Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN INTERNAL PERUSAHAAN

(CORPORATE BYLAWS)
Rumah Sakit Stella Maris Makassar

PASAL 1
NAMA, TUJUAN, VISI, DAN CORPORATE BYLAWS RUMAH SAKIT
1. Nama rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Stella Maris yang merupakan milik
dari Badan Hukum PT. Citra Ratna Nirmala, yang didirikan berdasarkan Akta
Pendirian Nomor 5 Tanggal 7 Oktober 2011.
2. Rumah Sakit Stella Maris beralamatkan di Jalan Somba Opu No. 273
Makassar, Sulawesi Selatan - Indonesia dan terselenggara sesuai Izin Menteri
Kesehatan RI Nomor : 11294/YANKES-2/XI/2013 pada tanggal 1 Nopember
2013, dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal
ditetapkannya.
3. Logo Rumah Sakit Stella Maris menunjukkan bentuk salib dengan sepasang
tangan yang sedang melindungi atau menjaga sesuatu yang berharga,
dilambangkan dengan bentuk bintang di bagian tengah. Maksudnya adalah
Rumah Sakit Stella Maris memiliki misi untuk memberikan pelayanan terbaik
dan kasih sayang sesuai dengan kebutuhan pelayanan medis pasien. Selain
itu, warna hijau mencerminkan pertumbuhan dan rasa peduli terhadap
kehidupan.
4. Dalam pengungkapan kepemilikan PT. Citra Ratna Nirmala, maka ditetapkan
bahwa dalam brosur, leaflet dan website akan memuat logo RS Stella Maris
dan logo PT. Citra Ratna Nirmala.
5. Tujuan rumah sakit adalah untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan pada masyarakat melalui peningkatan kepuasan pelanggan,
efisiensi, serta peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara
berkesinambungan.
6. Visi rumah sakit adalah menjadi rumah sakit terbaik di Sulawesi Selatan,
khususnya di bidang keperawatan dengan semangat cinta kasih Kristus
kepada sesama.
7. Misi rumah sakit adalah
1. Tetap memperhatikan pada golongan masyarakat lemah
2. Pelayanan dengan mutu keperawatan prima
3. Pelayanan kesehatan dengan standar kedokteran yang mutakhir &
komperhensif
4. Peningkatan kesejahteraan karyawan dan kinerjanya

1
8. Judul dokumen ini adalah Peraturan Internal Rumah Sakit (Corporate
Bylaws) RS. Stella Maris Makassar

PASAL 2
KETENTUAN UMUM

Dalam Corporate Bylaws ini yang dimaksud dengan :

"PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN" adalah UU No. 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan, Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dan ketentuan lain yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang berlaku
di Indonesia.

“CORPORATE BYLAWS” adalah aturan dasar yang mengatur tatacara


penyelenggaraan rumah sakit oleh Governing Board dan Direktur Rumah
Sakit yang ditetapkan oleh Governing Board dan ditandatangani oleh
direktur, wakil direktur, dan seorang anggota Governing Board.

“PEMILIK” adalah Badan Hukum Konggregasi Suster Suster Jesus Maria Joseph
(JMJ)

"GOVERNING BOARD " adalah Pengurus PT. Citra Ratna Nirmala yang bertugas
untuk membuat berbagai kebijakan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan
perumahsakitan RS. Stella Maris Makassar.

"DIREKTUR" adalah PimpinanGoverning Board(Direktur PT. Citra Ratna


Nirmala).

"DIREKTUR RUMAH SAKIT" adalah seseorang yang ditunjuk oleh Governing


Board RS. Stella Maris Makassar untuk menjabat posisi tersebut sebagaimana
ditetapkan dalam Hospital Bylaws ini untuk melaksanakan kebijakan
Governing Board.

“KOMITE MEDIK” adalah perangkat Rumah Sakit Stella Maris dalam menerapkan
tata kelola klinis (clinical governance) agar staf medis di rumah sakit terjaga
profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi
medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.

"STAF RUMAH SAKIT" adalah seseorang yang diangkat untuk membantu Direktur
Rumah Sakit Stella Maris sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

"RAPAT RUTIN" adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan oleh Governing
Board yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus.

2
“RAPAT TAHUNAN” adalah rapat yang diselenggarakan oleh Governing Board
setiap tahun.

“RAPAT INTERNAL” adalah rapat yang diselenggarakan oleh Governing


Boardbaik di dalam maupun diluar jadual rapat rutin untuk mengambil
putusan hal-hal yang dianggap khusus.

"DOKTER" adalah seorang staf medis yang memiliki ijin praktek dibidang
kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No 32 tahun
1996 tentang Staf Kesehatan dan yang telah terikat perjanjian dengan Rumah
Sakit dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan tindakan
medis di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.

"DOKTER GIGI" adalah seorang staf medis yang memiliki ijin praktek dibidang
kedokteran gigi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No 32
tahun 1996 tentang Staf Kesehatan dan yang telah terikat perjanjian dengan
Rumah Sakit dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan
tindakan medis di Rumah Sakit Stella Maris Makassar.

"DOKTER TETAP" adalah dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
medis rawat inap dan rawat jalan secara purnawaktu di Rumah Sakit Stella
Maris Makassar.

“DOKTER TAMU” adalah dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
medis rawat inap dan tindakan medis di Rumah Sakit Stella Maris Makassar
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan.

“MANAJEMEN ETIS” adalah kegiatan pengelolaan terkait dengan etika rumah


sakit, etika profesi, etika hukum dan norma norma serta aturan terkait
penerapan pelayanan di RS Stella Maris Makassar.

3
PASAL 3
GOVERNING BOARD

1. “PEMILIK” yaitu Kongregasi Suster Suster Jesus Maria Joseph (JMJ) menunjuk
dan atau menetapkan representasi pemilik yaitu PT. Citra Ratna Nirmala
(Governing Board).
2. Kongregasi JMJ menilai secara berkala kinerja dari Governing Board setiap
tahun.
3. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Governing Board dilaksanakan dan
ditetapkan oleh Badan Hukum Kongregasi JMJ dengan suatu surat keputusan
pengangkatan dan pemberhentian dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
4. Governing Board bertanggungjawab kepada Kongregasi JMJ.
5. Ketentuan terkait Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK)
a) Struktur Organisasi dan Tata Kelola (STOK) reperesentasi pemilik dalam
hal ini PT. Citra Ratna Nirmala (Governing Board) ditetapkan melalui
surat keputusan Badan Hukum – Kongregasi Suster Suster Jesus Maria
Joseph (JMJ).
b) Struktur Organisasi dan Tata Kelola (STOK) rumah sakit ditetapkan
melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit dan disahkan oleh
Direktur PT.Citra Ratna Nirmala sebagaimana diatur dalam corporate
bylaws.
6. Governing Board mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Bertindak sebagai wakil dari pemilik rumah sakit.
b. Menyediakan dana operasional (modal) dan berbagai sumber daya lainnya
yang diperlukan RS Stella Maris dalam menjalankan tugas dan fungsi;
mencapai visi dan misi; serta rencana strategis rumah sakit
c. Memberikan persetujuan atas visi dan misi rumah sakit serta
mengumumkannya kepada masyarakat.
d. Memberikan persetujuan (atau menjabarkan persetujuan
kewenangan/authority bila ada pendelegasian) atas berbagai strategi
rumah sakit, rencana manajemen & strategik, serta kebijakan dan
prosedur yang dibutuhkan untuk menjalankan rumah sakit.
e. Memberikan persetujuan atas anggaran belanja dan alokasi sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai misi rumah sakit.
f. Memilih dan menetapkan Direktur Rumah Sakit, dan persyaratan jabatan
serta tanggung jawab direktur rumah sakit, mencakup:
 Kepatuhan terhadap Undang Undang dan peraturan yang berlaku;

4
 Respon terhadap setiap laporan dari lembaga pengawas dan
regulator;
 Berbagai proses untuk mengelola dan mengawasi/mengendalikan
sumber daya manusia, sumber daya finansial dan sumber daya
lainnya.
g. Menetapkan Staf Rumah Sakit yang diusulkan oleh Direktur Rumah Sakit
h. Memberikan persetujuan atas rencana rumah sakit dalam mutu dan
keselamatan pasien serta secara teratur menerima dan menindaklanjuti
laporan tentang program mutu dan keselamatan pasien meliputi:
1) Laporan capaian indikator dan analisisnya setiap 3 bln
2) Laporan kejadian tidak diharapkan (KTD) setiap 6 bln
3) Laporan kejadian sentinel setiap ada kejadian dan laporan ulang
setelah kejadian sentinel, selesai dilakukan analisis dengan
menggunakan metode root cause analysis (RCA).
i. Memantau kualitas pelayanan rumah sakit
j. Menjaga citra rumah sakit
k. Mengawasi proses manajemen rumah sakit
l. Mengevaluasi hasil kerja Direksi Rumah Sakit
7. Governing Board bertanggung jawab atas:
a. Penetapan visi dan misi rumah sakit dan mengumumkannya kepada
masyarakat.
b. Menjamin adanya review berkala terhadap misi rumah sakit.
c. Penetapan anggaran belanja dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan
untuk mencapai misi rumah sakit.
d. Penetapan berbagai strategi rumah sakit (rencana anggaran & strategik)
serta arahan kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk
menjalankan rumah sakit.
e. Penetapan direktur rumah sakit dan melakukan evaluasi kinerja dari
direktur rumah sakit selama 1 tahun.
f. Penetapan Wakil Direktur (Wadir) yang diangkat oleh Direktur rumah
sakit dan menerima laporan hasil penilaian kinerja wakil direktur setiap
tahun secara berkala.
g. Penetapan rencana rumah sakit dalam mutu dan keselamatan pasien serta
secara teratur dan menindaklanjuti laporan tentang program mutu dan
keselamatan pasien.
h. Penetapan kebijakan dasar rumah sakit dan melakukan pemantauan atas
penyelenggaraan rumah sakit dalam arti yang luas

5
i. Pemeriksaan pembukuan dan semua dokumen / arsip yang berhubungan
dengan sesuatu hal.
j. Pembuatan laporan tahunan pada akhir tahun kepada Kongregasi JMJ,
serta menyampaikan rekomendasinya.
8. Para anggota Governing Board tidak dapat mencampuri dan bertindak langsung
dalam operasionalisasi Rumah Sakit.
9. Jabatan sebagai anggota Governing Board tidak dapat dirangkap dengan salah
satu jabatan di Rumah Sakit.

PASAL 4
DIREKTUR PT. CITRA RATNA NIRMALA

Tugas Direktur adalah:


1. Memimpin semua pertemuan Governing Board.
2. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan prosedur dan tatacara dengan setiap
rapat Governing Board yang tidak diatur dalam Corporate Bylaws ini atau dalam
peraturan rumah sakit.
3. Bekerjasama dengan Direktur Rumah Sakit untuk menangani berbagai hal
mendesak yang seharusnya ditetapkan oleh putusan rapat Governing Board
apabila rapat Governing Board belum sempat diselenggarakan, dan memberikan
wewenang pada Direktur Rumah Sakit untuk mengambil segala tindakan yang
perlu sesuai dengan situasi saat itu.
4. Melaporkan setiap tugas yang telah ditetapkan oleh Governing Board pada rapat
berikutnya.

PASAL 5
WAKIL DIREKTUR PT. CITRA RATNA NIRMALA

1. Tugas wakil Direktur adalah:


a. membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya
b. mewakili ketua dalam hal ketua tidak hadir atau berhalangan
c. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Governing Board
2. Dalam hal diperlukan sesuai dengan ketentuan dalam corporate Bylaws ini, wakil
ketua berwenang untuk melaksanakan tugas sebagai ketua sesuai dengan
ketentuan dengan Corporate Bylaws ini.

6
PASAL6
RAPAT INTERNAL GOVERNING BOARD

1. Rapat Internal Governing Board dalam hal :


a. sesuai jadwal yang ditetapkan setiap bulan
b. diperintahkan oleh Direktur (untuk kasus insidentil)
c. permintaan khusus yang diajukan oleh paling sedikit tiga anggota Governing
Board dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya
2. Undangan rapat harus disampaikan oleh Pengurus Governing Board terkait
kepada peserta rapat paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum rapat
tersebut diselenggarakan.
3. Undangan rapat harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.

PASAL7
RAPAT RUTIN GOVERNING BOARD

1. Rapat rutin Governing Board dilaksanakan minimal sebanyak 3 (tiga) bulan


sekali, pada waktu dan tempat yang ditetapkan oleh Governing Board.
2. Direktur PT. Citra Ratna Nirmala menyampaikan undangan kepada setiap
anggota Governing Board dan pihak lain sebagaimana tercantum dalam pasal 10
untuk menghadiri rapat rutin selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum rapat
tersebut dilaksanakan.
3. Rapat rutin dihadiri oleh Direksi dan Staf Rumah Sakit lainnya yang ditentukan
oleh Governing Board.
4. Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit sebagaimana
diatur dalam ayat ( 2 ) harus melampirkan :
a. Satu salinan agenda
b. Satu salinan risalah rapat rutin yang lalu
c. Satu salinan risalah rapat khusus yang lalu

7
PASAL 8
RAPAT TAHUNAN GOVERNING BOARD

1. Rapat tahunan diselenggarakan sekali dalam satu tahun kalender diantara tanggal
1 Januari - 31 Mei.
2. Governing Board bersama dengan Direktur Rumah Sakit menyiapkan laporan
umum keadaan rumah sakit termasuk laporan keuangan yang telah diaudit untuk
Rapat Umum Badan Hukum Kongregasi Jesus Maria Joseph (JMJ).
4. Direktur PT. Citra Ratna Nirmala menyampaikan undangan tertulis kepada setiap
anggota Governing Board dan undangan lain selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari sebelum rapat diselenggarakan.

PASAL 9
UNDANGAN RAPAT

Setiap rapat Governing Board dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan
secara pantas, kecuali seluruh anggota Governing Board yang berhak memberikan
suara menolak undangan tersebut.

PASAL 10
PESERTA RAPAT

Selain dihadiri oleh anggota Governing Board dan Direktur Rumah Sakit, setiap
rapat rutin Governing Board juga dapat dihadiri oleh Staf Manajemen yang
ditentukan oleh Governing Board.

PASAL 11
KUORUM

8
1. Rapat Governing Board hanya dapat dilaksanakan bila kuorum tercapai.
2. Kuorum dianggap tercapai bila dihadiri oleh paling sedikit dua per tiga dari
seluruh anggota yang mempunyai hak suara.
3. Dalam hal kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat
yang telah ditentukan, maka rapat dapat ditangguhkan untuk dilanjutkan pada
suatu tempat, waktu dan hari yang sama pada minggu berikutnya.
4. Dalam hal kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat
yang telah ditentukan pada minggu berikutnya, maka rapat segera dilanjutkan dan
segala keputusan yang terdapat dalam risalah rapat disahkan dalam rapat
Governing Board berikutnya.

PASAL 12
RISALAH RAPAT

1. Penyelenggaraan setiap risalah rapat Governing Board menjadi tanggungjawab


Sekretaris PT. Citra Ratna Nirmala.
2. Risalah rapat Governing Board harus disahkan dalam rapat berikutnya dan segala
putusan dalam risalah rapat tersebut tidak boleh dilaksanakan sebelum disahkan
dalam rapat berikutnya.

PASAL 13
PENGAMBILAN PUTUSAN RAPAT

Kecuali telah diatur dalam Corporate Bylaws ini, maka :


1. Pengambilan putusan rapat diupayakan melalui musyawarah dan mufakat
2. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambiil melalui pemungutan
suara.

PASAL 14
PEMBATALAN PUTUSAN RAPAT

9
1. Governing Board dapat merubah atau membatalkan setiap keputusan yang
diambil pada rapat rutin atau rapat khusus sebelumnya dengan syarat bahwa usul
perubahan atau pembatalan tersebut dicantumkan dalam pemberitahuan atau
undangan rapat.

PASAL 15
CAP YANG DIGUNAKAN

1. Dalam Corporate Bylaws ini ditentukan dua macam cap, yaitu cap Badan Hukum
PT. Citra Ratna Nirmala dan cap Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
2. Setiap dokumen tidak akan dibubuhi cap Badan Hukum PT. Citra Ratna Nirmala,
selain menyangkut hal-hal yang diputuskan oleh Governing Board seperti yang
tercantum dalam risalah rapat, kecuali pada saat diantara 2 (dua) rapat Governing
Board dimana ketua diberi wewenang untuk menggunakan cap tersebut dengan
persetujuan dua anggota Governing Board lainnya
3. Setiap dokumen yang menggunakan cap Badan Hukum PT. Citra Ratna Nirmala
harus ditandatangani oleh Direktur PT Citra Ratna Nirmala atau yang mewakili.
4. Direktur PT. Citra Ratna Nirmala bertanggung jawab atas keamanan penggunaan
cap Badan Hukum PT. Citra Ratna Nirmala.
5. Untuk kepentingan operasional rumah sakit digunakan cap Rumah Sakit Stella
Maris Makassar.
6. Cap Rumah Sakit Stella Maris Makassar digunakan oleh 2(dua) tempat, yaitu :
sekretariat dan bagian keuangan.
7. Setiap Cap Rumah Sakit Stella Maris Makassar tersebut diatas dibubuhi identitas
masing-masing bagian secara berbeda.
8. Penggunaan Cap Rumah Sakit Stella Maris Makassar ditentukan lebih lanjut oleh
Direktur Rumah Sakit.

PASAL 16
DIREKTUR RUMAH SAKIT

10
1. Governing Board akan mengangkat seorang Direktur Rumah Sakit dalam hal
pengelolaan dan pengawasan rumah sakit berserta fasilitasnya, personil dan
sumber daya terkait, agar tetap sesuai dengan kebijakan dan pengarahan dari
Governing Board.
2. Direktur Rumah Sakit ditetapkan oleh Governing Board dalam masa jabatan 3
(tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk jangka waktu yang sama.
3. Direktur Rumah Sakit memegang pucuk pimpinan tertinggi dalam manajemen
rumah sakit.
4. Direktur menetapkan perencanaan program rekruitmen, retensi, pengembangan
dan pendidikan berkelanjutan bagi semua staf (pendidikan profesional kesehatan
dan penelitian).
5. Direktur rumah sakit menetapkan kerangka kerja untuk pengelolaan etis yang
menjamin bahwa asuhan pasien diberikan didalam norma norma bisnis, finansial,
etis, dan hukum yang melindungi pasien dan hak mereka.
6. Direktur rumah sakit menetapkan, mengawasi dan menjamin :
a) program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
b) laporan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
c) pengwasan terhadap pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya
d) pengawasan terhadap kontinuitas pelayanan yang berkesesuaian dengan
hak dan kewajiban pasien
e) pengawasan terhadap kontinuitas pelayanan yang berkesesuaian dengan
hak dan kewajiban rumah sakit.
f) pengawasan dan pembinaan pada pelaksanaan penerapan rencana strategis
rumah sakit.
7. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Rumah Sakit mengangkat Wakil
Direktur Medis & Penunjang Medis, Wakil Direktur Keperawatan, dan Wakil
Direktur Administrasi & Umum yang dinilai telah memenuhi syarat untuk
membantu pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang telah
ditentukan tersebut; dan serta melakukan penilaian terhadap kinerja Wakil
Direktur setiap tahun secara berkala.
8. Tugas pokok, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab Wakil Direktur Medis &
Penunjang Medis, Wakil Direktur Keperawatan, dan Wakil Direktur Administrasi
& Umum ditentukan oleh Direktur Rumah Sakit dan diperinci dalam suatu uraian
tugas secara tertulis.
9. Tugas Direktur Rumah Sakit adalah :
a. mengetahui dan memahami semua peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan rumah sakit;
b. melaksanakan semua kebijakan yang telah ditetapkan oleh Governing Board;
Governing Board;
11
c. menjalankan operasional rumah sakit dengan berpedoman pada peraturan
perundan-undangan;
d. menjamin kepatuhan rumah sakit terhadap peraturan perundang-undangan;
e. menetapkan regulasi rumah sakit meliputi seluruh regulasi terkait keuangan
rumah sakit dan pengelolaan sumber daya manusia rumah sakit;
f. menjamin kepatuhan staf rumah sakit dalam implementasi semua regulasi
rumah sakit yang telah ditetapkan dan disepakati bersama;
g. menindaklanjuti semua laporan hasil pemeriksaan badan audit eksternal;
h. menetapkan proses untuk mengelola serta mengendalikan sumber daya
manusia dan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-perundangan
i. memberikan nasehat kepada Governing Board perihal kewajiban yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan segala ketentuan umum yang
berlaku, tindakan yang ditetapkan oleh komite-komite di rumah sakit, dan
berbagai aturan dalam Corporate Bylaws ini.

PASAL 17
WAKIL DIREKTUR RUMAH SAKIT

1. Para Wakil Direktur diangkat oleh Governing Board berdasarkan rekomendasi


dari Direktur Rumah Sakit, yang terdiri atas :
a. Wakil Direktur Medis & Penunjang Medis
b. Wakil Direktur Keperawatan
c. Wakil Direktur Umum & SDM
d. Wakil Direktur Keuangan & Akuntansi
2. Masa jabatan para Wakil Direktur adalah 1 (satu) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk masa jabatan yang sama.
3. Wakil Direktur bertanggung jawab terhadap Direktur Rumah Sakit.
4. Wakil Direktur secara kolektif ikut bertanggung jawab dalam:
a. menentukan misi rumah sakit
b. menyusun dan menetapkan berbagai kebijakan dan prosedur yang diperlukan
untuk menjalankan misi
c. menjalankan misi rumah sakit dan menjamin kebijakan dan prosedur
dipatuhi.
5. Seluruh direksi rumah sakit (direktur dan wakil direktur) perlu melibatkan tokoh
masyarakat, pimpinan organisasi pelayanan kesehatan lain, dan stakeholder
terkait dalam penyusunan Rancana Strategis dan Rencana Operasional.
6. Seluruh direksi rumah sakit bertanggung jawab atas kontrak kerja (outsourcing)
pelayanan klinis dan manajemen di rumah sakit, kontrak kerja tersebut serta
12
perjanjian lainnya dievaluasi (terkait sifat kontrak sebagai bagian dari program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit).
7. Uraian Tugas dan Wewenang setiap Wakil Direktur ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit Stella Maris Makassar.
8. Wakil Direktur rumah sakit setiap tahun secara berkala dinilai kinerjanya oleh
Direktur rumah sakit dan dilaporkan kepada Governing Board

PASAL 18
PENGANGKATAN STAF MEDIS

Direktur Rumah Sakit Stella Maris berwenang mengangkat staf medis dan komisi
atau panitianya berdasarkan rekomendasi dari komite medis / kredensial dan
mendapatkan persetujuan dari PT. Citra Ratna Nirmala.

PASAL 19
PENUGASAN STAF MEDIS

1. Direktur Rumah Sakit Stella Maris Makassar menetapkan kriteria dan syarat-
syarat penugasan setiap staf medis untuk suatu tugas atau jabatan klinis tertentu,
dan komite medis akan menyampaikan hal tersebut kepada setiap staf medis yang
menghendaki penugasan klinis di Rumah Sakit Stella Maris.
2. Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan oleh Direktur RS. Stella Maris setelah disepakati oleh komite medis.
3. Staf medis yang telah mendapat penugasan klinis di rumah sakit dapat berstatus
sebagai dokter purna waktu, dokter paruh waktu, atau dokter tamu yang
selanjutnya ditetapkan dalam suatu kontrak.
4. Kinerja staf medis di rumah sakit diukur sebagai bagian dari peningkatan kinerja
klinis.
5. Jangka waktu penugasan staf medis adalah 3 (tiga) tahun, kecuali ada ketentuan
tertentu oleh Direktur Rumah Sakit Stella Maris, dengan memperhatikan kondisi
sebagai berikut yang akan menyebabkan penugasan di rumah sakit akan berakhir:
a. bila ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada, atau ;
b. bila kondisi fisik atau mental staf medis yang bersangkutan tidak mampu lagi
melakukan tindakan medis secara menetap, atau ;

13
c. bila staf medis telah berusia 65 tahun, namun yang bersangkutan masih dapat
pula diangkat kembali sesuai dengan pertimbangan Direktur Rumah Sakit
Stella Maris berdasarkan rekomendasi dari Komite Medis, atau ;
d. bila staf medis tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam kontrak dengan rumah sakit, atau ;
e. bila staf medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak professional,
kelalaian, membuat keresahan dikalangan staf medis lain di lingkungan
rumah sakit, atau perilaku menyimpang lainnya sebagaimana ditetapkan oleh
komite medis, atau ;
f. bila staf medis diberhentikan oleh Governing Board karena yang
bersangkutan ditetapkan telah membuat keresahan di lingkungan rumah sakit,
atau yang bersangkutan mengakhiri kontrak dengan rumah sakit sebelum
waktu berakhirnya setelah mengajukan pemberitahuan satu bulan
sebelumnya.
5. Penugasan klinis dirumah sakit pada seorang staf medis hanya dapat ditetapkan
bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a. memenuhi syarat sebagai staf medis berdasarkan peraturan perundang-
undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan
dalam Corporate Bylaws ini;
b. menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Rumah
Sakit Stella Maris Makassar setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas
rumah sakit, dan rekomendasi dari komite kredensial ;
c. mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin agar rekam
medis tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit terpelihara dengan
adekuat, dan rekam medis dilengkapi dalam waktu yang wajar ;
d. memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar
sehubungan dengan tindakannya dirumah sakit dengan mengacu pada
ketentuan pelayanan yang berlaku di rumah sakit ;
e. mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia, baik yang berkaitan
dengan kewajiban terhadap masyarakat, pasien, teman sejawat, dan diri
sendiri ;
f. memperhatikan syarat-syarat umum praktek klinis yang berlaku di rumah
sakit.

PASAL 20
KATEGORI STAF MEDIS

14
1. Setiap dokter yang ditetapkan sebagai staf medis di rumah sakit terdiri dari dokter
tetap dan dokter tamu.
2. Rincian tentang hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab staf medis
sebagaimana diatur dalam ayat ( 1 ) ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Rumah
Sakit Stella Maris dan dituangkan dalam kontrak antara dokter dan rumah sakit.
3. Hanya tenaga dokter yang telah terdaftar di Rumah Sakit Stella Maris Makassar
yang diizinkan untuk merawat dan mengobati pasien.

PASAL 21
PEMBERIAN PELAYANAN DAN PENINGKATAN MUTU

1. Pelaksanaan dan pemberian pelayanan klinis di seluruh unit dan pelayanan klinis di
rumah sakit, baik yang harus disediakan maupun direncanakan, ditetapkan melalui
Surat Keputusan direktur rumah sakit.
2. Setiap unit atau pelayanan di rumah sakit dipimpin oleh seorang dengan pendidikan,
pelatihan dan pengalaman yang setara dengan pelayanan yang diberikan.
3. Seluruh Pimpinan unit/pelayanan memiliki wewenang dan tanggung jawab, untuk:
a. Merekomendasikan kriteria untuk seleksi staf profesional di
departemen/pelayanan dan memilih maupun merekomendasikan orang-orang
yang memenuhi kriteria tersebut.
b. Merekomendasikan ruangan, peralatan, staf dan sumber daya lainnya yang
dibutuhkan oleh departemen/pelayanan.
c. Memberikan orientasi dan pelatihan bagi semua staf yang bertugas dan
bertanggung jawab di unit atau pelayanan dimana mereka ditugaskan.
4. Seluruh pimpinan klinis dalam lingkup medis/keperawatan bertanggung jawab
khusus terhadap pasien dan rumah sakit, dengan:
a. mendukung adanya komunikasi yang baik diantara para profesional;
b. bekerjasama merencanakan dan mengembangkan kebijakan yang
mengarahkan pelayanan klinis;
c. melaksanakan praktek etis profesi terkait;
d. mengawasi mutu asuhan pasien.
5. Seluruh pelayanan diatur dan diawasi dengan berlandaskan pada hak dan kewajiban
pasien dan rumah sakit.
6. Seluruh pelayanan dikoordinasikan dan diintegrasikan di dalam unit/pelayanan,
maupun dengan unit dan atau pelayanan lain.
7. Seluruh pelayanan diberikan dalam sistem komunikasi/koordinasi yang dibangun
dalam manajemen rumah sakit, meliputi komunikasi:
a. antara anggota kelompok dan profesional
15
b. antar kelompok profesi
c. antar unit struktural
d. antara kelompok profesional dan non profesional
e. antara kelompok profesioanal kesehatan dengan manajemen
f. antara profesional kesehatan dan keluarga
g. dengan pihak luar rumah sakit
8. Peningkatan komunikasi dapat dilakukan dengan penggunaan metode secara formal
melalui penggunaan metode secara formal melalui komite atau tim terpadu dan
metode informal (melalui: poster atau buletin).
9. Dalam pemberian pelayanan, maka seeluruh peralatan; perbekalan (supplies); dan
obat yang digunakan sesuai dengan rekomendasi organisasi profesi atau oleh sumber
lain yang berwenang.
10. Pelaksanaan seluruh pelayanan diagnostik, konsultasi dan pengobatan diberikan oleh
praktisi indepeden diluar rumah sakit, termasuk interpretasi dari diagnostik lain,
seperti EKG, EEG, EMG dan sejenis, diberi kewenangan oleh rumah sakit untuk
memberikan pelayanan tersebut.
11. Pelayanan yang diberikan oleh praktisi independen diluar rumah sakit ditetapkan
melalui Surat Keputusan Direktur rumah sakit.
12. Praktisi independen yang memberikan pelayanan pasien di dalam rumah sakit tetapi
bukan pegawai atau anggota staf klinis, merupakan praktisi independen yang
dikredensil dan diberikan kewenangan.
13. Mutu pelayanan oleh praktisi independen di luar rumah sakit dimonitor sebagai
komponen dari program peningkatan mutu rumah sakit.
14. Kegiatan pengukuran dan peningkatan mutu di unit/pelayanan dilaksanakan oleh
pimpinan unit terkait dengan kinerja staf dalam melaksanakan tanggung jawab
mereka.
15. Kegiatan pengukuran mutu (quality measures) dilaksankan oleh pimpinan dengan
memperhatikan:
a. prioritas rumah sakit dalam hal pengukuran dan peningkatan terkait dengan
departemen atau pelayanan;
b. evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan melalui berbagai sumber
termasuk survei dan keluhan pasien;
c. kebutuhan untuk memahami efisiensi dan efektivitas biaya (cost
effectiveness) dari pelayanan yang diberikan;
d. evaluasi atas pelayanan yang diberikan menurut penetapan kontrak.
16. Kegiatan pengukuran dan peningkatan mutu di unit/pelayanan dilaporkan secara
berkala dalam mekanisme pengawasan mutu rumah sakit.
17. Rumah sakit juga berpartisipasi dalam pelayanan pemberian edukasi dan promosi
bagi masyarakat terkait kesehatan dan pencegahan penyakit.
16
PASAL 22
MANAJEMEN ETIS

1. Seluruh kegiatan di rumah sakit dilakukan denngan etika rumah sakit, etika professi
dan norma norma yang berlaku dan diatur dengan kerangka manajemen etis.
2. Kerangka manajemen etis dijalankan Oleh Komite Etik Rumah Sakit
3. Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen etis tersebut meliputi:
a. pemasaran;
b. admisi/penerimaan pasien rawat inap (admission);
c. pemindahan pasien (transfer);
d. pemulangan pasien (discharge);
e. pemberitahuan (disclosure) tentang kepemilikan serta konflik bisnis maupun
profesional yang bukan kepentingan pasien.
4. Kerangka kerja rumah sakit untuk manajemen etis, mendukung:
a. hal hal yang dikonfrotasi/diharapkan pada dilema etis dalam asuhan pasien.
b. hal hal yang dikonfrontasikan pada dilema etis dalam pelayanan non-klinis.

PASAL 23
PERATURAN RUMAH SAKIT

1. Direktur Rumah Sakit Stella Maris berwenang untuk menetapkan berbagai


ketentuan, kebijakan dan peraturan pelaksanaan untuk melaksanakan Corporate
Bylaws ini yang meliputi peraturan rumah sakit, peraturan tentang personil rumah
sakit, pengendalian pasien dan pengunjung, serta masalah lain yang tidak
dicantumkan dalam Corporate Bylaws ini dengan meminta pertimbangan dari
Governing Board.
2. Pengendalian kebijakan rumah sakit dilaksanakan dengan:
17
a. Review dan persetujuan atas semua kebijakan dan prosedur oleh pejabat
yang berwenang sebelum diterbitkan
b. Proses dan frekuensi review serta persetujuan berkelanjutan atas kebijakan
dan prosedur.
c. pengendalian untuk menjamin bahwa hanya kebijakan dan prosedur terkini
dengan versi yang relevan yang akan digunakan.
d. Identifikasi perubahan dalam kebijakan dan prosedur.
e. Pemeliharaan identitas dan dokumen yang bisa dibaca/terbaca.
f. Suatu proses pengelolaan kebijakan dan prosedur yang berasal dari luar
rumah sakit.
g. retensi dari kebijakan dan prosedur yang sudah tidak berlaku, minimal dalam
kurun waktu yang dipersyaratkan peraturan dan perndang-undangan yang
berlaku, serta memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
h. Identifikasi dan penelusuran dari sirkulasi seluruh kebijakan dan prosedur.
3. Pendelegasian kewenangan antar level struktural di Rumah Sakit Stella Maris diatur
dan ditetapkan oleh direktur rumah sakit.

PASAL 24
PEMAPARAN CORPORATE BYLAWS

Governing Board senantiasa mengupayakan agar Corporate Bylaws ini dapat dilihat
oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

PASAL 25
PERUBAHAN CORPORATE BYLAWS

1. Governing Board berhak merubah Corporate Bylaws ini melalui rapat khusus
yang diselenggarakan.
2. Usulan untuk merubah Corporate Bylaws ini hanya dapat dilaksanakan bila
pemberitahuan tertulis untuk maksud tersebut telah disampaikan kepada setiap
anggota Governing Board paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya

PASAL 26
18
KETENTUAN PENUTUP

1. Corporate Bylaws ini berlaku sejak tanggal 4 Mei 2018.


2. Proses review berkala Corporate Bylaws dilakukan setiap 1 (satu) tahun.
3. Semua peraturan rumah sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya Corporate
Bylaws ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
Corporate Bylaws ini.

Ditetapkan di : Makassar

Pada tanggal : 4 Mei 2018

DIREKTUR
PT. CITRA RATNA NIRMALA
(GOVERNING BOARD)

Sr. Anita Sampe, JMJ, MAN

19

Anda mungkin juga menyukai