Anda di halaman 1dari 15

STATUTA STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAW)

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA


==============================================================

BAB I
VlSI DAN MISI
Dalam mencapai visi dan misi RS Citra Husada melawi , komunitas staf medis RS Citra Husada
melawi menyusun sebuah statuta yang mengatur perilaku professional seluruh staf Medis yang
bekerja di RS Citra Husada melawi. Sehubungan visi dan misi komunitas staf RS Citra Husada
melawi tersebut diperlukan suatu “Good Clinical Governance “ yang menjamin terpenuhinya
harapan, pemberian layanan dan perlindungan serta keselamatan Medis kepada pasien (Patient
Safety) serta menjalankan motto Layananku Adalah Ibadahku
Adapun visi dan misi komunitas staf medis RS Citra Husada melawi adalah sebagai berikut:

Pasal 1
Visi
Terciptanya pelayanan medis yang professional dan akuntabel dengan pendekatan Mediko-psiko-
sosial secara holistik, manusiawi, dan berkualitas guna menjamin tersedianya suatu layanan Medis
yang memenuhi standar profesi dan sesuai dengan harapan semua pihak yang terkait ( Stakeholder)
RS Citra Husada melawi.
Pasal 2
Misi
1) Melaksanakan proses kredensial dan re-kredensial secara bertangungjawab demi
terjaminnya anggota staf medis yang berkualitas, professional dan akuntabel.
2) Menjaga kualitas pelayanan medis agar tetap sesuai dengan standar profesi dengan
melaksanakan pengembangan profesionalitas setiap staf medis secara terpadu dan
berkelanjutan, pendidikan kedokteran berkelanjutan yang berbasiskan bukti, dan
melaksanakan audit medis secara berkala.
3) Melakukan tindakan disiplin bagi seluruh staf medis demi mempertahankan profesionalitas
staf medis dan menjaga keselamatan pasien RS Citra Husada Melawi.

BAB II
NAMA, KETENTUAN UMUM, RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

Pasal 3
Nama
1) Nama dokumen ini adalah Statuta Staf Medis RS Citra Husada Melawi.

Pasal 4
Ketentuan Umum
Dalam statuta dan tata tertib staf Medis ini yang dimaksud dengan:

1. Staf Medis adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit
maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit dan pejabat
yang berwenang dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di rumah sakit,
termasuk tindakan Medis diagnostik maupun terapeutik.
2. Staf Medis pengganti adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat penjanjian dengan rumah
sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit dan
pejabat yang berwenang dan hanya memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di
rumah sakit dalam rangka rnenggantikan tugas profesi seorang staf medis yang berhalangan.
3. Staf Medis Konsultan Tamu adalah seorang dokter yang telah diketahul memiki reputasi tinggi
dibidang keahliannya yang diminta oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan Medis tertentu
untuk jangka waktu tertentu.
4. Rumah Sakit adalah RS Citra Husada Melawi.
5. Direktur adalah seseorang yang ditunjuk oleh PT. Wahana Bhakti Nanga Pinoh untuk
menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi RS Citra Husada Melawi sesuai dengan statuta
rumah sakit.
6. Komite Medik adalah wadah professional staf medis di RS Citra Husada melawi yang
keanggotaannya berasal dari Ketua Kelompok Staf Medis dan atau yang mewakili.
7. Panitia adalah kelompok kerja dibawah Komite Medik yang dibentuk untuk menanggulangi
masalah keprofesian medis tertentu.
8. Kelompok staf medis (KSM) adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi dan/ atau
kahlian yang sejenis, atau hampir sejenis.

Pasal 5
Ruang Lingkup Statuta

1) Statuta dan tata tertib stat Medis ini berlaku bagi seluruh staf Medis yang melakukan tindakan
Medis, baik didalam maupun diluar RS Citra Husada melawi dalam rangka menjalankan tugas
dari Direktur.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Konsultan Tamu diatur lebih lanjut oleh Komite Medik
bersama dengan Direktur.
3) Seluruh staf Medis yang bekerja di RS Citra Husada melawi tergabung dalam suatu komunitas
profesi Medis RS Citra Husada melawi yang sehari — hari diatur oleh Komite Medik, yang
dibentuk berdasarkan statuta rumah sakit dan disahkan oleh Yayasan RS. Citra Husada melawi

Pasal 6
Tujuan

Tujuan statuta staf Medis ini adalah:

1) Menetapkan berbagai ketentuan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan Medis terhadap
pasien tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin, suku, kebangsaan, dan golongan.
2) Meningkatkan profesionalisme staf Medis di RS Citra Husada melawi yang meliputi perilaku
dan kompetensi seorang dokter.
3) Sarana bagi Komite Medik dan Direktur RS Citra Husada melawi untuk menyelesaikan berbagai
rnasalah yang terkait dengan pelayanan Medis, baik untuk Staf Medis maupun pasien.
4) Menyusun dan menetapkan standar pelayanan Medis untuk setiap jenis
disiplin ilmu kedokteran sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakit.
BAB III
KOMITE MEDIK
Pasal 7
Organisasi Komite Medik

1) Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme staf medis dilingkungan RS


Citra Husada melawi, dibentuk suatu wadah non struktural yang disebut sebagai Komite
Medik RS Citra Husada melawi yang bertanggung jawab kepada Direktur.
2) Komite Medik RS Citra Husada melawi terdiri dari Ketua KSM dan/atau staf medis yang
telah diberi kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di Rumah Sakit Citra Husada
melawi.
3) Pemilihan Ketua suatu KSM dilakukan melalui musyawarah mufakat dan anggota KSM
tersebut.
4) Dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, pemilihan dilaksanakan dengan pemungutan
suara. Bila jumlah suara yang diperoeh adalah sama maka hasil pemungutan suara
ditentukan berdasarkan kesepakatan seluruh anggota KSM.
5) Komite Medik adalah satu—satunya organisasi format yang menghimpun,
memformulasikan, dan mengkomunikasikan pendapat dan kehendak seluruh staf Medis
yang berkaitan dengan profesi medis di rumah sakit.
6) Komite Medik bertugas:

1. Menyediakan wadah agar anggota staf Medis dapat berpartisipasi dalam memberi masukan
dalam masalah profesi Medis dan teknis Medis dan menghadiri rapat bersama Direktur dan
komite lainnya di rumah sakit.
2. Melakukan kredensial tenaga medis yang akan bekerja di rumah sakit dan memberikan
rekomendasi kepada Direktur.
3. Merencanakan dan mengatur pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan spesialisasi
yang disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit bagi setiap anggotanya.
4. Menyelenggarakan audit medis secara berkesinambungan.
5. Memantau perilaku etik dan professional anggota staf Medis dan menyelenggarakan proses
pendisiplinan profesi medis serta mengusulkan tindak lanjut hasil kajian Komite Medik kepada
Direktur.
6. Memberikan masukan pada Direktur perihal:

1. Pelayanan klinis yang adekuat bagi rumah sakit.

2. Kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan klinik rumah sakit.

3. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pasien rumah sakit dan pelayanan yang Iayak untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

7. Bekerjasama dengan Direktur merencanakan suatu program untuk mengatur kewenangan


melakukan tindakan Medis sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

8. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Medik yang akan disampaikan secara berkala pada
seluruh anggota KSM sedikitnya setahun sekali.
Pasal 8
Kepengurusan Komite Medik
1) Komite Medik dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih setiap dua tahun dari antara anggota
Komite Medik, yang diselenggarakan oleh suatu panitia pemilihan sesuai dengan ketentuan
yang akan ditetapkan dan waktu kewaktu oleh Komite Medik untuk diajukan dan disetujui oleh
Direktur.
2) Dalam Komite Medik ditetapkan pengurus harian Komite Medik yang terdiri dari Ketua Komite
Medik, wakil Ketua Komite Medik, sekretaris Komite Medik, dan Ketua-Ketua Panitia Medis.
3) Pengurus harian Komite Medik rnelaksanakan fungsi dan tugas Komite Medik sehari-hari
dengan tata cara yang akan ditetapkan oleh Komite Medik.

Pasal 9
Ketua Komite Medik

(1) Ketua dipilih dan 3 (tiga) calon pada pemilihan secara periodik yang diselenggarakan setiap dua
tahun yang selanjutnya dajukan dan disetujui oleh Direktur.
(2) Ketua Komite Medik adalah seorang staf Medis tetap.
(3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua sebelum masa jabatannya berakhir, maka
kekosongan jabatan tersebut diisi oteh wakil Ketua.
(4) Tugas Ketua Komite Medik adalah:

1. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat, kebijakan, laporan,


kebutuhan, dan keluhan staf Medis serta bertanggung jawab kepada Direktur.
2. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas semua risalah rapat yang diselenggarakan
Komite Medik.
3. Menunjuk wakil Komite Medik dalam setiap kepanitiaan dirumah sakit yang memerlukan
perwakilan dan staf Medis.
4. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Pengurus Yayasan dan kepanitiaan Iainnya.
5. Menunjuk dan menetapkan wakil Ketua, sekretaris, dan Ketua-Ketua panitia.
6. Menentukan agenda setiap rapat Komite Medik.

Pasal 10
Wakil Ketua Komite Medik

(1) Wakil Ketua dipilih oleh Ketua Komite Medik.

(2) Wakil Ketua adalah seorang staf Medis tetap.

(3) Tugas Wakil Ketua Komite Medik adalah:

1. Membantu pelaksanaan tugas Ketua Komite Medik.


2. Mewakili Ketua Komite Medik dalam hal Ketua Komite Medik berhalangan.
Pasal 11
Sekretaris Komite Medik

1) Sekretaris Komite Medik ditetapkan oleh Ketua Komite Medik.


2) Sekretaris Komite Medik adalah seorang staf Medis tetap.
3) Sekretaris Komite Medik bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan tugas — tugas
kesekretariatan Komite Medik.
4) Pada sekretaris Komite Medik diperbantukan petugas sekretariat dan segala prasarana lain yang
disediakan oleh rumah sakit.
5) Tugas Sekretaris Komite Medik adalah:
1. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk menghadiri rapat-rapat
Komite Medik.
2. Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada hadirin yang berhak
menghadiri rapat.
3. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Medik.

Pasal 12
Rapat Komite Medik
(1) Rapat Komite Medik terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat Pleno.
(2) Setiap rapat Komite Medik dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan secara
pantas kecuali seluruh anggota Komite Medik yang berhak memberikan suara menolak
undangan tersebut.

Pasal 13
Rapat Rutin Komite Medik

(1) Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang ditetapkan
oleh Komite Medik.
(2) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat kepada
para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari kerja sebelum rapat tersebut
dilaksanakan.
(3) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Medik.
(4) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.
(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik sebagaimana diatur
dalam ayat (2) pasal ini harus melampirkan:
a. Satu salinan agenda rapat
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.
c. salinan risalah rapat khusus yang lalu.

Pasal 14
Rapat Khusus Komite Medik

(1) Rapat khusus Komite Medik diselenggarakan dalam hal:


a. Diperintahkan oleh Ketua; atau
b. Permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit tiga pengurus Komite Medik
dalam waktu empat puluh delapan jam sebelumnya; atau
c. Permintaan Ketua Komite Medik untuk hal-hal yang memerlukan penetapan kebijakan
Komite Medik dengan segera.
(2) Sekretaris Komite Medik menyelenggarakan rapat khusus dalam waktu empat puluh delapan
jam setelah diterimanya permintaan tertulis rapat yang ditandatangani oleh seperempat dan
jumlah anggota Komite Medik yang berhak untuk hadir dan memberikan suara dalam rapat
tersebut.
(3) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta agenda rapat
kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat dua puluh empat jam sebelum rapat
tersebut dilaksanakan.
(4) Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan dibicarakan
dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang tercantum dalam
pemberitahuan tersebut.

Pasal 15
Rapat Pleno Komite Medik
(1) Rapat pleno Komite Medik diselenggarakan satu kali satu tahun.
(2) Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf Medis RS Citra Husada melawi.
(3) Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan Komite
Medik, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan Komite Medik, dan agenda Iainya yang
ditetapkan oleh Komite Medik.
(4) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara tertulis beserta
agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat empat belas hari sebelum
rapat tersebut dilaksanakan.

Pasal 16
Kuorum

(1) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan kepada seluruh anggota
Komite Medik.Kuorum rapat tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dan jumlah
Pengurus Komite Medik ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan suara.
(2) Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.

Pasal 17
Pengambilan Putusan Rapat
Kecuali telah diatur dalam statuta ini, maka:

(1) Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat.


(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak dan anggota yang hadir.
(3) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka Ketua berwenang membuat
keputusan hasil rapat.

Pasal 18
Tata Tertib Rapat

1. Setiap rapat Komite Medik berhak dihadiri oleh seluruh Pengurus Komite
2. Medik.
3. Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau yang ditunjuk oleh Ketua Komite Medik.
4. Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah Ketua.
5. Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.
6. Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat.
7. Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.
8. Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh Ketua sebelum
rapat dimulai.

Pasal 19
Notulen Rapat

(1) Setiap rapat harus dibuat notulennya.


(2) Semua notulen rapat Komite Medik dicatat oleh Sekretaris Komite Medik atau penggantinya
yang ditunjuk.
(3) Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum rapat
berikutnya.
(4) Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan keakuratan
notulen tersebut.

(5) Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medik dan sekretaris Komite Medik pada rapat
berikutnya, dan notulen tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.

(6) Sekretaris memberikan salinan notulen direktur paling lambat satu minggu setelah
ditandatangani oleh Ketua dan sekretaris Komite Medik.

Pasal 20
Panitia Komite Medik
(1) Dibawah Komite Medik dibentuk beberapa Panitia yang terdiri dari:
1. Panitia Kredensial.
2. Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis.
3. Panitia Etika dan Disiplin
4. Panitia Farmasi, terapi, alat kesehatan dan alat kedokteran
(2) Tugas dan fungsi Panitia Medis ditetapkan oleh Komite Medik dan waktu-kewaktu dan
disahkan oleh Direktur.

BAB III
STAF MEDIS

Pasal 21
Kategori Staf Medis

(1) Staf medis RS Citra Husada melawi terdiri dan staf medis biasa, staf medis pengganti, dan staf
medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam pasal 1 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
kredensial oleh Komite Medik sebagaimana diatur dalam statuta ini.
(2) Setiap staf medis biasa sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini melakukan tindakan medis
dalam lingkup profesinya dan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh RS Citra Husada
melawi.
(3) Setiap staf medis pengganti sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh staf medis
yang digantikannya.
(4) Setiap staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini melakukan
tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh
Komite Medik sesuai dengan kebutuhan rumah sakit pada untuk kasus atau peristiwa tertentu.

Pasal 22
Syarat Penerimaan Staf Medis

(1) Setiap staf Medis yang akan bekerja dirumah sakit harus telah memenuhi kualifikasi tertentu
sebagaimana dipersyaratkan dalam statuta ini.
(2) Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dinilai oleh Komite Medik
melalui Panitia Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta ini.
(3) Hanya Staf Medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan (2) pasal ini yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan menangani pasien di RS
Citra Husada melawi sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain yang ditentukan oleh
Komite Medik.
(4) Staf Medis yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
pasal ini setuju untuk melaksanakan tindakan Medis dalam batas-batas standar profesi.
(5) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini akan dinilai kembali oleh
Komite Medik melalui Panitia Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh
statuta ini.
(6) Bagi staf Medis baru evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) bulan pertama dan bagi dokter
lainnya setiap 1 (satu) tahun.
(7) Evaluasi terhadap staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini dilakukan oleh
Panitia Kredensial bersama KSM yang terkait.
(8) Pada akhir masa evaluasi calon staf Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) pasal ini
maka Ketua Panitia Kredensial memberikan laporan perilaku medis profesional yang
bersangkutan kepada Komite Medik.

Pasal 23
Kualifikasi Dan Syarat Umum

(1) Setiap dokter sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 harus:

1) Lolos uji kompetensi, integritas, dan perilaku oleh Komite Medik.


2) Memiliki surat penugasan sebagai dokter dan syarat lain yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Menunjukkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan Medis yang berkualitas pada
pasien.
4) Menunjukkan kemauan untuk mematuhi statuta rumah sakit dan statuta staf Medis ,
kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan rumah sakit sesuai dengan jenis kategorinya.
5) Mematuhi prinsip umum etika kedokteran.
6) Bebas dari keadaan yang dapat mendiskualifikasi kemampuannya dalam memberikan
pelayanannya akibat adanya fisik, mental, maupun perilaku yang dapat berpengaruh pada
keterampilan, sikap, atau kemampuan pengambilan keputusan.
7) Menunjukkan kemampuan untuk bekerjasama dengan koleganya, keperawatan, staf
penunjang Medis, dan warga rumah sakit lainnya.
8) Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di RS Citra Husada melawi.
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal mi didasarkan pada pendidikan
yang pernah dijalani dan pendidikan berkelanjutan, pelatihan, pengalaman, kompetensi klinis
mutakhir, pengambilan keputusan klinis, dan pengamatan kinerja serta kinerja lainnya yang
ditunjukkan dalam dokumen yang dimiliki calon tenaga Medis RS Citra Husada melawi.

(3) Setiap pelamar yang telah memenuhi kualifikasi sebagaimana tercantum dalam ayat (1) pasal ini
tidak dapat ditolak berdasarkan alasan agama, ras, jenis kelamin, suku, dan golongan.

Pasal 24
Kebutuhan Staf Medis Rumah Sakit
1) Setiap permohonan untuk menjadi staf Medis rumah sakit akan dievaluasi, dan dapat dikabulkan
atau ditolak, sejalan dengan kebutuhan rumah sakit dan kemampuan rumah sakit.
2) Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit yang penyusunannya
melibatkan Komite Medik.
3) Direktur memberikan rekomendasi dan mengusulkan pengangkatan staf Medis kepada Yayasan
RS. Citra Husada melawi.
4) Direktur Rumah Sakit akan menerbitkan perjanjian perikatan antara rumah sakit dengan staf
medis setelah dipenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 19 dan pasal 20 sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit.
5) Direktur menerbitkan surat keputusan penempatan staf Medis yang telah diterima.

Pasal 25
Kewenangan Melakukan Tindakan Medis

(1) Staf Medis hanya dapat melakukan tindakan Medis sesuai dengan spesialisasi dan
kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat, di rumah sakit setelah mendapatkan
penugasan klinis (clinical privilege) dan Direktur yang ditetapkan dengan suatu surat keputusan.

(2) Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) terdiri dari:

a. Penugasan klinis biasa sebagai staf Medis di rumah sakit.

b. Pénugasan klinis sementara sebagai konsultan tamu.

(3) Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) pasal ini hanya diberikan pada dokter
yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit yang ditetapkan setelah memenuhi persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini dengan merujuk pada organisasi profesinya.
(4) Penilaian persyaratan dan jenis tindakan Medis untuk setiap staf Medis sebagairnana dimaksud
dalam ayat (3) pasal ini dtetapkan oleh Komite Medik melalui Panitia Kredensial.

(5) Hasil Penilalan Panitia Kredensial sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diserahkan kepada
Komite Medik untuk memperoleh pengesahannya.

(6) Komite Medik menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial kepada Direktur.
Pasal 26
Pemberian Kewenangan Staf Medis

(1)Penentuan kewenangan untuk melakukan tindakan Medis didasarkan pada pendidikan, pelatihan,
pendidikan berkelanjutan, pengalaman, kemampuan termasuk pengambilan keputusan,
sebagaimana tercantum dalam berkas kredensial, dan didasarkan pada pengamatan kinerja klinis
serta dokumen hasil program peningkatan kinerja yang bersangkutan.

(2) Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah KSM akan tergantung pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku di KSM masing-masing.

Pasal 27
Berakhirnya Kewenangan Melakukan Tindakan Medis
(1) Kewenangan untuk melakukan tindakan Medis seorang staf medis di rumah sakit berakhir bila
hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit telah berakhir atau penugasan klinis
(clinical privilege) dokter yang bersangkutan dicabut oleh Direktur berdasarkan usulan Komite
Medik.

(2) Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka Direktur
memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang bersangkutan dengan tembusan
kepada Komite Medik.

(3) Dalam hal seorang Staf Medis diberikan sanksi disiplin maka setelah melalui rapat khusus
Komite Medik, Ketua Komite Medik memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada
Direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan.

Pasal 28
Penjagaan Mutu Pelayanan Medis

(1) Untuk menjagamutu pelayanan medis, dilakukan audit medis secara berkaa dan pendidikan
kedokteran yang berkelanjutan dengan tatacara yang lazim yang ditentukan oleh Panitia
Peningkatan Mutu Profesi Medis.

(2) Topik, jangka waktu, dan tatacara audit medis ditetapkan oleh Panitia Peningkatan Mutu Profesi
Medis.

(3) Panitia Peningkatan Mutu Layanan melaporkan hasil audit medis dan analisisnya secara berkala
kepada Komite Medik untuk ditindak lanjuti.

(4) Komite Medik wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu untuk menindaklanjuti
hasil audit medis sebagaimana diatur dalam ayat tiga (3).

(5) Setiap anggota staf Medis wajib menjalani pendidikan kedokteran berkelanjutan yang substansi
dan tata caranya diatur oleh Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis.

(6) Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis memberikan laporan kepada Komite Medik mengenai
efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh seluruh staf medis yang bekerja
dirumah sakit.
BAB IV
TINDAKAN DISIPLIN MEDIS DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN MEDIS

Pasal 29
Dasar Tindakan Disiplin Medis

(1) Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin Medis
dan tata tertib oleh seorang staf Medis adalah hal-hal yang menyangkut:
a. Kompetensi klinis.

b. Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk peñata layanan sebuah kasus di rumah
sakit.

c. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib staf Medis.

d. Dugaan penyimpangan etika profesi.

e. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit.

f. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.

g. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar profesi sesuai dengan
ketetapan Komite Medik.

h. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan staf rurnah sakit yang dapat menimbukan
inefisiensi operasional rumah sakit.

i. Hal-hal lain yang oleh Komite Medik sepatutnya dianggap menyangkut disiplin Medis.

(2) Setiap staf Medis , dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan Medis wajib
memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)pasal ini kepada
Ketua Komite Medik secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dengan tatacara
sebagai berikut:

a. Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada Ketua Komite Medik
meIaui Koordinator Staf Medis Fungsional yang terkait.

b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan yang
bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur melalui Ketua Komite Medik.

(3) Ketua Komite Medik wajib meneliti menindakianjuti dan memberikan kesimpulan serta putusan
setiap laporan yang disampaikan oleh staf Medis dan staf rumah sakit yang terkait dengan
pelayanan Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini.

(4) Ketua Komite Medik dapat menugaskan Panitia terkait dibawah Komite Medik untuk meneliti
menindaklanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini.

(5) Ketua Komite Medik memberikan kesimpulan dan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) pasal ini berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi Panitia terkait yang dapat berbentuk:
a. Saran kepada staf Medis terkait dan Manajemen rumah sakit.

b. Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya pelanggaran disiplin
Medis, tata tertib dan etik.

(6) Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini didokumentasikan secara
lengkap oleh staff Sekretariat Komite Medik dan diperlakukan secara Konfidensial.

(7) Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini kepada pihak
manapun hanya dapat ditentukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan dan Ketua Komite
Medik.

Pasal 30
Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Medis , Etika
Dan Tata Tertib

(1) Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Medis etika Medis , dan tata tertib dimulai
berdasarkan putusan Ketua Komite Medik untuk melakukan penelitian lanjutan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 25 ayat (5) dan dilaksanakan oleh Panitia terkait.

(2) Panitia Disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan dalam
statuta ini.

(3) Ketua Panitia Disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi kepada Ketua Komite
Medik untuk ditetapkan sebagai putusan Komite Medik yang

memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian.

b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran.

c. Rekomendasi tindakan korektif.

(4) Ketua Komite Medik wajib menetapkan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini
dengan memperhatikan masukan dan Panitia lain dalarn waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja
setelah diterimanya putusan Panitia Disiplin.

(5) Putusan Komite Medik sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini disampaikan kepada
Direktur dengan tembusan Dewan Pengawas, Yayasan RS. Citra Husada melawi dan kepada yang
bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya putusan tersebut
untuk segera ditindaklanjuti oleh Direktur.

Pasal 31
Tim Ad-Hoc Penelitian Dugaan Pelanggaran
Disiplin DanTata Tertib

(1) Dalam hal Ketua Komite Medik menyampaikan putusan untuk melakukan penelitian lanjutan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (5) maka Ketua Panitia disiplin atau yang mewakilinya
mengusulkan kepada Ketua Komite Medik untuk menetapkan tim ad-hoc dengan suatu surat
keputusan.

(2) Penetapan Tim Ad-Hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan setelah
dilakukan penelitian pendahuluan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Komite Medik
Panitia disiplin.

(3) Tim Ad-hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
diterbitkannya surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)pasal ini.

(4) Ketua Komite Medik atau staf lain yang ditunjuk didampingi Ketua Panitia Disiplin atau staf
lain yang ditunjuk memimpin sidang pertama tim ad-hoc untuk menentukan Ketua dan wakil Ketua
tim ad-hoc dan menjelaskan tata cara persidangan kepada anggota tim ad-hoc.

(5) Pada Tim ad-hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh Komite Medik untuk melancarkan
persidangan.

(6) Tim ad-hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus yang diterimanya dan
melaksanakan persidangan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan dalam statuta ini.

(7) Dalam rangka melakukan pengkajian tim ad-hoc berwenang meminta informasi kepada “yang
teradu” dan semua pihak dirumah sakit, termasuk meneliti rekam Medis, bila diperlukan meminta
bantuan pihak lain diluar rumah sakit dengan persetujuan Komite Medik.

(8) Tim ad-hoc wajib melaksanakan rapat-rapat persidangan untuk menyimpulkan memutuskan
suatu kasus yang diserahkan padanya dalam suatu surat kesimpulan yang ditandatangani oleh Ketua
bersama segenap anggota tim ad-hoc untuk diserahkan kepada Ketua Panitia disiplin melalui suatu
putusan yang memuat:

a. Ringkasan kasus atau kejadian.

b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran.

c. Rekomendasi tindakan korektif.

(9) Ketua Panitia Disiplin menerbitkan surat keputusan pembubaran tim ad- hoc setelah menerima
surat kesimpulan keputusan dan semua berkas persidangan secara lengkap sebagaimana dimaksud
dalam ayat (8) pasal ini.

(10) Ketua Panitia Disiplin menyerahkan hasil rapat tim ad-hoc kepada Ketua Komite Medik untuk
ditindaklanjuti.

(11) Kornite Medik menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan tindak lanjut sebagaimana
dirnaksud dalam ayat (10) pasal ini.

(12) Putusan Komite Medik disampaikan kepada Direktur rumah sakit sebagai usulan.
Pasal 32
Tata Cara Persidangan Tim Ad-Hoc Panitia Disiplin

(1)Ketua tim ad-hoc membuka persidangan dan menyatakan sidang tersebut sah setelah kuorum
tercapai dan setiap yang hadir menandatangani daftar hadir.

(2) Kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tercapai bila rapat dihadiri oleh paling
sedikit setengah ditambah satu dan jumlah tim ad-hoc dan seluruh anggota yang berasal dari luar
rumah sakit hadir.

(3) Tim ad-hoc melaksanakan persidangan dengan melakukan pemeriksaan atas kasus tersebut,
meminta keterangan dan berbagai pihak yang dianggap perlu.

(4) Persidangan dilakukan secara tertutup.

(5) Perekaman semua informasi dalam persidangan hanya dilakukan oleh tenaga yang ditunjuk oleh
Komite Medik.

(6) Tenaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini adalah seorang staf Medis.

(7) Pada setiap akhir persidangan Tenaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini
membacakan hasil rekaman sidang kepada seluruh anggota yang hadir, untuk selanjutnya dibuatkan
risalah rapatnya.

(8) Semua informasi, catatan dan dokumen dalam bentuk apapun diperlakukan secara konfidensial,
dan tatacara pemusnahan dokumen tersebut akan ditentukan oleh Komite Medik dari waktu-
kewaktu.

(9) Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) pasal ini kepada pihak manapun
hanya dapat ditentukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan Ketua Komite Medik.

BAB V
PEMAPARAN STATUTA, PERUBAHAN STATUTA,
DAN KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33
Pemaparan Statuta

Pengurus Komite Medik dapat memperlihatkan statuta ini, kepada pihak tertentu yang dinilai
berkepentingan.
Pasal 34
Perubahan Statuta

(1)Komite Medik berhak merubah statuta ini dengan persetujuan Direktur melalui rapat khusus
yang diselenggarakan untuk itu.

(2) Usulan untuk merubah statuta ini hanya dapat dilaksanakan melalui rapat Pleno Khusus yang
diselenggarakan untuk keperluan tersebut.

Pasal 35
Ketentuan Penutup

(1) Statuta ini berlaku sejak tanggal Mei 2017

(2) Semua peraturan rurnah sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya statuta ini dinyatakan tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta
ini.

RUMAH SAKIT CITRA HUSADA

DIREKTUR.

dr. Santoso Tjhin, M.Si

Anda mungkin juga menyukai