Anda di halaman 1dari 23

STATUTA STAF MEDIS

RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA

Jalan Raya Natar No. 04 Muara Putih 35362


Telp. (0721) 92521 92519 Faks. (0721) 92586
NATAR LAMPUNG SELATAN
STATUTA STAF MEDIS
RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA

PENDAHULUAN

Dalam mencapai visi dan misi RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA komunitas
staf medis RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA menyusun sebuah statuta yang
mengatur perilaku professional seluruh staf Medis yang bekerja di RUMAH
SAKIT NATAR MEDIKA . Adapun visi dan misi komunitas staf medis RS
NATAR MEDIKA adalah sebagai berikut :

Visi
Mengutamakan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan
memberikan kepuasan kepada setiap pengunjung.

Misi
Memberikan pelayanan yang optimal dan baik bagi setiap pencari
jasa maupun pengunjung tanpa membeda-bedakan kaya, miskin,
agama, aliran, politik, maupun RAS.

Misi Khusus
Menjadi Rumah Sakit andalah dalam bidang trauma center.

Keberhasilan visi dan misi tersebut harus didukung oleh kerja keras dan
sesuai dengan motto kami yaitu The Hospital with Tender Loving Touch
(Rumah Sakit dengan sentuhan kasih sayang).

BAB I
NAMA, KETENTUAN UMUM, RUANG LINGKUP

2
PASAL 1
NAMA

Nama dokumen ini adalah Statuta Staf Medis Rumah Sakit NATAR MEDIKA
.
PASAL 2
KETENTUAN UMUM

Dalam statuta dan tata tertib staf Medis ini yang dimaksud dengan:

1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Natar Medika yang berkedudukan di


jalan Raya Natar No. 04 Muara Putih Natar Lampung Selatan.
2. Staf Medis adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat perjanjian
dengan rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat
keputusan penempatan di rumah sakit dari pejabat yang berwenang dan
memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di rumah sakit,
termasuk tindakan Medis diagnostik maupun terapetik.

3. Staf Medis PURNAWAKTU adalah dokter atau dokter gigi yang


memberikan pelayanan medis rawat inap dan rawat jalan secara
purnawaktu di RUMAH SAKIT NATAR MEDIKA jam kerja yaitu hari Senin
sampai dengan Sabtu dari jam 08.00 16.00.

4. DOKTER PARUH WAKTU adalah dokter atau dokter gigi yang


memberikan pelayanan medis rawat inap dan rawat jalan pada waktu
tertentu yang disepakati bersama oleh dokter dan DIREKTUR RUMAH
SAKIT.

5. Staf Medis pengganti adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat
perjanjian dengan rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat
keputusan penempatan di rumah sakit dari pejabat yang berwenang dan
hanya memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di rumah
sakit dalam rangka menggantikan tugas profesi seorang staf medis yang
berhalangan.

6. Staf Medis Konsultan Tamu adalah seorang dokter yang telah diketahui
memiliki reputasi tinggi dibidang keahliannya yang diminta oleh rumah
sakit untuk melakukan tindakan Medis tertentu untuk jangka waktu
tertentu.

7. Direktur adalah seseorang yang ditunjuk oleh Governing Board/pemilik


RS untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi Rumah Sakit
NATAR MEDIKA sesuai dengan statuta rumah sakit.

8. Governing Board adalah Badan Pengurus Yayasan Abdi Karya yang


disingkat dengan YADIKA.

9. Komite medis adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis (clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga

3
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu
profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.
10. Sub Komite adalah kelompok kerja dibawah komite medis yang dibentuk
untuk menanggulangi masalah keprofesian medis tertentu

11. Staf Medis Fungsional (SMF) adalah sekumpulan staf medis dengan
spesialisasi dan atau kahlian yang sejenis, atau hampir sejenis

PASAL 3
RUANG LINGKUP STATUTA

(1) Statuta dan tata tertib staf Medis ini berlaku bagi seluruh staf Medis yang
melakukan tindakan Medis baik didalam maupun diluar Rumah Sakit
NATAR MEDIKA dalam rangka menjalankan tugas dari Direktur.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Konsultan Tamu diatur lebih lanjut oleh
Komite Medis bersama dengan direktur.

(3) Seluruh staf Medis yang bekerja di RS NATAR MEDIKA tergabung


dalam suatu komunitas profesi Medis RS NATAR MEDIKA yang sehari
hari diatur oleh Komite Medis yang dibentuk berdasarkan statuta rumah
sakit dan disahkan oleh Yayasan.

BAB II
TUJUAN

PASAL 4
TUJUAN

Tujuan statuta staf Medis ini adalah:


1. Menetapkan berbagai ketentuan yang berkaitan dengan kualitas
pelayanan Medis terhadap pasien tanpa memandang agama, ras,
jenis kelamin, suku, kebangsaan, dan golongan.
2. Meningkatkan profesionalisme staf Medis di RS NATAR MEDIKA
yang meliputi perilaku dan kompetensi seorang dokter dan dokter gigi.
3. Sarana bagi Komite Medis dan Direktur RS NATAR MEDIKA untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang terkait dengan pelayanan
Medis baik untuk Staf Medis maupun pasien.
4. Menyusun dan menetapkan standar pelayanan Medis untuk setiap
jenis disiplin ilmu kedokteran sesuai dengan kondisi dan situasi rumah
sakit.

4
BAB III
KOMITE MEDIS

PASAL 5
ORGANISASI KOMITE MEDIS

(1) Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme staf medis


dilingkungan RS NATAR MEDIKA dibentuk suatu wadah non struktural
yang disebut sebagai Komite Medis Rumah Sakit NATAR MEDIKA yang
bertanggung jawab kepada direktur Rumah Sakit.
(2) Komite Medis dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata
kelola klinis (clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis
dan keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi.
(3) Komite medis merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di
rumah sakit oleh direktur.
(4) Komite medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bukan merupakan
wadah perwakilan dari staf medis.
(5) Komite Medis adalah satu-satunya organisasi formal yang menghimpun,
memformulasikan, dan mengkomunikasikan pendapat dan kehendak
seluruh staf Medis yang berkaitan dengan profesi medis di rumah sakit.
(6) Komite Medis Bertugas:
1. Menyediakan wadah agar anggota staf Medis dapat berpartisipasi
dalam memberi masukan dalam masalah profesi Medis dan teknis
Medis dan menghadiri rapat bersama Direktur dan komite lainnya di
rumah sakit.
2. Melakukan kredensial tenaga medis yang akan bekerja di rumah
sakit dan memberikan rekomendasi kepada direktur.
3. Merencanakan dan mengatur pendidikan kedokteran berkelanjutan
dan pendidikan spesialisasi yang disesuaikan dengan master plan
Rumah Sakit bagi setiap anggotanya.
4. Menyelenggarakan audit medis secara berkesinambungan
5. Memantau perilaku etik dan professional anggota staf Medis dan
menyelenggarakan proses pendisiplinan profesi medis serta
mengusulkan tindak lanjut hasil kajian Komite Medis kepada
direktur.
6. Memberikan masukan pada Direktur perihal :
1. Pelayanan klinis yang adekuat bagi rumah sakit.
2. Kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan
klinik rumah sakit.
3. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pasien rumah sakit
dan pelayanan yang layak untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.

5
7. Bekerjasama dengan direktur merencanakan suatu program untuk
mengatur kewenangan melakukan tindakan Medis sesuai renstra
RS.
8. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Medis akan disampaikan
secara berkala pada seluruh anggota SMF sedikitnya setahun
sekali.
(7) Seluruh biaya penyelenggaraan komite medis sebagaimana dimaksud
dalam pasal ini dibebankan sepenuhnya pada anggaran belanja rumah
sakit

PASAL 6
KEPENGURUSAN KOMITE MEDIS

(1) Dalam komite Medis ditetapkan susunan organisasi komite medis yang
terdiri dari:
a. ketua;
b. sekretaris;
c. anggota; dan
d. subkomite.
(2) Ketua Komite Medis ditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan
memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
(3) Sekretaris komite medik dan ketua subkomite ditetapkan oleh direktur
rumah sakit berdasarkan rekomendasi dari ketua komite medik dengan
memperhatikan masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
(4) Keanggotaan komite medik ditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan
mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
(5) Anggota komite medik terbagi ke dalam subkomite.
(6) Subkomite sebagaimana dimaksud pada ayat (5) terdiri dari:
a. subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf
medis;
b. subkomite mutu profesi yang bertugas mempertahankan kompetensi
dan profesionalisme staf medis; dan
c. subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga disiplin,
etika, dan perilaku profesi staf medis.

PASAL 7
TUGAS KETUA KOMITE MEDIS

Tugas Ketua Komite Medis adalah:


1. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat,
kebijakan, laporan, kebutuhan, dan keluhan staf Medis serta
bertanggung jawab kepada Direktur.
2. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas semua risalah rapat
yang diselenggarakan Komite Medis .
3. Menunjuk wakil Komite Medis dalam setiap kepanitiaan dirumah sakit
yang memerlukan perwakilan dari staf Medis .

6
4. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan kepanitiaan
lainnya.
5. Menentukan agenda setiap rapat komite Medis

PASAL 8
TUGAS SEKRETARIS KOMITE MEDIS

(1) Sekretaris Komite Medis bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan


tugas tugas kesekretariatan Komite Medis.
(2) Pada sekretaris Komite Medis diperbantukan petugas sekretariat dan
segala prasarana lain yang disediakan oleh rumah sakit.
(3) Tugas Sekretaris Komite Medis adalah :
1. melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk
menghadiri rapat-rapat Komite Medis .
2. mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada
hadirin yang berhak menghadiri rapat.
3. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh ketua Komite Medis .

7
BAB IV
RAPAT

PASAL 9
RAPAT KOMITE MEDIS

(1) Rapat komite Medis terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat
Pleno
(2) Setiap rapat Komite Medis dinyatakan sah hanya bila undangan telah
disampaikan secara pantas kecuali seluruh anggota komite Medis yang
berhak memberikan suara menolak undangan tersebut.

PASAL 10
RAPAT RUTIN KOMITE MEDIS

(1) Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan
tempat yang ditetapkan oleh Komite Medis.
(2) Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat rutin
beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling
lambat lima hari kerja sebelum rapat tersebut dilaksanakan.
(3) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus komite Medis
(4) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu
(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medis
sebagaimana diatur dalam ayat (2) harus melampirkan:
a. Satu salinan agenda rapat
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu
PASAL 11
RAPAT KHUSUS KOMITE MEDIS

(1) Rapat khusus komite Medis diselenggarakan dalam hal:


(a) diperintahkan oleh ketua; atau
(b) permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit tiga
pengurus komite Medis dalam waktu empat puluh delapan jam
sebelumnya; atau
(c) permintaan Ketua Komite Medis untuk hal-hal yang memerlukan
penetapan kebijakan komite Medis dengan segera
(2) Sekretaris Komite Medis menyelenggarakan rapat khusus dalam waktu
empat puluh delapan jam setelah diterimanya permintaan tertulis rapat
yang ditandatangani oleh seperempat dari jumlah anggota Komite Medis
yang berhak untuk hadir dan memberikan suara dalam rapat tersebut
(3) Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat khusus
beserta agenda rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling
lambat dua puluh empat jam sebelum rapat tersebut dilaksanakan
(4) Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal
yang akan dibicarakan dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan
membicarakan hal-hal yang tercantum dalam pemberitahuan tersebut.

8
PASAL 12
RAPAT PLENO KOMITE MEDIS

(1) Rapat pleno Komite Medis diselenggarakan satu kali satu tahun
(2) Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf Medis RS NATAR MEDIKA
(3) Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah
dilaksanakan komite medis, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
komite medis, dan agenda lainya yang ditetapkan oleh komite medis
(4) Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan
secara tertulis beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak
hadir paling lambat empat belas hari sebelum rapat tersebut dilaksanakan

PASAL 13
KUORUM

(1) Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah
Pengurus Komite Medis ditambah satu yang berhak untuk hadir dan
memberikan suara
(2) Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai

PASAL 14
PENGAMBILAN PUTUSAN RAPAT

(1) Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat


(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui
pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir
(3) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua
berwenang membuat keputusan hasil rapat

PASAL 15
TATA TERTIB RAPAT

(1) Setiap rapat Komite Medis berhak dihadiri oleh seluruh Pengurus Komite
Medis .
(2) Rapat dipimpin oleh ketua komite Medis atau yang ditunjuk oleh ketua
komite Medis
(3) Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah
ketua
(4) Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai
(5) Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin
pimpinan rapat
(6) Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung
(7) Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh
ketua sebelum rapat dimulai

9
PASAL 16
NOTULEN RAPAT

(1) setiap rapat harus dibuat notulennya


(2) Semua notulen rapat Komite Medis dicatat oleh Sekretaris Komite
Medis atau penggantinya yang ditunjuk.
(3) Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak
hadir sebelum rapat berikutnya.
(4) Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan
dengan keakuratan notulen tersebut.
(5) Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medis dan sekretaris
komite Medis pada rapat berikutnya, dan notulen tersebut
diberlakukan sebagai dokumen yang sah.
(6) Sekretaris memberikan salinan notulen direktur paling lambat satu
minggu setelah ditandatangani oleh ketua dan sekretaris komite Medis

10
BAB V
SUBKOMITE MUTU PROFESI MEDIS

PASAL 17
TUJUAN
1. Memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa ditangani
oleh staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan profesional;
2. Memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh
kesempatan memelihara kompetensi (maintaining competence) dan
kewenangan klinis (clinical privilege);
3. Mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan (medical mishaps);
4. Memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf medis
melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang
berkesinambungan (on-going professional practice evaluation),
maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional
practice evaluation).

PASAL 18
KEANGGOTAAN
1. Subkomite mutu profesi medis sekurang-kurangnya terdiri atas 3 (tiga)
orang staf medis yang memiliki surat penugasan klinis (clinical
appointment) yang berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
2. Pengorganisasian subkomite mutu profesi medis terdiri dari ketua,
sekretaris, dan anggota.

PASAL 19
TUGAS
1. Membuat rencana kerja/program kerja.
2. Melaksanakan rencana kerja/jadwal kegiatan.
3. Membuat panduan mutu pelayanan medis.
4. Melakukan pemantauan dan pengawasan mutu pelayanan medis.
5. Menyusun indicator mutu klinik dengan melakukan koordinasi dengan
kelompok staf medis dan unit kerja. Indikator yang disusun adalah
Output outcome.
6. Melakukan koordinasi dengan Komite Peningkatan Mutu RS.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.

PASAL 20
WEWENANG
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan medis secara
lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

PASAL 21
TANGGUNG JAWAB
Bertanggung jawab kepada komite medis.

11
BAB VI
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

PASAL 22
TUJUAN

1. Melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi


syarat (unqualified) dan tidak layak (unfit/unproper) untuk melakukan
asuhan klinis (clinical care).
2. Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf medis di
rumah sakit.

PASAL 23
KEANGGOTAAN

1. Subkomite etika dan disiplin profesi di rumah sakit terdiri atas


sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang staf medis yang memiliki surat
penugasan klinis (clinical appointment) di rumah sakit tersebut dan
berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
2. Pengorganisasian subkomite etika dan disiplin profesi terdiri dari ketua,
sekretaris, dan anggota.

PASAL 24
TUGAS

1. Membuat rencana kerja.


2. Melaksanakan rencana kerja.
3. Menyusun tatalaksana pemantauan dan penanganan masalah etika
dan disiplin Profesi.
4. Melakukan sosialisasi yang terkait dengan etika profesi dan disiplin
profesi.
5. Mengusulkan kebijakan yang terkait dengan bioetika.
6. Melakukan koordinasi dengan komite etika rumah sakit.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.

PASAL 25
WEWENANG

Melakukan pemantauan dan penanganan masalah etika profesi


kedokteran dan disiplin profesi dengan melibatkan lintas sektor dan lintas
fungsi sesuai kebutuhan.

PASAL 26
TANGGUNG JAWAB

Bertanggung jawab kepada Komite Medis

12
BAB VII
SUBKOMITE KREDENSIAL

PASAL 27
TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Untuk melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa staf
Medis yang akan melakukan pelayanan medis dirumah sakit kredibel.
2. Tujuan Khusus:
a. mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional dan
akuntabel bagi pelayanan di rumah sakit;
b. tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis (clinical privilege) bagi
setiap staf medis yang melakukan pelayanan medis di rumah
sakit sesuai dengan cabang ilmu kedokteran/kedokteran gigi
yang ditetapkan oleh Kolegium Kedokteran/Kedokteran Gigi
Indonesia;
c. dasar bagi kepala/direktur rumah sakit untuk menerbitkan
penugasan klinis (clinical appointment) bagi setiap staf medis
untuk melakukan pelayanan medis di rumah sakit;
d. terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis dan institusi
rumah sakit di hadapan pasien, penyandang dana, dan
pemangku kepentingan (stakeholders) rumah sakit lainnya.

PASAL 28
FUNGSI
Melaksanakan kebijakan komite medis di bidang kredensial profesi medis.

PASAL 29
TUGAS
1. Melakukan review permohonan untuk menjadi anggota staf medis
rumah sakit secara total obyektif, adil,jujur dan terbuka.
2. Membuat Rekomendasi hasil review berdasarkan criteria yang
ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan staf medis di rumah sakit.
3. Membuat laporan kepada Komite Medis apabila permohonan sesuai
dengan ketentuan yang diatur di dalam Perturan Internal Staf Medis
(Medical Staff Bylaws) di Rumah Sakit.
4. Melakukan review kompetensi staf medis dan memberikan laporan dan
rekomendasi kepada Komite Medis dalam rangka pemberian
kewenangan klinik (clinical previleges), reapoinments dan penugasan
staf medis pada unit kerja.
5. Membuat rencana kerja Sub Komite Kredensial.
6. Melaksanakan rencana kerja Sub Komite Kredensial.
7. Menyusun tatalaksana dan instrument kredensial.
8. Melaksanakan kredensial dengan melibatkan lintas fungsi sesuai
kebutuhan.
9. Membuat laporan berkala kepada Komite Medis.

13
PASAL 30
WEWENANG

Melaksanakan kegiatan keredensial secara adil, jujur dan terbuka secara


lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.

PASAL 31
TANGGUNG JAWAB

Bertanggung jawab kepada Komite Medis.

14
BAB VIII
STAF MEDIS

PASAL 32
KATEGORI STAF MEDIS
1. Staf medis RS NATAR MEDIKA terdiri dari staf medis purna waktu, staf
medis paruh waktu, staf medis pengganti, dan staf medis konsultan
tamu sebagaimana diatur dalam pasal 2 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat kredensial oleh Komite Medis sebagaimana diatur
dalam statuta ini.
2. Setiap staf medis paruh dan paruh waktu sebagaimana diatur dalam
ayat (1) melakukan tindakan medis dalam lingkup profesinya dan
berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh RS NATAR MEDIKA .
3. Setiap staf medis pengganti sebagaimana diatur dalam ayat (1)
melakukan tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan
penugasan yang diberikan oleh staf medis yang digantikannya.
4. Setiap staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam ayat (1)
melakukan tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan
penugasan yang diberikan oleh komite medis sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit pada untuk kasus atau peristiwa tertentu.

PASAL 33
SYARAT PENERIMAAN STAF MEDIS

1. Setiap staf Medis yang akan bekerja dirumah sakit harus telah memenuhi
kualifikasi tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam statuta ini.
2. Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dinilai oleh Komite
Medis melalui Sub-Komite Kredensial dengan suatu tata cara yang
ditetapkan oleh statuta ini.

3. Hanya Staf Medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) dan (2) yang dapat diusulkan untuk diberi
kewenangan menangani pasien di RS NATAR MEDIKA sesuai
dengan kompetensi dan persyaratan lain yang ditentukan oleh Komite
Medis .

4. Staf Medis yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud


dalam ayat (3) setuju untuk melaksanakan tindakan Medis dalam
batas-batas standar profesi.

5. Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) akan dinilai kembali


oleh Komite Medis melalui sub-komite kredensial dengan suatu tata
cara yang ditetapkan oleh statuta ini.

6. Bagi staf Medis baru evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) bulan pertama dan
bagi dokter lainnya setiap 1 (satu) tahun.

15
7. Evaluasi terhadap staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
dilakukan oleh Sub Komite Kredensial bersama SMF yang terkait.

8. Pada akhir masa evaluasi calon staf Medis sebagaimana dimaksud dalam
ayat (6) maka Ketua Sub Komite Kredensial memberikan laporan
perilaku medis profesional yang bersangkutan kepada Komite Medis .

PASAL 34
KUALIFIKASI DAN SYARAT UMUM

1. Setiap dokter sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 harus :


a. Lolos uji kompetensi, integritas, dan perilaku oleh Komite Medis .
b. Memiliki surat penugasan sebagai dokter dan syarat lain yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Menunjukkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan Medis
yang berkualitas pada pasien.

d. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi statuta rumah sakit dan


statuta staf Medis , kebijakan, prosedur, dan berbagai ketentuan
rumah sakit sesuai dengan jenis kategorinya.

e. Mematuhi prinsip umum etika kedokteran.

f. Bebas dari keadaan yang dapat mendiskualifikasi kemampuannya


dalam memberikan pelayanannya akibat adanya hendaya fisik,
mental, maupun perilaku yang dapat berpengaruh pada
keterampilan, sikap, atau kemampuan pengambilan keputusan.

g. Menunjukkan kemampuan untuk bekerjasama dengan koleganya,


keperawatan, staf penunjang Medis , dan warga rumah sakit
lainnya.
h. Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di RUMAH SAKIT
NATAR MEDIKA
2. Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatas
didasarkan pada pendidikan yang pernah dijalani dan pendidikan
berkelanjutan, pelatihan, pengalaman, kompetensi klinis mutakhir,
pengambilan keputusan klinis, dan pengamatan kinerja serta kinerja
lainnya yang ditunjukkan dalam dokumen yang dimiliki calon tenaga
Medis RS NATAR MEDIKA .
3. Setiap pelamar yang telah memenuhi kualifikasi sebagaimana
tercantum dalam ayat (1) tidak dapat ditolak berdasarkan alasan
agama, ras, jenis kelamin, suku, dan golongan.

PASAL 35
KEBUTUHAN STAF MEDIS RUMAH SAKIT

16
1. Setiap permohonan untuk menjadi staf Medis rumah sakit akan
dievaluasi, dan dapat dikabulkan atau ditolak, sejalan dengan
kebutuhan rumah sakit dan kemampuan rumah sakit.
2. Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disesuaikan dengan renstra
Rumah Sakit yang penyusunannya melibatkan komite Medis .
3. Direktur Rumah Sakit akan menerbitkan perjanjian perikatan antara
rumah sakit dengan staf medis setelah dipenuhi ketentuan
sebagaimana ditetapkan dalam pasal 21 dan pasal 22 sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit.
4. Direktur menerbitkan surat keputusan pengangkatan dan penempatan staf
Medis yang telah diterima.

BAB IX
KEWENANGAN KLINIS

PASAL 36
KEWENANGAN MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS

1. Staf Medis hanya dapat melakukan tindakan Medis sesuai dengan


spesialisasi dan kemampuannya secara khusus, kecuali dalam
keadaan darurat, di rumah sakit setelah mendapatkan penugasan
klinis (clinical privilege) dari Direktur yang ditetapkan dengan suatu
surat keputusan.

2. Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) terdiri dari:

a. penugasan klinis biasa sebagai staf Medis di rumah sakit


b. penugasan klinis sementara sebagai konsultan tamu

3. Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) hanya


diberikan pada dokter yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit
yang ditetapkan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkan dalam statuta ini, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
oleh komite Medis dengan merujuk pada organisasi profesinya.

4. Penilaian persyaratan dan jenis tindakan Medis untuk setiap staf


Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ditetapkan oleh Komite
Medis melalui Sub-Komite Kredensial.

5. Hasil Penilaian oleh Sub-Komite Kredensial sebagaimana dimaksud


dalam ayat (4) diserahkan kepada Komite Medis untuk memperoleh
pengesahannya.

6. Komite Medis menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial


kepada Direktur.

17
PASAL 37
PEMBERIAN KEWENANGAN STAF MEDIS

1. Penentuan kewenangan untuk melakukan tindakan Medis didasarkan


pada pendidikan, pelatihan, pendidikan berkelanjutan, pengalaman,
unjuk kemampuan termasuk pengambilan keputusan, sebagaimana
tercantum dalam berkas kredensial, dan didasarkan pada pengamatan
kinerja klinis serta dokumen hasil program peningkatan kinerja yang
bersangkutan.
2. Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah Kelompok Staf Medis
(SMF) akan tergantung pada peraturan dan ketentuan yang berlaku di
SMF masing-masing.

PASAL 38
BERAKHIRNYA KEWENANGAN MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS

1. Kewenangan untuk melakukan tindakan Medis seorang staf medis di


rumah sakit berakhir bila hubungan hukum antara staf medis dengan
rumah sakit telah berakhir atau penugasan klinis (clinical privilege)
dokter yang bersangkutan dicabut oleh Direktur berdasarkan usulan
Komite Medis.
2. Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit
berakhir maka Direktur memberikan surat pemberitahuan tentang hal
itu kepada yang bersangkutan dengan tembusan kepada Komite
Medis.
3. Dalam hal seorang Staf Medis dikenai sanksi disiplin maka setelah
melalui rapat khusus Komite Medis , Ketua Komite Medis memberikan
surat pemberitahuan tentang hal itu kepada Direktur dengan
tembusan kepada yang bersangkutan.

PASAL 39
PENJAGAAN MUTU PELAYANAN MEDIS

1. Untuk menjaga mutu pelayanan medis dilakukan audit medis secara


berkala dan pendidikan kedokteran yang berkelanjutan dengan
tatacara yang lazim yang ditentukan oleh Sub-Komite Peningkatan
Mutu Profesi Medis
2. Topik, jangka waktu, dan tatacara audit medis ditetapkan oleh Sub-Komite
Peningkatan Mutu Profesi Medis
3. Sub-Komite Peningkatan Mutu Layanan melaporkan hasil audit medis dan
analisisnya secara berkala kepada komite medis untuk ditindak lanjuti.
4. Komite medis wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu
untuk menindak lanjuti hasil audit medis sebagaimana diatur dalam
ayat (3)
5. Setiap anggota staf Medis wajib menjalani pendidikan kedokteran
berkelanjutan yang substansi dan tata caranya diatur oleh sub komite
Peningkatan Mutu Profesi Medis.

18
6. Sub Komite Peningkatan Mutu Profesi Medis memberikan laporan kepada
Komite Medis mengenai efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis
yang diberikan oleh seluruh staf medis yang bekerja dirumah sakit.

BAB X
TINDAKAN DISIPLIN MEDIS DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN MEDIS

PASAL 40
DASAR TINDAKAN DISIPLIN MEDIS

1. Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan


pelanggaran disiplin Medis dan tata tertib oleh seorang staf Medis
adalah hal-hal yang menyangkut:
a. Kompetensi klinis
b. Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk penatalayanan
sebuah kasus di rumah sakit
c. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib staf Medis
d. Dugaan penyimpangan etika profesi
e. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit
f. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan rumah sakit.
g. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar
profesi sesuai dengan ketetapan komite Medis
h. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan staf rumah sakit
yang dapat menimbulkan inefisiensi operasional rumah sakit
i. Hal hal lain yang oleh komite Medis sepatutnya dianggap
menyangkut disiplin Medis.
2. Setiap staf Medis , dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan
Medis wajib memberitahukan adanya dugaan pelanggaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Ketua Komite Medis
secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu dengan
tatacara sebagai berikut:
a. Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut
kepada Ketua Komite Medis melalui Koordinator Staf Medis
Fungsional yang terkait.
b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut
kepada atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan
kepada Ketua Komite Medis melalui Direktur .

3. Ketua Komite Medis wajib meneliti menindaklanjuti dan memberikan


kesimpulan serta putusan setiap laporan yang disampaikan oleh staf

19
Medis dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan Medis
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2).
4. Ketua Komite Medis dapat menugaskan sub-komite terkait dibawah
Komite Medis untuk meneliti menindaklanjuti setiap laporan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).
5. Ketua Komite Medis memberikan kesimpulan dan putusan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) berdasarkan hasil penelitian
dan rekomendasi sub komite terkait yang dapat berbentuk :
a. Saran kepada staf Medis terkait dan Manajemen rumah sakit
b. Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan
adanya pelanggaran disiplin Medis , tata tertib dan etik.
6. Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
didokumentasikan secara lengkap oleh staff Sekretariat Komite Medis
dan diperlakukan secara Konfidensial.
7. Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
kepada pihak manapun hanya dapat ditentukan oleh Direktur setelah
memperoleh persetujuan dari ketua komite medis.

PASAL 41

PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN


DISIPLIN MEDIS, ETIKA DAN TATA TERTIB

1. Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Medis, Etika Medis, dan


tata tertib dimulai berdasarkan putusan Ketua Komite Medis untuk
melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 40
ayat (5) dan dilaksanakan oleh Sub-Komite terkait .

2. Sub-Komite Disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara


yang telah ditetapkan dalam statuta ini.
3. Ketua Sub-Komite Disiplin menyampaikan hasil penelitian dan
rekomendasi kepada Ketua Komite Medis untuk ditetapkan sebagai
putusan Komite Medis yang memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
4. Ketua Komite Medis wajib menetapkan putusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) dengan memperhatikan masukan dari sub-
komite lain dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
diterimanya putusan Sub-Komite Disiplin.
5. Putusan Komite Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
disampaikan kepada Governing Board dan Direktur dengan tembusan
kepada yang bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja

20
setelah ditetapkannya putusan tersebut untuk segera ditindaklanjuti
oleh Direktur .

PASAL 42

TIM AD-HOC PENELITIAN DUGAAN PELANGGARAN


DISIPLIN DAN TATA TERTIB

1. Dalam hal Ketua Komite Medis menyampaikan putusan untuk


melakukan penelitian lanjutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 41
ayat (5) maka Ketua Sub-Komite disiplin atau yang mewakilinya
mengusulkan kepada Ketua Komite Medis untuk menetapkan tim ad-
hoc dengan suatu surat keputusan.
2. Penetapan Tim Ad-Hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan setelah dilakukan penelitian pendahuluan sesuai dengan tata
cara yang telah ditetapkan oleh Komite Medis Sub-Komite disiplin.
3. Tim Ad-hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja setelah diterbitkannya surat keputusan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
4. Ketua Komite Medis atau staf lain yang ditunjuk didampingi ketua sub-
komite Disiplin atau staf lain yang ditunjuk memimpin sidang pertama
tim ad-hoc untuk menentukan ketua dan wakil ketua tim ad-hoc dan
menjelaskan tata cara persidangan kepada anggota tim ad-hoc.
5. Pada Tim ad-hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh komite
Medis untuk melancarkan persidangan
6. Tim ad-hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus
yang diterimanya dan melaksanakan persidangan sesuai dengan tata
cara yang telah ditetapkan dalam statuta ini
7. Dalam rangka melakukan pengkajian tim ad-hoc berwenang meminta
informasi kepada yang teradu dan semua pihak dirumah sakit,
termasuk meneliti rekam Medis , bila diperlukan meminta bantuan
pihak lain diluar rumah sakit dengan persetujuan Komite Medis .
8. Tim ad-hoc wajib melaksanakan rapat-rapat persidangan untuk
menyimpulkan memutuskan suatu kasus yang diserahkan padanya
dalam suatu surat kesimpulan yang ditanda tangani oleh ketua
bersama segenap anggota tim ad-hoc untuk diserahkan kepada ketua
sub-komite disiplin melalui suatu putusan yang memuat :
a. Ringkasan kasus atau kejadian
b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran
c. Rekomendasi tindakan korektif
9. Ketua sub-komite Disiplin menerbitkan surat keputusan pembubaran
tim ad-hoc setelah menerima surat kesimpulan keputusan dan semua
berkas persidangan secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam
ayat (8).
10. Ketua sub-komite Disiplin menyerahkan hasil rapat tim ad-hoc kepada
ketua komite Medis untuk ditindaklanjuti.

21
11. Komite Medis menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan
tindak lanjut sebagaimana dimaksud dalam ayat (10).
12. Putusan komite Medis disampaikan kepada Direktur rumah sakit
sebagai usulan

PASAL 43
TATA CARA PERSIDANGAN TIM AD-HOC SUB KOMITE DISIPLIN

1. Ketua tim ad-hoc membuka persidangan dan menyatakan sidang


tersebut sah setelah kuorum tercapai dan setiap yang hadir
menandatangani daftar hadir
2. Kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tercapai bila rapat
dihadiri oleh paling sedikit setengah ditambah satu dari jumlah tim ad-
hoc dan seluruh anggota yang berasal dari luar rumah sakit hadir.
3. Tim ad-hoc melaksanakan persidangan dengan melakukan
pemeriksaan atas kasus tersebut, meminta keterangan dari berbagai
pihak yang dianggap perlu.
4. Persidangan dilakukan secara tertutup
5. Perekaman semua informasi dalam persidangan hanya dilakukan oleh
tenaga yang ditunjuk oleh komite Medis
6. Tenaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) adalah seorang staf
Medis .
7. Pada setiap akhir persidangan Tenaga sebagaimana dimaksud dalam
ayat (5) membacakan hasil rekaman sidang kepada seluruh anggota
yang hadir, untuk selanjutnya dibuatkan risalah rapatnya.
8. Semua informasi, catatan dan dokumen dalam bentuk apapun
diperlakukan secara konfidensial, dan tatacara pemusnahan dokumen
tersebut akan ditentukan oleh komite Medis dari waktu-kewaktu.
9. Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
kepada pihak manapun hanya dapat ditentukan oleh Direktur setelah
memperoleh persetujuan ketua komite Medis .

BAB XI

PEMAPARAN STATUTA, PERUBAHAN STATUTA,


DAN KETENTUAN PENUTUP

PASAL 44
PEMAPARAN STATUTA

Pengurus Komite Medis dapat memperlihatkan statuta ini kepada pihak


tertentu yang dinilai berkepentingan

PASAL 45

22
PERUBAHAN STATUTA

1. Komite Medis berhak merubah statuta ini dengan persetujuan Direktur


melalui rapat khusus yang diselenggarakan untuk itu.
2. Usulan untuk merubah statuta ini hanya dapat dilaksanakan melalui rapat
Pleno Khusus yang diselenggarakan untuk keperluan tersebut.

PASAL 46
KETENTUAN PENUTUP

1. Statuta ini berlaku sejak tanggal 3 Juli 2012


2. Semua peraturan rumah sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya statuta
ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
statuta ini.

Ditetapkan di : Bandar Lampung


Tanggal : 3 Juli 2012

Komite Medis Rumah Sakit Natar Medika


KETUA

Dr. Tangkahan Hutagaol, Sp.PK

Direktur Rumah Sakit Natar Medika

dr. Ontang Tampubolon, MHA

Yayasan Abdi Karya (YADIKA)


Kepala Bidang Kesehatan

Drg. Tiambun K. Sitorus

23

Anda mungkin juga menyukai