Disusun oLeh :
KELOMPOK ……..
1. ……………………………………
2. ……………………………………
3. …………………………………..
4. …………………………………..
5. …………………………………..
6. …………………………………..
7. ……………………………………
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ISI ADKL
3. Pedoman ini disusun sebagai pegangan bagi petugas teknis kesehatan lingkungan untuk
secara efektif melaksanan kajian aspek kesehatan masyarakat. Lebih spesifik digunakan
untuk mengkaji apakah suatu bahan pencemar yang lepas dan masuk kedalam
lingkungan manusia telah, sedang, ataukah akan menimbulkan dampak kesehatan.
Luaran dari pelaksanaan ADKL adalah seperangkat informasi yang akan berguna bagi
perencana dan manager program/ proyek untuk menekan atau mengrangi kemungkinan
dampak dimaksud.
4. Untuk dapat melakukan kajian maka bahan dasar yang perlu tersedia tentunya adalah
data dan informasi. Data dan informasi tersebut mungkin akan digunakan secara
langsung dan beberapa mungkin perlu dilakukan manipulasi dengan memanfaatkan
teknik-teknik tertentu. Data dan informasi ini bisa diambil dari sumber manapun apakah
mencakup data dan informasi yang relevan untuk mencermati :
(a) Ciri tipe dampak kesehatan yang timbul,
(b) Ciri pemajanan dan hubungan “dose-respons”. Dengan mengetahui ciri-ciri tersebut
akan dapat dilakukan.
(c) Perkiraan resiko kesehatan
(d) Perkiraan jumlah kasus yang akan timbul dan
(e) Perumusan saran-saran tentang bahan pencemar yang diperkenankan ada dalam
media lingkungan (udara, air, makanan) dan tindakan terbaik untuk melakukan
pengelolaan lingkungan.
5. Salah satu fokus ADKL dalam pedoman ini adalah untuk mencermati apakah bahan
pencemar dimaksud telah memajani penduduk. Mencermati ciri pemajanan ini cukup
rumit dan untuk itu memerlukan data dan informasi tentang:
(a) Lokasi sumber pencemar (selanjutnya akan disebut lokasi),
(b) Nasib dan perjalanan bahan pencemar di media lingkungan;
(c) Sifat dan kondisi media lingkungan;
(d) Deskripsi demografik penduduk terpajan dan
(e) Peristiwa pemajanan pada manusia.
6. Idealnya, kajian itu dilakukan sampai tuntas tetapi karena data dan informasi yang kurang
memadai atau bahkan tidak tersedia, maka kajian ini dikategorikan sebagai kajian
sementara (ADKL pendahuluan) dan perlu dilanjutkan bila data dan informasi yag
diperlukan telah diperoleh. ADKL pendahuluan itu bisa saja berupa ringkasan data yang
dapat diperoleh sampai saat itu. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan data
tambahan dan atau pengamatan langsung terhadap lokasi untuk bahan melanjutkan
kajian yang belum tuntas.
7. ADKL dapat dimulai berdasarkan keluhan masyarakat atau kecurigaan yang terbaca dari
hasil pemantauan lingkungan dan surveilans penyakit, dilanjutkan dengan langkah-
langkah ADKL. Dengan demikian, ADKL tidak berhenti sekali jalan, melainkan merupakan
kegiatan berulang yang dinamis sesuai dengan tipe data yang tersedia dari berbagai
perspektif. Kadang-kadang perlu dilakukan studi khusus lanjutan untuk menganilis
dampak kesehatan secara lebih dalam. Langkah-langkah ADKL umumnya dibedakan
kedalam 8 langkah praktis namun langkah-langkah itu bisa bervariasi tergantung pada
keunikan lokasi kejadian. Langkah-langkah dimaksud digambarkan dalam BOKS berikut :
Langkah 8 : Laporan
9. Langkah 2 – Lebih lanjut, perlu juga ditangkap suasana dan respons yang berkembang di
lapangan untuk melengkapi 4 simpul informasi pada langkah 1. Mempelajari kepedulian
dan respons tentang kejadian pencemaran dari masyarakat, LSM, masmedia maupun
kepedulian dari sektor lain baik yang bersifat negatif (keluhan) atau positip (upaya
tindakan penanggulangan). Langkah-langkah lebih lengkap dijelaskan pada BAB-4.
10. Langkah 3 – Menetapkan pencemar sasaran adalah menetapkan bahan pencemar yang
akan dijadikan sasaran kajian lebih jauh tentang dampaknya pada kesehatan. Penetapan
ini mungkin tidak cukup dilakukan sekali tetapi perlu berulang sehingga diperoleh
keyakinan bahwa bahan tersebut benar sebagai bahan pencemar penting. Langkah-
langkah lebih lengkap dijelaskan pada BAB-5
11. Langkah 4 - Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan adalah suatu proses dimana
seseorang mungkin terpajan oleh bahan pencemar. Jalur pemajanan mencakup semua
elemen yang menghubungkan sumber pencemar ke penduduk terpajan. Jalur pemajanan
itu terdiri dari 5 elemen sebagaimana digambarkan pada BOKS 2.3. langkah ini cukup
rumit dan memerlukan cukup banyak informasi. Penjelasan lebih lengkap dijelaskan pada
BAB-6
1. DAMPAK KESEHATAN
2. KELEMAHAN INFORMASI
3. KEPEDULIAN MASYARAKAT
REKOMENDASI :
14. Langkah 7 – Pengelolaan risiko adalah upaya yang secara sadar dilakukan untuk
mengendalikan risiko. Dalam pengertian yang spesifik, pengelolaan risiko lingkungan
adalah pengelolaan situasi dan atau kondisi lingkungan yang mengandung risiko yang
diketahui dari hasil analisis risiko sebelumnya. Banyak hal yang perlu memperoleh
pertimbangan secara proporsional mengingat kopleksitasnya. Uraian pengelolaan risiko
secara lengkap disajikan pada BAB.9
15. Langkah 8 – Laporan adalah menuangkan semua hasil langkah-langkah diatas kedalam
suatu format yang mudah diikuti dan dicerna namun menyajikan data dan informasi yang
lengkap. Laporan disarankan untuk dikelompokkan kedalam 4 bagian; pertama : (a)
pengumpulan informasi yang releven, (b) dokumen kepedulian masyarakat, (c)
identifikasi pencemar, dan (d) evaluasi penyebaran pencemar dan proses pemajanan.
Kemudian dilanjutkan pada (e) dampak kesehatan berdasarkan hasil kajian terhadap
data jenis dampak dantoksikologi. Bagian terakhir (f) adalah kesimpulan dan
rekomendasi. Materi dan format laporan disajikan pada BAB-10
16. Penutup- Seringkali, saran atau tindakan yang dilakukan belum sepenuhnya
menyelesaikan masalah. Maka menjadi kewajiban sektor kesehatan untuk mengikuti
atau memantau apakah saran telah diperhatikan dan tindakan telah diambil. Perlu
senantiasa melakukan pendekatan kepada instansi berwenang (seperti yang tercantum
dalam saran dan rekomendasi) agar mereka lebih peduli dan melakukan tindakan yang
diperlukan.