Anda di halaman 1dari 14

PRE PLANNING

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH


DI DESA TABALAGAN KECAMATAN TALANG 4

KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROVINSI BENGKULU

TAHUN 2016

A. Latar Belakang

Setelah dilakukan Musyawarah Mufakat Desa (MMD) di Desa Tabalagan Bengkulu tengah pada tanggal 17 Juli 2016 dimana masyarakat dan
mahasiswa yang mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi di Desa Kabupaten Tabalagan untuk diselesaikan secara bersama. Masalah
tersebut dilihat dari hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa selama tiga hari mulai tanggal 15-16 Juli 2016. Salah satu masalah
yang terjadi di masyarakat yaitu ditemukannya masyarakat yang tidak mengetahui jenis golongan darah.

Dari hasil analisis pengumpulan data menggunakan kuesioner diketahui 155 jiwa (65,50 %) tidak mengetahui jenis
golongan darah pada dirinya. Data tersebut menjadi salah satu masalah kesehatan dan untuk itu perlu dilakukan tindakan lanjut
untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam rangka memecahkan masalah kesehatan di Desa Tabalagan, mahasiswa dan masyarakat sudah merencanakan
tindakan lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan di desa tersebut dengan mengadakan kegiatan pemeriksan golongan darah
pada tanggal 28 Juli 2016 di Balai Desa Tabalagan Kabupaten Bengkulu tengah. Dimana kegiatan tersebut bertujuan agar
masyegarakat mengetahui jenis golongan darah berdasarkan hasil pemeriksaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama proses belajar-mengajar,
mendapatkan pengalaman serta keterampilan untuk mengatasi yang ditemukan di wilayah Desa Tabalagan yang dibantu oleh
partisipasi aktif masyarakat.

B. Proses Komunitas
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan pemeriksaan golongan darah masyarakat diharapkan dapat mengetahui jenis golongan darah
pada dirinya sendiri.

2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mampu memahami pentingnya pemeriksaan golongan darah .
b. Masyarakat mampu mengetahui manfaat dari pemeriksaan golongan darah.
c. Masyarakat dapat memanfaatkan kartu golongan darah dalam keadaan emergency.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik/Judul Kegiatan
Pemeriksaan golongan darah di desa Tabalagan.

2. Sasaran/Target

Warga Desa . Tabalagan

3. Media dan Alat


a. Reagen golongan darah (Anti A, Anti B, Anti AB, Anti D)
b. Kartu golongan darah
c. Lancet
d. Pena lancet
e. Kapas Alkohol
f. Kapas Kering
g. Batang Pengaduk (lidi)
4. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal : 28Juli 2016
b. Jam : 8.00 WIB s/d selesai
c. Kegiatan : Pemeriksaan golongan darah
d. Tempat : Balai Desa Tabalagan
5. Pengorganisasian
a. Setting Tempat

Meja Pendaftaran Meja Pemanggilan Meja Pemeriksaan

Meja Pencatatan dan


Masyarakat Desa Padang Ulak Pengambilan Kartu
Tanjung Golongan Darah
b. Susunan acara

No Kegiatan Respon Peserta Metode Waktu

1 Pendaftaraan

Masyarakat Melakukan Pencatatan 1 menit


Registrasi di Meja
pendaftaraan

2 Pemeriksaan Golongan darah Mendatangi stan


pemeriksaan golongan Pemeriksaan slide 5 menit
darah

3. Pencatatan Hasil Golongan Darah Memberikan hasil


golongan darah kepada Pencatatan Hasil 1 menit
panitia

D. Pembagian Tugas
1. Penanggung Jawab : Dahlia Puspita
Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan golongan darah Desa Tabalagan.
2. Pre Planning :
Membuat rencana dan susunan panitia kegiatan Pemeriksaan golongan darah di desa Tabalagan.
E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. 70% dari jumlah kepala keluarga yang diundang dapat menghadiri pertemuan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai yang direncanakan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Para undangan yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif selama jalannya diskusi
d. 100% mahasiswa berperan aktif dalam pemeriksaan golongan darah
3. Hasil
a. Masyarakat dapat mengetahui golongan darah
b. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya kartu golongan darah
Lampiran Materi

Golongan Darah

a. Pengertian Golongan darah


Golongan darah secara umum terbagi menjadi empat golongan darah yaitu A,B,O,dan AB. Dalam darah tedapat
antigen dan antibodi dimana antigen terdapat pada sel-sel darah merah dan antibodi terdapat dalam serum. Sel- sel yang hanya
memiliki antigen A dan mempunyai anti-B didalam serum disebut golongan A. Sedangkan sel- sel yang hanya memiliki
antigen B dan mempunyai Anti- A dalam serum disebut golongan B. Sel- sel yang memiliki antigen A dan antigen B dan
tidak mempunyai anti A dan anti B dalam serum disebut golongan AB. Sel-sel yang tidak memiliki antigen A dan antigen B,
mempunyai anti A dan Anti B dalam serum disebut golongan darah O.
Selain sistem ABO, terdapat penggolongan daerah lainnya, yaitu sistem rhesus (rh). Sistem ini didasarkan atas ada
atau tidaknya aglutinogen rhesus di dalam darah. Landsteiner menemukan sistem rh ini pada percobaannya terhadap kera
Macaca rhesus. Pada sistem rh, apabila darah seseorang mengandung aglutinogen rhesus maka orang tersebut termasuk
rhesus positif (rh+). Adapun jika tidak mengandung aglutinogen rhesus, orang tersebut termasuk rhesus negatif (rh–).
b. Antigen adalah
Antigen adalah sejenis zat yang bila masuk ke dalam tubuh, lalu dikenali sebagai benda asing, akan menimbulkan
respon imun. Hal ini akan berakibat dibuatnya antibodi yang akan bereaksi spesifik dengan antigen tersebut. Antigen terdapat
pada permukaan sel darah merah, yang terdiri atas bilipid membran suatu molekul yang besar. Komposisi bilipid membran
adalah molekul yang dinamakan phospolipid yang terdiri dari hydrophilic dan hidrophobic. Umumnya molekul protein bilipid
membrane memiliki 9 oligosakarida, beberapa diantaranya diketahui menjadi antigen golongan darah, lainnya berfungsi untuk
metobolisme sel darah merah. Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, B, dan D ( Rho ).
Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula pada rangkaian oligosakarida yang melekat langsung pada dinding sel
atau melekat pada rangkaian protein yang menonjol dari hamparan bilipid. Apabila ologosakaridaitu melekat pada kulit sel
disebut molekul glycolipid, dan kalau melekatnya pada susunan protein disebut glycoprotein.

c. Antibodi
Dapat dikenal bila antibodi itu berinteraksi dengan antigen dan sebaliknya. Dalam golongan darah interaksi ini
biasanya dapat dilihat dari sel – sel darah beraglutinasi. Antibodi golongan darah adalah protein (spesifikasinya gamma
globulin), dihasilkan oleh badan sebagai mekanis pertahanan tubuh sebagai tanggapan rangsangan antigen asing. ( Ellyani
sindu, 2004 ) Antibodi golongan darah yaitu anti-A dan anti-B pada umumnya timbul beberapa bulan setelah lahir ( 3 – 6
bulan ) dan mencapai level maksimal pada usia 5 – 10 tahun kemudian secara perlahan – lahan menurun pada usai tua.
Kebanyakan antigen golongan darah menyebabkan terbentuknya antibodi IgM sebagai akibat rangsangan primer dan
sebagian lagi dapat menyebabkan terbentuknya antibodi IgG. Antibodi IgM adalah pentamer yang terdiri dari 5
immunoglobulin sub unit, dimana setiap unit terdiri dari fragmen fab 2 buah, sehingga keseluruhan mempunyai 10 antigen
bidding site. Antibodi IgG merupakan sub unit immunoglobulin tunggal yang mempunyai fragmen fab 2 buah yang
bereaksi pada antigen.
d. Reaksi Antigen – Antibodi Sel Darah Merah

Kebanyakan teknik yang digunakan pada laboratorium untuk mendeteksi reaksi – reaksi antara antigen – antibodi
berdasarkan aglutinasi. Aglutinasi adalah perlengketan sel – sel darah merah yang disebabkan oleh antibodi yang melekat
pada antigen – antigen beberapa sel darah merah, sampai menimbulkan suatu anyaman yang dapat menjerat sel – sel
menjadi mengelompok. Terdapat 2 tahapan untuk menimbulkan aglutinasi. Tahap pertama yaitu antibodi melekat pada
antigen sel darah merahnya segera pada saat pertama ketemu. Hal ini belum menimbulkan aglutinasi, tetapi hanya
menyelubungi sel tersebut. Tahap kedua yaitu anyaman telah terbentuk, menimbulkan gumpalan atau aglutinasi. Antibodi –
antibodi IgM ukuranya besar, memiliki 10 tempat antigen. Semuanya bisa mengsensitisasi dan mengaglutinasi sel – sel
secara langsung. Antibodi – antibodi IgG ukuranya kecil dan tidak dapat secara langsung mengaglutinasi sel – sel,
walaupun demikian dapat menyelubungi atau mensensitisasi sel – sel darah merah. Aglutinasi terjadi dalam 2 stadium
e. Perlekatan fisik antibodi pada sel darah merah yang disebut sensitasi.

Dalam sistim golongan darah reaksi antigen pada sel darah merah dengan antibodi, tampak sebagai gumpalan sel.
Sebelum terjadinya aglutinasi antibodi akan mengadakan ikatan terlebih dahulu dengan antigen yang berpadanan, sehingga
terjadi suatu komplek antigen antibodi komplek. Bila suatu antibodi telah mengadakan ikatan dengan antigenya sehingga
12 sel darah merah tersebut diselubungi oleh antibodi, maka peristiwa tersebut dinamakan juga bahwa sel darah merah
telah disensitisasi oleh antibodi dan reaksi tersebut tidak terlihat oleh mata biasa.

f. Pembentukan jembatan – jembatan antara sel – sel yang telah disensitisasi mengakibatkan terjadinya aglutinasi Sel
Grouping dan Serum Typing

Tujuan pemeriksaan golongan darah sel grouping dan serum typing adalah untuk menetapkan ada atau tidaknya
antigen pada sel darah merah dan ada atau tidaknya antibodi dalam serum. Untuk mendapatkan hasil kesimpulan golongan
darah yang benar harus dilakukan pemeriksaan dua arah yaitu : Sel grouping yaitu suatu pemeriksana golongan darah
untuk memeriksa ada atau tidaknya antigen A atau antigen B pada sel darah merah. Serum typing yaitu suatu pemeriksaan
golongan darah untuk memeriksa ada atau tidaknya anti – A dan atau anti – B dalam serumReagen yang digunakan dalam
pemeriksaan golongan darah antara lain Anti – A, Anti – B, Anti – AB. Reagen tersebut terbuat dari antibodi monoclonal
yang disekresi dari suatu kultur sel, sel – sel yang dikultur disebut hibridomas. Keuntungan reagen monoclonal yaitu
kerjanya spesifik serta bebas dari antibodi lain yang dapat mengaburkan hasil tes. Antibodi monoklonal telah menjadi
reagen pilihan dalam banyak penelitian karena spesifisitas dan reproduktifitasnya dengan sedikit variasi 13 antar batch.
Oleh karena itu anti bodi monoklonal terjadi sebagai interaksi antara tipe epitop dengan satu klon limpfosit B tunggal maka
antibodi ini mempunyai apitop yang sama.

g. Cara menentukan golongan darah


Hal yang harus diperhatikan dalam tranfusi darah adalah jenis aglutinogen donor dan aglutinin resipien. Aglutinin
memiliki kemampuan untuk menggumpalkan eritrosit. Jadi, apabila aglutinogen donor bercampur dengan aglutinin resipien,
darah resipien akan menggumpal. Darah donor yang bercampur dalam tubuh resipien akan dianggap sebagai antigen oleh
tubuh. Agar Anda lebih memahami transfusi darah perhatikan Tabel berikut.

Golongan darah
Keterangan:
- Sel- sel yang hanya memiliki antigen A dan mempunyai anti-B didalam serum disebut golongan A
- sel- sel yang hanya memiliki antigen B dan mempunyai Anti- A dalam serum disebut golongan B
- Sel- sel yang memiliki antigen A dan antigen B dan tidak mempunyai anti A dan anti B dalam serum disebut golongan
AB
- Sel-sel yang tidak memiliki antigen A dan antigen B, mempunyai anti A dan Anti B dalam serum disebut golongan O

Seseorang dengan golongan darah O disebut donor universal karena dapat ditransfusikan kepada semua golongan
darah (sistem ABO). Adapun golongan AB disebut sebagai resipien universal karena dapat menerima semua golongan darah
(sistem ABO). Akan tetapi, pada praktiknya, hal tersebut jarang dilakukan karena kemungkinan adanya ketidakcocokkan
darah di luar sistem ABO.

h. Sistem Darah Rhesus

Rhesus berdasarkan antigen D. Jika dia Punya Antigen D, berarti dia Rh +. Jika gak Punya Antigen D maka Rh-.
Materi Pelajaran Tentang Golongan Darah A.B.O , Rhesus, MN.
i. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pengujian Golongan Darah antara lain :
1. Kesalahan teknik ( kaca kotor, kontaminasi reagen, sentrifuge yang tidak baik, pembacaan salah ).
2. Kelainan dalam serum yang menyebabkan pembentukan rouleaux.
3. Eritrosit yang dilapisi antibodi dapat menimbulkan aglutinasi dalam lingkungan protein tinggi.
4. Tranfusi yang diberikan sebelum pengujian menyebabkan sampel yang diperiksa mengandung bermacam – macam
populasi eritrosit.
5. Hipogama globunemia yang menyebabkan titer antibodi rendah.
6. Obat – obat yang dimasukkan intravena dapat menyebabkan eritrosit menggumpal.( Kresna Boedina Siti, 1998 ).

Anda mungkin juga menyukai