Anda di halaman 1dari 6

(Dirjen Pelayanan Kesehatan) Program Indonesia Sehat terdiri dari tiga (3) pilar :

Pilar 1. Paradigma Sehat, Paradigma sehat merupakan upaya Kementerian Kesehatan untuk
merubah pola pikir stakeholder dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dengan
peningkatan upaya promotif – preventif, pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan
keluarga, peningkatan keterlibatan lintas sektor dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Pilar 2. Penguatan Pelayanan Kesehatan, Penguatan pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk


menjamin keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengacu pada 3 (tiga) hal yaitu pertama Peningkatan akses terutama pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP), Optimalisasi Sistem Rujukan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
kedua Penerapan pendekatan continuum of care, ketiga Intervensi berbasis resiko kesehatan
(health risk).

Pilar 3. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Program JKN ini dimaksudkan untuk memberikan
perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik Penerima Bantuan Iuran (PBI)
ataupun Non-PBI. Dalam pengembangan JKN, Kementerian Kesehatan focus pada
pengembangan benefit package, menggunakan sistem pembiayaan asuransi dengan azas gotong
royong, serta melakukan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan

Mengenai Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai
dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.

GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak
merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan,
dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada
tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan
3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.

Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga, dan tidak
membutuhkan biaya yang besar, tutur Menkes.

GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya
promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa
hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya
juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu,
keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi
kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta
Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.

Salah satu dukungan nyata lintas sektor untuk suksesnya GERMAS, diantaranya Program Infrastruktur
Berbasis Masyarakat (IBM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang berfokus pada
pembangunan akses air minum, sanitasi, dan pemukiman layak huni, yang merupakan infrastruktur
dasar yang mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
dalam hal keamanan pangan.

Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu wujud Revolusi Mental.
GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-
kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Untuk itu, Pemerintah RI diwakili Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, mencanangkan GERMAS pada 15
November 2016 di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Tidak hanya di Bantul, GERMAS juga dicanangkan
di sembilan wilayah lainnya, yaitu: Kabupaten Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Pandeglang (Banten), Kota
Batam (Kepulauan Riau), Kota Jambi (Jambi), Surabaya (Jawa Timur), Madiun (Jawa Timur), Pare-pare
(Sulawesi Selatan), Kabupaten Purbalingga (Jawa Tengah), Kabupaten Padang Pariaman (Sumatera
Barat).

Pencanangan GERMAS menandai puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 yang jatuh
pada 12 November 2016. Tahun ini, HKN ke-52 mengusung tema Indonesia Cinta Sehat dengan sub
tema Masyarakat Hidup Sehat, Indonesia Kuat. Tema ini harus dimaknai secara luas, seiring dengan
Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga melalui gerakan masyarakat hidup sehat
(GERMAS). Secara khusus, GERMAS diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta
masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengurangi beban biaya
kesehatan.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengacu pada visi misi Presiden. Presiden
mempunyai visi "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-royong". Upaya untuk mewujudkan visi ini dilakukan melalui 7 misi
pembangunan, dimana pada misi ke-4 adalah mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia
yang tinggi, maju dan sejahtera.

Dalam agenda pembangunan nasional 2015-2019 dibangun pula kemandirian di bidang ekonomi,
berdaulat di bidang politik dan berkepribadian dalam budaya yang dikenal dengan TRISAKTI.
Untuk mewujudkan TRISAKTI tersebut maka ditetapkan 9 agenda prioritas (NAWACITA),
dimana pada agenda ke-5 dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang akan
dicapai melalui tiga program, yaitu program Indonesia Pintar, program Indonesia Sehat dan
program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera. Dalam program Indonesia Sehat terdapat tiga
komponen yaitu mewujudkan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan Jaminan
Kesehatan Nasional.

Program NAWACITA di bidang kesehatan salah satunya adalah memperjuangkan penurunan


angka kematian ibu (AKI). Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama
kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi.

Sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan adalah melalui
pemenuhan kebutuhan darah bagi ibu melahirkan dengan komplikasi perdarahan. Hal ini
membutuhkan pelayanan darah yang aman dan berkualitas, serta perlu didukung dengan
ketersediaan darah sesuai kebutuhan. Untuk mencapai NAWACITA tersebut, ditetapkan Quick
Wins bidang kesehatan terkait dengan pelayanan darah.

Kebijakan Quick Winsprogram pelayanan darah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 dan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Rencana Strategi Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 – 2019. Dalam Perpres tersebut dinyatakan bahwa reformasi di bidang
kesehatan terutama difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan dasar. Peningkatan
pelayanan kesehatan dasar salah satunya diwujudkan melalui pelayanan darah. Untuk
meningkatkan akses pelayanan darah yang berkualitas, dilakukan program kerja sama antara
Puskesmas, Unit Transfusi Darah (UTD), dan Rumah Sakit. Target jumlah Puskesmas yang telah
bekerjasama melalui Dinas Kesehatan dengan UTD dan Rumah Sakit sampai tahun 2019
berjumlah 5600 Puskesmas, demikian sambutan Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, dr. Gita
Maya Koemara Sakti, MHA dalam acara pertemuan Koordinasi dan Evaluasi pelaksanaan Quick
wins pelayanan darah yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 8 – 10 Maret 2017 dan
dihadiri oleh 29 Dinas Kesehatan Propinsi se Indonesia.

Untuk melaksanakan Perpres tersebut, telah disahkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Kerja Sama antara Puskesmas, UTD
dan RS dalam Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu. Tujuan dari program
tersebut adalah untuk menjamin tersedianya darah yang cukup bagi ibu melahirkan dan juga
meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukarela.Dengan adanya
program ini diharapkan kekurangan jumlah kantong darah dan jenis golongan darah langka dapat
dipenuhi.

Saat ini sebanyak 1668 Puskesmas melalui 79 Dinas Kesehatan kabupaten/kota telah
menandatangani Nota Kesepahaman dengan UTD dan RumahSakit. Diharapkan target pada
tahun 2017 ini minimal sebanyak 3.000 Puskesmas sebagaimana amanah dalam Perpres No. 2
Tahun 2015 tentang RPJMN dan Quick Wins Pemerintahan Jokowi Jusuf Kalla dapat tercapai.

Dalam rangka menjamin terlaksananya program kerja sama tersebut, Kementerian Kesehatan
telah melaksanakan Training of Trainers(ToT) pengelolaan program kerjasama yang telah
menghasilkan 159 pelatih di 30 provinsi. Untuk selanjutnya, dinas kesehatan provinsi dapat
melaksanakan pelatihan untuk pelaksana program melalui dana Dekonsentrasi.

Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dilaksanakan secara bertahap dengan
target pada akhir tahun 2019, seluruh Puskesmas di Indonesia telah dapat
melaksanakannya.Untuk tahun 2017, target 2926 Puskesmas telah terintegrasi dengan
Pendekatan Keluarga.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dibagi dalam tiga kelompok indikator,
yaitu (1) Program gizi, kesehatan ibu dan anak; (2) Pengendalian penyakit menular dan tidak
menular; (3) Perilaku dan kesehatan lingkungan.

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga salah satunya bertujuan
untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota, melalui peningkatan
akses dan skrining kesehatan dapat diintegrasikan dengan Quick Wins pelayanan darah.

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dalam pendekatan keluarga maka tenaga kesehatan akan
melakukan kunjungan rumah untuk melakukan skrining pada ibu hamil terutama ibu hamil
dengan risiko tinggi. Tenaga kesehatan akan melakukan komunikasi, informasi dan edukasi
terhadap ibu hamil agar melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan dan mengedukasi keluarga
untuk menyiapkan calon donor darah. Hal tersebut juga sinergi dengan Program PHBS yang
telah dilakukan di Puskesmas dimana salah satu indikatornya adalah persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan, serta aktif melakukan Antenatal Care (ANC).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, Pemerintah telah
mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). GERMAS adalah suatu tindakan
yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen
bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan
kualitas hidup. GERMAS dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa terkait baik lintas
kementerian ataupun lembaga melalui (1) Peningkatan aktivitas fisik; (2) Peningkatan perilaku
hidup sehat; (3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi; (4) Peningkatan
pencegahan dan deteksi dini penyakit; (5) Peningkatan kualitas lingkungan; dan (6) Peningkatan
edukasi hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai