Anda di halaman 1dari 3

Nama : YUNIDITA

NPM : 1826020024.P
Jurusan : B II Kesehatan Masyarakat
Matakuliah : UAS Manajemen K3
Dosen Pengampuh : Rina Aprianti, SKM. MPH

1. Jelaskan menurut pendapat saudara bagaimana pimpinan perusahaan mengatur


penerapan P3K yang baik terhadap karyawannya guna mengurangi tingkat
keparahan pada kecelakaan?
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan dan perawatan
sementara yang dilakukan kepada korban kecelakaan di tempat kerja menggunakan
peralatan sederhana sebelum korban mendapatkan pertolongan yang sempurna. Meski
hanya menggunakan peralatan sederhana, P3K bisa menjadi salah satu solusi untuk
memberi pertolongan secara cepat dan tepat.
Meski pertolongan pertama bukanlah penanganan yang sempurna, tapi dengan adanya
P3K di tempat kerja akan memiliki banyak manfaat dalam mencegah keparahan cidera,
mengurangi penderitaan dan bahkan menyelamatkan nyawa korban. Jika tindakan P3K
tidak dilakukan saat terjadi kecelakaan di tempat kerja, akibatnya dapat memperburuk
keadaan korban bahkan menimbulkan kematian. Kecelakaan dalam pekerjaan memang
bukan sesuatu yang diinginkan oleh siapapun, termasuk pekerja. Meski demikian,
perusahaan wajib menyediakan berbagai sarana prasarana untuk mengantisipasi
terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Adapun tujuan P3K antara lain :
 Menyelamatkan nyawa
 Meringankan penderitaan korban, seperti meringankan rasa nyeri
 Mencegah cedera/penyakit bertambah parah, seperti mencegah perdarahan
 Mempertahankan daya tahan korban
 Menunjang upaya penyembuhan
 Mencarikan pertolongan lebih lanjut
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
1. Ruang pertolongan pertama
Merupakan ruangan yang harus ada dan dirancang khusus oleh perusahaan untuk
penanganan pertama pada pekerja yang mengalami kecelakaan. Tidak hanya
digunakan untuk menangani pekerja yang mengalami kecelakaan saja. Tempat
perawatan ini juga dapat dimanfaatkan bagi pekerja yang sakit saat bekerja.
2. Lemari atau Kotak P3K dan isinya
Kotak P3K merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan berbagai
peralatan dan obat-obatan P3K. Selain dipasang di ruang pertolongan pertama,
kotak-kotak ini biasanya juga dipasang di beberapa tempat yang mudah dilihat
dan dijangkau oleh para pekerja.
Adapun isi dalam kotak K3 biasanya terdiri dari kasa dibungkus steril, perban,
plester, kapas, kain mittela, gunting, peniti, sarung tangan, masker, pinset, senter,
kantong plastik, alkohol 70%, manual P3K, tensimeter, stetoskop, obat-obatan,
dan kebutuhan P3K lainnya.
3. Alat Evakuasi dan Transportasi
Peralatan evakuasi yang dimaksud merupakan peralatan yang digunakan untuk
memindahkan korban kecelakaan kerja dari lokasi kecelakaan ke tempat lain
yang lebih aman dengan cara sederhana.
4. Petugas Pertolongan Pertama
Ketersediaan petugas pertolongan pertama yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menangani korban kecelakaan kerja sangatlah dibutuhkan
perusahaan. Petugas yang profesional dan terlatih biasanya mampu menghadapi
berbagai situasi kecelakaan kerja sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan.
Berdasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor
Per.15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja
menyebutkan bahwa jumlah ideal petugas P3K bagi perusahaan yang memiliki
resiko rendah terhadap kecelakaan adalah sejumlah 1 (satu) petugas P3K untuk
menangani 150 tenaga kerja.
5. Fasilitas tambahan
Selain berbagai fasilitas pertolongan pertama yang disebutkan di atas, perusahaan
tertentu juga membutuhkan berbagai fasilitas tambahan untuk memastikan
kegiatan pertolongan pertama dapat berjalan dengan baik.
Fasilitas tambahan ini dapat berupa peralatan perlindungan pribadi atau peralatan
khusus yang digunakan di tempat kerja yang menangani potensi bahaya yang
memerlukan penanganan khusus.
Penerapan K3 di perusahaan :
a. Safety talk
Adalah pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor dengan para pekerja
atau karyawan untuk membicarakan hal-hal mengenai K3, entah tentang isu
terbaru, regulasi, prosedur kerja, alat pelindung diri, potensi bahaya, dll. Di saat
apel pagi atau muster morning merupakan yang tepat untuk menyelipkan pesan-
pesan penting tentang keselamatan kerja setidaknya 5-10 menit.
b. Monitoring pengunaan alat-alat keselamatan kerja
Jika proses safety talk telah berjalan dan dipahami oleh para pekerja maka akan
dilanjutkan dengan monitoring penggunaan alat-alat safety oleh para supervisi
atau mandor lapangan, setiap supervisi harus mempunyai buku monitoring safety
karyawan dimana buku tersebut mencantunkan nama pekerja dan alat-alat safety
yang harus digunakan.
c. Sosialisasi dan penerapan MSDS (Material Safety Data Sheet)
Sosialisasi MSDS ini sangat penting apalagi dalam penggunaan bahan-bahan
beracun/kimia. Lembaran MSDS terdiri dari panduan bahan aktif bahaya dan
gejala, peralatan perlindungan dan tindakan menghindari kecelakaan dan
P3K/firsd aid.
d. Pembuatan nearmiss
Dalam safety kita mengenal piramida safety, jika dalam 10000 hampir celaka jika
tidak diantisipasi dengan baik menimbulkan 600 kecelakaan kecil dan akan
menyebabkan 1 fatality atau kematian tentunya kita akan menghindari korban
salah satu upaya menghindari tersebut dengan pembuatan sistem nearmiss.
Nearmiss adalah sebuah kejadian tak terduga/tak terencana (unplanned event)
yang tidak menghasilkan kerusakan atau cedera tapi memiliki potensi untuk
mengarah kesana. Umumnya kejadian ini murni karena kesalahan manusia
atau Human Error. Bahasa lain menyebutnya dengan “Close Call” dan juga “Near
Collision”.
e. Rapat safety bulanan
Yaitu pimpinan dalam setiap bulan harus mengadakan rapat evaluasi tentang
pelaksanaan safety dan lingkungan serta program dan perbaikan yang akan
dilakukan.
f. Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/sangsi)
Untuk karyawan yang mematuhi dan melaksanaakan penerapan P3K dalam
bekerja akan menerima sebuah penghargaan dan untuk karyawan yang
melanggaran peraturan akan diberi sangsi untuk memicu karyawan agar tidak
melanggar peraturan P3K lagi.

Anda mungkin juga menyukai