Anda di halaman 1dari 5

MODUL PRAKTEK

Judul : Uji Golongan Darah


Waktu :

1. Pendahuluan
Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela
ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam
kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B, O,
tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen
(aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga menemukan
antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah. Atas dasar macam
antigen yang ditemukan tersebut (Prawirohartono, 1995).
Untuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan
pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin. Dimana bila
darah seseorang diberi serum aglutinin a mengalami aglutinasi atau
penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung aglutinogen A. Dimana
kemungkinan orang tersebut bergolongan darah A atau AB. Bila tidak
mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung antigen A, kemungkinan
darahnya adalah bergolongan darah B atau O (Kimball, 1999).

1.1. Deskripsi Singkat


Eritrosit kurang mengnadung air, namun mengandung beberapa jenis lipid dan
protein yang di bagian ujungnya berikatan dengan karbohidrat. Adanya
perbedaan jenis monosakarida (karbohidrat sederhana) yang berkaitan dengan
protein dan glikolipid tersebut menyebabkan adanya perbedaan golongan darah
dalam system ABO.

Golongan Darah Struktur Molekul


A Protein/glikolipid membran
NacG Gal Nacgal

Fuc
B Protein/glikolipid membran
NacG Gal Gal

Fuc
AB Protein/glikolipid membran
NacG Gal Nacgal Gal

Fuc
O Protein/glikolipid membran
NacG Gal

Fuc
Dalam sistem rhesus, antigennya adalah suatu protein yang menjadi bagian utuh
dari membran eritrosit, berbeda dengan system ABO yang merupakan karbohidrat
dalam bentuk oligosakarida. Untuk mengetahui bentuk dari sel-sel darah, dapat
dibuat teknik hapusan darah dengan pewarnaan MGG (May Grunwald Giemsa),
sehingga dibawah mikroskop akan tampak sebagai berikut:
1. Eritrosit, merupakan sel bulat berbentuk bikonkaf , tidak berinti dan bewarna
merah kebiruan. Merupakan lapisan tebal yang dapat mencapai hampir
separuh volume darah. Jumlahnya sangat banyak di seluruh lapang pandang.
2. Leukosit, merupakan sel yang membentuk lapisan tipis diatas lapisan eritrosit
dengan bentuk inti dna ukuran sitoplasma yang bermacam-macam. Berperan
dalam proses pertahanan tubuh dari serangan penyakit.
3. Trombosit (keeping darah atau platelet), merupakan sel yang tidak berinti dan
berperan dalam mempertahankan keutuhan jaringan. Di bawah mikroskop
tampak tersebar di sana sini dalam lapang pandang dan berukuran sangat
kecil.
Relevansi
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit dengan angka mortalitas
yang tinggi baik di negara maju maupun berkembang. Golongan darah
merupakan ciri khusus darah dari suatu individu, seperti golongan ABO maupun
Rhesus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan golongan darah dan
PJK. Metode penelitian menggunakan studi Cross Sectional dengan jumlah
responden dalam penelitian ini adalah 42 pasien PJK yang melakukan
pemeriksaan mulai bulan November hingga Desember 2012 di poliklinik
Jantung BLU RSUP Prof. Dr. R. D Kandou, Manado. Berdasarkan uji Chi
Square menunjukkan nilai Pearson Chi Square, yang didapatkan nilai
signifikansinya adalah 1,000 (nilai signifikan <0,05), sehingga disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara golongan darah dan PJK.
1.2. Tujuan Umum
Mempelajari dan menguji golongan darah
1.3. Petunjuk Belajar

PROSES KEGIATAN
PEMBELAJARAN MAHASISWA PEMBIMBING
FASE 1.Menyusun LP 1. Memberikan informasi
PRAINTERAKSI 2.Mengikuti preconference tentang klien antara lain
(memahami LP) diagnosa, umur dll
3.Membaca informasi tentang 2. Preconference: evaluasi
pasien yang dikaitkan pemahaman mahasiswa
dengan LP) 3. Evaluasi pemahaman
mahasiswa
FASE 1.Memperkenalkan diri ke 1. Mengobservasi
INTRODUKSI pasien mahasiswa, umpan balik
2.Melakukan kontrak 2. Mengobservasi
mahasiswa, umpan balik
FASE KERJA 1.Melakukan pengkajian dan 1. Bimbingan untuk
validasi menumbuhkan
2.Melakukan rumusan masalah kemampuan intelektual,
dan diagnose tehnik interpersonal
3.Menyusun intervensi dan 2. Mendampingi ronde
melakukan implementasi keperawatan
4.Melakukan ronde 3. Bimbingan dalam
keperawatan bedside teaching
5.Mengikuti bedside teaching
FASE EVALUASI Menyimpulkan dengan Bimbingan dan observasi
pasien apa yang dicapai tentang kemampuan
mahasiswa

1.4. Kemampuan Akhir yang Dicapai


1. Kognitif, mahasiswa akan dapat/mampu untuk :
a. Mendapat pengetahuan
b. Memahami
c. Mengingat
d. Menganalisa
2. Afektif, mahasiswa akan dapat/mampu untuk :
a. Menanggapi
b. Menilai
c. mengorganisasi
3. Psikomotor, mahasiswa akan dapat :
a. Meniru
b. Menyusun
c. Melakukan sesuai dengan Prosedur baik dan tepat
2. Latihan/ Triger Case
1. Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke Rumah Sakit Santa Elisabeth
untuk memeriksakan Golongan Darahnya. Setelah diperiksa dan menunggu
beberapa lama hasil dari pemeriksaan tersebut keluar. Dan hasil dari
pemeriksaan Golongan Darah adalah O. Jika seseorang yang bergolongan
darah O disebut juga respien universal karena tidak adanya.....
2. Ibu Ani dan Ibu Rani melahirkan di salah satu Rumah sakit pada jam yang
sama. Ibu Ani dan Ibu Rani melahirkan bayi Perempuan. Ibu Ani mengatakan
bayi mereka tertukar, sehingga Ibu Ani mengajukan supaya memeriksa
Golongan Darah bayi mereka. Dan Ibu Ani mengatak kepada seorang
Perawat supaya dilakukan pemeriksaan Golongan Darah. Perawat pun
melakukan tindakan pemeriksaan Golongan Darah tersebut. Jika darah
seorang bayi diteteskan pada antibosi Anti-A atau aglutinin A terjadi
pembekuan maka golongan darah bayi tersebut adalah....
3. Seorang Laki-laki usia 32 tahun, mengalami kecelakaan lalu lintas dan
memerlukan transfusi darah. Setelah perawat mengetahui golongan darah
laki-laki tersebut B maka perawat segera menghubungi petugas bagian
laboratorium supaya menyediakan dar
H golongan B. Jika akan melakukan transfusi darah, perlu diketahui
golongan darah untuk menghindari penggumpalan. Raksi penggumpalan
disebabkan oleh....

3. Alat dan Bahan


Alat Bahan

1. Lanset 1. Needle lancet


2. Bengkok 2. Kertas golongan darah
3. Tusuk gigi
4. Antiserum ABO dan D
5. Alkohol swab

Cara Kerja

1. Lemaskan bagian jari yang akan diambil darah dan desinfeksi dengan menggunakan
alkohol swab
2. Tusuk ujung jari tersebut dengan menggunakan lanset (jangan lupa untuk selalu
mengganti needle / jarum tiap kali ganti pasien)
3. Hapuslah tetesan darah pertama dengan menggunakan kapas alkohol bersih
4. Pijit jari tersebut secara perlahan hingga keluar darah di bagian
yang disuntik tadi dan teteskan pada kertas golongan darah, dan
tempatkan di masing-masing kolom bertuliskan A, B, AB, dan Rh
dengan jumlah tetesan yang sama.
5. Pada kolom yang bertuliskan A, teteskan 1 tetes antisera A
6. Pada kolom yang bertuliskan B, teteskan 1 tetes antisera B
7. Pada kolom yang bertuliskan AB, teteskan 1 tetes antisera AB
8. Pada kolom yang bertuliskan D/Rh, teteskan 1 tetes antisera D/Rh
9. Aduk masing-masing dengan menggunakan tusuk gigi secara horizontal
10. Goyangkan sebentar diatas meja dan amati proses yang terjadi (apakah terdapat
penggumpalan atau tidak)

4. Daftar Pustaka
a. Poedjiadi, Supriyanti, Dasar-Dasar Biokimia, 2005, UI Press, Jakarta
b. Murray, Granner, Mayes, Rodwell, Biokimia Harper, 1997, EGC, JAkarta
c. Sadikin, Biokimia Darah, 2002, Widya Medika, Jakarta.
d. Linder, Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan pemakaian secara klinis, 2006,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

5. Daftar Istilah (Glossarium)

Anda mungkin juga menyukai