Anda di halaman 1dari 57

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH SAYANG IBU BATAM


NOMOR :…………/     TAHUN

TENTANG

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT


(HOSPITAL BY LAWS)
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH SAYANG IBU BATAM

Menimbang   : a. Bahwa dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai rumah sakit


memerlukan adanya pedoman yang mengatur penyelenggaraan dan
pengelolaan RSIA KSI Batam untuk mewujudkan Tata Kelola
Rumah Sakit dan Tata Kelola Klinis yang baik;
b. Bahwa tata kelola RSIA KSI Batam dapat diwujudkan dengan
adanya pengaturan di lingkungan internal yang melingkupi
Peraturan Internal Korporasi dan Peraturan Internal Staf Medik;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan b maka perlu menetapkan Peraturan Direktur Rumah
Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam Tentang Tata Kelola
Internal (Hospital By Law) di RSIA KSI Batam.

Mengingat   : 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran


Negara Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 153, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor 132,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434);
3. Peraturan Presiden Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Dewan
Pengawas Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 631/MENKES/SK/IV/2005
tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws)
di Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan: Peraturan Direktur RSIA Kasih Sayang Ibu Batam Tentang Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital By Law) di RSIA Kasih Sayang Ibu Batam.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1. Daerah adalah Kota Batam


2. Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam yang selanjutnya disebut RSIA KSI
Batam adalah Rumah sakit khusus yang melayani kesehatan ibu dan anak di Kota Batam,
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk semua jenis
pelayanan khusus ibu dan anak sampai dengan spesialistik sesuai dengan kemampuannya;
3. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam.
4. Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit, adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih
Sayang Ibu Batam yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
5. Direktur Utama RSIA KSI Batam adalah pimpinan tertinggi penyelenggaraan dan
pengelolaan RSIA KSI Batam yang diangkat dan diberhentikan oleh badan pengurus .
6. Direktur adalah Pimpinan penyelenggaraan dan pengelolaan RSIA KSI Batam sesuai
dengan bidangnya masing-masing yang diangkat dan diberhentikan oleh badan pengurus.
7. Manajer adalah perangkat struktural pendukung pengambil keputusan yang bertanggung
jawab kepada Direktur masing-masing yang bertugas memberikan masukan dan kajian
sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.
8. Seksi adalah satuan kerja yang melakukan pengelolaan bidang tertentu yang dikepalai
oleh seorang Kepala Seksi dan berada di bawah Manajer.
9. Unit adalah satuan kerja fungsional yang melakukan pengelolaan dan penyiapan sumber
daya dan fasilitas serta pemeliharaan sarana dan prasarana dalam rangka menunjang
pelayanan medik yang dikepalai oleh seorang Kepala Unit dan berada dibawah Manajer.
10. Unit Kerja Khusus adalah satuan kerja fungsional yang melakukan pengelolaan dan
penyiapan sumber daya dan fasilitas serta pemeliharaan sarana dan prasarana dalam
rangka menunjang pelayanan yang berada di bawah Direktur.
11. Kewenangan klinis adalah hak khusus seorang Staf Medik untuk melakukan pelayanan
medik tertentu di RSIA KSI Batam yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinik.
12. Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi, dibentuk
untuk memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
13. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap Staf Medik untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinik.
14. Mitra Bestari adalah sekelompok Staf Medik dengan reputasi dan kompetensi profesi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi medik.
15. Pasien adalah tiap individu yang sedang memerlukan evaluasi diagnostik atau konsultasi
medik untuk memperoleh pengobatan dan atau tindakan medik.
16. Pemilik RSIA KSI Batam yang selanjutnya disingkat pemilik adalah perusahaan yang
penyelenggaraan dan pengelolaannya dipimpin oleh Badan Pengurus.
17. Audit Klinik adalah upaya evaluasi secara operasional terhadap mutu pelayanan klinik
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medik yang dilaksanakan oleh
Komite Medik bersama dengan unsur-unsur terkait (komite, departemen, UPT,
Bidang/Bagian, Instalasi, Unit kerja).
18. Penugasan Klinik adalah penugasan Direktur Utama RSIA KSI Batam kepada seorang
Staf Medik untuk melakukan pelayanan medik di RSIA KSI Batam dalam waktu tertentu
berdasarkan kewenangan klinik yang telah ditetapkan.
19. Peraturan Internal Korporasi adalah aturan yang mengatur agar tata kelola korporasi
terselenggara dengan baik melalui pengaturan hubungan antara Pemilik, Pengelola dan
Staf Medik di rumah sakit.
20. Peraturan Internal Rumah Sakit adalah peraturan yang melingkupi Peraturan Internal
Korporasi dan Peraturan Internal Staf Medik yang disusun dalam rangka penyelenggaraan
tata kelola rumah sakit yang baik dan tata kelola klinik yang baik.
21. Peraturan Internal Staf Medik adalah aturan yang mengatur tata kelola klinik untuk
menjaga profesionalisme Staf Medik di rumah sakit. 
22. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap Staf Medik fungsional yang telah
memiliki kewenangan klinik untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinik
tersebut.
23. Rencana Bisnis dan Anggaran yang selanjutnya disingkat RBA adalah dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program, kegiatan, target
kinerja, dan anggaran yang didasarkan pada RKT yang dibuat masing-masing unit kerja.
24. Rencana Kerja Tahunan yang selanjutnya disingkat RKT adalah penjabaran Renstra yang
disusun setiap tahun dengan memperhatikan evaluasi dan capaian pelaksanaan program
dan kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
25. Rencana Strategis yang selanjutnya disingkat Renstra adalah penjabaran RPJP yang
memuat sasaran dan tujuan yang akan dicapai, strategi yang akan ditempuh serta program
yang akan dilaksanakan RSIA KSI Batam dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
26. Satuan Pengawas Internal Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam yang
selanjutnya disebut SPI RSIA KSI Batam adalah satuan kerja fungsional yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan internal rumah sakit dan berada di bawah serta bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam.
27. Staf Medik RSIA KSI Batam adalah dokter dan dokter gigi yang diberi lisensi untuk
berpraktek secara mandiri (tanpa supervisi) dalam memberikan pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta pelayanan medik penunjang di RSIA KSI Batam.
28. Staf Fungsional Kesehatan selain Staf Medik adalah kelompok profesi yang
menyelenggarakan pelayanan profesinya dalam jabatan fungsional di Instalasi/Unit
Pelayanan di RSIA KSI Batam terdiri dari tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian,
tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian
medik dan tenaga kesehatan lainnya.

Bagian Kedua
Ruang Lingkup, Tujuan, dan Fungsi
Pasal 2

Peraturan Internal RSIA KSI Batam melingkupi Peraturan Internal Korporasi dan Peraturan
Internal Staf Medis.

Pasal 3

Peraturan Internal RSIA KSI Batam bertujuan untuk:


a. Menjamin terselenggaranya tata hubungan kerja antara pengelola RSIA KSI Batam
dengan pemilik, Staf Medik serta pihak-pihak yang terkait;
b. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum pengelolaan RSIA KSI Batam,
penyelenggara RSIA KSI Batam, pemberi pelayanan, staf, pasien/klien, mahasiswa,
dosen, subyek penelitian serta pihak-pihak terkait secara baik dan benar berdasarkan rasa
keadilan;
c. Memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi RSIA KSI Batam sebagai Unit
Kerja Khusus dalam lingkungan RSIA KSI Batam untuk menyelenggarakan kerjasama
dan kemitraan secara mandiri sesuai kebutuhan dengan persetujuan stakeholder;
d. Menjamin terselenggaranya fungsi dan tugas RSIA KSI Batam serta perangkat yang
berada di dalamnya.

Pasal 4

Peraturan Internal RSIA KSI Batam berfungsi sebagai:


a. Peraturan internal RSIA KSI Batam merupakan perangkat hukum tertinggi yang berlaku
mengikat secara internal;
b. Peraturan tertulis yang memuat tentang tugas, fungsi, hak, wewenang, kewajiban,
tanggung jawab serta hubungan kerja antara pemilik, pengelola dan Staf Medik.

BAB II
IDENTITAS

Bagian Kesatu
Visi, Misi dan Nilai Budaya
Pasal 5

RSIA KSI Batam memiliki visi menjadi ………………….

Pasal 6

RSIA KSI Batam memiliki misi:


Pasal 7

1. Nilai budaya RSIA KSI Batam yaitu:

2. Nilai Budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diwujudkan dalam perilaku
sebagai berikut:
a. Jujur dan adil
b. Berorientasi pada mutu dan keselamatan;
c. Peningkatan Kompetensi berkelanjutan;
d. Berkomitmen pada etika profesi;
e. Berpikir komprehensif dan kolaboratif.

Bagian Kedua
Kedudukan Rumah Sakit

Pasal 8

1. RSIA KSI Batam merupakan Unit kerja khusus di bawah ….. Yang berupa lembaga
rumah sakit umum yang dikelola dengan prinsip kemandirian dan tata kelola yang baik.
2. Prinsip kemandirian dan tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
RSIA KSI Batam berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan
Pengurus.

Pasal 9
RSIA KSI Batam berlokasi di dalam Kota Batam.
Bagian Ketiga
Fungsi dan Tugas Organisasi
Pasal 10

RSIA KSI Batam memiliki fungsi pelayanan menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat untuk semua jenis pelayanan khusus ibu dan anak sampai dengan spesialistik
sesuai dengan kemampuannya;

Pasal 11

1. Dalam menjalankan fungsi pelayanan, RSIA KSI Batam bertugas menyelenggarakan


pelayanan kesehatan terintegrasi dengan mengutamakan tata kelola klinik yang baik,
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan berbasis bukti dengan memperhatikan aspek
etika profesi dan hukum kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai kebutuhan
pasien, standar pelayanan dan mengutamakan keselamatan pasien.

BAB III
DEWAN PENGAWAS

Bagian Kesatu
Kedudukan dan Keanggotaan

1. Dewan Pengawas RSIA KSI Batam diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus
selaku Pemilik RSIA KSI Batam.
2. Dewan Pengawas RSIA KSI Batam merupakan unit non struktural rumah sakit  yang
berkedudukan di luar Pengelola RSIA KSI Batam, yang bersifat independen, dibentuk
dan bertanggung jawab kepada Badan Pengurus.

Bagian Kedua
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 12
1. Susunan Dewan Pengawas terdiri dari Ketua dan Anggota.
2. Keanggotaan Dewan Pengawas RSIA KSI Batam berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
3. Dewan Pengawas dipimpin oleh seorang Ketua yang merangkap sebagai anggota.
4. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas, setiap calon anggota Dewan
Pengawas harus memenuhi persyaratan: 
a. Warga Negara Indonesia;
b. Memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah yang berkaitan dengan
perumahsakitan, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya; 
c. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau
tidak pernah menjadi anggota direksi atau komisaris atau dewan pengawas yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau tidak
pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
d. Mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber daya
manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan
publik;
e. Tidak mempunyai benturan kepentingan dengan penyelenggaraan RSIA KSI
BATAM.
5. Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
dimasukkan ke dalam RKA RSIA KSI Batam .
6. Honorarium atau imbalan Ketua Dewan Pengawas, Sekretaris dan anggota Dewan
Pengawas diberikan sesuai kemampuan keuangan RSIA KSI Batam.

Bagian Ketiga
Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas
Pasal 13

1. Dewan pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus.


2. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan lebih dulu sebelum pengangkatan
pejabat pengelola rumah sakit, kecuali untuk pengangkatan pertama kali dapat dilakukan
bersamaan dengan pengangkatan Pimpinan RSIA KSI Batam.
3. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali maksimal untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya selama memenuhi
persyaratan.
1. Keanggotaan Dewan Pengawas berakhir bila:
a. Meninggal dunia;
b. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir;
c. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Badan Pengurus; dan/atau
d. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota Dewan Pengawas berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
2. Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Badan
Pengurus.
3. Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (5) apabila:
a. Tidak melaksanakan tugasnya dengan baik; 
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit;
d. Mempunyai benturan kepentingan dengan Rumah Sakit;
e. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan/atau kesalahan
yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas RSIA KSI Batam.
4. Apabila anggota Dewan Pengawas menjadi tersangka tindak pidana kejahatan, yang
bersangkutan diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Badan Pengurus sampai
dengan adanya keputusan berkekuatan hukum tetap.
5. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua atau anggota di tengah masa kepengurusan
dewan pengawas, maka akan diangkat seorang pengganti untuk sisa masa jabatan hingga
saat penetapan susunan Dewan Pengawas berikutnya.

Bagian Keempat
Fungsi, Tugas, Kewajiban, Wewenang dan Etika
Paragraf 1
Fungsi

Pasal 14
1. Dewan Pengawas RSIA KSI Batam berfungsi membantu Badan Pengurus dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan RSIA KSI Batam.
2. Keputusan Dewan Pengawas bersifat kolektif kolegial.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 15

1. Dewan Pengawas bertugas membantu Badan Pengurus dalam:


a. Menentukan arah kebijakan rumah sakit;
b. Menyetujui dan mengawasi pelaksanaan rencana strategis;
c. Menilai dan menyetujui pelaksanaan rencana anggaran;
d. Mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya;
e. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien;
f. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban rumah sakit;
g. Mengawasi kepatuhan penerapan etika rumah sakit, etika profesi, dan peraturan
perundang-undangan;
h. Mengawasi pengelolaan keuangan RSIA KSI Batam sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Hasil pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana ketentuan ayat (1) di atas, disampaikan ke
Badan Pengurus untuk disahkan.
3. Dewan Pengawas secara berkala melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Badan
Pengurus, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) semester dan/atau sewaktu-waktu atas
permintaan Badan Pengurus.
Paragraf 3

Kewajiban

Pasal 16

Dewan Pengawas dalam melakukan tugasnya berkewajiban:


a. Memberikan pendapat dan saran kepada Badan Pengurus mengenai Rencana Strategis,
Rencana Bisnis dan Anggaran yang diusulkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam;
b. Mengikuti perkembangan kegiatan RSIA KSI Batam, memberikan pendapat dan saran
kepada Badan Pengurus mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan RSIA KSI Batam;
c. Memberikan nasihat kepada Pimpinan RSIA KSI Batam dalam melaksanakan
pengelolaan RSIA KSI Batam;
d. Memberikan masukan, saran, atau tanggapan atas laporan keuangan dan laporan kinerja
RSIA KSI Batam kepada Badan Pengurus; 
e. Menyelenggarakan rapat rutin dan rapat tahunan secara berkala dan rapat khusus apabila
diangggap perlu untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan tugas.

Paragraf 4
 Wewenang
Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Dewan Pengawas mempunyai wewenang:


a. Menerima dan memberikan penilaian terhadap laporan kinerja dan keuangan dari
Direktur Utama RSIA KSI Batam;
b. Menerima laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh SPI dengan
sepengetahuan Direktur Utama RSIA KSI Batam dan memantau pelaksanaan
rekomendasi tindak lanjut;
c. Meminta penjelasan dari para Direktur dan/atau pejabat manajemen lainnya
mengenai penyelenggaraan pelayanan di RSIA KSI Batam dengan sepengetahuan
Direktur Utama RSIA KSI Batam sesuai Peraturan Internal RSIA KSI Batam atau
Dokumen Pola Tata Kelola;
d. Meminta para Direktur dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas;
e. Meminta penjelasan dari komite medik dengan sepengetahuan Direktur Utama RSIA
KSI Batam dalam lingkup tugas dan fungsi Dewan Pengawas sesuai Peraturan
Internal Rumah Sakit atau Dokumen Pola Tata Kelola; dan
f.Memberi rekomendasi kepada Badan Pengurus dan/atau Direktur Utama RSIA KSI
Batam terhadap pengelolaan RSIA KSI Batam.

Paragraf 5
Etika Jabatan Dewan Pengawas
Pasal 18

Dalam menjalankan fungsi, tugas, kewajiban dan wewenangnya, ketua dan anggota Dewan
Pengawas wajib memiliki etika sebagai berikut:
a) Etika berkaitan dengan keteladanan yaitu harus mendorong terciptanya perilaku
etis dan menjunjung nilai budaya RSIA KSI Batam, salah satunya dengan menjadi
teladan yang baik bagi pengelola RSIA KSI Batam;
b) Etika berkaitan dengan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yaitu
wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan panduan
peraturan internal RSIA KSI Batam serta kebijakan RSIA KSI Batam yang telah
ditetapkan;
c) Etika berkaitan dengan peluang bisnis RSIA KSI Batam yaitu tidak diperkenankan
untuk mengambil peluang bisnis RSIA KSI Batam untuk dirinya sendiri ataupun
orang lain serta menggunakan aset RSIA KSI Batam, informasi RSIA KSI Batam
atau jabatannya untuk kepentingan orang lain yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta kebijakan RSIA KSI Batam;
d) Etika berkaitan keterbukaan dan kerahasiaan informasi yaitu harus
mengungkapkan informasi dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang
dipercayakan kepadanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta
kebijakan RSIA KSI Batam;
e) Etika berkaitan dengan benturan kepentingan yaitu harus menghindari terjadinya
benturan kepentingan dengan RSIA KSI Batam yang menyebabkan kerugian
RSIA KSI Batam dalam upaya meraih surplus, meningkatkan nilai, mencapai visi
dan menjalankan misi.

Bagian Kelima
Ketua dan Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 19
1. Ketua Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus.
2. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua dalam suatu masa kepengurusan Dewan
Pengawas, maka Badan Pengurus mengangkat seorang Ketua untuk sisa masa jabatan
hingga selesainya masa jabatan.
3. Tugas Ketua Dewan Pengawas yaitu:
a. Memimpin semua pertemuan Dewan Pengawas;
b. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan prosedur dan tata cara yang
tidak diatur dalam Peraturan Internal RSIA KSI Batam melalui Rapat Dewan
Pengawas;
c. Bekerja sama dengan Pengelola RSIA KSI Batam untuk menangani berbagai hal
mendesak yang seharusnya diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas; 
d. Bilamana rapat Dewan Pengawas belum dapat diselenggarakan, maka Ketua
dapat memberikan wewenang pada Direktur Utama RSIA KSI Batam untuk
mengambil segala tindakan yang perlu sesuai dengan situasi saat itu; dan
e. Melaporkan pada rapat rutin berikutnya perihal tindakan yang diambil
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c di atas, disertai dengan penjelasan
yang terkait dengan situasi saat tindakan tersebut diambil.
4. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Pengawas, Direktur Utama
RSIA KSI Batam dapat mengangkat seorang sekretaris Dewan Pengawas dengan
persetujuan Dewan Pengawas.
5. Sekretaris Dewan Pengawas bertugas sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab dalam pengelolaan ketatausahaan Dewan Pengawas;
b. Mengatur dan menyiapkan rapat Dewan Pengawas;
c. Membuat notulen rapat Dewan Pengawas;
d. Menyebarkan risalah rapat Dewan Pengawas sesuai arahan Dewan Pengawas;
e. Menyiapkan bahan laporan kegiatan Dewan Pengawas.
6. Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan Pengawas dan tidak dapat
bertindak sebagai Dewan Pengawas.
7. Masa jabatan Sekretaris Dewan Pengawas mengikuti masa jabatan Dewan Pengawas.
8. Pendelegasian wewenang apabila Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir dapat
didelegasikan kepada anggota lainnya, tidak terbatas hanya pada rapat Dewan Pengawas. 

Bagian Ketujuh
Rapat Dewan Pengawas
Pasal 20

1. Rapat Dewan Pengawas merupakan rapat yang diselenggarakan oleh Dewan pengawas
untuk membahas hal-hal yang dianggap perlu dalam kegiatan pengawasan dan
memberikan nasehat kepada pengelola.
2. Rapat Dewan Pengawas terdiri atas:
a. Rapat rutin;
b. Rapat khusus;
c. Rapat tahunan.
Paragraf 1
Rapat Rutin Dewan Pengawas
Pasal 21

1. Rapat rutin Dewan Pengawas merupakan rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh
Dewan Pengawas, yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus.
2. Rapat rutin Dewan Pengawas dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 (enam) dan sebanyak-
banyaknya 10 (sepuluh) kali dalam setahun dengan interval yang tetap pada waktu yang
ditetapkan oleh Dewan Pengawas.
3. Undangan rapat rutin disampaikan oleh sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta rapat
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat rutin dilaksanakan.
4. Setiap rapat rutin Dewan Pengawas dihadiri Ketua, Sekretaris,  anggota Dewan Pengawas
dan Direktur Utama RSIA KSI Batam, serta dapat juga dihadiri oleh pejabat pengelola
lainnya dan komite atau pihak luar RSIA KSI Batam bila diperlukan sesuai agenda rapat.

Paragraf 2
Rapat Khusus Dewan Pengawas
Pasal 22

1. Rapat khusus merupakan rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas untuk
menetapkan kebijakan atau hal-hal khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin maupun
rapat tahunan.
2. Dewan Pengawas mengadakan rapat khusus dalam hal:
a) Terdapat permasalahan penting yang harus segera diputuskan; atau
b) Terdapat permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota
Dewan Pengawas.
3. Rapat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b di atas, harus diselenggarakan
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat permintaan tersebut.
4. Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta
rapat paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum rapat khusus tersebut
diselenggarakan.
5. Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.
Paragraf 3

Rapat Tahunan Dewan Pengawas


Pasal 23

1. Rapat Tahunan merupakan rapat yang diselenggarakan sekali dalam 1 (satu) tahun oleh
Dewan Pengawas, dengan tujuan untuk menetapkan kebijakan tahunan operasional rumah
sakit.
2. Peserta rapat tahunan yaitu:
a. Pemilik RSIA KSI Batam;
b. Dewan Pengawas; dan
c. Pimpinan RSIA KSI Batam.
1. Dewan Pengawas menyiapkan dan menyajikan laporan umum keadaan RSIA KSI Batam,
termasuk laporan keuangan yang telah diaudit.
2. Undangan rapat tahunan disampaikan oleh sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta
rapat paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat tahunan diselenggarakan.

Paragraf 4

Pejabat Ketua

Pasal 24

1. Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir dalam suatu rapat, maka bila
kuorum telah tercapai, anggota Dewan Pengawas dapat memilih Pejabat Ketua untuk
memimpin rapat.
2. Pejabat Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban melaporkan hasil
keputusan rapat kepada Ketua Dewan Pengawas pada rapat berikutnya.

Paragraf 5
Kuorum Rapat Dewan Pengawas
Pasal 25

1. Rapat Dewan Pengawas hanya dapat dilaksanakan bila kuorum tercapai.


2. Kuorum memenuhi syarat apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari seluruh anggota
Dewan Pengawas.
3. Bila kuorum tidak tercapai dalam waktu ½ (setengah) jam dari waktu rapat yang telah
ditentukan, maka rapat ditangguhkan untuk dilanjutkan pada suatu tempat hari dan jam
yang sama minggu berikutnya atau aturan lain yang disepakati oleh yang hadir.
4. Bila kuorum tidak juga tercapai dalam waktu ½ (setengah) jam dari waktu rapat yang
telah ditentukan pada minggu berikutnya, maka rapat segera dilanjutkan dan segala
keputusan yang terdapat dalam risalah rapat disahkan dalam rapat Dewan Pengawas
berikutnya. 

Paragraf 6
Risalah Rapat Dewan Pengawas
Pasal 26

1. Risalah setiap rapat Dewan Pengawas menjadi tanggung jawab Sekretaris Dewan
Pengawas.
2. Risalah rapat Dewan Pengawas harus disahkan/ditanda tangani oleh Ketua Dewan
Pengawas dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari setelah rapat diselenggarakan,
dan segala putusan dalam risalah rapat tersebut yang berupa rekomendasi untuk
dilaksanakan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam.

Paragraf 7
Pemungutan Suara
Pasal 27
1. Pengambilan keputusan dalam rapat dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal rapat tidak berhasil mengambil keputusan secara musyawarah mufakat, maka
keputusan diambil melalui pemungutan suara dengan cara mengangkat tangan atau bila
dikehendaki oleh para anggota Dewan Pengawas, pemungutan suara dapat dilakukan
secara tertutup.
3. Putusan rapat Dewan Pengawas didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan
pemungutan suara.
4. Suara yang diperhitungkan hanyalah berasal dari anggota Dewan Pengawas yang hadir
pada rapat tersebut.
Paragraf 8
Stempel
Pasal 28
1. Dalam Peraturan Internal RSIA KSI Batam ini ditentukan 2 (dua) macam stempel yaitu
stempel Dewan Pengawas dan stempel RSIA KSI Batam.
2. Stempel Dewan Pengawas hanya dapat digunakan untuk dokumen yang menyangkut hal-
hal yang diputuskan oleh Dewan Pengawas seperti yang tercantum dalam risalah rapat.
3. Setiap dokumen yang dikeluarkan oleh Dewan Pengawas harus dibubuhi stempel Dewan
Pengawas.
4. Dokumen yang dikeluarkan oleh Dewan Pengawas harus disertakan dengan risalah rapat
yang sah.  

Paragraf 9
Laporan Dewan Pengawas
Pasal 29

1. Dewan pengawas dalam melaksanakan tugas pengawasannya harus membuat laporan


pengawasan kepada Badan Pengurus.
2. Laporan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sebagai berikut:
a) Laporan semester pertama paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah periode
semester berakhir; dan
b) Laporan semester kedua (tahunan) paling lambat 40 (empat puluh) hari setelah
tahun anggaran berakhir.
3. Laporan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
a) Penilaian terhadap Rencana Strategis, Rencana Bisnis dan Anggaran dan
pelaksanaannya;
b) Penilaian terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan lainnya;
c) Penilaian ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan;
d) Permasalahan-permasalahan pengelolaan keuangan dan solusinya; dan
e) Saran dan rekomendasi.
4. Selain laporan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dewan Pengawas
sewaktu-waktu dapat menyampaikan laporan kepada Badan Pengurus apabila terjadi hal-
hal yang secara substansial berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan RSIA KSI
Batam, antara lain terkait dengan:
a) Penurunan kinerja RSIA KSI Batam;
b) Penilaian kinerja Pimpinan RSIA KSI Batam yang berdampak pada usulan
pemberhentian Pimpinan RSIA KSI Batam sebelum berakhirnya masa jabatan;
c) Usulan pergantian anggota Dewan Pengawas; dan
d) Berakhirnya masa jabatan Dewan Pengawas.
5. Laporan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (4)
ditandatangani oleh Ketua dan anggota Dewan Pengawas.

Paragraf 10
Peran Terhadap Staf Medis Fungsional
Pasal 30

1. Dewan Pengawas berperan mendorong dan mendukung kebijakan pemberdayaan Staf


Medik untuk mencapai Visi, Misi, dan Tujuan RSIA KSI Batam.
2. Peran terhadap Staf Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
koordinasi secara berkesinambungan dengan Direktur Utama RSIA KSI Batam.

BAB V
PIMPINAN RSIA KSI Batam

Bagian Kesatu
Kedudukan dan Keanggotaan
Pasal 31

Pimpinan RSIA KSI Batam terdiri atas Direktur Utama, Direktur Pelayanan Medik dan
Keperawatan, Direktur Umum dan Operasional, dan Direktur Administrasi dan Keuangan.
1. Pimpinan RSIA KSI Batam bisa berasal dari perusahaan atau instansi lain yang sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan dan peraturan yang berlaku.
2. Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi di RSIA KSI Batam yang
bertanggungjawab kepada Badan Pengurus.

Bagian Kedua
Pengangkatan dan Pemberhentian Pimpinan
Pasal 32

1. Masa jabatan dari Pimpinan RSIA KSI Batam yaitu 5 (lima) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
2. Syarat Pimpinan RSIA KSI Batam yaitu orang perorangan dengan ketentuan:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Pegawai Tetap atau Tenaga Profesional yang mempunyai rekam jejak baik dalam
pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan;
c. Bersedia bekerja secara penuh waktu pada RSIA KSI Batam;
d. Berusia kurang dari 60 (enam puluh) tahun ketika diangkat;
e.  Direktur Utama RSIA KSI Batam harus tenaga medis yang memiliki kemampuan
manajerial di bidang perumahsakitan;
f.Direktur Utama dan Direksi RSIA KSI Batam tidak dapat merangkap jabatan
struktural lainnya baik pada organ di dalam maupun di luar; 
g. Sehat jasmani dan rohani;
h. Memiliki keahlian, integritas, komitmen, dan kepemimpinan yang tinggi serta
pengalaman di bidang perumahsakitan;
i.    Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan perumahsakitan;
j. Berwawasan luas mengenai fungsi pelayanan
k. Bebas dari kepentingan politik, ekonomi, maupun kepentingan pihak di luar lainnya
yang bertentangan dengan kepentingan;
l.    Mampu melaksanakan perbuatan hukum serta tidak pernah dinyatakan pailit atau
menjadi pimpinan, komisaris atau dewan pengawas yang dinyatakan bersalah atau
pernah ditetapkan menjadi terdakwa tindak pidana;
m. Tidak boleh merangkap menjadi pemilik rumah sakit.
3. Pimpinan RSIA KSI Batam diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus melalui
Keputusan Badan Pengurus.
4. Apabila salah satu Direktur atau beberapa Direktur  berhalangan tetap untuk menjalankan
pekerjaannya atau apabila jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku
jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut dijabat oleh Direktur lainnya yang ditunjuk
sementara oleh Badan Pengurus.
5. Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan terhitung sejak terjadinya keadaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Badan Pengurus dapat menunjuk Direktur yang
baru untuk memangku jabatan yang terluang.
6. Struktur organisasi Bidang atau Unit yang berada dibawah Direktur disusun dalam
Pedoman Pengorganisasian RSIA KSI Batam.

Bagian Ketiga
Tugas, Fungsi, Kewajiban, Wewenang dan Tanggung Jawab Pimpinan 
Pasal 33

1. Pimpinan RSIA KSI Batam mempunyai tugas pokok untuk memimpin pelaksanaan tugas
pengelolaan rumah sakit sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pimpinan RSIA KSI
Batam memiliki fungsi merumuskan kebijakan manajerial dan operasional, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan/monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan
medik, penunjang medik, penunjang non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan,
pengelolaan sumber daya manusia, pelayanan rujukan, pelatihan di bidang kesehatan,
penelitian dan pengembangan, administrasi umum dan keuangan serta pelayanan umum.
3. Pimpinan RSIA KSI Batam mengemban akuntabilitas tugas pokok dan fungsi serta
akuntabilitas keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan administrasi umum.
4. Pimpinan RSIA KSI Batam bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan pelayanan
profesi dan kegiatan administrasi.
5. Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya Pimpinan RSIA KSI Batam
mempunyai wewenang sebagai berikut:
a) Memimpin dan mengelola rumah sakit sesuai tujuan RSIA KSI Batam senantiasa
berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna;
b) Menetapkan kebijakan operasional RSIA KSI Batam;
c) Menjaga, memelihara dan mengelola kekayaan RSIA KSI Batam;
d) Mengelola SDM RSIA KSI Batam sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
e) Mewakili RSIA KSI Batam di dalam dan di luar pengadilan;
f) Para Direktur memiliki wewenang bertindak atas nama RSIA KSI Batam;
g) Para Direktur berhak dan memiliki wewenang bertindak atas nama RSIA KSI Batam
untuk masing-masing bidang yang menjadi tugas dan wewenangnya berdasarkan
persetujuan Direktur Utama RSIA KSI Batam.

Bagian Keempat
Rapat Pimpinan 
Pasal 34

1. Rapat pimpinan merupakan rapat yang diselenggarakan oleh pimpinan untuk mendukung
rencana atau membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan RSIA KSI Batam
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, kewenangan dan kewajiban.
2. Rapat pimpinan terdiri atas:
a. Rapat Pimpinan (RAPIM);
b. Rapat Pimpinan Lengkap (RAPIMKAP);
c. Rapat Kerja RSIA KSI Batam;
d. Rapat Pimpinan Terbatas (RAPIMTAS);
e. Rapat Koordinasi Pimpinan dan Staf (RAKOR);
3. Untuk setiap rapat harus dibuat risalah rapat.

Paragraf 1
Rapat Pimpinan (RAPIM)
Pasal 35

1. Rapat Pimpinan (RAPIM) merupakan rapat yang membicarakan hal-hal yang


berhubungan dengan kegiatan rumah sakit sesuai tugas kewenangan dan kewajibannya.
2. RAPIM dihadiri oleh: 
a. Direktur Utama RSIA KSI Batam; dan 
b. Para Direktur RSIA KSI Batam.
1. Dalam hal khusus, Direktur Utama RSIA KSI Batam dapat mengundang Dewan
Pengawas yang disampaikan secara tertulis untuk mengikuti RAPIM.
2. RAPIM diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali seminggu.
3. Risalah/notulen setiap RAPIM dibuat oleh sekretaris pimpinan.
4. Risalah RAPIM ditandatangani oleh seluruh anggota Pimpinan RSIA KSI Batam dalam
waktu maksimal 3 (tiga) hari setelah rapat diselenggarakan dan segala keputusan dalam
risalah rapat dapat dilaksanakan setelah disahkan oleh seluruh anggota Pimpinan yang
hadir kecuali dinyatakan langsung berlaku pada saat RAPIM.

Paragraf 2
Rapat Pimpinan Lengkap (RAPIMKAP)
Pasal 36

1. RAPIMKAP RSIA KSI Batam merupakan forum untuk membahas masalah kebijakan
dan pelaksanaan kebijakan dalam rangka mencapai tujuan RSIA KSI Batam di bidang
pelayanan, termasuk yang menyangkut penyelenggaraan profesi maupun bidang
administrasi/manajemen.
2. RAPIMKAP dihadiri oleh:
a. Direktur Utama RSIA KSI Batam; 
b. Para Direktur RSIA KSI Batam;
c. Para Manajer RSIA KSI Batam;
d. Kepala unit RSIA KSI Batam; dan 
e. Kepala Departemen / KSM (Kelompok Staf Medis) di lingkungan RSIA KSI
Batam.
3. RAPIMKAP diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.

Paragraf 3
Rapat Kerja (RAKER)
Pasal 37

1. RAKER RSIA KSI Batam merupakan rapat yang diselenggarakan dalam rangka
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT).
2. RAKER RSIA KSI Batam dalam rangka penyusunan Renstra dihadiri oleh Pimpinan
RSIA KSI Batam.
3. RAKER RSIA KSI Batam dalam rangka penyusunan RKT dihadiri oleh:
a. Pimpinan RSIA KSI Batam;
b. Manajer RSIA KSI Batam; dan
c.  Instalasi/Unit RSIA KSI Batam
4. RAKER RSIA KSI Batam diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.

Paragraf 4

Rapat Pimpinan Terbatas (RAPIMTAS)

Pasal 38

1. RAPIMTAS merupakan rapat yang diselenggarakan untuk membahas laporan kinerja


masing-masing unit kerja.
2. RAPIMTAS dihadiri oleh Pimpinan, manajer, asisten manajer, dan kepala instalasi/unit
pelayanan.
3. RAPIMTAS dilaksanakan minimal 1 (satu) kali dalam setiap bulannya.

Paragraf 5
Rapat Koordinasi (RAKOR)

Pasal 39

1. RAKOR merupakan rapat yang diselenggarakan oleh para direktur dengan jajaran yang
ada di bawahnya.
2. RAKOR dipimpin oleh direktur yang terkait.
3. RAKOR dilaksanakan dalam rangka evaluasi dan monitoring kinerja unit kerja.
4. RAKOR diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan atau disesuaikan dengan
kebutuhan.

Bagian Kelima
Kontrak Kinerja
Pasal 40
1) Masa tugas Pimpinan RSIA KSI Batam yaitu maksimal 5 (lima) tahun dan dapat
ditugaskan kembali maksimal untuk masa 5 (lima) tahun berikutnya.
2) Pengangkatan Direktur Utama RSIA KSI Batam disertai kontrak kinerja dengan
Badan Pengurus.
3) Kontrak kinerja merupakan kontrak yang telah disepakati dalam rangka pencapaian
target kerja yang akan dilaksanakan.
4) Kontrak kinerja RSIA KSI Batam terbagi menjadi:
a) Kontrak kinerja Direktur Utama dengan Badan Pengurus;
b) Kontrak kinerja para Direktur dengan Direktur Utama;
c) Kontrak kinerja Manajer/kepala Unit/Instalasi dengan para Direktur.
5. Kontrak kinerja Direktur utama dengan Badan Pengurus merupakan kontrak yang
disepakati bersama antara Direktur Utama RSIA KSI Batam dengan Badan Pengurus
sebagai acuan pencapaian target kinerja RSIA KSI Batam setiap tahunnya.
6. Kontrak kinerja para Direktur dengan Direktur Utama merupakan kontrak yang
disepakati bersama antara Direktur Utama dan para Direktur dalam rangka pencapaian
target kinerja sesuai pembidangan masing-masing Direktur
7. Kontrak kinerja Manajer/kepala Unit/Instalasi dengan Direktur RSIA KSI Batam
merupakan kontrak yang disepakati bersama antara Direktur Utama dan para direktur
terkait dan Manajer/kepala Unit/Instalasi dalam rangka pencapaian target kinerja.
8. Kontrak kinerja disusun dan disepakati setiap tahun sebelum tahun anggaran
berikutnya.

BAB VI

SPI RSIA KSI BATAM

Pasal 41

1. Dalam rangka memperkuat dan menunjang efektifitas sistem pengendalian internal


RSIA KSI Batam, dilakukan pengawasan internal atas penyelenggaraan tugas dan
kewenangan Direktur Utama RSIA KSI Batam serta tugas dan kewenangan pimpinan
entitas anggaran termasuk akuntabilitas pengelolaan keuangannya.
2. Pengawasan internal RSIA KSI Batam dilakukan oleh SPI RSIA KSI Batam
berdasarkan piagam audit internal yang telah di sahkan oleh Direktur Utama RSIA KSI
Batam.
3. Ketentuan lebih lanjut terkait SPI RSIA KSI BATAM mengikuti ketentuan yang
berlaku di RSIA KSI Batam.
Pasal 42
1) SPI RSIA KSI Batam dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama
RSIA KSI Batam.
2) SPI RSIA KSI Batam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Utama RSIA KSI Batam.
3) Tugas dan tanggung jawab SPI RSIA KSI Batam yaitu:
a) Melakukan kajian dan analisa terhadap rencana investasi rumah sakit khususnya
sejauh mana uraian pengkajian dan pengelolaan risiko telah dilaksanakan oleh
unit-unit yang lain;
b) Melakukan penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, pemantauan
efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur, dalam bidang keuangan, operasi
dan pelayanan, pemasaran, sumber daya manusia dan pengembangan rumah
sakit;
c) Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem pengendalian informasi
dan komunikasi yang meliputi:
1. Informasi penting rumah sakit terjamin keamanannya;
2. Fungsi sekretariat rumah sakit dalam pengendalian informasi dapat
berjalan dengan efektif;
3. Penyajian laporan-laporan rumah sakit memenuhi peraturan dan
perundang-undangan.
d) Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian internal yang
ditugaskan Direktur Utama RSIA KSI Batam.
4. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), SPI RSIA KSI
Batam berfungsi sebagai unit monitoring yang bersifat independen untuk:
a. Membantu Direktur Utama RSIA KSI Batam agar dapat secara efektif
mengamankan investasi dan aset Rumah Sakit;
b. Melakukan penilaian desain dan implementasi pengendalian internal;
dan
c. Melakukan analisa dan evaluasi efektif proses sesuai dan prosedur pada
semua bidang dan unit kegiatan rumah sakit.
5. Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan (4)
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur.
6. Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yaitu
berdasarkan penugasan dari Direktur.
7. SPI RSIA KSI Batam dapat berkoordinasi dengan SPI dalam hal penyelenggaraan
tugas dan kewenangan Direktur terkait entitas anggaran termasuk akuntabilitas
pengelolaan keuangannya.
8. Ketua dan anggota SPI RSIA KSI Batam diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
9. Ketua dan anggota SPI RSIA KSI Batam dapat diberhentikan pada masa jabatannya
apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI BATAM ;
e) Mempunyai benturan kepentingan dengan penyelenggaraan RSIA KSI BATAM
.

BAB VII

KOMITE

Bagian Kesatu
Tugas Komite
Pasal 43

1. Untuk membantu menjalankan tugasnya dalam menjaga dan meningkatkan mutu


pelayanan RSIA KSI Batam, Direktur RSIA KSI Batam membentuk komite-komite.
2. Komite memiliki tugas membantu Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam mengawal
mutu pelayanan kesehatan berbasis keselamatan pasien.

Bagian Kedua
Jenis Komite
Pasal 44
1. Komite-komite di RSIA KSI Batam terdiri dari:
a. Komite Medik;
b. Komite Keperawatan;
c. Komite Tenaga Kesehatan lainnya:
d. Komite Etik dan Hukum;
e. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI); 
f.Komite Farmasi dan Terapi;
g. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien; dan
h. Komite Etik Penelitian.
i. Komite PPRA.

Bagian Ketiga
Komite Medik

Paragraf 1
Tugas dan Fungsi Komite Medik

Pasal 45
1) Komite Medik bertugas meningkatkan profesionalisme Staf Medik RSIA KSI Batam
dengan cara:

a. Melakukan proses kredensial dan rekredensial bagi seluruh Staf Medik yang akan
melakukan pelayanan medik di rumah sakit;
b. Memelihara mutu profesi Staf Medik;
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi Staf Medik.
d. Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk melakukan Root Cause Analysis
(RCA) dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA);
e. Mengkoordinir investigasi dan masalah terkait:  
1. Kondisi Potensial Cedera (KPC);
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC); 
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC); 
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD); dan 
5. Kejadian Sentinel (KS).
2) Fungsi Komite Medik dalam melaksanakan tugas kredensial:
a) Menyusun dan mengkompilasi daftar wewenang klinik sesuai dengan masukan
dari kelompok Staf Medik berdasarkan norma profesi yang berlaku;
b) Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengkajian:
1) Kompetensi;
2) Kesehatan jasmani dan mental;
3) Perilaku;
4) Etika profesi.
c) Melakukan evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi
berkelanjutan.
d) Melakukan wawancara terhadap pelamar wewenang klinik.
e) Menilai dan memutuskan wewenang klinik yang kuat.
f) Melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
wewenang klinik kepada Direktur Utama.
g) Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinik.

3) Fungsi Komite Medik dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi:


a) Mengusulkan standar pelayanan medik untuk ditetapkan oleh Direktur Utama
RSIA KSI Batam ;
b) Melakukan pengawasan dan pertimbangan dalam penyelenggaraan standar
pelayanan medik;
c) Melaksanakan audit klinik;
d) Merekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi Staf Medik;
e) Merekomendasi proses pendampingan bagi Staf Medik yang membutuhkan.

4) Fungsi Komite Medik dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku
profesi Staf Medik:
a. Membina etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. Memeriksa Staf Medik yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. Merekomendasi disiplin Staf Medik profesional di rumah sakit; dan
d. Memberikan nasihat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medik pasien.

Paragraf 2
Struktur dan Keanggotaan Komite Medik
Pasal 46

1. Susunan organisasi Komite Medik sekurang-kurangnya terdiri atas:


a. Ketua;
b. Sekretaris, dan
c. Sub Komite.
1. Sekretaris Komite Medik dan Ketua Sub Komite ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA
KSI Batam berdasarkan rekomendasi dari Ketua Komite Medik dengan memperhatikan
masukan dari Staf Medik yang bekerja di RSIA KSI Batam .
2. Sub Komite yang dimaksud yaitu:
a. Sub Komite Kredensial bertugas menapis profesionalisme Staf Medik;
b. Sub Komite Mutu Profesi bertugas mempertahankan kompetensi dan
profesionalisme Staf Medik;
c. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi bertugas menjaga disiplin, etika dan perilaku
profesi Staf Medik.

Pasal 47

1. Keanggotaan Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam dengan
mempertimbangkan sikap profesional, reputasi dan perilaku.
2. Jumlah anggota Komite Medik paling sedikit 5 (lima) orang, paling banyak 9 (sembilan)
orang, termasuk Ketua dan Sekretaris.
3. Ketua, Sekretaris, dan anggota Komite Medik diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dengan mempertimbangkan
sikap profesional, reputasi, dan perilaku.

Paragraf 3

Wewenang Komite Medik


Pasal 48

Wewenang Komite Medik memberikan rekomendasi berupa:


a. Rincian wewenang klinik;
b. Surat penugasan klinik;
c. Penolakan wewenang klinik tertentu;
d. Perubahan/modifikasi rincian wewenang klinik;
e. Standar pelayanan medik;
f. Tindak lanjut pengawasan penerapan standar pelayanan medik;
g. Tindak lanjut audit klinik;
h. Pendidikan kedokteran berkelanjutan;
i. Pendampingan; dan/atau
j. Pemberian tindakan disiplin.

Paragraf 4
Kedudukan Komite Medik
Pasal 49

1. Direktur Utama RSIA KSI Batam menetapkan kebijakan, prosedur, dan sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi Komite Medik.
2. Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam .
3. Hubungan antara Direktur Utama RSIA KSI Batam dan Komite Medik terbatas pada hal
yang berkaitan dengan profesionalisme Staf Medik.
4. Hal-hal yang terkait dengan pengelolaan RSIA KSI Batam dan sumber dayanya
dilakukan sepenuhnya oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .
5. Direktur Utama RSIA KSI Batam bekerja sama dengan Komite Medik menyusun
peraturan layanan medik agar menjamin pelayanan yang profesional mulai saat pasien
masuk rumah sakit hingga keluar rumah sakit.

Pasal 50

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Komite Medik dapat dibantu oleh Mitra Bestari.
1. Mitra Bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari RSIA KSI Batam ,
rumah sakit lain, perhimpunan dokter/dokter gigi spesialis, kolegium dokter/dokter gigi,
kolegium dokter/dokter gigi spesialis, dan/atau institusi pendidikan
kedokteran/kedokteran gigi lain diluar RSIA KSI Batam.

Pasal 51
1. Anggota Komite Medik berhak memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan keuangan
RSIA KSI Batam .
2. Pelaksanaan kegiatan Komite Medik didanai dengan anggaran RSIA KSI Batam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

Paragraf 5
Rapat-Rapat Komite Medik
Pasal 52
1. Komite Medik dalam menjalankan tugasnya dapat mengadakan rapat setiap saat
dibutuhkan.
2. Rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh anggota dan hal ini
dinyatakan sebagai sudah memenuhi kuorum.
3. Bilamana rapat sudah dibuka secara resmi dan belum memenuhi kuorum, maka rapat
ditunda selama 30 (tiga puluh) menit, selanjutnya rapat dinyatakan sah dengan tanpa
memperhatikan kuorum.
4. Mekanisme pengambilan keputusan di bidang keprofesian dalam setiap kegiatan Komite
Medik dilaksanakan secara sehat dengan memperhatikan azas kolegialitas.
5. Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat.

Bagian Keempat
Komite Keperawatan
Pasal 57
1) Komite Keperawatan merupakan wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, pemeliharaan
etika dan disiplin profesi. 
2) Susunan organisasi Komite Keperawatan terdiri dari:
a) Ketua;
b) Sekretaris; dan 
c) Sub-Komite.
3. Ketua dan anggota Komite Keperawatan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Ketua dan anggota Komite Keperawatan dapat diberhentikan pada masa jabatannya
apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan rumah sakit.
Pasal 54

1. Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam.
2. Sekretaris dan Sub-Komite diusulkan oleh Ketua Komite Keperawatan dan ditetapkan
oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .

Pasal 55

1. Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur Utama RSIA KSI
Batam dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan serta pengembangan profesi berkelanjutan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite
Keperawatan mempunyai fungsi:
a) Penyelenggaraan konsultasi keperawatan;
b) Penyelenggaraan tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan;
c) Pemberian motivasi dalam pemecahan masalah profesi keperawatan melalui
pembelajaran;
d) Penggalian inovasi dan ide-ide yang membangun dan pembaharuan ke arah
perbaikan profesi keperawatan;
e) Memfasilitasi proses pendampingan pengembangan profesi keperawatan sesuai
dengan kebutuhan;
f) Penyelenggaraan advokasi dengan memberikan perlindungan dan dukungan
kepada profesi keperawatan dalam menerima hak-haknya termasuk masalah
hukum.

Bagian Kelima
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
Pasal 56
1. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya merupakan wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan lainnya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, pemeliharaan
etika dan disiplin profesi. 
2. Susunan organisasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya terdiri dari:
a) Ketua;
b) Sekretaris; dan 
c) Sub-Komite.
3. Ketua dan anggota Komite Tenaga Kesehatan Lainnya diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Ketua dan anggota Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dapat diberhentikan pada masa
jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI BATAM ;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan rumah sakit.

Pasal 57

1. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI
Batam .
2. Sekretaris dan Sub-Komite diusulkan oleh Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dan
ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .

Pasal 58

1. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya mempunyai tugas pokok membantu Direktur Utama
RSIA KSI Batam dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi
tenaga kesehatan lainnya serta pengembangan profesi berkelanjutan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite
Keperawatan mempunyai fungsi:
a) Penyelenggaraan tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan;
b) Melakukan proses kredensial dan rekredensial dengan bantuan Mitra Bestari
bagi seluruh staf tenaga kesehatan lainnya yang akan melakukan pelayanan di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam;
c) Meningkatkan dan mempertahankan mutu, kompetensi dan profesionalisme staf
tenaga kesehatan lainnya;
d) Memelihara disiplin, etika dan perilaku profesi sesuai dengan standar profesi,
pedoman perilaku pegawai serta pendampingan;
e) Menyusun pedoman, panduan, kebijakan yang berkaitan dengan proses
kredensial, standar, kompetensi, disiplin dan etika profesi sesuai ruang lingkup
tenaga kesehatan yang dinaungi.

Bagian Keenam
Komite Etik dan Hukum
Paragraf I
Tugas dan Fungsi Komite Etik dan Hukum

Pasal 63
1) Komite Etik dan Hukum memiliki tugas:
a) Menyusun dan merumuskan medikolegal dan kode etik pelayanan rumah
sakit;
b) Menjamin pelaksanaan medikolegal dan kode etik pelayanan rumah sakit;
c) Menyelesaikan masalah pelanggaran terhadap medikolegal, etik pelayanan
rumah sakit dan kebijakan yang terkait Peraturan Internal ini;
d) Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait terkait dalam memberikan
rekomendasi kaji etik medikolegal yang dilakukan;
e) Melakukan pemantauan pelaksanaan etika medikolegal yang dilakukan di
RSIA KSI Batam ;
f) Melakukan pembinaan dalam aspek etik dan medikolegal.
g) Melakukan koordinasi dengan unit kerja di RSIA KSI Batam yang
membidangi masalah hukum;
h) Membantu penanganan masalah hukum terkait operasional RSIA KSI Batam ;
2) Dalam melaksanakan tugas Komite Etik dan Hukum berfungsi:
a) Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi mediko-etiko-legal, baik
internal maupun eksternal RSIA KSI Batam ; 
b) Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan hukum bagi
pegawai di RSIA KSI Batam ;
c) Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risiko manajemen terhadap
masalah-masalah etika dan hukum di RSIA KSI Batam .
3) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) disampaikan secara tertulis
kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam bentuk rekomendasi.

Paragraf 2

Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Etik dan Hukum

Pasal 60

1. Komite Etik dan Hukum dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama
setelah mempertimbangkan masukan dari para Direktur RSIA KSI Batam .
2. Ketua dan anggota Komite Etik dan Hukum diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
3. Ketua dan anggota Komite Etik dan Hukum dapat diberhentikan pada masa jabatannya
apabila:
0. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
1. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
2. Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam ;
3. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam .

Bagian Ketujuh
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Komite PPI)
Pasal 61

1) Komite PPI dibentuk guna membantu Direktur Utama RSIA KSI BATAM dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi.
2) Komite PPI dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RSIA KSI
BATAM .
3) Ketua dan anggota Komite PPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
RSIA KSI BATAM untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4) Ketua dan anggota Komite PPI dapat diberhentikan pada masa jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI BATAM ;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI BATAM .

Pasal 62

Komite PPI memiliki tugas:


a. Memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam upaya PPI;
b. Menyusun program dan rencana kerja Komite PPI;
c. Menyusun, mensosialisasikan dan mengevaluasi aktifitas PPI di RSIA KSI Batam ;
d. Melaksanakan investigasi dan penanggulangan masalah Kejadian Luar Biasa (KLB)
bersama Tim Pencegah dan Pengendali Infeksi RSIA KSI Batam ;
e. Merencanakan, mengusulkan pengadaaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi dan aman bagi yang menggunakan;
f. Membuat pedoman, standar operasional prosedur untuk tata laksana pencegahan dan
pengendalian infeksi baik dari segi isolasi, sanitasi dan lingkungan;
g. Melaksanakan pemantauan terhadap upaya pencegahan dan pengendalian infeksi;
h. Berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba dalam membuat
kebijakan tentang penggunaan antimikroba;
i. Memberikan penyuluhan masalah infeksi kepada tenaga medik, non medik dan tenaga
lainnya serta pengguna jasa RSIA KSI Batam ;
j. Menerima laporan atas kegiatan tim PPI dan membuat laporan berkala kepada Direktur
Utama RSIA KSI Batam.

Bagian Kedelapan
Komite Farmasi dan Terapi (KFT)
Pasal 63

1. KFT dibentuk guna membantu Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam rangka
mewujudkan pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.
2. KFT merupakan wadah non struktural yang berada di bawah serta bertanggung jawab
kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam.
3. KFT diangkat dan ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan
3 (tiga) tahun.
4. Susunan organisasi KFT terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota.
5. Ketua KFT merupakan dokter spesialis farmakologi klinik atau apoteker magister klinis.
6. Sekretaris KFT merupakan apoteker dan/atau dokter.
7. Ketua dan anggota KFT dapat diberhentikan pada masa jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam.

Pasal 64

KFT mempunyai tugas:


a. Mengusulkan pedoman formularium rumah sakit dan penggunaan antibiotika untuk
ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam;
b. Melaksanakan literasi dalam bidang pengelolaan dan penggunaan obat terhadap pihak-
pihak terkait;
c. Melaksanakan pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat serta memberikan umpan
balik;
d. Membina hubungan kerja dengan unit terkait di dalam rumah sakit yang sasarannya
berhubungan dengan obat;
e. Mengkaji penggunaan produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota Staf
Medis;
f. Mengelola obat yang digunakan dalam kategori khusus;
g. Membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat sesuai peraturan yang
berlaku secara lokal maupun nasional.

Bagian Kesembilan
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien

Pasal 65
1. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien diangkat dan ditetapkan oleh Direktur Utama
RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
2. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien terdiri dari:
a) Ketua; dan
b) Anggota.
3. Ketua dan anggota Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dapat diberhentikan pada masa
jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana,
kejahatan dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI
Batam.

Pasal 66

1. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien mempunyai tugas:


a) Menyusun kebijakan strategis dan membuat program Penjaminan Mutu dan
Keselamatan Pasien RSIA KSI Batam;
b) Melakukan koordinasi dengan unit terkait dalam penyusunan program
penjaminan mutu dan keselamatan pasien; 
c) Mengevaluasi terhadap implementasi sistem penjaminan mutu dan
keselamatan pasien di RSIA KSI Batam;
d) Menyusun dan mensosialisasikan laporan hasil pencapaian program
penjaminan mutu dan keselamatan pasien;
e) Menyusun jadwal besar kegiatan akreditasi nasional dan internasional;
f) Memfasilitasi kegiatan terkait penyelenggaraan pengembangan, inovasi dan
gugus kendali mutu;
g) Bersama-sama dengan Manajer SDM RSIA KSI Batam melakukan pelatihan
internal mutu dan keselamatan pasien RSIA KSI Batam;
h) Menghadiri rapat, pertemuan, lokakarya dan/atau seminar terkait
pengembangan mutu dan keselamatan pasien di RSIA KSI Batam.

Bagian Kesepuluh
Komite PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antibiotik)
Pasal 67

1. Komite PPRA dibentuk guna membantu Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam
mendukung program pengendalian resistensi antibiotic.
2. Komite PPRA dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RSIA KSI
Batam.
3. Ketua dan anggota Komite ppra diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama RSIA
KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Ketua dan anggota Komite PPRA dapat diberhentikan pada masa jabatannya apabila:
0. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
1. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
2. Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
3. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam.
Pasal 68

Komite PPRA memiliki tugas:


1. Membantu Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam dalam
menetapkan kebijakan tentang pengendalian resistensi antimikroba.
2. Membantu Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam dalam
menetapkan kebijakan umum dan panduan penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Kasih Sayang Ibu Batam.
3. Membantu Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam dalam
pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba.
4. Membantu Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam dalam
mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba.
5. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi.
6. Melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik.
7. Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
antibiotik.
8. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip
pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara bijak, dan ketaatan
terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.
9. Mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba.
10. Melaporkan kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba kepada Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam.

BAB VIII
TATA KERJA ORGANISASI RSIA KSI BATAM

Pasal 69
1. Dalam rangka melaksanakan tugas, setiap pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan pendekatan lintas fungsi, baik
secara vertikal maupun horizontal, baik di lingkungannya sendiri maupun dengan instalasi
lain, sesuai tugas masing-masing. 
2. Pejabat yang dimaksud dalam ayat (1) merupakan Manajer, Kepala Unit, Kepala Instalasi
dan Ketua Komite.
3. Setiap pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
4. Setiap pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala.
5. Setiap laporan yang diterima oleh pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam dari bawahan,
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan perubahan untuk menyusun laporan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
BAB IX
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK

Bagian Kesatu
Tujuan

Pasal 70

Tujuan dibentuk Peraturan Internal Staf Medik, yaitu:


a. Sebagai pilar utama akuntabilitas kinerja profesional dan etika anggota;
b. Menjamin agar Staf Medik dan tata laksana klinis pasien di RSIA KSI Batam
dilaksanakan sesuai standar pelayanan dan dengan efisiensi yang tinggi;
c. Memungkinkan peran serta Staf Medik dalam pembuatan kebijakan serta perencanaan
RSIA KSI Batam ;
d. Menjamin bahwa tingkat pelayanan terus meningkat dengan menerapkan kaidah
ilmiah dalam praktik dengan pengembangan etika.

Bagian Kedua
Staf Medik

Pasal 71

1. Staf Medik terdiri atas:


a. Dokter dan Dokter Gigi Staf Pengajar yang bekerja di RSIA KSI Batam atas
persetujuan bersama Direktur Utama RSIA KSI Batam untuk melakukan
praktik kedokteran dan kedokteran gigi dan berperan serta dalam tata laksana
pasien di RSIA KSI Batam .
b. Dokter dan Dokter Gigi purna dan paruh waktu yang ditugaskan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk melakukan praktik kedokteran dan kedokteran
gigi dan berperan serta dalam tata laksana pasien di RSIA KSI Batam ;
1. Staf Medik harus menjadi anggota organisasi profesi yang sesuai.
2. Selain memberikan pelayanan, Staf Medik harus berperan aktif dalam pendidikan,
pelatihan, dan penelitian.
3. Seluruh Staf Medik yang melaksanakan praktik kedokteran dan Kedokteran gigi di RSIA
KSI Batam wajib memiliki Surat Izin Praktek (SIP).

Pasal 72

1. Kualifikasi dan persyaratan sebagai Staf Medik:


a. Dokter dan Dokter Gigi Umum, spesialis dan atau sub-spesialis;
b. Hadir di RSIA KSI Batam sesuai dengan jam kerja yang ditentukan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam ;
c. Secara teratur terlibat dalam tata laksana pasien;
d. Memberikan akses agar setiap saat dapat dihubungi untuk keperluan perawatan
pasien.

2. Staf Medik berhak untuk:


a. Melakukan tata laksana pasien sesuai dengan kewenangan klinik yang
direkomendasikan oleh Komite Medik dan ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA
KSI Batam;
b. Menjalankan kewenangan klinik yang diberikan kepadanya;
c. Memberikan pendidikan, pelatihan, serta konsultasi dalam bidang keahlian dan
penugasannya;
d. Melaksanakan penelitian yang telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian
Kesehatan.
3. Kewajiban Staf Medik selain yang termuat dalam Peraturan kebijakan kredensial, yaitu:
a. Berperan serta dalam organisasi Staf Medik, termasuk penugasan dalam Komite
Medik, Departemen, RSIA KSI Batam, dan bersungguh-sungguh menjalankan
tugas pada setiap posisi yang ditugaskan kepadanya;
b. Berperan serta dalam aktivitas peningkatan kualitas pelayanan pasien;
c. Memahami fungsi keanggotaan Staf Medik seperti tercantum dalam peraturan ini;
d. Setiap Staf Medik baru harus mengikuti orientasi RSIA KSI Batam, orientasi
tempat kerja, dan orientasi pekerjaan.

Paragraf 1
Staf Tamu
Pasal 73

1) Staf Tamu terdiri atas staf diluar Staf Medik, Keperawatan dan Tenaga Kesehatan
Lainnya yang dianggap mampu untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan di
RSIA KSI Batam.
2) Staf Tamu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diangkat berdasarkan
keahliannya yang dibutuhkan oleh RSIA KSI Batam.
3) Dalam melaksanakan tugasnya Staf Tamu harus berkerja sama dengan Staf Medik,
Keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.
4) Staf Tamu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Direktur Utama RSIA
KSI Batam.

Pasal 74

Setiap Staf Tamu mempunyai hak:


a. Membantu meningkatkan pelayanan perawatan pasien sesuai dengan pembatasan
yang disebutkan dalam penugasan;
b. Membantu tugas-tugas manajemen departemen dan panitia bila diperlukan;
c. Dapat menghadiri pertemuan Staf Medik, Keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya
di rumah sakit, atau program pendidikan departemen;
d. Melaksanakan tugas sesuai dengan wewenang klinik, jika diperlukan.

Pasal 75

Selain harus memenuhi tanggung jawab dasar seperti tercantum dalam Peraturan Kebijakan
Kredensial, Staf Tamu diharuskan:
a. Mengikuti orientasi rumah sakit, orientasi tempat kerja, dan orientasi pekerjaan;
b. Bertanggung jawab sesuai dengan keahliannya dalam membantu pengembangan
pelayanan kepada pasien;
c. Memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat pasien tentang hal-hal yang dapat
dilakukan untuk kebaikan pasien;
d. Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan;
e. Dapat menghadiri pertemuan klinik dan pendidikan di departemen dan dalam kepanitiaan
yang diikuti.

Paragraf 2
Staf Kehormatan
Pasal 76

Anggota Staf Medik yang sudah pensiun dapat diusulkan untuk menjadi staf kehormatan
dengan wewenang dan tugas yang disebutkan dalam surat pengusulan.
1. Staf kehormatan ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam berdasarkan usulan
departemen terkait.
2. Staf kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat untuk kurun waktu
tertentu sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan rumah sakit.

Paragraf 3
Staf Residen
Pasal 77

1. Staf Residen terdiri atas:


a. Peserta PPDS/PPDGS 1;
b. Peserta Program Pendidikan Dokter/Dokter Gigi Sub Spesialis;
c. Peserta Program Pendidikan Spesialis 1 Keperawatan.
2. Staf Residen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan anggota Staf
Medik dan tidak berhak mengikuti pertemuan Staf Medik.

Pasal 78

1. Dalam melaksanakan tugasnya Staf Residen berada dalam lingkup pengawasan Ketua
Departemen, melalui Ketua Program Studi (KPS) dengan supervisi Staf Medik (DPJP).
2. Staf Residen dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab untuk pelayanan yang
aman, efektif, dan penuh empati kepada pasien rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan
medik lain sesuai dengan pengalaman dan pelatihan yang dimilikinya.
3. Rincian tugas dan wewenang Staf Residen diatur oleh Ketua Program Studi masing-
masing departemen.
4. Staf Residen dalam melaksanakan tugasnya di RSIA KSI Batam wajib memiliki SIP
PPDS/PPDGS/Program Pendidikan Dokter Sub Spesialis/Dokter Gigi Sub
Spesialis/Program Pendidikan Spesialis 1 Keperawatan di RSIA KSI Batam.

Paragraf 4
Staf Medik Dari Luar RSIA KSI Batam
Pasal 79

Staf Medik peserta pelatihan yang berasal dari luar RSIA KSI Batam, untuk mengikuti
kegiatan pelatihan di RSIA KSI Batam wajib mendapatkan surat tugas dari Direktur Utama
RSIA KSI Batam dan memiliki Surat Izin Praktek (SIP).

Bagian Ketiga
Kewenangan Klinis
Pasal 80

Tata cara penentuan Kewenangan Klinis, yaitu:


a. Kewenangan Klinis Staf Medik sesuai dengan kompetensinya ditetapkan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam;
b. Dalam penetapan Kewenangan Klinis, Direktur Utama RSIA KSI Batam mendapatkan
rekomendasi dari Komite Medik yang dibantu oleh Mitra Bestari sebagai pihak yang
paling mengetahui masalah keprofesian yang bersangkutan;
c. Kewenangan Klinis setiap Staf Medik dapat berbeda, walaupun mereka memiliki
spesialisasi yang sama;
d. Kewenangan Klinis untuk setiap spesialisasi ilmu kedokteran harus dirinci lebih lanjut;
e. Rincian Kewenangan Klinis setiap spesialisasi di RSIA KSI Batam ditetapkan oleh
Direktur Utama RSIA KSI Batam berdasarkan rekomendasi Komite Medik dengan
berpedoman pada norma keprofesian yang ditetapkan oleh kolegium setiap spesialisasi;
f. Komite Medik wajib menetapkan dan mendokumentasikan syarat-syarat yang terkait
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan medik sesuai dengan ketetapan
kolegium setiap spesialisasi ilmu kedokteran;
g. Komite Medik menyusun buku manual untuk pelayanan medik tertentu dengan
melibatkan Mitra Bestari dari beberapa spesialisasi terkait;
h. Pemberian Kewenangan Klinis kepada Staf Medik yang akan melakukan tindakan
tertentu mengacu pada buku manual yang telah disusun bersama;
i. Kewenangan Klinis seorang Staf Medik tidak hanya didasarkan pada kredensial terhadap
kompetensi keilmuan dan keterampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan pada
kesehatan jasmani, kesehatan mental, dan perilaku Staf Medik tersebut.

Bagian Keempat
Penugasan Klinis
Pasal 81

Tata cara penentuan penugasan klinis, yaitu:


a. Direktur Utama RSIA KSI Batam mengatur Kewenangan Klinis setiap Staf Medik
agar dapat melaksanakan tugas dengan kualitas yang baik;
b. Penugasan klinik sebagaimana dimaksud pada huruf a berupa pemberian Kewenangan
Klinis oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam melalui penerbitan surat penugasan
klinik kepada Staf Medik;
c. Surat penugasan klinik sebagaimana dimaksud pada huruf b diterbitkan oleh Direktur
Utama setelah mendapat rekomendasi dari Komite Medik;
d. Rekomendasi Komite Medik diberikan setelah dilakukan proses kredensial;
e. Surat penugasan klinis diperlukan untuk mendukung kewenangan klinis Staf Medik
dalam menjalankan pelayanan medik di RSIA KSI Batam;
f. Dalam keadaan tertentu atau darurat, Direktur Utama RSIA KSI Batam dapat
menerbitkan surat penugasan klinik sementara;
g. Direktur Utama RSIA KSI Batam dapat mengubah, membekukan untuk waktu
tertentu, atau mengakhiri penugasan klinik seorang Staf Medik berdasarkan
pertimbangan Komite Medik atau alasan tertentu; 
h. Seorang Staf Medik yang telah dibekukan atau diakhiri penugasan kliniknya, tidak
berwenang lagi melakukan pelayanan medik di RSIA KSI Batam.

BAB X
SUBKOMITE KREDENSIAL KOMITE MEDIK
Bagian Kesatu 
Tujuan

Pasal 82
1. Tujuan Umum Subkomite Kredensial yaitu untuk melindungi keselamatan pasien dengan
memastikan bahwa Staf Medik yang akan melakukan pelayanan medik di RSIA KSI
Batam memiliki kompetensi sesuai dengan buku manual.
2. Tujuan Khusus Subkomite Kredensial yaitu:
a. Memastikan Staf Medik yang profesional dan akuntabel bagi pelayanan di RSIA
KSI Batam;
b. Menyusun jenis-jenis Kewenangan Klinis bagi setiap Staf Medik yang melakukan
pelayanan medik di RSIA KSI Batam sesuai dengan cabang ilmu
kedokteran/kedokteran gigi yang ditetapkan oleh Kolegium Kedokteran/Kedokteran
Gigi Indonesia;
c. Memberikan masukan pada Komite Medik terkait penerbitan penugasan klinik;
d. Menjaga reputasi dan kredibilitas para Staf Medik dan RSIA KSI Batam di hadapan
pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan.

Pasal 83

Subkomite Kredensial terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Staf Medik yang
memiliki surat penugasan klinik di RSIA KSI Batam, berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.

Bagian Kedua 
Standar Kompetensi
Pasal 84
1) Untuk menjaga keselamatan pasien, maka dalam rangka menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, seorang Staf Medik wajib menjaga standar kompetensi dengan
melakukan uji standar kompetensi sesuai ketentuan kolegium.
2) Kompetensi Staf Medik meliputi 2 (dua) aspek, yaitu:
a. Kompetensi profesi medik terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
profesional;
b. Kompetensi fisik dan mental.
3) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dibuktikan dengan sertifikat
kompetensi yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
4) Seorang Staf Medik yang telah dinyatakan kompeten, harus mengikuti proses kredensial
yang dilakukan oleh RSIA KSI Batam dengan memperhatikan sebagaimana tercantum
pada ayat (2) huruf a dan b untuk memperoleh penugasan klinis.
5) Penugasan klinik seorang Staf Medik dapat diakhiri sebelum jangka waktu berakhir
dengan alasan tertentu. 
6) Tata cara usulan pengakhiran penugasan klinik sebagaimana tercantum pada ayat (5)
ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .

Bagian Ketiga
Kegiatan Kredensial
Pasal 85

1) Proses kredensial dilaksanakan dengan semangat keterbukaan, adil, objektif, sesuai


prosedur/ketentuan yang berlaku dan terdokumentasi dengan baik.
2) Rangkaian kegiatan proses kredensial diatur sebagai berikut:
a) Menyusun tim Mitra Bestari;
b) Melakukan penilaian kompetensi seorang Staf Medik yang meminta Kewenangan
Klinis tertentu;
c) Sub Komite Kredensial menyiapkan instrumen-instrumen, meliputi:
1. Kebijakan tentang kredensial dan Kewenangan Klinis;
2. Pedoman penilaian kompetensi klinis;
3. Dokumen lain yang dibutuhkan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal sebagaimana tercantum pada ayat (2) di atas,
akan diatur dalam ketentuan tersendiri yang ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI
Batam
4) Pada akhir proses kredensial, Komite Medik menerbitkan rekomendasi kepada Direktur
Utama RSIA KSI BATAM tentang lingkup Kewenangan Klinis seorang Staf Medik

Pasal 86
1) Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap Staf Medik dalam hal:
a) Masa berlaku surat penugasan klinis yang dimiliki oleh Staf Medik telah habis
masa berlakunya, paling lama 3 (tiga) tahun;
b) Staf Medik yang bersangkutan diduga melakukan kelalaian terkait tugas dan
kewenangannya;
c) Staf Medik yang bersangkutan diduga terganggu kesehatannya, baik jasmani
maupun mental.
2) Dalam proses rekredensial, Subkomite Kredensial dapat memberikan rekomendasi
kepada ketua Komite Medik sebagai berikut:
a) Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
b) Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
c) Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
d) Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu;
e) Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;
f) Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
3) Subkomite kredensial wajib melakukan pembinaan profesi melalui mekanisme
pendampingan bagi Staf Medik yang kewenangan klinisnya ditambah atau dikurangi.

BAB XI
SUBKOMITE MUTU PROFESI

Bagian Kesatu 
Tujuan
Pasal 87

Tujuan Subkomite Mutu Profesi, yaitu:


a) Memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa ditangani oleh Staf Medik
yang berkualitas, kompeten, etis, dan profesional;
b) Memberikan azas keadilan bagi Staf Medik untuk memperoleh kesempatan
memelihara kompetensi dan kewenangan klinis;
c) Mencegah terjadinya pelayanan yang tidak sesuai standar layanan yang telah
ditetapkan;
d) Memastikan kualitas asuhan medik yang diberikan oleh Staf Medik melalui upaya
pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang berkesinambungan, maupun evaluasi
kinerja profesi yang terfokus.

Bagian Kedua
Keanggotaan Subkomite Mutu Profesi

Pasal 88

Subkomite Mutu Profesi RSIA KSI Batam terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
Staf Medik yang memiliki surat penugasan klinis di RSIA KSI Batam dan berasal dari
disiplin ilmu yang berbeda.

Bagian Ketiga
Audit Klinis
Pasal 89

Direktur Utama RSIA KSI Batam berhak menetapkan kebijakan dan prosedur seluruh
mekanisme kerja Subkomite Mutu Batam berdasarkan atas masukan Komite Medik.
1. Direktur Utama RSIA KSI BATAM bertanggung jawab atas tersedianya berbagai
sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan Audit Klinis dapat terselenggara.
2. Audit Klinis yang dilakukan oleh RSIA KSI Batam merupakan kegiatan evaluasi profesi
secara sistemik yang melibatkan Staf Medik yang terdiri atas kegiatan peer-review,
surveillance, dan assessment terhadap pelayanan medik di RSIA KSI Batam .
3. Audit Klinis dilaksanakan sebagai implementasi fungsi manajemen klinik dalam rangka
penerapan tata kelola klinik yang baik di rumah sakit.
4. Audit Klinis tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya kesalahan seorang Staf
Medik dalam 1 (satu) kasus.
5. Audit Klinis tidak digunakan untuk menindaklanjuti laporan kejadian atas dugaan
kelalaian seorang Staf Medik.
6. Audit Klinis dilakukan dengan mengedepankan respek terhadap semua Staf Medik
dengan cara tidak menyebutkan nama, tidak mempersalahkan, dan tidak mempermalukan.
7. Pelaksanaan tugas Audit Klinis diatur lebih lanjut dalam peraturan Direktur Utama RSIA
KSI Batam .

BAB XII

SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI

Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 90

Subkomite Etik dan Disiplin Profesi pada Komite Medik RSIA KSI Batam dibentuk dengan
tujuan:
a) Melindungi pasien dari risiko pelayanan Staf Medik yang tidak memenuhi syarat dan
tidak layak untuk melakukan asuhan klinik;
b) Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme Staf Medik di rumah sakit.

Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 91

Subkomite Etik dan Disiplin Profesi di RSIA KSI Batam terdiri atas sekurang-kurangnya 3
(tiga) orang Staf Medik yang memiliki surat penugasan klinik di RSIA KSI Batam dan
berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.

Pasal 92

1. Setiap Staf Medik dalam melaksanakan asuhan medik di RSIA KSI Batam harus
menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme medik yang baik, agar pasien memperoleh
asuhan medik yang aman dan efektif.
2. Upaya peningkatan profesionalisme Staf Medik dilakukan dengan melaksanakan program
pembinaan profesionalisme medik dan upaya peningkatan disiplin dan perilaku
profesional Staf Medik di RSIA KSI Batam .
3. Apabila dalam penanganan asuhan medik dijumpai kesulitan dalam pengambilan
keputusan etik maka dapat dibentuk tim yang dapat membantu memberikan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan etik tersebut.
4. Pelaksanaan dan keputusan Subkomite Etik dan Disiplin Profesi yang diatur dalam
ketentuan ini tidak terkait atau tidak ada hubungannya dengan proses penegakan disiplin
profesi kedokteran di lembaga pemerintah, penegakan etika medik di organisasi profesi,
maupun penegakan hukum.
5. Pengaturan dan penerapan penegakan disiplin profesi bukan merupakan penegakan
disiplin kepegawaian sebagaimana diatur dalam tata tertib kepegawaian pada umumnya.
6. Landasan kerja Subkomite Etik dan Disiplin Profesi yaitu:
a) Peraturan internal RSIA KSI Batam ;
b) Peraturan internal Staf Medik;
c) Etik rumah sakit;
d) Norma etika medik dan norma-norma bioetika.
7. Tolok ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional Staf Medik, diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Direktur Utama RSIA KSI Batam . 

Bagian Ketiga
Kedudukan
Pasal 93

1. Direktur RSIA KSI Batam menetapkan kebijakan dan prosedur seluruh mekanisme kerja
Subkomite disiplin dan etik profesi berdasarkan masukan Komite Medik.
2. Direktur RSIA KSI Batam bertanggung jawab atas tersedianya berbagai sumber daya
yang dibutuhkan agar kegiatan disiplin dan etik profesi dapat terselenggara.
3. Penegakan disiplin dan etik profesi dilakukan oleh sebuah panel yang dibentuk oleh
Ketua Subkomite Etik dan Disiplin Profesi.
4. Panel sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari 3 (tiga) orang Staf Medik atau
lebih dalam jumlah ganjil dengan susunan 1 (satu) orang dari Subkomite Etik dan
Disiplin Profesi yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda dari yang diperiksa dan 2 (dua)
orang atau lebih Staf Medik dari disiplin ilmu yang sama dengan yang diperiksa dapat
berasal dari dalam RSIA KSI Batam atau luar RSIA KSI Batam .
5. Anggota panel yang berasal dari luar RSIA KSI Batam ditetapkan atas persetujuan
Direktur Utama RSIA KSI Batam .

Bagian Keempat
Tata Cara Pendisiplinan
Pasal 94

1) Upaya pendisiplinan perilaku profesional dilakukan melalui mekanisme pemeriksaan


berdasarkan laporan yang berasal dari perorangan maupun non perorangan.
2) Laporan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari:
a) Manajemen rumah sakit;
b) Staf Medik;
c) Staf fungsional kesehatan;
d) Tenaga non kesehatan;
e) Pasien atau keluarga pasien.
3) Laporan non perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari:
a) Hasil konferensi kematian;
b) Hasil konferensi klinis.
4) Pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara etik dan disiplin profesi diatur dalam
Peraturan Direktur Utama RSIA KSI Batam.

BAB XIII
KELOMPOK STAF MEDIS

Bagian Kesatu
KETUA KELOMPOK STAF MEDIS
Pasal 95

1. Staf Medik dan staf fungsional kesehatan di RSIA KSI Batam dikelompokkan dalam
beberapa Kelompok Staf Medis (KSM).
2. Kelompok Staf Medis di RSIA KSI Batam dipimpin oleh Ketua Kelompok yang
merupakan suatu bentuk penugasan bersama antara Direktur Utama RSIA KSI Batam
dengan Kepala Departemen di fakultas-fakultas RIK.
3. Kelompok Staf Medis (KSM) di lingkungan RSIA KSI Batam dapat terdiri atas: 
a) KSM Ilmu Kesehatan Anak;
b) KSM Ilmu Bedah;
c) KSM Obstetri dan Ginekologi;
d) KSM Ilmu Penyakit Dalam;
e) KSM Kardiologi;
f) KSM Neurologi;
g) KSM Pulmonologi;
h) KSM Ilmu Kesehatan Mata;
i) KSM Telinga, Hidung dan Tenggorokan;
j) KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin;
k) KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif;
l) KSM Rehabilitasi Medik;
m) KSM Orthopedi dan Traumatologi;
n) KSM Forensik Klinik dan Medikolegal;
o) KSM Radiologi;
p) KSM Gizi Klinik;
q) KSM Patologi Klinik;
r) KSM Patologi Anatomi;
s) KSM Parasitologi;
t) KSM Mikrobiologi Klinik;
u) KSM Farmakologi Klinik;
v) KSM Akupuntur;
w) KSM Psikiatri;
x) KSM Urologi;
y) KSM Bedah Saraf;
z) KSM Ilmu Konservasi Gigi;
aa) KSM Ilmu Penyakit Mulut;
bb) KSM Radiologi Kedokteran Gigi;
cc) KSM Bedah Mulut dan Maksilofasial;
dd) KSM Ortodonti;
ee) KSM Pedodonti;
ff) KSM Periodonsia;
gg) KSM Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan;
hh) KSM Prostodonti.
4. KSM dapat dibentuk, digabungkan, atau dihapuskan setelah mendapat kajian dari
Komite Medik
5. Komite Medik harus memastikan bahwa pembentukan, penggabungan atau
penghapusan Staf Medik dan staf fungsional kesehatan departemen sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan tujuan RSIA KSI Batam dan kebutuhan
masyarakat.

Pasal 96
1) Setiap KSM dapat membentuk Sub KSM sesuai dengan unit pelayanan subspesialistik
dari masing-masing KSM di RSIA KSI Batam.
2) Dasar utama pembentukan Sub KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu aspek
efektivitas dan efisiensi pelayanan kepada pasien dengan memperhatikan
perkembangan ilmu serta kecenderungan yang terjadi dalam pelayanan kedokteran dan
kesehatan modern.

Pasal 97

1) Pengorganisasian KSM harus mengacu pada tujuan penyelenggaraan dan pemantauan


kualitas pelayanan pasien.
2) Setiap KSM merupakan representasi dari kegiatan RSIA KSI BATAM terhadap
pelayanan pasien.

Bagian kedua
Pertemuan KSM
Pasal 98

1) Ketua KSM dijabat oleh Staf Medik yang belum memasuki masa pensiun dan/atau habis
masa kontrak dengan usia belum mencapai usia 60 (enam puluh) tahun pada saat
ditetapkan.
2) Ketua KSM menjabat selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali sebanyak-
banyaknya 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.

Pasal 99
1. Ketua KSM dapat diberhentikan dari jabatannya sebelum masa jabatan berakhir, apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam ;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam.
2. Proses pemberhentian Ketua KSM dilakukan atas usulan Direktur Utama RSIA KSI.

Pasal 100

Ketua KSM otomatis diberhentikan dari jabatannya bila yang bersangkutan pensiun dan/atau
tidak lagi memenuhi persyaratan untuk menjabat sebagai Ketua KSM.

Bagian Ketiga
Tugas Ketua KSM
Pasal 101

Ketua KSM mempunyai tugas:


a. Pengawasan aktivitas klinis di KSM RSIA KSI Batam ;
b. Semua aktivitas administratif KSM RSIA KSI Batam;
c. Pemantauan kinerja semua praktisi yang terlibat dalam tata laksana pasien;
d. Menyusun kriteria kewenangan klinis dalam KSM RSIA KSI Batam;
e. Melakukan telaah dan memberikan rekomendasi rumah sakit lain sebagai rujukan bila
Departemen tidak menyelenggarakan jenis perawatan tertentu;
f. Koordinasi dan integrasi pelayanan antar dan inter KSM;
g. Pengembangan dan penerapan kebijakan dan prosedur untuk menunjang pelayanan
dan tri darma perguruan tinggi di RSIA KSI Batam;
h. Rekomendasi jumlah dan kualifikasi profesional untuk memberikan perawatan pasien;
i. Continuing medical education/continuing professional development semua praktisi
yang bekerja di Departemen termasuk diseminasi informasi tentang revisi Peraturan
Internal, peraturan lainnya, kebijakan Staf Medik serta berbagai prosedur;
j. Pengajuan rekomendasi kepada pimpinan RSIA KSI Batam tentang ruangan,
peralatan, dan sumber daya lain yang diperlukan oleh Departemen;
k. Pengajuan rekomendasi kepada pimpinan RSIA KSI Batam atau badan yang ditunjuk
tentang pemberian kewenangan klinis sementara.

BAB XIV

PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIK

Pasal 102

Pelaksanaan tata kelola klinik akan diatur lebih lanjut di dalam tata tertib Staf Medik yang
tercantum dalam pedoman pengelolaan organisasi komite medik.

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 103

Peraturan Badan Pengurus ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Batam
Pada tanggal 
Direktur Utama,

dr ……………………….
NIP. ………………….

Anda mungkin juga menyukai