Anda di halaman 1dari 1

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 3

kondisi ekonomi dan politik dalam konteks sumber dan mengurangi pengaruh negatif pengorbanan yang
penerimaan mereka, motivasi, persiapan, dan praktik dirasakan (mis. risiko yang dirasakan dan biaya yang
wisatawan medis Selatan-Selatan mungkin berbeda dipersepsikan), dengan demikian perlu strategi untuk
secara signifikan dengan rekan-rekan wisatawan- mengelola atau mengurangi risiko dirasakan oleh
wisatawan medis di Utara-Selatan.(Ormond and wisatawan medis. Di antara strategi pengurangan risiko
Sulianti, 2017) yang dapat dimanfaatkan oleh pusat medis membuat
kebijakan asuransi perjalanan medis, dll. Untuk Malaysia
Dampak Medical Tourism sebagai medis tujuan wisata, langkah-langkah harus
diambil oleh pemerintah untuk memastikan bahwa
Dampak utama dari Medical Tourism adalah dari segi keselamatan dan kesejahteraan wisatawan medis saat
ekonomi, kontribusi signifikan bagi banyak ekonomi berada di negara itu dirawat sebanyak mungkin.
dunia, dengan statistik yang menunjukkan industri di
seluruh dunia menghasilkan sekitar US $ 60 miliar per Saat ini, peluang ekspor Indonesia terbatas layanan
tahun. Di Malaysia, Thailand, Singapura, dan India kesehatan, khususnya layanan rumah sakit, tanpa jurusan
diproyeksikan menghasilkan lebih dari US $ 4,4 miliar peningkatan dalam persepsi kualitas rumah sakit dan staf,
per tahun pada 2012 dengan penerimaan sektor ini di termasuk akreditasi internasional dan kualifikasi staf.
India diperkirakan mencapai US $ 2 miliar per tahun pada
2012. Singapura sendiri telah menetapkan target untuk Secara umum, meningkatnya permintaan di luar negeri
menarik 1 juta pasien asing setiap tahun pada tahun itu untuk para profesional kesehatan memberikan peluang
yang akan mendorong kontribusi produk domestik bruto bagi Indonesia. Sebagai contoh, India membutuhkan 2.4
ke negara menjadi lebih dari US $ 1,6 miliar, sedangkan juta perawat pada tahun 2012 untuk memberikan rasio
negara tetangga Malaysia memperkirakan pendapatan 1:500 pasien. Faktor utama yang menjadi penghambat
wisata medis akan mencapai sekitar US $ 590 juta per signifikan adalah partisipasi luar negeri dalam layanan
tahun dalam waktu 5 tahun.(Heung, Kucukusta and profesional kesehatan di Indonesia sebagai penyedia
Song, 2010) untuk kebutuhan tenaga kesehatan yang terlatih dan
berkualitas serta persyaratan prosedural untuk visa,
Terlepas dampak ekonomi ada kekhawatiran signifikan pengakuan kualifikasi, lisensi profesional dan persyaratan
dampak negatif terhadap destinasi Global Selatan dengan fasilitas bahasa, dan keterampilan yang sesuai level.
memprovokasi atau memperburuk peningkatan (Kelaher, Dollery and Grant, 2011) Oleh karena itu
kekurangan tenaga ahli di pedesaan/ perkotaan dan dibutuhkan dukungan dari pemerintah baik dalam bentuk
publik/swasta dari para pekerja kesehatan serta regulasi maupun fasilitasi untuk turut berpartisipasi
mengalihkan sumber daya keuangan yang jarang dari mengembangkan pariwisata sekaigus sektor layanan
sektor publik untuk investasi dalam pengembangan kesehatan sehingga dapat menarik pasein/konsumen baik
sektor swasta.(Ormond and Sulianti, 2017) dalam negeri maupun luar negeri dengan standar yang
telah ditetapkan dan bertaraf internasional.
Potensi Rumah Sakit di Indonesia dalam Medical
Tourism Dari berbagai jurnal tentang Medical Tourism, Indonesia
masih merupakan bagian dari penyumbang wisatawan
Dalam menilai potensi rumah sakti di Indonesia dalam medis di negara Malaysia yaitu sebesar 47,8%,
Medical Tourism, masih minim sekali informasi yang dilanjutkan dari Australia (5,1%) dan Selandia Baru
mendukung dan menggambarkan kondisi rumah sakit di sebesar 5,1%.(Musa et al., 2012) Untuk dapat menerapkan
Indonesia dalam Medical Tourism. Dalam penelitian Medical Tourism di Indonesia dibutuhkan lebih banyak
(Habibi and Ariffin, 2018) menunjukkan bahwa kualitas arahan untuk strategi pemasaran rumah sakit yang
pengalaman sangat penting untuk meningkatkan terintegrasi dengan program pariwisata dan juga lintas
persepsi wisatawan, karena memainkan peran penting sektoral lainnya. Dari beberapa jurnal tersebut juga
dalam meningkatkan persepsi wisatawan dengan tergambar bahwa Indonesia masih menghadapi berbagai

Jurnal ARSI/Juni 2019 179

Anda mungkin juga menyukai