Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 06 No. 03 September ● 2017 Halaman 138 - 148

Estherlina Sitorus, dkk.: Analisis Pembiayaan Kesehatan Artikel Penelitian

ANALISIS PEMBIAYAAN KESEHATAN BERSUMBER PEMERINTAH DI


KOTA SERANG TAHUN 2014 – 2016
HEALTH FINANCING ANALYSIS SOURCED GOVERNMENT IN SERANG CITY
YEAR 2014 - 2016ITLE

Estherlina Sitorus1, Atik Nurwahyuni2


1Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan,Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia
2Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan,Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia

ABSTRACT kuratif. Berdasarkan program, banyak terealisasi untuk program


Background:This study aims to obtain information about health penguatan Sistem kesehatan 59,55%-67,43%, berdasarkan mata
financing based on sources and utilization of funds derived from anggaran, paling besar untuk belanja operasional (83,68%-
the government in Serang City year 2014-2016, as well as 93,57%). Dengan sumber daya yang terbatas sedangkan
commitment from the local government of Serang City towards kebutuhan kesehatan yang terus meningkat, maka diperlukan
health financing by using approach District Health Account (DHA. efisensi penggunaan sumber daya yang ada serta pemilihan
The results showed that the total budget for health financing program kegiatan kesehatan yang efektif, serta perlunya dibuat
funded by the government in Serang City from 2014-2016 has kebijakan penganggaran kesehatan sebagai dasar atau acuan
increased in 2014 amounting to Rp 61,759,128,963, in year 2015 perencanaan anggaran kesehatan di Kota Serang.
it was amounting to Rp 77,302,110,763 and in year 2016 of Rp
88,278,652,111. The proportion of APBD Serang City in the Year Kata Kunci: Pembiayaan Kesehatan, DHA, Belanja Kesehatan
2014 was 6.02%, Year 2015 was 6.99% and Year 2016 was
7.79%. This shows the commitment of Serang City government to Pendahuluan
funding the health sector. From the perspective of Health Universal Health Coverage (UHC) bertujuan
financing by function, the largest percentage is health system
governance functions and for curative services. From the
untuk memastikan setiap orang, dimanapun bisa
perspective of the program, many is allocated for health system mendapatkan pelayanan kesehatan yang
strengthening program 59,55% -67,43%. While from the berkualitas tanpa menimbulkan masalah keuangan
perspective of budget, most is allocated for the operational akibat penyakit yang dideritanya. Setiap tahunnya
expense (83.68% -93.57%). With limited resources while
100 juta orang jatuh miskin dan 150 juta orang
increasing health needs, it will require the efficient use of existing
resources as well as the selection of effective health program secara global mengeluarkan biaya kesehatannya
activities, and the need to make health budgeting policy as the secara pribadi (out of pocket) untuk biaya
basis or reference of health budget planning in Serang City. kesehatannya. Jaminan kesehatan adalah inti dari
Universal Health Coverage dan meningkatkan
Keywords: Health Financing, DHA, Health Expenditure
pembiayaan kesehatan adalah tujuan utama
ABSTRAK kebijakan pembiayaan kesehataan.1
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang Sistem Pembiayaan kesehatan sangat
pembiayaan kesehatan berdasarkan sumber dan pemanfaatan penting untuk mencapai Universal Health
dana yang berasal dari pemerintah di Kota Serang Tahun 2014-
2016, serta komitmen dari pemerintah Daerah Kota Serang
Coverage, dengan sistem pembiayaan
terhadap pembiayaan kesehatannya dengan menggunakan kesehatan dapat meningkatkan pendanaan untuk
pendekatan District Health Account (DHA). Hasil penelitian kesehatan dan penggunaan dana kesehatan
menunjukan bahwa total anggaran untuk pembiayaan kesehatan secara efisien dan efektif.
bersumber pemerintah di Kota Serang dari Tahun 2014-2016
Menurut Sekretaris Jenderal Kementrian
mengalami peningkatan yaitu pada Tahun 2014 sebesar Rp
61.759.128.963, Tahun 2015 sebesar Rp 77.302.110.763 dan Kesehatan, anggaran fungsi kesehatan dalam
Tahun 2016 sebesar Rp 88.278.652.111. Jika dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
persentase APBD Kota Serang pada Tahun 2014 sebesar 6,02%, Tahun 2016 mengalami kenaikan menjadi 5,05%
Tahun 2015 sebesar 6,99% dan Tahun 2016 sebesar 7,79%. Hal
atau sebesar Rp 109 triliun bila dibandingkan Tahun
ini menunjukan komitmen pemerintah Kota Serang terhadap
pendanaan sektor kesehatannya. Pembiayaan kesehatan 2015 sebesar Rp 75 triliun (3,45 % dari APBN).
berdasarkan fungsi, persentase terbesar untuk fungsi tata kelola Sedangkan berdasarkan data kesehatan dunia
sistem kesehatan dan untuk pelayanan Tahun 2014 (World Health Report 2014)

138 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

dalam pendanaan kesehatan negara-negara di serta kurangnya kemampuan staf daerah serta.
Asia Tenggara, Singapura adalah negara di Asia Selain masalah tersebut masalah kualitas dan
Tenggara yang mengalokasikan biaya kesehatan pembiayaan pelayanan kesehatan. Sektor
tertinggi 14% PDB, disusul Thailand (13%) dan kesehatan tentunya akan bersaing dengan sektor
Vietnam(13%). lain supaya memperoleh alokasi dana yang cukup
Pembangunan bidang kesehatan merupakan untuk program pelayanan bagi masyarakat.
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Sehubungan dengan pelaksanaan otonomi
pembangunan nasional ataupun pembangunan daerah, pada Tahun 2000 telah disepakati antara
daerah. Kesehatan merupakan hak asasi dan Menteri Kesehatan dengan para bupati/walikota se-
investasi serta tanggung jawab bersama, oleh Indonesia agar mengalokasikan sedikitnya 15 pesen
karena itu perlu perhatian khusus dan kerjasama dari APBD untuk biaya kesehatan, sedangkan
semua pihak atau lintas sektor guna mewujudkan berdasarkan analisis yang dilakukan pada Tahun 2001
derajat kesehatan yang optimal dari masyarakat. menunjukkan bahwa sektor kesehatan masih belum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan suatu menjadi prioritas di daerah yaitu dengan terlihatnya
masyarakat menurut World Health Organization belanja kesehatan di 22 kabupaten/kota baru
(WHO) diperlukan anggaran minimal 5% – 6% dari mencapai 5,3 persen masih jauh dari angka 15 persen
total APBN suatu negara, sedangkan untuk seperti yang sudah disepakati oleh para
mencapai derajat kesehatan yang ideal diperlukan bupati/walikota. Hanya dua kabupaten yang alokasi
anggaran 15% - 20% dari APBN. Anggaran yang belanja kesehatannya lebih dari 10 persen yaitu
cukup besar tersebut memang diperlukan karena Kabupaten Deli Serdang, Sumut (10,7 persen) dan
biaya kesehatan yang cukup tinggi sedangkan Kabupaten Gorontalo (13,2 persen).2
kesehatan tetap harus menjadi prioritas karena Untuk mengetahui efisiensi sektor
merupakan investasi guna meningkatkan derat kesehatan di berbagai wilayah diperlukan adanya
kesehatan dan produktivitas warganya. studi tentang pembiayaan dan pembelanjaan
Tingkat kesejahteraan nasional yang diukur kesehatan. Tujuan akhir dari studi pembiayaan
berdasarkan gross domestic bruto sangat diharapkan dapat digunakan dalam pembahasan
berhubungan erat dengan pembiayaan pencarian alternatif sumber- sumber keuangan
kesehatannya. Semakin besar tingkat pendapatan serta melengkapi informasi untuk perencanaan
perkapitanya, semakin besar pula pembiayaan anggaran kedepannya.3
kesehatannya. Berdasarkan penelitian yang Menurut Peraturan Presiden Republik
dilakukan oleh World Health Organization (WHO) Indonesia No 72 Tahun 2012 tentang Sistem
Tahun 2012 bahwa peningkatan pembiayaan Kesehatan Nasional (SKN) menyebutkan bahwa
kesehatan mempunyai korelasi dengan derajat dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN),
kesehatan yang lebih baik.1 pembiayaan kesehatan merupakan salah satu sub
Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun sistem dalam SKN, sehingga dapat menjadi acuan
2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan
kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk kesehatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan
mengatur dan mengurus sendiri urusan sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi.
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas Pembiayaan kesehatan di era desentralisasi ini
pembantuan yang diarahkan untuk mempercepat sangat tergantung pada komitmen daerah, khususnya
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pada pembiayaan yang bersumber dari pemerintah.
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran Sistem pembiayaan kesehatan di daerah perlu
masyarakat. Disamping itu melalui otonomi, daerah dikembangkan agar isu pokok dalam pembiayaan
diharapkan mampu meningkatkan daya saing kesehatan daerah yaitu mobilisasi, alokasi, dan
daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, efisiensi pembiayaan dapat terlaksana dengan baik,
pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah sehingga menjamin pemerataan, mutu dan
dalam Sistem Negara Kesatuan Republik keseimbangan pembangunan kesehatan daerah.4
Indonesia. Informasi biaya dari akuntansi keuangan
Dalam pelaksanaan desentralisasi tidak kabupaten/kota melalui pendekatan District Health
terlepas dari berbagai masalah yang timbul Account (DHA) ini dapat memberikan gambaran
diantaranya kurangnya komitmen Pemerintah hasil kegiatan yang sudah dilakukan apakah sudah
Daerah dalam pembangunan kesehatan, masih sesuai dengan yang diharapkan, serta memberikan
kurangnya pelayanan bagi penduduk miskin gambaran terkait mobilisasi alokasi

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017 ● 139


Estherlina Sitorus, dkk.: Analisis Pembiayaan Kesehatan

Tabel 1
Realisasi Pendapatan dan Belanja Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun Anggaran 2013-2015
Komponen Pendapatan 2013 2014 2015
(Rp) (Rp) (Rp)
Pendapatan Asli Daerah 65.376.087.425 97.827.597.434 111.062.806.774
Dana Perimbangan 600.180.687.989 648.709.803.905 670.172.308.659
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 203.775.791.455 277.974.901.628 324.423.685.156
Jumlah Pendapatan Daerah 869.332.566.869 1.024.512.302.967 1.105.658.800.589
Belanja Dinas Kesehatan 47.403.162.111 61.134.777.009 76.249.957.263
Belanja Dinas Kesehatan 5,45 5,97 6,89
Sumber : LKPJ 2013-2015 dan Laporan Realisasi Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2013-2015

sumber-sumber ekonomi yang dapat Berdasarkan latar belakang diatas terlihat


menghasilkan sumber ekonomi lain.5 bahwa alokasi pembiayaan kesehatan di Kota Serang
Berdasarkan laporan akhir penilaian kualitas masih dibawah standar yang ditetapkan sesuai dengan
belanja daerah urusan kesehatan Provinsi Banten Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang
perhitungan menggunakan Provincial Health Account Kesehatan Pasal 171 yang menyatakan bahwa besar
(PHA), presentase belanja kesehatan di Provinsi anggaran kesehatan pemerintah dialokasikan minimal
Banten masih kurang dari 10 persen (3,43%). sebesar 5% dari APBN diluar gaji, dan besar anggaran
Rendahnya persentase belanja kesehatan Provinsi kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan
Banten terhadap kesehatan ini menunjukkan indikasi kota dialokasikan minimal sebesar 10% dari APBD
masih rendahnya komitmen daerah terhadap diluar gaji. Serta masih belum berjalannya program-
pembangunan kesehatannya. Di tingkat program kesehatan yang ada secara maksimal dilihat
kabupaten/kota dari 4 kabupaten/kota yang dianalisis dari capaian indikator kinerja SPM pada urusan
untuk Kabupaten Tanggerang, Kota Tanggerang dan kesehatan Kota Serang masih ada yang dibawah
Kota Cilegon, belanja kesehatan per kapita sudah target yang ditetapkan.
mencukupi jumlah belanja kesehatan yang Pendanaan kesehatan di Kota Serang yang
direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 yaitu bersumber Pemerintah belum didukung dengan
sebesar $60 atau Rp 780.000. Sedangkan untuk data mengenai jumlah total dana yang disediakan
kabupaten Pandeglang belanja kesehatannya masih untuk membiayai sektor kesehatan, dan bagaimana
kurang dari jumlah yang direkomendasikan WHO.6 penggunaan dana menurut sumbernya, pengelola
Kota Serang merupakan salah satu dari dana, provider, fungsi, mata anggaran, dan
delapan kabupaten/kota yang berada di Provinsi penerima manfaat dari tiap kegiatan yang sudah
Banten yang mempunyai kedudukan sebagai ibu dibiayai. Hal ini menyebabkan pengambilan
kota Provinsi Banten. Dengan perkembangan kebijakan penyusunan alokasi anggaran ditahun
pembangunan daerah, kondisi perekonomian berikutnya hanya menggunakan penganggaran
kota Serang setiap tahunnya mengalami alokasi tahun-tahun sebelumnya dengan menaikkan
perkembangan dan pertumbuhan yang positif. sebesar persentase tertentu saja. Data anggaran
Untuk Belanja Kesehatannya Kota Serang masih kesehatan yang lengkap ini dapat diperoleh apabila
dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Serang saja pemerintah daerah melakukan analisa pembiayaan
karena belum adanya Rumah Sakit Umum milik kesehatan di daerahnya.
Pemerintah Kota Serang. Untuk dapat mengetahui bagaimana
Apabila dilihat dari capaian indikator Standar pembiayaan kesehatan oleh pemerintah, baik
Pelayanan Minimal (SPM) pada urusan kesehatan pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah perlu
Kota Serang Tahun 2015 masih ada beberapa dilakukan analisis pembiayaan kesehatan yang
capaian yang dibawah target yang ditetapkan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
diantaranya pada pelayanan kesehatan dasar yaitu Negara (APBN) dan Pendapatan dan Belanja Daerah
cakupan ibu hamil K4 71, 49% dari target sebesar (APBD) di Kota Serang, maka sangat penting
95%, cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dilakukan penelitian untuk menganalisis pemanfaatan
55,43% dari target 80%, cakupan pelayanan anak pendanaan kesehatan Kota Serang yang bersumber
balita 47,12 % dari target 90 %, cakupan neonates pemerintah tahun anggaran 2014-2016, dengan
dengan komplikasi yang ditangani 20,07% dari menggunakan teknik analisis pembiayaan kesehatan
target 80 %.7 daerah atau District Health Account (DHA).

140 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif 1. Gambaran Realisasi Pendapatan Kota
dengan desain penelitian studi kasus, yang bertujuan Serang Tahun 2014 -2016
menganalisa bagaimana pembiayaan kesehatan Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
berdasarkan sumber dan alokasi dana yang berasal Pendapatan Kota Serang sebagian besar berasal
dari pemerintah di Kota Serang serta melakukan dari Dana Perimbangan yaitu pada Tahun 2016
wawancara mendalam dengan pejabat terkait untuk sekitar 72,91 % dari total pendapatan di Kota
mengetahui komitmen dari pemerintah Daerah Kota Serang. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya
Serang terhadap pembiayaan kesehatannya. ketergantungan daerah terhadap pendanaan dari
Data pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat. Namun demikian Kota Serang berupaya
Kota Serang dianalisa dengan menggunakan untuk meningkatkan PAD (Pendapatan Asli
pendekatan District Health Account (DHA). Daerah)

Tabel 2
Realisasi Pendapatan Kota Serang Tahun 2014-2016

No Pendapatan Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 Pendapatan Asli 97.827.597.434 9,55 111.062.806.774 10,04 126.900.900.019 11,21
Daerah
2 Dana Perimbangan 648.709.803.905 63,32 670.172.308.659 60,61 825.491.157.313 72,91
3 Lain-lain pendapatan 277.974.901.628 27,13 324.423.685.156 29,34 179.874.216.258 15,89
Daerah Yang Sah
Jumlah 1.024.512.302.967 100 1.105.658.800.589 100 1.132.266.273.590 100
Sumber : LKPJ Walikota Serang Tahun 2014-2016
Tabel 3

Realisasi Belanja Kota Serang Tahun 2014-2016

No Belanja Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 Belanja Tidak 484.739.167.740 51,03 508.982.112.134 37,93 555.587.702.548 49,17
Langsung
2 Belanja Langsung 465.230.974.348 48,97 552.935.680.602 52,07 574.253.624.881 50,83
Jumlah 949.970.142.088 100 1.061.917.792.736 100 1.129.841.327.429 100
Sumber : LKPJ Walikota Serang Tahun 2014-2016
Tabel 4

Gambaran Realisasi Belanja Kesehatan Kota Serang Tahun 2014-2016

No Belanja Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 Dinas Kesehatan 61.134.777.009 98,99 76.249.957.263 98,64 87.332.397.119 98,92
2 Badan 620.974.000 1,00 1.015.253.500 1,31 870.354.992 0,99
Pemberdayaan
Masyarakat,
Perempuan dan
Keluarga Berencana
3 Badan 3.377.950 0,01 0 0 0 0
Penanggulang
Bencana Daerah
4 Kecamatan 0 0 36.900.000 0,05 75.900.000 0,09
Kasemen
Jumlah Belanja 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100
Kesehatan

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017 ● 141


Estherlina Sitorus, dkk.: Analisis Pembiayaan Kesehatan

Tabel 5
Proporsi Pembiayaan Kesehatan Bersumber APBD Kota Serang Tahun 2014-2016
Total Belanja Persentase (%) Persentase (%)
Tahun Total APBD (Rp) Bidang Kesehatan Bidang Kesehatan Bidang Kesehatan
(Rp) Terhadap APBD Diluar Gaji
2014 1.024.512.302.967 61.759.128.963 6,02 % 3,22 %
2015 1.105.658.800.589 77.302.110.763 6,99 % 4,53 %
2016 1.132.266.273.590 88.278.652.111 7,79% 5,78 %
Tabel 6

Pembiayaan Kesehatan Menurut Sumber Pembiayaan di Kota Serang Tahun 2014-2016

No Sumber Biaya Tahun


2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 FS.1.1.1.1.3. APBN Kementrian 9.337.050.267 15,12 8.961.505.956 11,59 11.804.298.073 13,37
Kesehatan : JKN (PBI)
2 FS.1.1.1.1.4. APBN Kementrian 1.414.235.000 2,29 1.464.257.000 1,89 3.383.626.000 3,83 Kesehatan :
BOK/DAK-non Fisik
3 FS.1.1.1.1.9. APBN Kementrian 3.523.032.125 5,71 3.773.693.500 4,88 5.115.303.625 5,79 Kesehatan :
selain DK, TP, JKN,
BOK
4 FS.1.1.2.9.9. APBN Kementrian 0 0 3.609.785.500 4,67 68.600.000 0,08
Lainnya
5 FS.1.1.2.1.1. APBD Provinsi 0 0 3.740.263.209 4,84 1.816.802.000 2,06
6 FS.1.1.2.2.1. APBD Kabupaten/ 47.484.811.571 76,88 55.752.605.598 72,13 66.090.022.413 74,87 Kota

Grand Total 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100

hal ini terlihat dari jumlah PAD yang semakin pendirian Rumah Sakit milik Pemerintah Kota
meningkat dari Tahun 2014-2016. Lain -lain Serang.
pendapatan daerah yang sah diperoleh dari 4. Proporsi Pembiayaan Kesehatan Bersumber
dana penyesuaian dan otonomi khusus dari APBD Kota Serang Tahun 2014 – 2016
Pemerintah Pusat dan bantuan keuangan Berdarakan tabel 5 terlihat adanya
dari Provinsi Banten. kenaikan realisasi anggaran bidang kesehatan
2. Gambaran Realisasi Belanja Kota Serang yang sejalan dengan peningkatan jumlah APBD
Tahun 2014 -2016 di Kota Serang. Persentase pendanaan bidang
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat jumlah kesehatan pada Tahun 2014 sebesar 6,02% ,
belanja langsung dan belanja tidak langsung di pada Tahun 2015 sebesar 6,99% dan di Tahun
Kota Serang. Persentase jumlah belanja 2016 sebesar 7,79%. Namun apabila dikurangi
langsung dan tidak langsung terhadap total dengan belanja gaji maka persentase belanja
belanja hampir sama besar, walupun untuk kesehatan terhadap APBD hanya sebesar 3,22
belanja langsung lebih banyak dari belanja tidak % di Tahun 2014, 4,53% Tahun 2015, dan
langsung. Hal ini dikarenakan belanja tidak 5,78% Tahun 2016.
langsung merupakan belanja yang tidak 5. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut
memiliki keterkaitan secara langsung dengan Sumber Pembiayaan
program dan kegiatan. Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa
3. Gambaran Realisasi Belanja Kesehatan di menurut sumber pembiayaan kesehatan di
Kota Serang Tahun 2014 – 2016 Kota Serang sekitar 70% berasal dari
Dari Tabel 4 bisa terlihat bahwa belanja Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
kesehatan paling banyak dikelola oleh Dinas (APBD). Selain dari APBD Kota Serang juga
Kesehatan selaku pelaksana urusan wajib mendapatkan sumber pendanaan dari APBN
kesehatan di Kota Serang. Kota Serang belum berupa dana Jaminan Kesehatan Nasional
memiliki Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah. (JKN), Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik, DAK
Baru di Tahun 2017 mulai dianggarkan untuk non Fisik dan Cukai Rokok.

142 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Berdasarkan data diatas maka dapat Menurut Undang-undang Nomor 17


dihitung biaya kesehatan perkapita yang Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
bersumber dari pemerintah di Kota Serang dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
cara membagi jumlah belanja kesehatan dengan yang biasa disingkat APBD adalah suatu
jumlah penduduk Kota Serang. Belanja kesehatan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah
yang bersumber pemerintah di Kota Serang pada yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Tahun 2014 sebesar Rp 100,622 pada Tahun 2015 Daerah. Jumlah APBD di Kota Serang yang
sebesar Rp 123,995 dan Tahun 2016 sebesar Rp semakin meningkat dari Tahun 2014 sebesar
140. 474. Jika dilihat dari setiap tahunnya Rp 1.024.512.302.967 Tahun 2015 sebesar Rp
mengalami peningkatan untuk belanja kesehatan 1.105.658.800.589 dan Tahun 2016 sebesar Rp
perkapitanya. 1.132.266.273.590, tapi jika dilihat dari
Dari Tahun 2014-2016 sumber pendanaan komponen APBD yang terdiri atas Pendapatan
kesehatan di Kota Serang paling besar berasal Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-
dari APBD Kota yaitu pada Tahun 2014 sebesar lain pendapatan daerah yang sah, APBD Kota
76,88%, Tahun 2015 sebesar 72,13% dan Tahun Serang masih di dominasi dari dana
2016 sebesar 74,87%. Selain dari APBD sumber perimbangan yaitu sebesar 63,32%-72,91%.
pendanaan Kesehatan Kota Serang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sekitar
APBN Kementrian Kesehatan JKN(PBI), APBN 9,55% - 11,21%, sedangkan untuk Lain -lain
Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik, APBN pendapatan daerah yang sah berupa dana bagi
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, APBN dari hasil pajak dari provinsi sekitar 15,89%-29,34%.
Cukai Rokok dan APBD Provinsi. Perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan PAD
Sumber APBN DAK Fisik yang cukup melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
besar jumlahnya digunakan untuk pengadaan penggalian potensi PAD, sehingga komponen
obat dan perbekalan kesehatan, Pengadaan PAD akan dapat memberikan kontribusi yang
Puskesmas Keliling, Pengadaan Sarana lebih besar terhadap APBD.8
Pendukung seperti perbaikan rumah dinas Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang
dokter dan paramedis, serta Instalasi Perencanaan Anggaran Kesehatan Melalui Kajian
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Untuk DAK Pembiayaan Kesehatan Bersumber Pemerintah di
non fisik berupa Bantuan Operasional Kabupaten Pidie Jaya, bahwa pembiayaan
Kesehatan (BOK) dan Akreditasi Puskesmas. kesehatan terbesar bersumber dari APBD sebesar
Dana yang bersumber dari APBN Cukai 88%, Kementrian Kesehatan 7,60%, Kemensos:
Rokok di gunakan untuk kegiatan survey Program Keluarga Harapan 3,40%, Kemendagri
rokok, pembahasan Raperda kawasan bebas 1,00%, diluar kementrian kesehatan lainnya
asap rokok, pengadaan alat-alat kedokteran sebesar 0,10%.9 Menurut penelitian Pola
umum, dan pembuatan instalasi Pengolahan Pendanaan Kesehatan Bersumber Pemerintah
Air Limbah (IPAL) Puskesmas. dan

Tabel 7
Pembiayaan Kesehatan Menurut Jenis Fungsi di Kota Serang Tahun 2014 - 2016
No Jenis Fungsi Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 HC.1. Pelayanan Kuratif 16.475.101.037 26,68 19.505.112.489 25,23 24.820.295.400 28,12
2 HC.4. Layanan Penunjang 1.093.382.000 1,77 2.002.748.350 2,59 302.704.825 0,34
3 HC.5 Alat-alat/Bahan Medis 3.382.219.015 5,47 5.444.303.287 7,04 6.239.459.899 7,07
4 HC.6 Pelayanan Pencegahan 4.759.747.850 8.45 7.628.308.174 9,87 10.502.771.228 11,90
dan Kesehatan Masyarakat
HC.7 Tata Kelola Sistem 34.968.772.057 56.62 41.764.449.963 54,03 44.821.820.259 50,77
Kesehatan dan Administrasi
Pembiayaan Kesehatan
HC.9 Pelayanan Kesehatan di 458.933.000 1.00 957.188.500 1,24 1.591.600.500 1,80
Luar Klasifikasi Di Atas
Grand Total 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017 ● 143


Estherlina Sitorus, dkk.: Analisis Pembiayaan Kesehatan

Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten banyak terserap untuk fungsi tata kelola
Cirebon Tahun 2006, menunjukkan bahwa sistem kesehatan dan administrasi sistem
persentase terbesar sumber pendanaan kesehatan yaitu sebesar 50,77%-56,62%. Hal
kesehatan dari APBD Kabupaten yaitu ini terlihat cukup besar dikarenakan kegiatan-
sebesar 67,6%, kemudian dari dana Askeskin kegiatan yang dilaksanakan banyak yang
sebesar 17,5% kemudian dari BLN/PLN yaitu bersifat tata kelola sistem kesehatan dan
sebesar 10,3%.10 administrasi seperti peningkatan sarana dan
6. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut prasarana, revitalisasi sistem kesehatan,
Jenis Fungsi kegiatan yang bersifat pertemuan, pengkajian
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa belanja pengembangan lingkungan sehat, pendidikan
kesehatan banyak digunakan untuk fungsi dan pelatihan keterampilan petugas.
tata kelola sistem kesehatan dan administrasi Fungsi pelayanan pencegahan dan
pembiayaan kesehatan sekitar 50,77% - kesehatan masyarakat mendapat porsi sebesar
56,62%, kemudian untuk pelayanan kuratif 8,45%-11,90% sangat kecil bila dibandingka
sebesar 25,23%-28,12%, kemudian untuk program lainnya. Sebaiknya pendanaan sejalan
pelayanan pencegahan dan kesehatan dengan kerangka pendanaan Renstra 2015-2019
masyarakat 8,45%-11,90% dan terakhir untuk menekankan dua aspek utama dalam kerangka
alat-alat dan bahan medis sebesar Rp 5,47 % pendanaan yaitu : peningkatan pendanaan
- 7,07 %. preventif & promotif dan peningkatan efektivitas
Sesuai dengan Rencana Strategis pembiayaan kesehatan. Peningkatan pendanaan
(Renstra) Tahun 2015-2019 mengenai Program preventif & promotif diharapkan lebih cost
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga effectiveness dibandingkan kuratif serta
dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah diharapkan setiap pembiayaan memenuhi kriteria
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun cost effectiveness (investasi yang dikeluarkan
2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan memberikan manfaat dan daya ungkit yang besar)
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan tepat guna dan hasil guna.12
Keluarga dimana disebutkan 4 (empat) area 7. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut
prioritas yaitu : Jenis Program
1. Penurunan angka kematian ibu dan bayi Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa belanja
2. Penurunan prevalensi balita pendek kesehatan lebih banyak digunakan untuk
(stunting) program penguatan sistem kesehatan yang
3. Penanggulangan penyakit menular dan sifatnya capacity building/penunjang yaitu
4. Penanggulangan penyakit tidak menular sekitar 59,55% - 67,43%. Untuk program
Area prioritas sebagaiamana dimaksud yang bersifat Upaya Kesehatan Perorangan
diatas dilaksanakan dengan pendekatan upaya (UKP) sekitar 21,29% - 26,49%, kemudian
promotif dan preventif tanpa mengabaikan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
upaya kuratif dan rehabilitatif, sehingga sekitar 11,28% - 15,74%.
sebaiknya program-program yang dilaksanakan Jika dilihat dari program prioritas
mendukung fungsi promotif dan preventif. 11 pembangunan kesehatan dalam Renstra
Dari analisa fungsi pembiayaan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2014-
di Kota Serang, pembiayaan kesehatan paling 2018 dimana program obat dan perbekalan
Tabel 8
Pembiayaan Kesehatan Menurut Jenis Program di Kota Serang Tahun 2014 - 2016

No Jenis Program Tahun


2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 PR.1. Program Kesehatan 6.977.822.504
11,28 12.258.336.274 15,74 12.410.917.928 13,96
Masyarakat
2 PR.2 Program Kesehatan 13.140.531.067 21,29 18.810.568.439 25,02 23.234.678.725 26,49 Individu

3 PR.3 Program Penguatan 41.640.775.392 67,43 46.233.206.050 59,24 52.633.055.458 59,55 Sistem
Kesehatan
Grand Total 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100

144 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

kesehatan merupakan salah satu prioritas, untuk program yang sifatnya wajib hanya
sedangkan menurut informasi yang didapatkan untuk kegiatan yang sifatnya penunjang
dari informan pendanaan untuk Farmasi, alat masih kurang. Capaian balita gizi buruk
kesehatan dan makan minum masih kurang Tahun 2015 sebanyak 65 orang dan Tahun
walaupun jumlahnya tidak banyak. 2016 sebanyak 86 orang.
Pada era Jaminan Kesehatan Nasional Pendanaan untuk program kesehatan
(JKN) Pelayanan kesehatan bagi peserta lingkungan sebesar 0,66%-3,31% jumlah ini
meliputi pelayanan kesehatan rawat jalan dan sudah mencukupi untuk program kegiatan
rawat inap, termasuk pelayanan obat dan kesehatan lingkungan seperti yang
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), oleh karena disampaikan oleh informan.
itu diperlukan aksesibilitas, keterjangkauan dan Pendanaan untuk program pencegah
pengguanaan obat rasional.13 penyakit menular seperti untuk program TBC
Program Kesehatan Masyarakat yang pada Tahun 2014 sebesar 0,11%, Tahun 2015
sebagian besar merupakan program prioritas, sebesar 0,25% dan tahun 2015 sebesar
mendapat pendanaan pada Tahun 2014 0,1,23%. Menurut informan, pada Tahun 2016
sebesar 11,28%, pada Tahun 2015 meningkat pendanaan untuk program DBD kurang, hak ini
menjadi 15,74% dan Tahun 2016 sebesar dikarenakan peningkatan kasus karena jumlah
13,96%. Program Kesehatan Masyarakat kasus meningkat, siklus 5 tahunan. Hal tersebut
seperti Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), bisa diantisipasi dengan perencanaan yang
Gizi dan Keluarga Berencana mendapatkan baik. Dengan Perencanaan yang baik maka
pendanaan sebesar 5,47% - 6,12%. Jika dilihat dapat memahami pentingnya dan mampu
target SPM pada pelayanan kesehatan Ibu dan melakukan langkah-langkah analisis situasi
Anak seperti cakupan kunjungan ibu hamil K4 serta memahami besaran dan peta persebaran
Tahun 2015 sebesar 71,49 Tahun 2016 sebesar masalah kesehatan. 14 Menurut informan bahwa
68,90 dari target 90. Cakupan pertolongan pendanaan untuk program TB masih kurang
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki seperti yang disampaikan salah satu informan,
kompetensi kebidanan Tahun 2015 sebesar masih banyak kegiatan yang belum
86,10, Tahun 2016 sebesar 86,15 dari target 90. terakomodir.
Cakupan pelayanan anak balita Tahun 2015 8. Gambaran Pembiayaan Kesehatan Menurut
sebesar 47,12 Tahun 2016 sebesar 42 dari Mata Anggaran
target 90. Jika dilihat dari beberapa SPM di Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa
pelayanan KIA masih ada yang dibawah target belanja kesehatan di Kota Serang berdasarkan
capaian. Menurut informan pada Tahun 2014 mata anggaran lebih banyak untuk belanja
sebelumnya bidan desa diberikan dana untuk operasional yaitu sekitar 83,68% - 93,57%
sewa rumah anggaran dari APBD hal ini dibandingkan untuk investasi sebesar 4,76% -
diberikan agar bidan desa bersedia tinggal di 8,26% dan untuk pemeliharaan sebesar 0,93%
tempat dia bertugas, tapi program tersebut tidak - 1,67%. Belanja operasional kompensasi untuk
berjalan lama. pegawai memiliki porsi terbesar dari biaya
Untuk Program Gizi mendapat dana di operasional yaitu sekitar 48,04% - 60,14%
Tahun 2014 sebesar 0,57% Tahun 2015 1,65% kemudian untuk belanja bahan dan jasa sekitar
dan Tahun 2016 sebesar 2,20%. Setiap 24,94% - 33,12%.
tahunnya program gizi mendapatkan Pembiayaan kesehatan untuk anggaran
peningkatan pendanaan. Jumlah ini menurut operasional mendapat porsi paling besar yaitu
informasi yang disampaikan sudah mencukupi Pada Tahun 2014 sebesar 90,81%
Tabel 9
Pembiayaan Kesehatan Menurut Mata Anggaran di Kota Serang Tahun 2014 - 2016
No Mata Anggaran Tahun
2014 (Rp) % 2015 (Rp) % 2016 (Rp) %
1 HI.1 Investasi 5.104.308.261 8,26 11.029.852.679 15,29 4.219.410.042 4,76
2 HI.2 Operasional 57.658.834.868 90,81 64.690.988.084 83,68 82.576.245.569 93,57
3 HI.3 Pemeliharaan 567.792.500 0,93 781.270.000 1,03 1.482.996.500 1,67
Grand Total 61.759.128.963 100 77.302.110.763 100 88.278.652.111 100

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017 ● 145


Estherlina Sitorus, dkk.: Analisis Pembiayaan Kesehatan

Tahun 2015 sebesar 83,68 sebesar 83,68% program strategis nasional adalah program
dan Tahun 2016 sebesar 93,57%. Jika dilihat yang ditetapkan presiden sebagai program
dari komponen belanja operasional paling yang memiliki sifat strategis secara nasional
banyak kompensasi untuk pegawai sekitar dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan
49,2% - 60,14%, komponen berupa gaji, pemerataan pembangunan serta menjaga
honor, Jaminan kesehatan dan biaya lain pertahanan dan keamanan dalam rangka
terkait pegawai. Selanjutnya untuk belanja meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah
bahan dan jasa, terdiri atas belanja obat- satunya adalah program Nawa Cita Presiden
obatan, belanja Perjalanan dan Akomodasi, Joko Widodo poin ke 5 (lima) yaitu “akan
serta belanja bahan dan jasa lainnya seperti meningkatkan kualitas hidup manusia
belanja perlengkapan, jasa konsultan. Indonesia melalui layanan kesehatan
Belanja Perjalanan dan Akomodasi cukup masyarakat”. Dalam pasal 68 juga dijelaskan
tinggi hal ini senada dengan yang sanksi Kepala dan wakil Kepala Daerah yang
disampaikan oleh salah satu informan. tidak menjalankan program strategis nasional.
Belanja hibah atau bantuan sosial Dalam Rencana Pembangunan Jangka
diberikan dalam bentuk iuran premi asuransi Menengah Daerah (RPJMD) Kota Serang
kesehatan yang diberikan kepada tahun 2014 – 2018, sudah mengacu kedalam
masyarakat Kota Serang yang miskin di luar program strategis nasional dilihat dari Visi Kota
kuota PBI pusat, jumlahnya setiap tahunnya Serang yaitu “Terwujudnya Kota Serang Madani
mengalami peningkatan yaitu pada Tahun sebagai Kota Pendidikan yang Bertumpu pada
2014 sebesar 3,76 Tahun 2015 sebesar Potensi Perdagan, Jasa, Pertanian dan
10,7% dan Tahun 2016 sebesar 10,93%. Budaya. Dari 5 (lima) misi Kota Serang salah
Belanja investasi mengalami peningkatan satu misi yang berhubungan dengan sektor
di Tahun 2016 hal ini dikarenakan rehabilitasi kesehatan adalah misi yang ke dua yaitu
beberapa Puskesmas. Selain kontruksi, belanja meningkatkan aksesibilitas dan kualitas
investasi digunakan untuk Pengadaan alat non layanan pendidikan, kesehatan dan layanan
medis dan alat medis, serta pengadan sosial lainnya dalam rangka meningkatkan
kendaraan. kualitas hidup masyarakat. Salah satu upaya
Belanja Pemeliharaan di Tahun 2016 yang dilakukan di sektor kesehatan adalah
mengalami peningkatan, komponen terbesar dengan berupaya meningkatkan pendanaan
belanja pemeliharan adalah belanja pelatihan kesehatan.
personil yang setiap tahunnya mengalami Komitmen pemerintah daerah terhadap
peningkatan. Hal ini sesuai dengan strategi pendanaan sektor kesehatan juga bisa dilihat
yang ditetapkan oleh Kota Serang dalam dengan peningkatan proporsi pendanaan
RPJMD salah satunya peningkatan kualitas, sektor kesehatan yaitu Tahun 2014 sebesar
kinerja, dan disiplin Aparatur Sipil Negara. 6,02%, Tahun 2015 sebesar 6,99% dan di
Keseimbangan antara mata anggaran Tahun 2017 sebesar 7,79%.
adalah terpenuhinya pembiayaan pada setiap Anggaran kesehatan perkapita Kota
mata anggaran berdasarkan kebijakan Umum Serang setiap tahunnya mengalami kenaikan
Anggaran (KUA) dan skala prioritas, jika pada walaupun masih dibawah standar WHO yaitu
KUA dan skala prioritas memementingkan sebesar US$ 44 atau Rp 572.000.1
perbaikan sarana dan prasarana kesehatan Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
maka belanja modal menjadi lebih besar dan mengenai Perencanaan Anggaran Kesehatan
belanja operasional pemeliharaan menjadi Melalui Kajian Pembiayaan Kesehatan
penunjang.15 Bersumber Pemerintah di Kabupaten Pidie
9. Komitmen Pemerintah Daerah Jaya, bahwa belanja kesehatan perkapita
Dalam Undang-undang Nomor 23 adalah sebesar Rp130.000 atau sebesar
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah 10,58% dari APBD,9 Penelitian mengenai Pola
Pasal 67 disebutkan bahwa salah satu Pendanaan Kesehatan Bersumber Pemerintah
kewajiban kepala daerah dan wakil kepala dan Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten
daerah melaksanakan program strategis Cirebon, bahwa anggaran kesehatan perkapita
nasional, dimana yang dimaksud dengan sebesar Rp Rp 83.611.10

146 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017


Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Kesimpulan b. Perlu dibuat kebijakan penganggaran kesehatan


a. Meningkatnya Anggaran Pendapatan Belanja sebagai dasar atau acuan perencanaan anggaran
Daerah (APBD) Kota Serang dari Tahun 2014- kesehatan di Kota Serang.
2016 diiringi dengan peningkatan anggaran c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
kesehatan yaitu Tahun 2014 sebesar 6,02%, para pembuat program dan kegiatan di masing-
Tahun 2015 sebesar 6,99% dan di Tahun 2016 masing bidang, sehingga dapat menganalisa
sebesar 7,79%. Hal ini menunjukan adanya dan merencanakan program dan kegiatan yang
komitmen dari pemerintah daerah Kota Serang sesuai dengan target dan capaian
untuk terus berupaya meningkatkan anggaran d. Dengan dana yang terbatas sedangkan
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang banyaknya program kesehatan yang harus
ditetapkan berdasarkan Undang-undang dilakukan maka dapat merencanakan program
Kesehatan Nomor 36 tahun 2009. yang lebih efisien seperti dengan mengadakan
b. Sumber Pembiayaan kesehatan di Kota Serang program yang saling terintegrasi seperti
sebagian besar berasal dari APBD, dimana program KIA terintegrasi imunisasi dan Gizi
komponen APBD terbesar berasal dari yang sudah berjalan, KIA terintegrasi dengan
komponen dana perimbangan yaitu sebesar program penyakit menular dan promkes.
60,61%-72,91%. Sedangkan komponen APBD Sehingga misalnya dalam kegiatan posyandu
yang berasal dari Pendapatan Asli Daera (PAD) dapat dilakukan penyuluhan tentang penyakit-
hanya sebesar 9,55%-11,21%, hal ini penyakit menular pada balita.
memperlihatkan bahwa kontribusi PAD terhada e. Agar dinas kesehatan dapat membuat tim
APBD masih rendah khusus yang dapat membuat laporan DHA,
c. Pembiayaan kesehatan berdasarkan fungsi, sehingga laporan yang dibuat dapat dijadikan
banyak untuk fungsi tata kelola sistem evidence untuk advokasi pembiayaan
kesehatan kemudian untuk pelayanan kuratif. kesehatan di tahun berikutnya.
d. Pembiayaan kesehatan berdasarkan program, f. Meningkatkan peran dan fungsi perencanaan
banyak terealisasi untuk program penguatan di Dinas Kesehatan, agar tidak hanya bersifat
Sistem kesehatan 59,55%-67,43% serta untuk administratif dan koordinasi.
program kesehatan individu sebesar 21,29% - g. Agar adanya kesinambungan antara program
26,49% kemudian untuk program kesehatan dan kegiatan antar bidang dalam
masyarakat sebesar 11,28%-13,96%. perencanaan kegiatan maka sebaiknya
e. Pembiayaan kesehatan berdasarkan mata program dan kegiatan dibahas secara
anggaran, paling besar untuk belanja bersama antar semua bidang.
operasional (83,68%-93,57%) untuk mata h. Bagi penelitian selanjutnya, agar dapat
anggaran (4,76%-15,29%) serta untuk menganalisa belanja kesehatan secara
belanja pemeliharaan (0,93%-1,67%) keseluruhan baik dari sumber publik maupun
f. Berdasarkan hasilwawancara mendalam, pribadi sehingga dapat lebih menggambarkan
faktor yang menentukan anggaran kesehatan secara keseluruhan mengenai pembiayaan
adalah besarnya jumlah APBD serta program kesehatan di Kota Serang.
prioritas sesuai dengan RPJMD dan Renstra
Kota Serang. Daftar Pustaka
1. WHO Gobal Health Expenditure Atlas, 2014 http://
Saran www.who.int/gho/publications/world_health_
Adapun saran atau rekomendasi yang statistics/2016/EN_WHS2016_AnnexB.pdf?ua=1
dapat diberikan peneliti terkait dengan 2. Thabrany H, 2005, Pendanaan Kesehatan
pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah di dan Alternatif Mobilisasi Dana Kesehatan di
Kota Serang antara lain: Indonesia
a. Agar adanya kesinambungan antara program 3. Mills, Anne & Gilson, Lucy, 1990, Ekonomi
prioritas dan pendanaan menurut program, Kesehatan Untuk Negara-negara Sedang
sehingga program prioritas mendapatkan Berkembang. Penerbit Dian Rakyat-Jakarta
porsi pendanaan yang cukup, seperti untuk 4. Lestari, 2003 Analisis Pembiayaan
program kesehatan masyarakat yaitu Kesehatan Daerah Bersumber Pemerintah di
program KIA, Gizi dan KB, program promosi Kabupaten Tanggerang tahun 2003, Tesis
kesehatan dan pencegahan penyakit. Magister Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017 ● 147


Estherlina Sitorus, dkk.: Analisis Pembiayaan Kesehatan

5. Murti, dkk 2006 Perencanaan Anggaran Untuk Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Investasi Kesehatan di Tingkat Kabupaten/ Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
Kota, Yogyakarta, Gajah Mada University Press 12. AIPHSS, 2013, Ketepatan Sistem Pembiayaan
6. BAPPEDA Provinsi Banten-PKEKK FKM UI, Kunci penting Pelayanan Kesehatan Yang
2016, Penilaian Kualitas Belanja Daerah Lebih Baik http://aiphss.org/id/ketepatan-
Urusan Kesehatan Provinsi Banten tahun sistem-pembiayaan-kunci-penting-pelayanan-
2015 kesehatan-yang-lebih-baik/
7. Pemerintahan Kota Serang, 2016, Laporan 13. Kemenkes RI, 2015 Kebijakan Kefarmasian dan
Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Alkes di Era JKN Dalam Koridor Implementasi UU
Kota Serang Akhir Tahun Anggaran 2016 No 23/2014 Tentang Pemerintah Daerah
8. Yunaida, Luluk, 2010, Analisis Pendapatan Asli http://aiphss.org/wp-content/uploads/2015/05/
Daerah Kabupaten Tulungagung Pasca Kebijakan-Kefarmasian-dan-Alkes-di-Era-JKN-
Diberlakukannya Otonomi Daerah https://www. menurut-UU-no-23-tahun-2014.pdf
researchgate.net/publication/50432532 14. Departemen AKK FKMUI, Proses dan Metode
9. Hasnur H, 2014 Perencanaan Anggaran Perencanaan Program Kesehatan Masyarakat.
Kesehatan Melalui Kajian Pembiayaan https://www.slideshare.net/dryohanita/proses-
Kesehatan Bersumber Pemerintah di dan-metode-perencanaan-program-kesehatan-
Kabupaten Pidie Jaya, Tesis Pasca Sarjana masyarakat
FKMUI 15. Harmana, Tisa, Adisasmito W, 2006, Faktor-
10. Rifttriani, Flora Devy, 2006, Pola Pendanaan Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan
Kesehatan Bersumber Pemerintah dan Kesehatan Daerah Bersumber Anggaran
Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2006,
Cirebon, Tesis Pasca Sarjana FKM UI Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Vol
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik 09 https://journal.ugm.ac.id/index.php/jmpk/
Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang article/viewFile/2746/2468 diakses 9 Juni 2017

148 ● Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 6, No. 3 September 2017

Anda mungkin juga menyukai