Ega Putri Amanda - Air PDF
Ega Putri Amanda - Air PDF
AIR
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH:
2023
1
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
A. Dasar teori.................................................................................................................. 3
B. Tujuan Praktikum .................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
ALAT DAN BAHAN ...................................................................................................... 6
A. Alat ............................................................................................................................. 6
B. Bahan.......................................................................................................................... 6
C. Cara kerja .................................................................................................................. 6
BAB III ............................................................................................................................. 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 8
A. Hasil Pengamatan ..................................................................................................... 8
B. Pembahasan ............................................................................................................... 9
BAB IV ........................................................................................................................... 15
KESIMPULAN .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16
LAMPIRAN ................................................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
Air merupakan kebutuhan baik untuk kehidupan maupun kebutuhan
lainnya yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia.Air putih adalah
air yang murni, tidak bercampur, tidak berwarna dan tidak berbau. Air dan
tubuh manusia sangat erat hubungannya, menurut WHO, 60% tubuh
manusia terdiri dari air. Kita membutuhkan air dalam kehidupan kita sehari-
hari. Air merupakan kebutuhan baik untuk kehidupan maupun kebutuhan
lainnya yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Kekurangan air dalam
tubuh manusia menyebabkan berbagai penyakit seperti sakit punggung,
rematik, sakit leher, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, asma,
diabetes, stroke, batu ginjal, sembelit. Itulah mengapa sangat penting untuk
diminum, karena air memiliki banyak fungsi bagi tubuh manusia (Putri, A.,
& Setyawan, A. B. 2018). Tubuh menyerap air dari makanan dan minuman,
sedangkan air dapat dikeluarkan melalui keringat, pernapasan, buang air
kecil atau buang air besar. Kebutuhan air tubuh bagi seseorang minimal 2
liter per hari, hal ini tentunya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas
fisik dan suhu lingkungan.
Air juga dapat menjaga konsistensi fisik dan kimia bahkan dalam cairan
intraseluler serta ekstraseluler, di mana ia memainkan peran langsung dalam
mengatur suhu tubuh. Keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh
mempengaruhi kinerja pengatur suhu. Suhu udara yang panas menyebabkan
banyak cairan tubuh yang keluar hilang melalui evaporasi dan keringat. Jika
cairan tubuh tidak diganti maka akan menyebabkan hilangnya cairan tubuh
dan penipisan elektrolit. Air sangat penting bagi kehidupan manusia, namun
penggunaan air sering diabaikan (Sangga Gumilar Putri, D. E. R. A, 2020).
Kehilangan cairan tubuh adalah ketidakseimbangan cairan tubuh karena
keluarnya cairan lebih besar daripada masuknya cairan. Penurunan berat
badan dapat dibagi menjadi tiga area. Hal yang normal bagi tubuh untuk
3
kehilangan 1% dari berat cairan tubuhnya melalui keringat, yang
mengakibatkan penurunan performa. Sedikit kehilangan cairan tubuh,
ketika kehilangan cairan melebihi tiga persen dari berat badan,
menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Selain dehidrasi parah, jika Anda
kehilangan 5% cairan, kapasitas kerja Anda menurun hingga 30% dan
fungsi kognitif menurun. Ketiga jenis dehidrasi tersebut adalah dehidrasi
ringan, dehidrasi sedang, dan dehidrasi berat (Auzan, M. 2020). Kehilangan
cairan tubuh atau kehilangan cairan tubuh ini lebih sering pada alami oleh
anak – anak, remaja, serta lansia, tetapi juga mampu di alami oleh kategori
usia lainnya.
Urine merupakan larutan yang kompleks yang mengandung bahan
organik maupun anorganik. Kebanyakan bahan tersebut berasal dari bahan
tak terpakai dari metabolisme tubuh atau produk yang berasal dari makanan.
Urine merupakan larutan garam (NaCI & KCI), urea (produk metabolisme
protein), dan bahan organik seperti kreatinin dan asam urat dan bahan
anorganik seperti Kalsium, Magnesium, Ammonia, Fosfat dan Sulfat.
Bahan tertentu terdapat dalam urine pada keadaan patologis misalnya
protein (=albuminuria), aseton, hemoglobin, empedu (bile), glukosa. Kultur
konvensional memberi hasil yang negatif ataupun tidak dapat diandalkan
maka diagnosis penyakit menular sistemik berdasarkan demonstrasi antigen
bakteri secara langsung dari urine memiliki banyak potensi keuntungan.
Antigen yang diekskresikan melalui kemih memiliki berat molekul yang
lebih rendah dari albumin (<67 kDa) atau untuk DNA transrenal biasanya
tidak melebihi 100 bp jika ginjal berada dalam kondisi utuh. Analisis
molekuler DNA transrenal untuk mendiagnosis infeksi juga merupakan
bidang yang berkembang pesat. Metode Enyzme Immunoassays dapat
memanfaatkan deteksi senyawa gula dinding luar sel mikroba yang keluar
berada dalam aliran darah dan diekskresikan dalam urine (Nugraha et al.,
2019).
Kondisi urine dalam tubuh dapat memberikan informasi mengenai
tingkat kejernihan, warna maupun bau. Urine memiliki tingkatan
4
warna yang berbeda sesuai dengan tingkat konsumsi air yang masuk ke
dalam tubuh. Konsumsi cairan yang cukupmenyebabkan warna urine
bening dan cerah, sedangkan kurangnya konsumsi cairan menyebabkan
warna urine menjadi pekat (Willihganz, M.J., Gurevitz, S.L. & Clayton,
B.D., 2020).
Urinalisis adalah pemeriksaan urin untuk golongan tertentu
dari parameter fisik, kimia, dan mikroskopis dalam urin. Sebagai produk
sampingan dari metabolisme normal dan abnormal, sel, fragmen sel, dan
bakteri. Ini adalah salah satu tes skrining yang tidak banyak baiya tersedia
untuk mendiagnosis beberapa penyakit umum. Urinalisis digunakan untuk
menilai penampilan, konsentrasi dan kandungan urin dan digunakan untuk
mendiagnosis dan/atau mengobati berbagai gangguan medis seperti infeksi
saluran kemih, penyakit ginjal, masalah hati dan diabetes. Urinalisis
membantu banyak orang mendeteksi gangguan ini lebih awal dengan
mengidentifikasi zat yang biasanya tidak ada dalam urin atau dengan
mengukur tingkat abnormal dari parameter tertentu. (Abebayehu, A., 2023).
B. Tujuan Praktikum
1. Dapat membedakan warna urine seseorang yang mengalami dehidrasi
dan warna urine normal.
2. mampu menginterpretasikan nilai biokimia yang diperoleh dan
dikaitkan dengan kondisi patologis yang bias mempengaruhi status gizi
seseorang.
5
BAB II
1. Alat
1) Pot urine
2) Diagram warna urine
3) Urinalysis strip
4) Stopwatch
5) Handscoon
6) Tabung reaksi
7) Rak tabung reaksi
2. Bahan
1) Urine 30-60 ml
3. Cara Kerja
1) Warna urine
2) Urinalisis
6
Pegang strip dalam posisi Pegang strip dekatkan
horizontal dan dekatkan dengan blok warna dan
strip dengan tissue cocokan dengan
indicator pada tabung
Ragen ASG Glu Bil Ket SG Blo pH Pro Uro Nit Leu
Waktu 30 s 30 30 40 45 60 60 60 60 60 120
baca s s s s s s s s s s
7
BAB III
A. Hasil pengamatan
Identitas Probandus
Umur : 19 tahun
8
Table 2.0 Hasil pengamatan analisis
B. Pembahasan
a.) Warna Urine
9
untuk tidak salah menilai. Warna kuning pekat dapat disebabkan bilirubin
yang ada di urin, sedangkan warna kuning kehijauan dapat disebabkan
birubin yang teroksidasi menjadi biliverdin, warna merah dapat disebabkan
adanya darah sedangkan warna coklat tua biasanya disebabkan eritrosit
yang telah teroksidasi misalnya pada keadaan terdapat perdarahan di
glomerulus (strassinger) (indah, D., & Pratiwi, N., 2019).
b.) Glukosa
Glukosa biasanya ada dalam jumlah kecil dalam urin manusia. Glukosa
urin mendekati tingkat abnormal mendekati 100 mg/dL. Bergantung pada
produsennya, 4-5 kategori (Neg./Normal, Trace, 1+, 2+, 3+, 4+
digunakan untuk melaporkan hasil glukosa urin dalam rentang konsentrasi
50-2000 mg/dL atau kurang. Pada strip tes yang paling umum telah
dilaporkan dari 100-2000 mg/dl. Hasil positif atau adanya glukosa dalam
sampel urin disebut glukosuria. Hal ini disebabkan oleh kadar glukosa yang
terlalu tinggi dalam darah. Ginjal mulai mengeluarkan glukosa dari urin
untuk menurunkan kadar darah. Kadang konsentrasi ambang batas menurun
dan glukosa memasuki urin lebih cepat pada kadar gula darah
yang lebih rendah (Abebayehu, A., 2023).
10
c.) Bilirubin
d.) Keton
Badan keton muncul dalam urin sebagai akibat dari metabolisme
lipid yang dipercepat. asam β-hidroksibutirat secara kuantitatif paling besar,
diikuti oleh asam asetoasetat dan aseton. Keton biasanya tidak ditemukan
dalam urin. Strip tes melaporkan Konsentrasi keton dalam 5-6 kategori
antara 5 dan 160 mg/dl (Neg., Trace, 1+, 2+, 3+, 4+). Di semua strip tes
yang tersedia pengukuran pertama didefinisikan sebagai hasil negatif. Keton
adalah produk antara metabolisme lemak dan diproduksi ketika glukosa
tidak tersedia untuk sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Ketika karbohidrat
tidak tersedia, tubuh mengubah lemak menjadi energy dibutuhkan untuk
bekerja lebih banyak. Olahraga berat, paparan dingin, sering muntah
berkepanjangan dan beberapa gangguan sistemik (Abebayehu, A., 2023).
11
Jika dilihat dari hasil pengamatan keton, urine probandus memiliki
hasil positive. Keberadaan keton dalam urin bukan merupakan
halnormal.Keton hanya akan dibentuk saat terjadi defisiensi karbohidrat
dan tidak dibentuknya energy dari glukosa (Karmila, N., Mongan, A. E., &
Rambert, G. I.). Peningkatan keton dalam urin disebut ketonuria. Keton
adalah hasilnya metabolisme asam lemak yang tidak lengkap, yang terjadi
saat tubuh terganggu metabolisme karbohidrat karena gangguan penyerapan
atau jumlah konsumsi karbohidrat yang tidak cukup (Indah, D., & Pratiwi,
N., 2019).
f.) Blood
12
mioglobin. Mioglobin adalah protein di jaringan otot (muscle hemoglobin)
(Indah, D., & Pratiwi, N., 2019).
g.) pH
pH urin adalah konsentrasi proton (ion hidrogen) dalam urin.
Sebagian besar urin memiliki pH sekitar 6, yang sedikit asam, namun
tergantung pada status asam-basa, pH urin berkisar dari rendah 4,5 (asam)
hingga 7 netral (tidak asam atau basa) atau setinggi 9 (basa) (Abebayehu,
A., 2023). Jika dilihat dari hasil pengamatan pH urine probandus
teridentikasi basa.
h.) Protein
Protein memasuki urin baik karena perubahan permeabilitas glomerulus
atau kerusakan tubulus. Strip tes adalah umum untuk melaporkan kadar
protein urin 15-2000 mg/dl dalam 5-6 kategori (jejak negatif, 1+, 2+, 3+,
dan 4+). Strip tes konsentrasi protein yang paling umum berkisar antara 15
hingga 1000 mg/dl (Abebayehu, A., 2023).
i.) Urobilinogen
j.) Nitrit
Tes nitrit adalah metode cepat dan tidak langsung untuk mengetahui
bakteriuria. Prinsip reaksi didasarkan pada reduksi bakteri nitrat diet, yang
biasanya ada dalam urin, menjadi nitrit, yang biasanya tidak ada. Hasil tes
positif untuk nitrit dan leukosit biasanya mengindikasikan ISK [10-11].
Setiap perkembangan warna di area reaksi dianggap positif. Zat berwarna
13
dalam urin dan penyimpanan urin yang lama pada suhu kamar dapat
menyebabkan hasil positif palsu (Indah, D., & Pratiwi, N., 2019).
k.) Leukosit
14
BAB IV
KESIMPULAN
a. Urinalisis terdiri dari pengukuran menggunakan urinogram untuk
menentukan warna urin dan reagen strip menggunakan metode
panggangan untuk menentukan glukosa, bilirubin, keton, berat jenis
(SG), darah, pH, protein, urobilinogen, nitrit, dan leukosit. sampel urin.
b. Penilaian warna urin dan urinalisis, kondisi tubuh seseorang ditentukan
berdasarkan kategori urin.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abebayehu, A. (2023). Urine test strip analysis, concentration range and its
interpretations of the parameters. GSC Biological and Pharmaceutical
Sciences, 22 (02), 001-013. DOI:
https://doi.org/10.30574/gscbps.2023.22.2.0091
Willihganz, M.J., Gurevitz, S.L. & Clayton, B.D., 2020. Clayton’s Basic
Pharmacology for Nurses. St. Louis: Elsevier.
16
LAMPIRAN
17