Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KANDUMGAN URIN

TUGAS MENULIS LAPORAN MATA PELAJARAN BIOLOGI

ANGGOTA KELOMPOK:

NAMA : - CARREN CYNTHIA ARLIE (05)


- CHRISTOPHER EDWOOD (08)
- DARREN EMMANUEL SETIADI (10)
- DELLA RIBKA ARNOLUS (11)
- VALENT CALISTA ELLEN (30)
KELAS : XI-B

SMA SANTO IGNASIUS SINGKAWANG


JALAN S.M. TSJAFIOEDDIN
TAHUN 2023/2024
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………….…………. 3
B. Tujuan Penelitian ………………………………………..……… 3
C. Manfaat Penelitian ……………………...………………………. 3
D. Alat dan Bahan ……………………………………….................. 4
E. Cara Kerja ...................................................................................... 4
BAB II: PEMBAHASAN
A. Penyebab Terjadinya Perubahan pada Urin pada Proses
Praktikum ....................................................................................... 6
B.
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………..…... 15
DAFTAR PUSTAKA..…………………….………………..……………... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urin adalah cairan sisa hasil metabolisme yang diekskresikan oleh ginjal
dan kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh. Kandungan urin terdiri dari air
dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut,
dan materi organik. Urine berfungsi untuk membuang zat-zat sisa seperti racun
atau obat-obatan dari dalam tubuh. Urine merupakan indikator kuat dari
beberapa penyakit dalam tubuh. Baik infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau
bahkan dalam beberapa kasus kanker.
Ginjal membuang bahan limbah, cairan, dan zat lain dari darah dan
membuangnya melalui urine. Itulah sebabnya, kita dapat mengecek kondisi
kesehatan seseorang dari kandungan urinenya. Pemeriksaan ini disebut dengan
urinalisis. Protein dalam urine bisa menjadi tanda penyakit ginjal. Namun, hasil
urinalisis normal tidak menjamin bahwa seseorang tidak memiliki penyakit
ginjal kronis.
Praktikum analisis urin pada mata pelajaran biologi, diharapkan untuk
memberikan pemahaman kepada siswa XIB mengenai kandungan senyawa
kimia dalam sampel urin untuk mendeteksi penyakit. Praktikum ini melibatkan
pemeriksaan berbagai parameter urin kondisi ginjal, saluran urin, dan fungsi
berbagai organ dalam tubuh. Melalui praktikum ini, diharapkan siswa dapat
memahami pentingnya analisis urin dalam mendeteksi tanda-tanda awal
penyakit ginjal atau penyakit sistemik lainnya, serta memahami metode-
metode pemeriksaan urin yang digunakan dalam praktik laboratorium.
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kandungan pada urin.
C. Manfaat Penelitian
1. Dapat membantu dalam deteksi dini penyakit atau kondisi kesehatan yang
mendasarinya, seperti diabetes, penyakit ginjal, atau infeksi saluran
kemih.

3
2. Memberikan informasi tentang kondisi kesehatan seseorang secara umum,
termasuk tingkat hidrasi tubuh, fungsi ginjal, dan keberadaan zat-zat
tertentu yang dapat menandakan masalah kesehatan.
3. Dapat membantu dalam upaya pencegahan penyakit dengan memberikan
wawasan tentang pola makan, tingkat aktivitas, dan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi kesehatan melalui analisis komposisi urin.
D. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. Corong 1. urin
2. Pembakar spiritus 2. spirtus
3. Tabung reaksi 3. alkohol
4. Sarung tangan 4. larutan biuret
5. Jas hujan 5. larutan benedict
6. Pipet tetes 6. M
7. Korek api 7. M
8. Rak tabung reaksi 8. M
9. Penjepit kayu 9. M
E. Cara Kerja
1. Pertama, siapkan alat dan bahan yang akan diperlukan seperti larutan
biuret, larutan benedict, tabung reaksi, corong, batang pencapit, pipet tetes,
gelas kimia, botol berisi urine sebanyak ±200 ml, tisu secukupnya, korek
api, dan lampu spiritus.
2. Kedua, tuang urine ke dalam tabung reaksi sebanyak satu ruas jari dari
dasar tabung reaksi, ulangi langkah ini sekali lagi karena kita akan menguji
coba perubahan warna urin menggunakan dua larutan yang berbeda.
3. Tiga, tuang larutan biuret dan larutan benedict ke dua gelas kimia yang
berbeda.
4. Empat, gunakan pipet tetes untuk mengambil larutan yang ada di gelas
kimia
5. Lima, teteskan larutan biuret dan benedict pada ke dua urin yang telah
diletakkan di tabung reaksi yang berbeda, masing masing urine diteteskan
4
sebanyak 20 tetes larutan biuret dan benedict. Lihat perubahan warna urine
ketika diteteskan larutan tadi.
6. Enam, aduk dan diamkan urine yang sudah tercampur dengan tetesan
larutan biuret maupun larutan benedict selama beberapa detik.
7. Tujuh, setelah didiamkan buka penutup lampu spiritus dan gunakan korek
api untuk menyalakan lampu spiritus.
8. Delapan, gunakan batang pencapit untuk mencapit tabung reaksi yang akan
di bakar, jangan mencapit tabung reaksi di bagian dekat mulut tabung
reaksi karena bisa menyebabkan tabung reaksi terlepas dari batang pencapit
dan jangan menggunakan tangan kosong ketika berusaha membakar tabung
reaksi.
9. Sembilan, bakar tabung reaksi dengan memiringkannya sedikit, setelah
merasakan campuran antara urine dan larutan biuret maupun benedict
mendidih, setelah mendidih segera pindahkan posisi tabung reaski dari
lampu spiritus yang menyala.
10. Terakhir, diamkan campuran urine dan larutan biuret maupun benedict
yang menddih tadi agar kembali ke suhu normal dan lihat perubahan warna
yang terjadi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebab Terjadinya Perubahan pada Urin pada Proses Praktikum
Pada saat percobaan, karena adanya campuran dari cairan benedict dan
biuret ke dalam urin sehingga jika di campurkan dengan urine dan dipanasi
akan mengalami perubahan warna pada urin. Reagen Benedict mengandung
ion Cu2+ yang akan direduksi oleh gula menjadi ion Cu+ melalui proses
pemanasan sehingga menghasilkan endapan coklat atau merah bata, sehingga
dapat diartikan bahwa jika urin yang telah di campurkan oleh cairan benedict
dan dipanasi kemudian mengalami perubahan warna yaitu berwarna coklat
atau berwarna merah bata pada urin tersebut mengalami glukosa yang tinggi
atau biasa disebut diabetes. Pada reagen biuret Pembentukan warna ungu
disebabkan karena adanya kompleks ion Cu+ dengan ikatan peptida protein,
sehingga dapat di artikan bahwa jika urin yang telah di campurkan oleh cairan
biuret dan dipanasi kemudian mengalami perubahan warna pada urin yaitu
warna unggu maka dapat di simpulkan bahwa urin tersebut mengalami
kelainan albuminuria, Dimana albuminuria atau proteinuria
merupakan peningkatan jumlah protein yang terdapat di urin seseorang.
Kondisi ini biasa disebut dengan ginjal bocor.
Pada umumnya urin berwarna berwarna kuning transparan, Untuk
mengetahui pH urine menggunakan kertas indikator universal. Urine normal
ber-pH asam sekitar 5-7. Urine memiliki bau khas (pesing) atau bau amoniak
yang berasal dari urea. Bau urin dapat bervariasi karena kandungan asam
organik yang mudah menguap. Dan bau urine setiap orang yang berbeda.
Pengujian kandungan protein pada urine dibanntu dengan tetesan biuret.
Jika urine berubah warna menjadi bening maka urine noormal. Urine tidak
normal apabila urine berubah warna menjadi ungu maka urine mengandung
protein.
6
Pada pembakaran urin dengan Benedict, urin ditambahkan dengan reagen
Benedict dan dipanaskan. Jika dalam urin terdapat gula reduksi, maka ion
tembaga (Cu2+) akan teroksidasi menjadi ion tembaga (Cu+) yang berwarna
merah bata.
Jika tidak ada perubahan warna yang terjadi setelah pembakaran urin
dengan Benedict Maka berarti dalam urin tidak terdapat gula reduksi. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
- Urin yang digunakan adalah urin yang normal
- Urin yang digunakan telah disimpan terlalu lama
- Urin yang digunakan telah terkontaminasi dengan zat lain
Jika terjadi perubahan warna urin dari normal menjadi kuning, maka berarti
dalam urin terdapat sedikit gula reduksi. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain:
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang menderita diabetes mellitus
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang mengonsumsi obat-obatan
yang mengandung gula reduksi
Jika larutan berubah warna menjadi hijau, maka berarti dalam urin terdapat
gula reduksi dalam jumlah sedang. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
hal, antara lain:
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang menderita diabetes mellitus
yang tidak terkontrol
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang mengonsumsi makanan
yang tinggi gula
maka berarti dalam urin terdapat gula reduksi dalam jumlah Jika larutan
berubah warna menjadi merah bata, banyak. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain:
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang menderita diabetes mellitus
yang sangat parah
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang mengalami keracunan
alkohol

7
Perubahan warna setelah pembakaran urin dengan Benedict dapat menjadi
indikator adanya gangguan kesehatan, terutama diabetes mellitus. Diabetes
mellitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang
tinggi.
Jika dalam urin terdapat gula reduksi, maka hal ini dapat mengindikasikan
bahwa seseorang menderita diabetes mellitus. Diabetes mellitus dapat
menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius, seperti stroke,
penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Biuret adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam
urin. Biuret bekerja dengan prinsip elektrokimia. Pada pembakaran urin
dengan Biuret, urin dimasukkan ke dalam tabung Biuret dan kemudian
dihubungkan dengan elektroda. Jika dalam urin glukosa, maka akan terjadi
reaksi elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Arus listrik ini akan
diukur oleh Biuret dan ditampilkan dalam bentuk angka.
Berikut adalah perubahan warna yang terjadi setelah pembakaran urin dengan
Biuret:
Jika angka yang ditampilkan oleh Biuret adalah nol, maka berarti dalam urin
tidak terdapat glukosa. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain:
- Urin yang digunakan adalah urin yang normal
- Urin yang digunakan telah disimpan terlalu lama
- Urin yang digunakan telah terkontaminasi dengan zat lain
Pozitif
Jika angka yang ditampilkan oleh Bioret adalah positif, maka berarti dalam
urin terdapat glukosa. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang menderita diabetes mellitus
- Urin yang digunakan berasal dari orang yang mengonsumsi obat-obatan
yang mengandung glukosa
Dampak yang ditimbulkan dari perubahan warna tersebut
Perubahan warna setelah pembakaran urin dengan Bioret juga dapat menjadi
indikator adanya gangguan kesehatan, terutama diabetes mellitus.
8
Jika dalam urin terdapat glukosa, maka hal ini dapat mengindikasikan bahwa
seseorang menderita diabetes mellitus. Diabetes mellitus dapat menyebabkan
berbagai komplikasi kesehatan yang serius, seperti stroke, penyakit jantung,
dan gagal ginjal.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan warna setelah pembakaran urin dapat menjadi indikator adanya
gangguan kesehatan, terutama diabetes mellitus. Oleh karena itu, penting
untuk memeriksakan urin secara rutin untuk mendeteksi adanya gangguan
kesehatan.
Perubahan warna setelah proses pembakaran urin dengan bioret dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
- Perubahan warna sebelum dan sesudah reaksi redoks
- Perubahan warna setelah reaksi redoks
Perubahan warna sebelum dan sesudah reaksi redoks
Perubahan warna sebelum dan sesudah reaksi redoks terjadi akibat reaksi
antara urin dengan bioret. Urin mengandung berbagai macam zat, termasuk
urea, asam urat, kreatinin, dan protein. Bioret mengandung katalis yang dapat
mempercepat reaksi redoks.
Perubahan warna yang terjadi sebelum reaksi redoks adalah sebagai berikut:
Warna urin asli
9
Warna urin asli dapat bervariasi, tergantung pada kandungan zat-zat di
dalamnya. Urin yang normal biasanya berwarna kuning bening. Urin yang
berwarna kuning pekat dapat mengindikasikan dehidrasi atau adanya infeksi.
Urin yang berwarna merah atau cokelat dapat mengindikasikan adanya darah
atau bilirubin.
Warna urin setelah penambahan bioret
Setelah penambahan bioret, warna urin akan berubah menjadi kehijauan.
Perubahan warna ini disebabkan oleh reaksi antara urea dan bioret. Urea
adalah zat yang terbentuk dari pemecahan protein. Bioret mengandung enzim
urease yang dapat memecah urea menjadi amonia dan karbon dioksida.
Perubahan warna setelah reaksi redoks
Setelah reaksi redoks, warna urin akan berubah menjadi warna yang berbeda-
beda, tergantung pada kandungan zat-zat di dalamnya. Perubahan warna ini
dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan, seperti:
Warna ungu
Warna ungu mengindikasikan adanya kandungan protein yang tinggi dalam
urin. Protein dalam urin dapat mengindikasikan adanya penyakit ginjal,
seperti glomerulonefritis atau nefritis interstisial.
Warna merah
Warna merah mengindikasikan adanya kandungan darah dalam urin. Darah
dalam urin dapat mengindikasikan adanya infeksi saluran kemih, batu ginjal,
atau kanker ginjal.
Warna cokelat
Warna cokelat mengindikasikan adanya kandungan bilirubin dalam urin.
Bilirubin adalah zat yang terbentuk dari pemecahan sel darah merah.
Kandungan bilirubin yang tinggi dalam urin dapat mengindikasikan adanya
penyakit hati, seperti hepatitis atau sirosis hati.
Warna hitam
Warna hitam mengindikasikan adanya kandungan melanin dalam urin.
Melanin adalah pigmen yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata.

10
Kandungan melanin yang tinggi dalam urin dapat mengindikasikan adanya
penyakit melanoma, yaitu kanker kulit yang ganas.
Berikut adalah tabel yang merangkum perubahan warna urin setelah proses
pembakaran dengan bioret beserta dampak yang ditimbulkannya:
Warna urin Dampak
Asli Normal
Kuning pekat Dehidrasi atau infeksi
Merah Darah dalam urin
Cokelat Bilirubin dalam urin
Ungu Protein dalam urin
Hitam Melanin dalam urin
Perlu dicatat bahwa perubahan warna urin setelah proses pembakaran dengan
bioret hanya merupakan indikator awal. Untuk diagnosis yang lebih pasti,
diperlukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter.
Pembakaran urin dengan Benedict adalah tes kualitatif untuk mendeteksi
adanya glukosa dalam urin. Pereaksi Benedict terdiri dari natrium sitrat,
natrium karbonat, dan tembaga sulfat pentahidrat. Ketika reagen Benedict
dipanaskan dengan larutan yang mengandung glukosa, tembaga sulfat akan
teroksidasi menjadi tembaga oksida yang berwarna merah bata.
Berikut adalah perubahan warna yang dapat terjadi setelah proses
pembakaran urin dengan Benedict, beserta dampak yang ditimbulkannya:
Tidak ada perubahan warna (biru)
Tidak adanya perubahan warna menunjukkan bahwa tidak ada glukosa dalam
urin.

11
DAFTAR PUSTAKA
.

12

Anda mungkin juga menyukai