Anda di halaman 1dari 22

STATUTA STAF MEDIS (MEDICAL STAFF BYLAW)

RSIA KENDANGSARI MERR SURABAYA

==============================================================

PENDAHULUAN

RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya adalah Rumah Sakit Ibu dan anak milik
beberapa owner spog di bawah naungan PT Merr Medika Mulya di Surabaya, Jawa Timur.

Rumah Sakit Ibu dan Anak Kendangsari Merr saat ini merupakan Rumah Sakit Kelas C
Khusus Non Pendidikan yang dipimpin oleh 1 (satu) Direktur dengan 2 (dua) Wakil Direktur
yaitu Wakil Direktur Pelayanan dan Wakil Direktur Administrasi & Keuangan.

Staf medis fungsional ( SMF ) Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen adalah
dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi umum dan dokter gigi spesialis yang bekerja di
RSUD ”Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang.

Staf medis fungsional Rumah Sakit Ibu dan anak dikelompokkan berdasarkan
spesialisasinya / keahliannya dan atau penggabungan tenaga dokter spesialis dengan
spesialis yang berbeda oleh karena jumlah dokter spesialis yang terbatas.

BAB I
VlSI DAN MISI

Dalam mencapai visi dan misi RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya , komunitas staf medis
RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya menyusun sebuah statuta yang mengatur perilaku
professional seluruh staf Medis yang bekerja di RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya.
Sehubungan visi dan misi komunitas staf RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya tersebut
diperlukan suatu “Good Clinical Governance “ yang menjamin terpenuhinya harapan, pemberian
layanan dan perlindungan serta keselamatan Medis kepada pasien (Patient Safety) serta
menjalankan motto Layananku Adalah Ibadahku

Adapun visi dan misi komunitas staf medis RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya adalah
sebagai berikut:
Pasal 1
Visi

Terciptanya pelayanan medis yang professional dan akuntabel dengan pendekatan Mediko-
psiko-sosial secara holistik, manusiawi, dan berkualitas guna menjamin tersedianya suatu
layanan Medis yang memenuhi standar profesi dan sesuai dengan harapan semua pihak yang
terkait ( Stakeholder) RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya.

Pasal 2
Misi

(1) Melaksanakan proses kredensial dan re-kredensial secara bertangungjawab demi


terjaminnya anggota staf medis yang berkualitas, professional dan akuntabel.

(2) Menjaga kualitas pelayanan medis agar tetap sesuai dengan standar profesi dengan
melaksanakan pengembangan profesionalitas setiap staf medis secara terpadu dan berkelanjutan,
pendidikan kedokteran berkelanjutan yang berbasiskan bukti, dan melaksanakan audit medis
secara berkala.

(3) Melakukan tindakan disiplin bagi seluruh staf medis demi mempertahankan profesionalitas
staf medis dan menjaga keselamatan pasien RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya.

BAB II
NAMA, KETENTUAN UMUM, RUANG LINGKUP DAN TUJUAN

Pasal 3

Nama

Nama dokumen ini adalah Statuta Staf Medis RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya.

Pasal 4
Ketentuan Umum

Dalam statuta dan tata tertib staf Medis ini yang dimaksud dengan:

1. Staf Medis adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat perjanjian dengan rumah
sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah sakit
dan pejabat yang berwenang dan memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan Medis
di rumah sakit, termasuk tindakan Medis diagnostik maupun terapeutik.
2. Staf Medis pengganti adalah dokter atau dokter gigi yang telah terikat penjanjian dengan
rumah sakit maupun yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan penempatan di rumah
sakit dan pejabat yang berwenang dan hanya memiliki kewenangan untuk melakukan
tindakan Medis di rumah sakit dalam rangka rnenggantikan tugas profesi seorang staf
medis yang berhalangan.
3. Staf Medis Konsultan Tamu adalah seorang dokter yang telah diketahul memiki reputasi
tinggi dibidang keahliannya yang diminta oleh rumah sakit untuk melakukan tindakan
Medis tertentu untuk jangka waktu tertentu.
4. Rumah Sakit adalah RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya.
5. Direktur adalah seseorang yang ditunjuk oleh Yayasan RS. AL-IRSYAD untuk
menduduki jabatan sebagai pimpinan tertinggi RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya
sesuai dengan statuta rumah sakit.
6. Pengurus Yayasan adalah sekelompok orang yang ditunjuk oleh Yayasan RSIA
KENDANGSARI MERR untuk membina dan mengawasi RSIA KENDANGSARI
MERR, baik teknis maupun keuangan.
7. Komite Medik adalah wadah professional staf medis di RSIA KENDANGSARI MERR
Surabaya yang keanggotaannya berasal dari Ketua Kelompok Staf Medis dan atau yang
mewakili.
8. Panitia adalah kelompok kerja dibawah Komite Medik yang dibentuk untuk
menanggulangi masalah keprofesian medis tertentu.
9. Kelompok staf medis (KSM) adalah sekumpulan staf medis dengan spesialisasi dan/ atau
kahlian yang sejenis, atau hampir sejenis.

Pasal 5
Ruang Lingkup Statuta

(1) Statuta dan tata tertib stat Medis ini berlaku bagi seluruh staf Medis yang melakukan
tindakan Medis, baik didalam maupun diluar RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya dalam
rangka menjalankan tugas dari Direktur.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Konsultan Tamu diatur lebih lanjut oleh Komite Medik
bersama dengan Direktur.

(3) Seluruh staf Medis yang bekerja di RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya tergabung
dalam suatu komunitas profesi Medis RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya yang sehari —
hari diatur oleh Komite Medik, yang dibentuk berdasarkan statuta rumah sakit dan disahkan oleh
Yayasan RS. AL-IRSYAD.
Pasal 6

Tujuan

Tujuan statuta staf Medis ini adalah:

(1) Menetapkan berbagai ketentuan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan Medis terhadap
pasien tanpa memandang agama, ras, jenis kelamin, suku, kebangsaan, dan golongan.

(2) Meningkatkan profesionalisme staf Medis di RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya


yang meliputi perilaku dan kompetensi seorang dokter.

(3) Sarana bagi Komite Medik dan Direktur RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya untuk
menyelesaikan berbagai rnasalah yang terkait dengan pelayanan Medis, baik untuk Staf Medis
maupun pasien.

(4) Menyusun dan menetapkan standar pelayanan Medis untuk setiap jenis
disiplin ilmu kedokteran sesuai dengan kondisi dan situasi rumah sakit.

BAB III
KOMITE MEDIK

Pasal 7
Organisasi Komite Medik

(1)Untuk melindungi pasien dan meningkatkan profesionalisme staf medis dilingkungan RSIA
KENDANGSARI MERR Surabaya, dibentuk suatu wadah non struktural yang disebut sebagai
Komite Medik RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya yang bertanggung jawab kepada
Direktur.

(2) Komite Medik RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya terdiri dari Ketua KSM dan/atau
staf medis yang telah diberi kewenangan untuk melakukan tindakan Medis di Rumah Sakit AL-
IRSYAD Surabaya.

(3) Pemilihan Ketua suatu KSM dilakukan melalui musyawarah mufakat dan anggota KSM
tersebut.
(4) Dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, pemilihan dilaksanakan dengan pemungutan
suara. Bila jumlah suara yang diperoeh adalah sama maka hasil pemungutan suara ditentukan
berdasarkan kesepakatan seluruh anggota KSM.

(5) Komite Medik adalah satu—satunya organisasi format yang menghimpun,


memformulasikan, dan mengkomunikasikan pendapat dan kehendak seluruh staf Medis yang
berkaitan dengan profesi medis di rumah sakit.

(6) Komite Medik bertugas:

1. Menyediakan wadah agar anggota staf Medis dapat berpartisipasi dalam memberi
masukan dalam masalah profesi Medis dan teknis Medis dan menghadiri rapat bersama
Direktur dan komite lainnya di rumah sakit.
2. Melakukan kredensial tenaga medis yang akan bekerja di rumah sakit dan memberikan
rekomendasi kepada Direktur.
3. Merencanakan dan mengatur pendidikan kedokteran berkelanjutan dan pendidikan
spesialisasi yang disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit bagi setiap anggotanya.
4. Menyelenggarakan audit medis secara berkesinambungan.
5. Memantau perilaku etik dan professional anggota staf Medis dan menyelenggarakan
proses pendisiplinan profesi medis serta mengusulkan tindak lanjut hasil kajian Komite
Medik kepada Direktur.
6. Memberikan masukan pada Direktur perihal:

1. Pelayanan klinis yang adekuat bagi rumah sakit.

2. Kebijakan yang menyangkut pengorganisasian pelayanan klinik rumah sakit.

3. Membantu mengidentifikasi kebutuhan pasien rumah sakit dan pelayanan yang Iayak untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

7. Bekerjasama dengan Direktur merencanakan suatu program untuk mengatur kewenangan


melakukan tindakan Medis sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

8. Menyampaikan laporan kegiatan Komite Medik yang akan disampaikan secara berkala pada
seluruh anggota KSM sedikitnya setahun sekali.

(7) Seluruh biaya penyelenggaraan komite medik sebagaimana dimaksud dalam pasal ini
dibebankan sepenuhnya pada anggaran belanja rumah sakit.

Pasal 8
Kepengurusan Komite Medik

(1) Komite Medik dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih setiap dua tahun dari antara
anggota Komite Medik, yang diselenggarakan oleh suatu panitia pemilihan sesuai dengan
ketentuan yang akan ditetapkan dan waktu kewaktu oleh Komite Medik untuk diajukan dan
disetujui oleh Direktur.

(2) Dalam Komite Medik ditetapkan pengurus harian Komite Medik yang terdiri dari Ketua
Komite Medik, wakil Ketua Komite Medik, sekretaris Komite Medik, dan Ketua-Ketua Panitia
Medis.

(3) Pengurus harian Komite Medik rnelaksanakan fungsi dan tugas Komite Medik sehari-hari
dengan tata cara yang akan ditetapkan oleh Komite Medik.

Pasal 9
Ketua Komite Medik

(1) Ketua dipilih dan 3 (tiga) calon pada pemilihan secara periodik yang diselenggarakan
setiap dua tahun yang selanjutnya dajukan dan disetujui oleh Direktur.

(2) Ketua Komite Medik adalah seorang staf Medis tetap.

(3) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua sebelum masa jabatannya berakhir, maka
kekosongan jabatan tersebut diisi oteh wakil Ketua.

(4) Tugas Ketua Komite Medik adalah:

1. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat, kebijakan, laporan,


kebutuhan, dan keluhan staf Medis serta bertanggung jawab kepada Direktur.
2. Menyelenggarakan dan bertanggungjawab atas semua risalah rapat yang diselenggarakan
Komite Medik.
3. Menunjuk wakil Komite Medik dalam setiap kepanitiaan dirumah sakit yang memerlukan
perwakilan dan staf Medis.
4. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Pengurus Yayasan dan kepanitiaan Iainnya.
5. Menunjuk dan menetapkan wakil Ketua, sekretaris, dan Ketua-Ketua panitia.
6. Menentukan agenda setiap rapat Komite Medik.

Pasal 10
Wakil Ketua Komite Medik

(1) Wakil Ketua dipilih oleh Ketua Komite Medik.


(2) Wakil Ketua adalah seorang staf Medis tetap.

(3) Tugas Wakil Ketua Komite Medik adalah:

1. Membantu pelaksanaan tugas Ketua Komite Medik.


2. Mewakili Ketua Komite Medik dalam hal Ketua Komite Medik berhalangan.

Pasal 11
Sekretaris Komite Medik

(1) Sekretaris Komite Medik ditetapkan oleh Ketua Komite Medik.

(2) Sekretaris Komite Medik adalah seorang staf Medis tetap.

(3) Sekretaris Komite Medik bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan tugas — tugas


kesekretariatan Komite Medik.

(4) Pada sekretaris Komite Medik diperbantukan petugas sekretariat dan segala prasarana lain
yang disediakan oleh rumah sakit.

(5) Tugas Sekretaris Komite Medik adalah:

1. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk menghadiri rapat-rapat
Komite Medik.

2. Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada hadirin yang berhak
menghadiri rapat.

3. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Medik.

Pasal 12
Rapat Komite Medik

(1) Rapat Komite Medik terdiri atas Rapat Rutin, Rapat Khusus, dan Rapat Pleno.

(2) Setiap rapat Komite Medik dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan secara
pantas kecuali seluruh anggota Komite Medik yang berhak memberikan suara menolak
undangan tersebut.
Pasal 13
Rapat Rutin Komite Medik

(1)Komite menyelenggarakan rapat rutin satu bulan sekali pada waktu dan tempat yang
ditetapkan oleh Komite Medik.

(2) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat
kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat lima hari kerja sebelum rapat tersebut
dilaksanakan.

(3) Rapat rutin dihadiri oleh pengurus Komite Medik.

(4) Ketua dapat mengundang pihak lain bila dianggap perlu.

(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik sebagaimana diatur
dalam ayat (2) pasal ini harus melampirkan:

a. Satu salinan agenda rapat

b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu.

c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu.

Pasal 14
Rapat Khusus Komite Medik

(1) Rapat khusus Komite Medik diselenggarakan dalam hal:

(a) Diperintahkan oleh Ketua; atau

(b) Permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit tiga pengurus Komite Medik
dalam waktu empat puluh delapan jam sebelumnya; atau

(c) Permintaan Ketua Komite Medik untuk hal-hal yang memerlukan penetapan kebijakan
Komite Medik dengan segera.

(2) Sekretaris Komite Medik menyelenggarakan rapat khusus dalam waktu empat puluh delapan
jam setelah diterimanya permintaan tertulis rapat yang ditandatangani oleh seperempat dan
jumlah anggota Komite Medik yang berhak untuk hadir dan memberikan suara dalam rapat
tersebut.

(3) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat khusus beserta agenda rapat
kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat dua puluh empat jam sebelum rapat
tersebut dilaksanakan.

(4) Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan dibicarakan
dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang tercantum dalam
pemberitahuan tersebut.

Pasal 15
Rapat Pleno Komite Medik

(1)Rapat pleno Komite Medik diselenggarakan satu kali satu tahun.

(2) Rapat pleno dihadiri oleh seluruh staf Medis RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya.

(3) Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan Komite
Medik, rencana kegiatan yang akan dilaksanakan Komite Medik, dan agenda Iainya yang
ditetapkan oleh Komite Medik.

(4) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara tertulis beserta
agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat empat belas hari sebelum
rapat tersebut dilaksanakan.

Pasal 16
Kuorum

(1) Sekretaris Komite Medik menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan kepada seluruh
anggota Komite Medik. Kuorum rapat tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah
dan jumlah Pengurus Komite Medik ditambah satu yang berhak untuk hadir dan memberikan
suara.

(2) Keputusan hanya dapat ditetapkan bila kuorum telah tercapai.

Pasal 17
Pengambilan Putusan Rapat
Kecuali telah diatur dalam statuta ini, maka:

(1) Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat.

(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
berdasarkan suara terbanyak dan anggota yang hadir.

(3) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka Ketua berwenang membuat
keputusan hasil rapat.

Pasal 18
Tata Tertib Rapat

(1) Setiap rapat Komite Medik berhak dihadiri oleh seluruh Pengurus Komite

Medik.

(2) Rapat dipimpin oleh Ketua Komite Medik atau yang ditunjuk oleh Ketua Komite Medik.

(3) Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah Ketua.

(4) Setiap peserta rapat wajib mengikuti rapat sampai selesai.

(5) Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan

rapat.

(6) Setiap peserta wajib menjaga ketertiban selama rapat berlangsung.

(7) Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh Ketua sebelum
rapat dimulai.

Pasal 19
Notulen Rapat

(1) Setiap rapat harus dibuat notulennya.

(2) Semua notulen rapat Komite Medik dicatat oleh Sekretaris Komite Medik atau penggantinya
yang ditunjuk.
(3) Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum rapat
berikutnya.

(4) Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan keakuratan
notulen tersebut.

(5) Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medik dan sekretaris Komite Medik pada
rapat berikutnya, dan notulen tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.

(6) Sekretaris memberikan salinan notulen direktur paling lambat satu minggu setelah
ditandatangani oleh Ketua dan sekretaris Komite Medik.

Pasal 20
Panitia Komite Medik

(1) Dibawah Komite Medik dibentuk beberapa Panitia yang terdiri dari:

1. Panitia Kredensial.
2. Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis.
3. Panitia Etika dan Disiplin
4. Panitia Farmasi, terapi, alat kesehatan dan alat kedokteran

(2) Tugas dan fungsi Panitia Medis ditetapkan oleh Komite Medik dan waktu-kewaktu dan
disahkan oleh Direktur.

BAB III
STAF MEDIS

Pasal 21
Kategori Staf Medis

(1) Staf medis RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya terdiri dan staf medis biasa, staf medis
pengganti, dan staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam pasal 1 dan telah dinyatakan
memenuhi syarat kredensial oleh Komite Medik sebagaimana diatur dalam statuta ini.
(2) Setiap staf medis biasa sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh RSIA
KENDANGSARI MERR Surabaya.

(3) Setiap staf medis pengganti sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini melakukan tindakan
medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh staf medis yang
digantikannya.

(4) Setiap staf medis konsultan tamu sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal ini melakukan
tindakan medis dalam lingkup profesinya dan berdasarkan penugasan yang diberikan oleh
Komite Medik sesuai dengan kebutuhan rumah sakit pada untuk kasus atau peristiwa tertentu.

Pasal 22
Syarat Penerimaan Staf Medis

(1) Setiap staf Medis yang akan bekerja dirumah sakit harus telah memenuhi kualifikasi tertentu
sebagaimana dipersyaratkan dalam statuta ini.

(2) Syarat tersebut sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dinilai oleh Komite Medik
melalui Panitia Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta ini.

(3) Hanya Staf Medis yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan (2) pasal ini yang dapat diusulkan untuk diberi kewenangan menangani pasien di RSIA
KENDANGSARI MERR Surabaya sesuai dengan kompetensi dan persyaratan lain yang
ditentukan oleh Komite Medik.

(4) Staf Medis yang telah memperoleh kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal
ini setuju untuk melaksanakan tindakan Medis dalam batas-batas standar profesi.

(5) Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini akan dinilai kembali oleh
Komite Medik melalui Panitia Kredensial dengan suatu tata cara yang ditetapkan oleh statuta ini.

(6) Bagi staf Medis baru evaluasi dilakukan dalam 3 (tiga) bulan pertama dan bagi dokter lainnya
setiap 1 (satu) tahun.

(7) Evaluasi terhadap staf medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini dilakukan oleh
Panitia Kredensial bersama KSM yang terkait.

(8) Pada akhir masa evaluasi calon staf Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) pasal ini
maka Ketua Panitia Kredensial memberikan laporan perilaku medis profesional yang
bersangkutan kepada Komite Medik.
Pasal 23
Kualifikasi Dan Syarat Umum

(1) Setiap dokter sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 harus:

1. Lolos uji kompetensi, integritas, dan perilaku oleh Komite Medik.

2. Memiliki surat penugasan sebagai dokter dan syarat lain yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

3. Menunjukkan kemampuannya untuk memberikan pelayanan Medis yang berkualitas pada


pasien.

4. Menunjukkan kemauan untuk mematuhi statuta rumah sakit dan statuta staf Medis , kebijakan,
prosedur, dan berbagai ketentuan rumah sakit sesuai dengan jenis kategorinya.

5. Mematuhi prinsip umum etika kedokteran.

6. Bebas dari keadaan yang dapat mendiskualifikasi kemampuannya dalam memberikan


pelayanannya akibat adanya fisik, mental, maupun perilaku yang dapat berpengaruh pada
keterampilan, sikap, atau kemampuan pengambilan keputusan.

7. Menunjukkan kemampuan untuk bekerjasama dengan koleganya, keperawatan, staf


penunjang Medis, dan warga rumah sakit lainnya.

8. Mentaati peraturan-peraturan yang berlaku di RSIA KENDANGSARI MERR Surabaya.

(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal mi didasarkan pada pendidikan
yang pernah dijalani dan pendidikan berkelanjutan, pelatihan, pengalaman, kompetensi klinis
mutakhir, pengambilan keputusan klinis, dan pengamatan kinerja serta kinerja lainnya yang
ditunjukkan dalam dokumen yang dimiliki calon tenaga Medis RSIA KENDANGSARI MERR
Surabaya.

(3) Setiap pelamar yang telah memenuhi kualifikasi sebagaimana tercantum dalam ayat (1) pasal
ini tidak dapat ditolak berdasarkan alasan agama, ras, jenis kelamin, suku, dan golongan.

Pasal 24
Kebutuhan Staf Medis Rumah Sakit
(1) Setiap permohonan untuk menjadi staf Medis rumah sakit akan dievaluasi, dan dapat
dikabulkan atau ditolak, sejalan dengan kebutuhan rumah sakit dan kemampuan rumah sakit.

(2) Faktor yang digunakan untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) pasal ini disesuaikan dengan master plan Rumah Sakit yang
penyusunannya melibatkan Komite Medik.

(3) Direktur memberikan rekomendasi dan mengusulkan pengangkatan staf Medis kepada
Yayasan RS. AL-IRSYAD.

(4) Direktur Rumah Sakit akan menerbitkan perjanjian perikatan antara rumah sakit dengan
staf medis setelah dipenuhi ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 19 dan pasal 20
sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

(5) Direktur menerbitkan surat keputusan penempatan staf Medis yang telah diterima.

Pasal 25
Kewenangan Melakukan Tindakan Medis

(1) Staf Medis hanya dapat melakukan tindakan Medis sesuai dengan spesialisasi dan
kemampuannya secara khusus, kecuali dalam keadaan darurat, di rumah sakit setelah
mendapatkan penugasan klinis (clinical privilege) dan Direktur yang ditetapkan dengan suatu
surat keputusan.

(2) Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) terdiri dari:

a. Penugasan klinis biasa sebagai staf Medis di rumah sakit.

b. Pénugasan klinis sementara sebagai konsultan tamu.

(3) Penugasan klinis sebagaimana tercantum dalam ayat (1) pasal ini hanya diberikan pada
dokter yang telah terikat perjanjian dengan rumah sakit yang ditetapkan setelah memenuhi
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini dengan merujuk pada organisasi
profesinya.

(4) Penilaian persyaratan dan jenis tindakan Medis untuk setiap staf Medis sebagairnana
dimaksud dalam ayat (3) pasal ini dtetapkan oleh Komite Medik melalui Panitia Kredensial.

(5) Hasil Penilalan Panitia Kredensial sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diserahkan
kepada Komite Medik untuk memperoleh pengesahannya.
(6) Komite Medik menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial kepada Direktur.

Pasal 26
Pemberian Kewenangan Staf Medis

(1) Penentuan kewenangan untuk melakukan tindakan Medis didasarkan pada pendidikan,
pelatihan, pendidikan berkelanjutan, pengalaman, kemampuan termasuk pengambilan keputusan,
sebagaimana tercantum dalam berkas kredensial, dan didasarkan pada pengamatan kinerja klinis
serta dokumen hasil program peningkatan kinerja yang bersangkutan.

(2) Penggunaan kewenangan klinis dalam sebuah KSM akan tergantung pada peraturan dan
ketentuan yang berlaku di KSM masing-masing.

Pasal 27
Berakhirnya Kewenangan Melakukan Tindakan Medis

(1) Kewenangan untuk melakukan tindakan Medis seorang staf medis di rumah sakit berakhir
bila hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit telah berakhir atau penugasan klinis
(clinical privilege) dokter yang bersangkutan dicabut oleh Direktur berdasarkan usulan Komite
Medik.

(2) Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka Direktur
memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang bersangkutan dengan tembusan
kepada Komite Medik.

(3) Dalam hal seorang Staf Medis diberikan sanksi disiplin maka setelah melalui rapat khusus
Komite Medik, Ketua Komite Medik memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada
Direktur dengan tembusan kepada yang bersangkutan.

Pasal 28
Mutu dan Penilaian kinerja Pelayanan Medis

(1) Untuk menjagamutu pelayanan medis, dilakukan audit medis dan penilaian kinerja medis
secara berkaa dan pendidikan kedokteran yang berkelanjutan dengan tatacara yang lazim yang
ditentukan oleh Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis.

(2) Topik, jangka waktu, dan tatacara audit medis dan penilaian kinerja medis ditetapkan oleh
Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis.
(3) Penilaian kinerja medis berdasar masing2 bagian spesialis dan penilaian untuk dokter
umum. Adapun penilaian kinerja medis menggunakan Evaluasi Praktek Profesional
Berkelanjutan (OPPE) yang item penilaian berdasar pasal 28 ayat (2).

(3) Panitia Peningkatan Mutu Layanan melaporkan hasil audit medis dan OPPE analisisnya
secara berkala kepada Komite Medik untuk ditindak lanjuti.

(4) Komite Medik wajib melakukan tindakan korektif yang dianggap perlu untuk
menindaklanjuti hasil audit medis sebagaimana diatur dalam ayat tiga (3).

(5) Setiap anggota staf Medis wajib menjalani pendidikan kedokteran berkelanjutan yang
substansi dan tata caranya diatur oleh Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis.

(6) Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis memberikan laporan kepada Komite Medik
mengenai efektifitas, dan kewajaran pelayanan medis yang diberikan oleh seluruh staf medis
yang bekerja dirumah sakit.

BAB IV
TINDAKAN DISIPLIN MEDIS DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN
PELANGGARAN TATA TERTIB DAN DISIPLIN MEDIS

Pasal 29
Dasar Tindakan Disiplin Medis

(1) Keadaan dan situasi yang dapat digunakan sebagai dasar dugaan pelanggaran disiplin Medis
dan tata tertib oleh seorang staf Medis adalah hal-hal yang menyangkut:

a. Kompetensi klinis.

b. Tindakan perawatan atas seorang pasien termasuk peñata layanan sebuah kasus di rumah sakit.

c. Dugaan pelanggaran statuta dan tata tertib staf Medis.

d. Dugaan penyimpangan etika profesi.

e. Dugaan pelanggaran tata tertib dan kebijakan rumah sakit.

f. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan rumah sakit.

g. Penggunaan obat dan alat kesehatan yang sesuai dengan standar profesi sesuai dengan
ketetapan Komite Medik.
h. Ketidakmampuan untuk bekerjasama dengan staf rurnah sakit yang dapat menimbukan
inefisiensi operasional rumah sakit.

i. Hal-hal lain yang oleh Komite Medik sepatutnya dianggap menyangkut disiplin Medis.

(2) Setiap staf Medis , dan staf rumah sakit yang terkait dengan pelayanan Medis wajib
memberitahukan adanya dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)pasal ini
kepada Ketua Komite Medik secara tertulis dalam suatu formulir yang disediakan untuk itu
dengan tatacara sebagai berikut:

a. Staf Medis menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada Ketua Komite Medik
meIaui Koordinator Staf Medis Fungsional yang terkait.

b. Staf rumah sakit menyampaikan formulir pemberitahuan tersebut kepada atasan yang
bersangkutan untuk selanjutnya disampaikan kepada Direktur melalui Ketua Komite Medik.

(3) Ketua Komite Medik wajib meneliti menindakianjuti dan memberikan kesimpulan serta
putusan setiap laporan yang disampaikan oleh staf Medis dan staf rumah sakit yang terkait
dengan pelayanan Medis sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini.

(4) Ketua Komite Medik dapat menugaskan Panitia terkait dibawah Komite Medik untuk
meneliti menindaklanjuti setiap laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal ini.

(5) Ketua Komite Medik memberikan kesimpulan dan putusan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) pasal ini berdasarkan hasil penelitian dan rekomendasi Panitia terkait yang dapat
berbentuk:

a. Saran kepada staf Medis terkait dan Manajemen rumah sakit.

b. Putusan untuk melakukan penelitian lanjutan guna menentukan adanya pelanggaran disiplin
Medis, tata tertib dan etik.

(6) Semua putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini didokumentasikan secara
lengkap oleh staff Sekretariat Komite Medik dan diperlakukan secara Konfidensial.

(7) Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini kepada pihak
manapun hanya dapat ditentukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan dan Ketua
Komite Medik.

Pasal 30
Penelitian Dugaan Pelanggaran Disiplin Medis , Etika
Dan Tata Tertib
(1)Penelitian dugaan pelanggaran disiplin profesi Medis etika Medis , dan tata tertib dimulai
berdasarkan putusan Ketua Komite Medik untuk melakukan penelitian lanjutan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 25 ayat (5) dan dilaksanakan oleh Panitia terkait.

(2) Panitia Disiplin melaksanakan penelitian berdasarkan tata cara yang telah ditetapkan dalam
statuta ini.

(3) Ketua Panitia Disiplin menyampaikan hasil penelitian dan rekomendasi kepada Ketua
Komite Medik untuk ditetapkan sebagai putusan Komite Medik yang

memuat:
a. Ringkasan kasus atau kejadian.

b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran.

c. Rekomendasi tindakan korektif.

(4) Ketua Komite Medik wajib menetapkan putusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal
ini dengan memperhatikan masukan dan Panitia lain dalarn waktu paling lama 7 (tujuh) hari
kerja setelah diterimanya putusan Panitia Disiplin.

(5) Putusan Komite Medik sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini disampaikan kepada
Direktur dengan tembusan Dewan Pengawas, Yayasan RS. AL – IRSYAD dan kepada yang
bersangkutan dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya putusan tersebut
untuk segera ditindaklanjuti oleh Direktur.

Pasal 31
Tim Ad-Hoc Penelitian Dugaan Pelanggaran
Disiplin DanTata Tertib

(1) Dalam hal Ketua Komite Medik menyampaikan putusan untuk melakukan penelitian lanjutan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (5) maka Ketua Panitia disiplin atau yang
mewakilinya mengusulkan kepada Ketua Komite Medik untuk menetapkan tim ad-hoc dengan
suatu surat keputusan.

(2) Penetapan Tim Ad-Hoc sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan setelah
dilakukan penelitian pendahuluan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Komite
Medik Panitia disiplin.
(3) Tim Ad-hoc menyelenggarakan sidang dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
diterbitkannya surat keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)pasal ini.

(4) Ketua Komite Medik atau staf lain yang ditunjuk didampingi Ketua Panitia Disiplin atau staf
lain yang ditunjuk memimpin sidang pertama tim ad-hoc untuk menentukan Ketua dan wakil
Ketua tim ad-hoc dan menjelaskan tata cara persidangan kepada anggota tim ad-hoc.

(5) Pada Tim ad-hoc diperbantukan sekretaris yang ditunjuk oleh Komite Medik untuk
melancarkan persidangan.

(6) Tim ad-hoc bertugas melakukan pengkajian dan penelitian atas kasus yang diterimanya dan
melaksanakan persidangan sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan dalam statuta ini.

(7) Dalam rangka melakukan pengkajian tim ad-hoc berwenang meminta informasi kepada
“yang teradu” dan semua pihak dirumah sakit, termasuk meneliti rekam Medis, bila diperlukan
meminta bantuan pihak lain diluar rumah sakit dengan persetujuan Komite Medik.

(8) Tim ad-hoc wajib melaksanakan rapat-rapat persidangan untuk menyimpulkan memutuskan
suatu kasus yang diserahkan padanya dalam suatu surat kesimpulan yang ditandatangani oleh
Ketua bersama segenap anggota tim ad-hoc untuk diserahkan kepada Ketua Panitia disiplin
melalui suatu putusan yang memuat:

a. Ringkasan kasus atau kejadian.

b. Kesimpulan tentang ada atau tidak adanya pelanggaran.

c. Rekomendasi tindakan korektif.

(9) Ketua Panitia Disiplin menerbitkan surat keputusan pembubaran tim ad- hoc setelah
menerima surat kesimpulan keputusan dan semua berkas persidangan secara lengkap
sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) pasal ini.

(10) Ketua Panitia Disiplin menyerahkan hasil rapat tim ad-hoc kepada Ketua Komite Medik
untuk ditindaklanjuti.

(11) Kornite Medik menyelenggarakan rapat khusus untuk menentukan tindak lanjut
sebagaimana dirnaksud dalam ayat (10) pasal ini.

(12) Putusan Komite Medik disampaikan kepada Direktur rumah sakit sebagai usulan.

Pasal 32
Tata Cara Persidangan Tim Ad-Hoc Panitia Disiplin
(1)Ketua tim ad-hoc membuka persidangan dan menyatakan sidang tersebut sah setelah kuorum
tercapai dan setiap yang hadir menandatangani daftar hadir.

(2) Kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tercapai bila rapat dihadiri oleh
paling sedikit setengah ditambah satu dan jumlah tim ad-hoc dan seluruh anggota yang berasal
dari luar rumah sakit hadir.

(3) Tim ad-hoc melaksanakan persidangan dengan melakukan pemeriksaan atas kasus tersebut,
meminta keterangan dan berbagai pihak yang dianggap perlu.

(4) Persidangan dilakukan secara tertutup.

(5) Perekaman semua informasi dalam persidangan hanya dilakukan oleh tenaga yang ditunjuk
oleh Komite Medik.

(6) Tenaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini adalah seorang staf Medis.

(7) Pada setiap akhir persidangan Tenaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) pasal ini
membacakan hasil rekaman sidang kepada seluruh anggota yang hadir, untuk selanjutnya
dibuatkan risalah rapatnya.

(8) Semua informasi, catatan dan dokumen dalam bentuk apapun diperlakukan secara
konfidensial, dan tatacara pemusnahan dokumen tersebut akan ditentukan oleh Komite Medik
dari waktu-kewaktu.

(9) Pengungkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) pasal ini kepada pihak
manapun hanya dapat ditentukan oleh Direktur setelah memperoleh persetujuan Ketua Komite
Medik.

BAB V
PEMAPARAN STATUTA, PERUBAHAN STATUTA,
DAN KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33
Pemaparan Statuta

Pengurus Komite Medik dapat memperlihatkan statuta ini, kepada pihak tertentu yang dinilai
berkepentingan.
Pasal 34
Perubahan Statuta

(1)Komite Medik berhak merubah statuta ini dengan persetujuan Direktur melalui rapat khusus
yang diselenggarakan untuk itu.

(2) Usulan untuk merubah statuta ini hanya dapat dilaksanakan melalui rapat Pleno Khusus yang
diselenggarakan untuk keperluan tersebut.

Pasal 35
Ketentuan Penutup

(1) Statuta ini berlaku sejak tanggal 1 Februari 2012

(2) Semua peraturan rurnah sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya statuta ini dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta
ini.

Ditetapkan di : Surabaya.

Tanggal : 30 Januari 2012.

RUMAH SAKIT AL-IRSYAD SURABAYA


( dr. Akhmad Bakarman. )

Direktur

Anda mungkin juga menyukai