan bahwa salah satu Pendanaan Kesehatan Bersumber Pemerintah
kewajiban kepala daerah dan wakil kepala dan Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten
daerah melaksanakan program strategis Cirebon, bahwa anggaran kesehatan perkapita
nasional, dimana yang dimaksud dengan sebesar Rp Rp 83.611.10
5. Murti, dkk 2006 Perencanaan Anggaran Untuk Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Investasi Kesehatan di Tingkat Kabupaten/ Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
Kota, Yogyakarta, Gajah Mada University Press 12. AIPHSS, 2013, Ketepatan Sistem Pembiayaan
6. BAPPEDA Provinsi Banten-PKEKK FKM UI, Kunci penting Pelayanan Kesehatan Yang
2016, Penilaian Kualitas Belanja Daerah Lebih Baik http://aiphss.org/id/ketepatan-
Urusan Kesehatan Provinsi Banten tahun sistem-pembiayaan-kunci-penting-pelayanan-
2015 kesehatan-yang-lebih-baik/
7. Pemerintahan Kota Serang, 2016, Laporan 13. Kemenkes RI, 2015 Kebijakan Kefarmasian dan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Alkes di Era JKN Dalam Koridor Implementasi UU
Kota Serang Akhir Tahun Anggaran 2016 No 23/2014 Tentang Pemerintah Daerah
8. Yunaida, Luluk, 2010, Analisis Pendapatan Asli http://aiphss.org/wp-content/uploads/2015/05/
Daerah Kabupaten Tulungagung Pasca Kebijakan-Kefarmasian-dan-Alkes-di-Era-JKN-
Diberlakukannya Otonomi Daerah https://www. menurut-UU-no-23-tahun-2014.pdf
researchgate.net/publication/50432532 14. Departemen AKK FKMUI, Proses dan Metode
9. Hasnur H, 2014 Perencanaan Anggaran Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat.
Kesehatan Melalui Kajian Pembiayaan https://www.slideshare.net/dryohanita/proses-
Kesehatan Bersumber Pemerintah di dan-metode-perencanaan-program-kesehatan-
Kabupaten Pidie Jaya, Tesis Pasca Sarjana masyarakat
FKMUI 15. Harmana, Tisa, Adisasmito W, 2006, Faktor-
10. Rifttriani, Flora Devy, 2006, Pola Pendanaan Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Kesehatan Bersumber Pemerintah dan Kesehatan Daerah Bersumber Anggaran
Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006,
Cirebon, Tesis Pasca Sarjana FKM UI Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik 09 https://journal.ugm.ac.id/index.php/jmpk/
Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang article/viewFile/2746/2468 diakses 9 Juni 2017