TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: Peraturan Direktur RSIA Kasih Sayang Ibu Batam Tentang Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital By Law) di RSIA Kasih Sayang Ibu Batam.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Bagian Kedua
Ruang Lingkup, Tujuan, dan Fungsi
Pasal 2
Peraturan Internal RSIA KSI Batam melingkupi Peraturan Internal Korporasi dan Peraturan
Internal Staf Medis.
Pasal 3
Pasal 4
BAB II
IDENTITAS
Bagian Kesatu
Visi, Misi dan Nilai Budaya
Pasal 5
Pasal 6
2. Nilai Budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diwujudkan dalam perilaku
sebagai berikut:
a. Jujur dan adil
b. Berorientasi pada mutu dan keselamatan;
c. Peningkatan Kompetensi berkelanjutan;
d. Berkomitmen pada etika profesi;
e. Berpikir komprehensif dan kolaboratif.
Bagian Kedua
Kedudukan Rumah Sakit
Pasal 8
1. RSIA KSI Batam merupakan Unit kerja khusus di bawah ….. Yang berupa lembaga
rumah sakit umum yang dikelola dengan prinsip kemandirian dan tata kelola yang baik.
2. Prinsip kemandirian dan tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
RSIA KSI Batam berada langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Badan
Pengurus.
Pasal 9
RSIA KSI Batam berlokasi di dalam Kota Batam.
Bagian Ketiga
Fungsi dan Tugas Organisasi
Pasal 10
RSIA KSI Batam memiliki fungsi pelayanan menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat untuk semua jenis pelayanan khusus ibu dan anak sampai dengan spesialistik
sesuai dengan kemampuannya;
Pasal 11
BAB III
DEWAN PENGAWAS
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Keanggotaan
1. Dewan Pengawas RSIA KSI Batam diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus
selaku Pemilik RSIA KSI Batam.
2. Dewan Pengawas RSIA KSI Batam merupakan unit non struktural rumah sakit yang
berkedudukan di luar Pengelola RSIA KSI Batam, yang bersifat independen, dibentuk
dan bertanggung jawab kepada Badan Pengurus.
Bagian Kedua
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 12
1. Susunan Dewan Pengawas terdiri dari Ketua dan Anggota.
2. Keanggotaan Dewan Pengawas RSIA KSI Batam berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
3. Dewan Pengawas dipimpin oleh seorang Ketua yang merangkap sebagai anggota.
4. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas, setiap calon anggota Dewan
Pengawas harus memenuhi persyaratan:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Memiliki integritas, dedikasi, dan memahami masalah yang berkaitan dengan
perumahsakitan, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
c. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau
tidak pernah menjadi anggota direksi atau komisaris atau dewan pengawas yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit atau tidak
pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
d. Mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber daya
manusia dan mempunyai komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan
publik;
e. Tidak mempunyai benturan kepentingan dengan penyelenggaraan RSIA KSI
BATAM.
5. Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan Pengawas
dimasukkan ke dalam RKA RSIA KSI Batam .
6. Honorarium atau imbalan Ketua Dewan Pengawas, Sekretaris dan anggota Dewan
Pengawas diberikan sesuai kemampuan keuangan RSIA KSI Batam.
Bagian Ketiga
Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Pengawas
Pasal 13
Bagian Keempat
Fungsi, Tugas, Kewajiban, Wewenang dan Etika
Paragraf 1
Fungsi
Pasal 14
1. Dewan Pengawas RSIA KSI Batam berfungsi membantu Badan Pengurus dalam
melakukan pembinaan dan pengawasan RSIA KSI Batam.
2. Keputusan Dewan Pengawas bersifat kolektif kolegial.
Paragraf 2
Tugas
Pasal 15
Kewajiban
Pasal 16
Paragraf 4
Wewenang
Pasal 17
Paragraf 5
Etika Jabatan Dewan Pengawas
Pasal 18
Dalam menjalankan fungsi, tugas, kewajiban dan wewenangnya, ketua dan anggota Dewan
Pengawas wajib memiliki etika sebagai berikut:
a) Etika berkaitan dengan keteladanan yaitu harus mendorong terciptanya perilaku
etis dan menjunjung nilai budaya RSIA KSI Batam, salah satunya dengan menjadi
teladan yang baik bagi pengelola RSIA KSI Batam;
b) Etika berkaitan dengan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yaitu
wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan panduan
peraturan internal RSIA KSI Batam serta kebijakan RSIA KSI Batam yang telah
ditetapkan;
c) Etika berkaitan dengan peluang bisnis RSIA KSI Batam yaitu tidak diperkenankan
untuk mengambil peluang bisnis RSIA KSI Batam untuk dirinya sendiri ataupun
orang lain serta menggunakan aset RSIA KSI Batam, informasi RSIA KSI Batam
atau jabatannya untuk kepentingan orang lain yang bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan serta kebijakan RSIA KSI Batam;
d) Etika berkaitan keterbukaan dan kerahasiaan informasi yaitu harus
mengungkapkan informasi dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang
dipercayakan kepadanya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan serta
kebijakan RSIA KSI Batam;
e) Etika berkaitan dengan benturan kepentingan yaitu harus menghindari terjadinya
benturan kepentingan dengan RSIA KSI Batam yang menyebabkan kerugian
RSIA KSI Batam dalam upaya meraih surplus, meningkatkan nilai, mencapai visi
dan menjalankan misi.
Bagian Kelima
Ketua dan Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 19
1. Ketua Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus.
2. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Ketua dalam suatu masa kepengurusan Dewan
Pengawas, maka Badan Pengurus mengangkat seorang Ketua untuk sisa masa jabatan
hingga selesainya masa jabatan.
3. Tugas Ketua Dewan Pengawas yaitu:
a. Memimpin semua pertemuan Dewan Pengawas;
b. Memutuskan berbagai hal yang berkaitan dengan prosedur dan tata cara yang
tidak diatur dalam Peraturan Internal RSIA KSI Batam melalui Rapat Dewan
Pengawas;
c. Bekerja sama dengan Pengelola RSIA KSI Batam untuk menangani berbagai hal
mendesak yang seharusnya diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas;
d. Bilamana rapat Dewan Pengawas belum dapat diselenggarakan, maka Ketua
dapat memberikan wewenang pada Direktur Utama RSIA KSI Batam untuk
mengambil segala tindakan yang perlu sesuai dengan situasi saat itu; dan
e. Melaporkan pada rapat rutin berikutnya perihal tindakan yang diambil
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c di atas, disertai dengan penjelasan
yang terkait dengan situasi saat tindakan tersebut diambil.
4. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Dewan Pengawas, Direktur Utama
RSIA KSI Batam dapat mengangkat seorang sekretaris Dewan Pengawas dengan
persetujuan Dewan Pengawas.
5. Sekretaris Dewan Pengawas bertugas sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab dalam pengelolaan ketatausahaan Dewan Pengawas;
b. Mengatur dan menyiapkan rapat Dewan Pengawas;
c. Membuat notulen rapat Dewan Pengawas;
d. Menyebarkan risalah rapat Dewan Pengawas sesuai arahan Dewan Pengawas;
e. Menyiapkan bahan laporan kegiatan Dewan Pengawas.
6. Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota Dewan Pengawas dan tidak dapat
bertindak sebagai Dewan Pengawas.
7. Masa jabatan Sekretaris Dewan Pengawas mengikuti masa jabatan Dewan Pengawas.
8. Pendelegasian wewenang apabila Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir dapat
didelegasikan kepada anggota lainnya, tidak terbatas hanya pada rapat Dewan Pengawas.
Bagian Ketujuh
Rapat Dewan Pengawas
Pasal 20
1. Rapat Dewan Pengawas merupakan rapat yang diselenggarakan oleh Dewan pengawas
untuk membahas hal-hal yang dianggap perlu dalam kegiatan pengawasan dan
memberikan nasehat kepada pengelola.
2. Rapat Dewan Pengawas terdiri atas:
a. Rapat rutin;
b. Rapat khusus;
c. Rapat tahunan.
Paragraf 1
Rapat Rutin Dewan Pengawas
Pasal 21
1. Rapat rutin Dewan Pengawas merupakan rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh
Dewan Pengawas, yang bukan termasuk rapat tahunan dan rapat khusus.
2. Rapat rutin Dewan Pengawas dilaksanakan sekurang-kurangnya 6 (enam) dan sebanyak-
banyaknya 10 (sepuluh) kali dalam setahun dengan interval yang tetap pada waktu yang
ditetapkan oleh Dewan Pengawas.
3. Undangan rapat rutin disampaikan oleh sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta rapat
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat rutin dilaksanakan.
4. Setiap rapat rutin Dewan Pengawas dihadiri Ketua, Sekretaris, anggota Dewan Pengawas
dan Direktur Utama RSIA KSI Batam, serta dapat juga dihadiri oleh pejabat pengelola
lainnya dan komite atau pihak luar RSIA KSI Batam bila diperlukan sesuai agenda rapat.
Paragraf 2
Rapat Khusus Dewan Pengawas
Pasal 22
1. Rapat khusus merupakan rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas untuk
menetapkan kebijakan atau hal-hal khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin maupun
rapat tahunan.
2. Dewan Pengawas mengadakan rapat khusus dalam hal:
a) Terdapat permasalahan penting yang harus segera diputuskan; atau
b) Terdapat permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit 2 (dua) orang anggota
Dewan Pengawas.
3. Rapat khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b di atas, harus diselenggarakan
paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat permintaan tersebut.
4. Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta
rapat paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum rapat khusus tersebut
diselenggarakan.
5. Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.
Paragraf 3
1. Rapat Tahunan merupakan rapat yang diselenggarakan sekali dalam 1 (satu) tahun oleh
Dewan Pengawas, dengan tujuan untuk menetapkan kebijakan tahunan operasional rumah
sakit.
2. Peserta rapat tahunan yaitu:
a. Pemilik RSIA KSI Batam;
b. Dewan Pengawas; dan
c. Pimpinan RSIA KSI Batam.
1. Dewan Pengawas menyiapkan dan menyajikan laporan umum keadaan RSIA KSI Batam,
termasuk laporan keuangan yang telah diaudit.
2. Undangan rapat tahunan disampaikan oleh sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta
rapat paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat tahunan diselenggarakan.
Paragraf 4
Pejabat Ketua
Pasal 24
1. Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir dalam suatu rapat, maka bila
kuorum telah tercapai, anggota Dewan Pengawas dapat memilih Pejabat Ketua untuk
memimpin rapat.
2. Pejabat Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban melaporkan hasil
keputusan rapat kepada Ketua Dewan Pengawas pada rapat berikutnya.
Paragraf 5
Kuorum Rapat Dewan Pengawas
Pasal 25
Paragraf 6
Risalah Rapat Dewan Pengawas
Pasal 26
1. Risalah setiap rapat Dewan Pengawas menjadi tanggung jawab Sekretaris Dewan
Pengawas.
2. Risalah rapat Dewan Pengawas harus disahkan/ditanda tangani oleh Ketua Dewan
Pengawas dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari setelah rapat diselenggarakan,
dan segala putusan dalam risalah rapat tersebut yang berupa rekomendasi untuk
dilaksanakan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam.
Paragraf 7
Pemungutan Suara
Pasal 27
1. Pengambilan keputusan dalam rapat dilakukan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal rapat tidak berhasil mengambil keputusan secara musyawarah mufakat, maka
keputusan diambil melalui pemungutan suara dengan cara mengangkat tangan atau bila
dikehendaki oleh para anggota Dewan Pengawas, pemungutan suara dapat dilakukan
secara tertutup.
3. Putusan rapat Dewan Pengawas didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan
pemungutan suara.
4. Suara yang diperhitungkan hanyalah berasal dari anggota Dewan Pengawas yang hadir
pada rapat tersebut.
Paragraf 8
Stempel
Pasal 28
1. Dalam Peraturan Internal RSIA KSI Batam ini ditentukan 2 (dua) macam stempel yaitu
stempel Dewan Pengawas dan stempel RSIA KSI Batam.
2. Stempel Dewan Pengawas hanya dapat digunakan untuk dokumen yang menyangkut hal-
hal yang diputuskan oleh Dewan Pengawas seperti yang tercantum dalam risalah rapat.
3. Setiap dokumen yang dikeluarkan oleh Dewan Pengawas harus dibubuhi stempel Dewan
Pengawas.
4. Dokumen yang dikeluarkan oleh Dewan Pengawas harus disertakan dengan risalah rapat
yang sah.
Paragraf 9
Laporan Dewan Pengawas
Pasal 29
Paragraf 10
Peran Terhadap Staf Medis Fungsional
Pasal 30
BAB V
PIMPINAN RSIA KSI Batam
Bagian Kesatu
Kedudukan dan Keanggotaan
Pasal 31
Pimpinan RSIA KSI Batam terdiri atas Direktur Utama, Direktur Pelayanan Medik dan
Keperawatan, Direktur Umum dan Operasional, dan Direktur Administrasi dan Keuangan.
1. Pimpinan RSIA KSI Batam bisa berasal dari perusahaan atau instansi lain yang sesuai
dengan kompetensi yang dibutuhkan dan peraturan yang berlaku.
2. Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi di RSIA KSI Batam yang
bertanggungjawab kepada Badan Pengurus.
Bagian Kedua
Pengangkatan dan Pemberhentian Pimpinan
Pasal 32
1. Masa jabatan dari Pimpinan RSIA KSI Batam yaitu 5 (lima) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
2. Syarat Pimpinan RSIA KSI Batam yaitu orang perorangan dengan ketentuan:
a. Warga Negara Indonesia;
b. Pegawai Tetap atau Tenaga Profesional yang mempunyai rekam jejak baik dalam
pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan;
c. Bersedia bekerja secara penuh waktu pada RSIA KSI Batam;
d. Berusia kurang dari 60 (enam puluh) tahun ketika diangkat;
e. Direktur Utama RSIA KSI Batam harus tenaga medis yang memiliki kemampuan
manajerial di bidang perumahsakitan;
f.Direktur Utama dan Direksi RSIA KSI Batam tidak dapat merangkap jabatan
struktural lainnya baik pada organ di dalam maupun di luar;
g. Sehat jasmani dan rohani;
h. Memiliki keahlian, integritas, komitmen, dan kepemimpinan yang tinggi serta
pengalaman di bidang perumahsakitan;
i. Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan perumahsakitan;
j. Berwawasan luas mengenai fungsi pelayanan
k. Bebas dari kepentingan politik, ekonomi, maupun kepentingan pihak di luar lainnya
yang bertentangan dengan kepentingan;
l. Mampu melaksanakan perbuatan hukum serta tidak pernah dinyatakan pailit atau
menjadi pimpinan, komisaris atau dewan pengawas yang dinyatakan bersalah atau
pernah ditetapkan menjadi terdakwa tindak pidana;
m. Tidak boleh merangkap menjadi pemilik rumah sakit.
3. Pimpinan RSIA KSI Batam diangkat dan diberhentikan oleh Badan Pengurus melalui
Keputusan Badan Pengurus.
4. Apabila salah satu Direktur atau beberapa Direktur berhalangan tetap untuk menjalankan
pekerjaannya atau apabila jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku
jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut dijabat oleh Direktur lainnya yang ditunjuk
sementara oleh Badan Pengurus.
5. Dalam jangka waktu paling lambat 2 (dua) bulan terhitung sejak terjadinya keadaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Badan Pengurus dapat menunjuk Direktur yang
baru untuk memangku jabatan yang terluang.
6. Struktur organisasi Bidang atau Unit yang berada dibawah Direktur disusun dalam
Pedoman Pengorganisasian RSIA KSI Batam.
Bagian Ketiga
Tugas, Fungsi, Kewajiban, Wewenang dan Tanggung Jawab Pimpinan
Pasal 33
1. Pimpinan RSIA KSI Batam mempunyai tugas pokok untuk memimpin pelaksanaan tugas
pengelolaan rumah sakit sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pimpinan RSIA KSI
Batam memiliki fungsi merumuskan kebijakan manajerial dan operasional, perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pemantauan/monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan
medik, penunjang medik, penunjang non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan,
pengelolaan sumber daya manusia, pelayanan rujukan, pelatihan di bidang kesehatan,
penelitian dan pengembangan, administrasi umum dan keuangan serta pelayanan umum.
3. Pimpinan RSIA KSI Batam mengemban akuntabilitas tugas pokok dan fungsi serta
akuntabilitas keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan administrasi umum.
4. Pimpinan RSIA KSI Batam bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan pelayanan
profesi dan kegiatan administrasi.
5. Dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kewajibannya Pimpinan RSIA KSI Batam
mempunyai wewenang sebagai berikut:
a) Memimpin dan mengelola rumah sakit sesuai tujuan RSIA KSI Batam senantiasa
berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna;
b) Menetapkan kebijakan operasional RSIA KSI Batam;
c) Menjaga, memelihara dan mengelola kekayaan RSIA KSI Batam;
d) Mengelola SDM RSIA KSI Batam sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
e) Mewakili RSIA KSI Batam di dalam dan di luar pengadilan;
f) Para Direktur memiliki wewenang bertindak atas nama RSIA KSI Batam;
g) Para Direktur berhak dan memiliki wewenang bertindak atas nama RSIA KSI Batam
untuk masing-masing bidang yang menjadi tugas dan wewenangnya berdasarkan
persetujuan Direktur Utama RSIA KSI Batam.
Bagian Keempat
Rapat Pimpinan
Pasal 34
1. Rapat pimpinan merupakan rapat yang diselenggarakan oleh pimpinan untuk mendukung
rencana atau membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan RSIA KSI Batam
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, kewenangan dan kewajiban.
2. Rapat pimpinan terdiri atas:
a. Rapat Pimpinan (RAPIM);
b. Rapat Pimpinan Lengkap (RAPIMKAP);
c. Rapat Kerja RSIA KSI Batam;
d. Rapat Pimpinan Terbatas (RAPIMTAS);
e. Rapat Koordinasi Pimpinan dan Staf (RAKOR);
3. Untuk setiap rapat harus dibuat risalah rapat.
Paragraf 1
Rapat Pimpinan (RAPIM)
Pasal 35
Paragraf 2
Rapat Pimpinan Lengkap (RAPIMKAP)
Pasal 36
1. RAPIMKAP RSIA KSI Batam merupakan forum untuk membahas masalah kebijakan
dan pelaksanaan kebijakan dalam rangka mencapai tujuan RSIA KSI Batam di bidang
pelayanan, termasuk yang menyangkut penyelenggaraan profesi maupun bidang
administrasi/manajemen.
2. RAPIMKAP dihadiri oleh:
a. Direktur Utama RSIA KSI Batam;
b. Para Direktur RSIA KSI Batam;
c. Para Manajer RSIA KSI Batam;
d. Kepala unit RSIA KSI Batam; dan
e. Kepala Departemen / KSM (Kelompok Staf Medis) di lingkungan RSIA KSI
Batam.
3. RAPIMKAP diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
Paragraf 3
Rapat Kerja (RAKER)
Pasal 37
1. RAKER RSIA KSI Batam merupakan rapat yang diselenggarakan dalam rangka
penyusunan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT).
2. RAKER RSIA KSI Batam dalam rangka penyusunan Renstra dihadiri oleh Pimpinan
RSIA KSI Batam.
3. RAKER RSIA KSI Batam dalam rangka penyusunan RKT dihadiri oleh:
a. Pimpinan RSIA KSI Batam;
b. Manajer RSIA KSI Batam; dan
c. Instalasi/Unit RSIA KSI Batam
4. RAKER RSIA KSI Batam diselenggarakan minimal 1 (satu) kali dalam setahun.
Paragraf 4
Pasal 38
Paragraf 5
Rapat Koordinasi (RAKOR)
Pasal 39
1. RAKOR merupakan rapat yang diselenggarakan oleh para direktur dengan jajaran yang
ada di bawahnya.
2. RAKOR dipimpin oleh direktur yang terkait.
3. RAKOR dilaksanakan dalam rangka evaluasi dan monitoring kinerja unit kerja.
4. RAKOR diadakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan atau disesuaikan dengan
kebutuhan.
Bagian Kelima
Kontrak Kinerja
Pasal 40
1) Masa tugas Pimpinan RSIA KSI Batam yaitu maksimal 5 (lima) tahun dan dapat
ditugaskan kembali maksimal untuk masa 5 (lima) tahun berikutnya.
2) Pengangkatan Direktur Utama RSIA KSI Batam disertai kontrak kinerja dengan
Badan Pengurus.
3) Kontrak kinerja merupakan kontrak yang telah disepakati dalam rangka pencapaian
target kerja yang akan dilaksanakan.
4) Kontrak kinerja RSIA KSI Batam terbagi menjadi:
a) Kontrak kinerja Direktur Utama dengan Badan Pengurus;
b) Kontrak kinerja para Direktur dengan Direktur Utama;
c) Kontrak kinerja Manajer/kepala Unit/Instalasi dengan para Direktur.
5. Kontrak kinerja Direktur utama dengan Badan Pengurus merupakan kontrak yang
disepakati bersama antara Direktur Utama RSIA KSI Batam dengan Badan Pengurus
sebagai acuan pencapaian target kinerja RSIA KSI Batam setiap tahunnya.
6. Kontrak kinerja para Direktur dengan Direktur Utama merupakan kontrak yang
disepakati bersama antara Direktur Utama dan para Direktur dalam rangka pencapaian
target kinerja sesuai pembidangan masing-masing Direktur
7. Kontrak kinerja Manajer/kepala Unit/Instalasi dengan Direktur RSIA KSI Batam
merupakan kontrak yang disepakati bersama antara Direktur Utama dan para direktur
terkait dan Manajer/kepala Unit/Instalasi dalam rangka pencapaian target kinerja.
8. Kontrak kinerja disusun dan disepakati setiap tahun sebelum tahun anggaran
berikutnya.
BAB VI
Pasal 41
BAB VII
KOMITE
Bagian Kesatu
Tugas Komite
Pasal 43
Bagian Kedua
Jenis Komite
Pasal 44
1. Komite-komite di RSIA KSI Batam terdiri dari:
a. Komite Medik;
b. Komite Keperawatan;
c. Komite Tenaga Kesehatan lainnya:
d. Komite Etik dan Hukum;
e. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI);
f.Komite Farmasi dan Terapi;
g. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien; dan
h. Komite Etik Penelitian.
i. Komite PPRA.
Bagian Ketiga
Komite Medik
Paragraf 1
Tugas dan Fungsi Komite Medik
Pasal 45
1) Komite Medik bertugas meningkatkan profesionalisme Staf Medik RSIA KSI Batam
dengan cara:
a. Melakukan proses kredensial dan rekredensial bagi seluruh Staf Medik yang akan
melakukan pelayanan medik di rumah sakit;
b. Memelihara mutu profesi Staf Medik;
c. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi Staf Medik.
d. Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk melakukan Root Cause Analysis
(RCA) dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA);
e. Mengkoordinir investigasi dan masalah terkait:
1. Kondisi Potensial Cedera (KPC);
2. Kejadian Nyaris Cedera (KNC);
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC);
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD); dan
5. Kejadian Sentinel (KS).
2) Fungsi Komite Medik dalam melaksanakan tugas kredensial:
a) Menyusun dan mengkompilasi daftar wewenang klinik sesuai dengan masukan
dari kelompok Staf Medik berdasarkan norma profesi yang berlaku;
b) Menyelenggarakan pemeriksaan dan pengkajian:
1) Kompetensi;
2) Kesehatan jasmani dan mental;
3) Perilaku;
4) Etika profesi.
c) Melakukan evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/ kedokteran gigi
berkelanjutan.
d) Melakukan wawancara terhadap pelamar wewenang klinik.
e) Menilai dan memutuskan wewenang klinik yang kuat.
f) Melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
wewenang klinik kepada Direktur Utama.
g) Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinik.
4) Fungsi Komite Medik dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku
profesi Staf Medik:
a. Membina etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. Memeriksa Staf Medik yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. Merekomendasi disiplin Staf Medik profesional di rumah sakit; dan
d. Memberikan nasihat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medik pasien.
Paragraf 2
Struktur dan Keanggotaan Komite Medik
Pasal 46
Pasal 47
1. Keanggotaan Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam dengan
mempertimbangkan sikap profesional, reputasi dan perilaku.
2. Jumlah anggota Komite Medik paling sedikit 5 (lima) orang, paling banyak 9 (sembilan)
orang, termasuk Ketua dan Sekretaris.
3. Ketua, Sekretaris, dan anggota Komite Medik diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dengan mempertimbangkan
sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
Paragraf 3
Paragraf 4
Kedudukan Komite Medik
Pasal 49
1. Direktur Utama RSIA KSI Batam menetapkan kebijakan, prosedur, dan sumber daya
yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi Komite Medik.
2. Komite Medik bertanggung jawab kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam .
3. Hubungan antara Direktur Utama RSIA KSI Batam dan Komite Medik terbatas pada hal
yang berkaitan dengan profesionalisme Staf Medik.
4. Hal-hal yang terkait dengan pengelolaan RSIA KSI Batam dan sumber dayanya
dilakukan sepenuhnya oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .
5. Direktur Utama RSIA KSI Batam bekerja sama dengan Komite Medik menyusun
peraturan layanan medik agar menjamin pelayanan yang profesional mulai saat pasien
masuk rumah sakit hingga keluar rumah sakit.
Pasal 50
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Komite Medik dapat dibantu oleh Mitra Bestari.
1. Mitra Bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari RSIA KSI Batam ,
rumah sakit lain, perhimpunan dokter/dokter gigi spesialis, kolegium dokter/dokter gigi,
kolegium dokter/dokter gigi spesialis, dan/atau institusi pendidikan
kedokteran/kedokteran gigi lain diluar RSIA KSI Batam.
Pasal 51
1. Anggota Komite Medik berhak memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan keuangan
RSIA KSI Batam .
2. Pelaksanaan kegiatan Komite Medik didanai dengan anggaran RSIA KSI Batam sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Paragraf 5
Rapat-Rapat Komite Medik
Pasal 52
1. Komite Medik dalam menjalankan tugasnya dapat mengadakan rapat setiap saat
dibutuhkan.
2. Rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh anggota dan hal ini
dinyatakan sebagai sudah memenuhi kuorum.
3. Bilamana rapat sudah dibuka secara resmi dan belum memenuhi kuorum, maka rapat
ditunda selama 30 (tiga puluh) menit, selanjutnya rapat dinyatakan sah dengan tanpa
memperhatikan kuorum.
4. Mekanisme pengambilan keputusan di bidang keprofesian dalam setiap kegiatan Komite
Medik dilaksanakan secara sehat dengan memperhatikan azas kolegialitas.
5. Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat.
Bagian Keempat
Komite Keperawatan
Pasal 57
1) Komite Keperawatan merupakan wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, pemeliharaan
etika dan disiplin profesi.
2) Susunan organisasi Komite Keperawatan terdiri dari:
a) Ketua;
b) Sekretaris; dan
c) Sub-Komite.
3. Ketua dan anggota Komite Keperawatan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Ketua dan anggota Komite Keperawatan dapat diberhentikan pada masa jabatannya
apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan rumah sakit.
Pasal 54
1. Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam.
2. Sekretaris dan Sub-Komite diusulkan oleh Ketua Komite Keperawatan dan ditetapkan
oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .
Pasal 55
1. Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur Utama RSIA KSI
Batam dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga
keperawatan serta pengembangan profesi berkelanjutan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite
Keperawatan mempunyai fungsi:
a) Penyelenggaraan konsultasi keperawatan;
b) Penyelenggaraan tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan;
c) Pemberian motivasi dalam pemecahan masalah profesi keperawatan melalui
pembelajaran;
d) Penggalian inovasi dan ide-ide yang membangun dan pembaharuan ke arah
perbaikan profesi keperawatan;
e) Memfasilitasi proses pendampingan pengembangan profesi keperawatan sesuai
dengan kebutuhan;
f) Penyelenggaraan advokasi dengan memberikan perlindungan dan dukungan
kepada profesi keperawatan dalam menerima hak-haknya termasuk masalah
hukum.
Bagian Kelima
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
Pasal 56
1. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya merupakan wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan lainnya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, pemeliharaan
etika dan disiplin profesi.
2. Susunan organisasi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya terdiri dari:
a) Ketua;
b) Sekretaris; dan
c) Sub-Komite.
3. Ketua dan anggota Komite Tenaga Kesehatan Lainnya diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Ketua dan anggota Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dapat diberhentikan pada masa
jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI BATAM ;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan rumah sakit.
Pasal 57
1. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI
Batam .
2. Sekretaris dan Sub-Komite diusulkan oleh Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dan
ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .
Pasal 58
1. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya mempunyai tugas pokok membantu Direktur Utama
RSIA KSI Batam dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi
tenaga kesehatan lainnya serta pengembangan profesi berkelanjutan.
2. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite
Keperawatan mempunyai fungsi:
a) Penyelenggaraan tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan;
b) Melakukan proses kredensial dan rekredensial dengan bantuan Mitra Bestari
bagi seluruh staf tenaga kesehatan lainnya yang akan melakukan pelayanan di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Sayang Ibu Batam;
c) Meningkatkan dan mempertahankan mutu, kompetensi dan profesionalisme staf
tenaga kesehatan lainnya;
d) Memelihara disiplin, etika dan perilaku profesi sesuai dengan standar profesi,
pedoman perilaku pegawai serta pendampingan;
e) Menyusun pedoman, panduan, kebijakan yang berkaitan dengan proses
kredensial, standar, kompetensi, disiplin dan etika profesi sesuai ruang lingkup
tenaga kesehatan yang dinaungi.
Bagian Keenam
Komite Etik dan Hukum
Paragraf I
Tugas dan Fungsi Komite Etik dan Hukum
Pasal 63
1) Komite Etik dan Hukum memiliki tugas:
a) Menyusun dan merumuskan medikolegal dan kode etik pelayanan rumah
sakit;
b) Menjamin pelaksanaan medikolegal dan kode etik pelayanan rumah sakit;
c) Menyelesaikan masalah pelanggaran terhadap medikolegal, etik pelayanan
rumah sakit dan kebijakan yang terkait Peraturan Internal ini;
d) Berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait terkait dalam memberikan
rekomendasi kaji etik medikolegal yang dilakukan;
e) Melakukan pemantauan pelaksanaan etika medikolegal yang dilakukan di
RSIA KSI Batam ;
f) Melakukan pembinaan dalam aspek etik dan medikolegal.
g) Melakukan koordinasi dengan unit kerja di RSIA KSI Batam yang
membidangi masalah hukum;
h) Membantu penanganan masalah hukum terkait operasional RSIA KSI Batam ;
2) Dalam melaksanakan tugas Komite Etik dan Hukum berfungsi:
a) Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi mediko-etiko-legal, baik
internal maupun eksternal RSIA KSI Batam ;
b) Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan hukum bagi
pegawai di RSIA KSI Batam ;
c) Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risiko manajemen terhadap
masalah-masalah etika dan hukum di RSIA KSI Batam .
3) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) disampaikan secara tertulis
kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam bentuk rekomendasi.
Paragraf 2
Pasal 60
1. Komite Etik dan Hukum dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama
setelah mempertimbangkan masukan dari para Direktur RSIA KSI Batam .
2. Ketua dan anggota Komite Etik dan Hukum diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
3. Ketua dan anggota Komite Etik dan Hukum dapat diberhentikan pada masa jabatannya
apabila:
0. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
1. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
2. Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam ;
3. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam .
Bagian Ketujuh
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Komite PPI)
Pasal 61
1) Komite PPI dibentuk guna membantu Direktur Utama RSIA KSI BATAM dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi.
2) Komite PPI dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RSIA KSI
BATAM .
3) Ketua dan anggota Komite PPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
RSIA KSI BATAM untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4) Ketua dan anggota Komite PPI dapat diberhentikan pada masa jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI BATAM ;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI BATAM .
Pasal 62
Bagian Kedelapan
Komite Farmasi dan Terapi (KFT)
Pasal 63
1. KFT dibentuk guna membantu Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam rangka
mewujudkan pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.
2. KFT merupakan wadah non struktural yang berada di bawah serta bertanggung jawab
kepada Direktur Utama RSIA KSI Batam.
3. KFT diangkat dan ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam untuk masa jabatan
3 (tiga) tahun.
4. Susunan organisasi KFT terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota.
5. Ketua KFT merupakan dokter spesialis farmakologi klinik atau apoteker magister klinis.
6. Sekretaris KFT merupakan apoteker dan/atau dokter.
7. Ketua dan anggota KFT dapat diberhentikan pada masa jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam.
Pasal 64
Bagian Kesembilan
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Pasal 65
1. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien diangkat dan ditetapkan oleh Direktur Utama
RSIA KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
2. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien terdiri dari:
a) Ketua; dan
b) Anggota.
3. Ketua dan anggota Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dapat diberhentikan pada masa
jabatannya apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana,
kejahatan dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI
Batam.
Pasal 66
Bagian Kesepuluh
Komite PPRA (Program Pengendalian Resistensi Antibiotik)
Pasal 67
1. Komite PPRA dibentuk guna membantu Direktur Utama RSIA KSI Batam dalam
mendukung program pengendalian resistensi antibiotic.
2. Komite PPRA dibentuk dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama RSIA KSI
Batam.
3. Ketua dan anggota Komite ppra diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama RSIA
KSI Batam untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Ketua dan anggota Komite PPRA dapat diberhentikan pada masa jabatannya apabila:
0. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
1. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
2. Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam;
3. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam.
Pasal 68
BAB VIII
TATA KERJA ORGANISASI RSIA KSI BATAM
Pasal 69
1. Dalam rangka melaksanakan tugas, setiap pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan pendekatan lintas fungsi, baik
secara vertikal maupun horizontal, baik di lingkungannya sendiri maupun dengan instalasi
lain, sesuai tugas masing-masing.
2. Pejabat yang dimaksud dalam ayat (1) merupakan Manajer, Kepala Unit, Kepala Instalasi
dan Ketua Komite.
3. Setiap pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam bertanggung jawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
4. Setiap pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggung jawab kepada atasan serta menyampaikan laporan berkala.
5. Setiap laporan yang diterima oleh pejabat di lingkungan RSIA KSI Batam dari bawahan,
wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan perubahan untuk menyusun laporan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
BAB IX
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 70
Bagian Kedua
Staf Medik
Pasal 71
Pasal 72
Paragraf 1
Staf Tamu
Pasal 73
1) Staf Tamu terdiri atas staf diluar Staf Medik, Keperawatan dan Tenaga Kesehatan
Lainnya yang dianggap mampu untuk membantu meningkatkan kualitas pelayanan di
RSIA KSI Batam.
2) Staf Tamu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diangkat berdasarkan
keahliannya yang dibutuhkan oleh RSIA KSI Batam.
3) Dalam melaksanakan tugasnya Staf Tamu harus berkerja sama dengan Staf Medik,
Keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.
4) Staf Tamu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Direktur Utama RSIA
KSI Batam.
Pasal 74
Pasal 75
Selain harus memenuhi tanggung jawab dasar seperti tercantum dalam Peraturan Kebijakan
Kredensial, Staf Tamu diharuskan:
a. Mengikuti orientasi rumah sakit, orientasi tempat kerja, dan orientasi pekerjaan;
b. Bertanggung jawab sesuai dengan keahliannya dalam membantu pengembangan
pelayanan kepada pasien;
c. Memberikan rekomendasi kepada dokter yang merawat pasien tentang hal-hal yang dapat
dilakukan untuk kebaikan pasien;
d. Berperan dalam peningkatan kualitas pelayanan;
e. Dapat menghadiri pertemuan klinik dan pendidikan di departemen dan dalam kepanitiaan
yang diikuti.
Paragraf 2
Staf Kehormatan
Pasal 76
Anggota Staf Medik yang sudah pensiun dapat diusulkan untuk menjadi staf kehormatan
dengan wewenang dan tugas yang disebutkan dalam surat pengusulan.
1. Staf kehormatan ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam berdasarkan usulan
departemen terkait.
2. Staf kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat untuk kurun waktu
tertentu sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan rumah sakit.
Paragraf 3
Staf Residen
Pasal 77
Pasal 78
1. Dalam melaksanakan tugasnya Staf Residen berada dalam lingkup pengawasan Ketua
Departemen, melalui Ketua Program Studi (KPS) dengan supervisi Staf Medik (DPJP).
2. Staf Residen dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab untuk pelayanan yang
aman, efektif, dan penuh empati kepada pasien rawat inap, rawat jalan, dan pelayanan
medik lain sesuai dengan pengalaman dan pelatihan yang dimilikinya.
3. Rincian tugas dan wewenang Staf Residen diatur oleh Ketua Program Studi masing-
masing departemen.
4. Staf Residen dalam melaksanakan tugasnya di RSIA KSI Batam wajib memiliki SIP
PPDS/PPDGS/Program Pendidikan Dokter Sub Spesialis/Dokter Gigi Sub
Spesialis/Program Pendidikan Spesialis 1 Keperawatan di RSIA KSI Batam.
Paragraf 4
Staf Medik Dari Luar RSIA KSI Batam
Pasal 79
Staf Medik peserta pelatihan yang berasal dari luar RSIA KSI Batam, untuk mengikuti
kegiatan pelatihan di RSIA KSI Batam wajib mendapatkan surat tugas dari Direktur Utama
RSIA KSI Batam dan memiliki Surat Izin Praktek (SIP).
Bagian Ketiga
Kewenangan Klinis
Pasal 80
Bagian Keempat
Penugasan Klinis
Pasal 81
BAB X
SUBKOMITE KREDENSIAL KOMITE MEDIK
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 82
1. Tujuan Umum Subkomite Kredensial yaitu untuk melindungi keselamatan pasien dengan
memastikan bahwa Staf Medik yang akan melakukan pelayanan medik di RSIA KSI
Batam memiliki kompetensi sesuai dengan buku manual.
2. Tujuan Khusus Subkomite Kredensial yaitu:
a. Memastikan Staf Medik yang profesional dan akuntabel bagi pelayanan di RSIA
KSI Batam;
b. Menyusun jenis-jenis Kewenangan Klinis bagi setiap Staf Medik yang melakukan
pelayanan medik di RSIA KSI Batam sesuai dengan cabang ilmu
kedokteran/kedokteran gigi yang ditetapkan oleh Kolegium Kedokteran/Kedokteran
Gigi Indonesia;
c. Memberikan masukan pada Komite Medik terkait penerbitan penugasan klinik;
d. Menjaga reputasi dan kredibilitas para Staf Medik dan RSIA KSI Batam di hadapan
pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan.
Pasal 83
Subkomite Kredensial terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang Staf Medik yang
memiliki surat penugasan klinik di RSIA KSI Batam, berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
Bagian Kedua
Standar Kompetensi
Pasal 84
1) Untuk menjaga keselamatan pasien, maka dalam rangka menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya, seorang Staf Medik wajib menjaga standar kompetensi dengan
melakukan uji standar kompetensi sesuai ketentuan kolegium.
2) Kompetensi Staf Medik meliputi 2 (dua) aspek, yaitu:
a. Kompetensi profesi medik terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
profesional;
b. Kompetensi fisik dan mental.
3) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dibuktikan dengan sertifikat
kompetensi yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
4) Seorang Staf Medik yang telah dinyatakan kompeten, harus mengikuti proses kredensial
yang dilakukan oleh RSIA KSI Batam dengan memperhatikan sebagaimana tercantum
pada ayat (2) huruf a dan b untuk memperoleh penugasan klinis.
5) Penugasan klinik seorang Staf Medik dapat diakhiri sebelum jangka waktu berakhir
dengan alasan tertentu.
6) Tata cara usulan pengakhiran penugasan klinik sebagaimana tercantum pada ayat (5)
ditetapkan oleh Direktur Utama RSIA KSI Batam .
Bagian Ketiga
Kegiatan Kredensial
Pasal 85
Pasal 86
1) Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap Staf Medik dalam hal:
a) Masa berlaku surat penugasan klinis yang dimiliki oleh Staf Medik telah habis
masa berlakunya, paling lama 3 (tiga) tahun;
b) Staf Medik yang bersangkutan diduga melakukan kelalaian terkait tugas dan
kewenangannya;
c) Staf Medik yang bersangkutan diduga terganggu kesehatannya, baik jasmani
maupun mental.
2) Dalam proses rekredensial, Subkomite Kredensial dapat memberikan rekomendasi
kepada ketua Komite Medik sebagai berikut:
a) Kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
b) Kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
c) Kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
d) Kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu;
e) Kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;
f) Kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
3) Subkomite kredensial wajib melakukan pembinaan profesi melalui mekanisme
pendampingan bagi Staf Medik yang kewenangan klinisnya ditambah atau dikurangi.
BAB XI
SUBKOMITE MUTU PROFESI
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 87
Bagian Kedua
Keanggotaan Subkomite Mutu Profesi
Pasal 88
Subkomite Mutu Profesi RSIA KSI Batam terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
Staf Medik yang memiliki surat penugasan klinis di RSIA KSI Batam dan berasal dari
disiplin ilmu yang berbeda.
Bagian Ketiga
Audit Klinis
Pasal 89
Direktur Utama RSIA KSI Batam berhak menetapkan kebijakan dan prosedur seluruh
mekanisme kerja Subkomite Mutu Batam berdasarkan atas masukan Komite Medik.
1. Direktur Utama RSIA KSI BATAM bertanggung jawab atas tersedianya berbagai
sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan Audit Klinis dapat terselenggara.
2. Audit Klinis yang dilakukan oleh RSIA KSI Batam merupakan kegiatan evaluasi profesi
secara sistemik yang melibatkan Staf Medik yang terdiri atas kegiatan peer-review,
surveillance, dan assessment terhadap pelayanan medik di RSIA KSI Batam .
3. Audit Klinis dilaksanakan sebagai implementasi fungsi manajemen klinik dalam rangka
penerapan tata kelola klinik yang baik di rumah sakit.
4. Audit Klinis tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya kesalahan seorang Staf
Medik dalam 1 (satu) kasus.
5. Audit Klinis tidak digunakan untuk menindaklanjuti laporan kejadian atas dugaan
kelalaian seorang Staf Medik.
6. Audit Klinis dilakukan dengan mengedepankan respek terhadap semua Staf Medik
dengan cara tidak menyebutkan nama, tidak mempersalahkan, dan tidak mempermalukan.
7. Pelaksanaan tugas Audit Klinis diatur lebih lanjut dalam peraturan Direktur Utama RSIA
KSI Batam .
BAB XII
Bagian Kesatu
Tujuan
Pasal 90
Subkomite Etik dan Disiplin Profesi pada Komite Medik RSIA KSI Batam dibentuk dengan
tujuan:
a) Melindungi pasien dari risiko pelayanan Staf Medik yang tidak memenuhi syarat dan
tidak layak untuk melakukan asuhan klinik;
b) Memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme Staf Medik di rumah sakit.
Bagian Kedua
Keanggotaan
Pasal 91
Subkomite Etik dan Disiplin Profesi di RSIA KSI Batam terdiri atas sekurang-kurangnya 3
(tiga) orang Staf Medik yang memiliki surat penugasan klinik di RSIA KSI Batam dan
berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
Pasal 92
1. Setiap Staf Medik dalam melaksanakan asuhan medik di RSIA KSI Batam harus
menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme medik yang baik, agar pasien memperoleh
asuhan medik yang aman dan efektif.
2. Upaya peningkatan profesionalisme Staf Medik dilakukan dengan melaksanakan program
pembinaan profesionalisme medik dan upaya peningkatan disiplin dan perilaku
profesional Staf Medik di RSIA KSI Batam .
3. Apabila dalam penanganan asuhan medik dijumpai kesulitan dalam pengambilan
keputusan etik maka dapat dibentuk tim yang dapat membantu memberikan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan etik tersebut.
4. Pelaksanaan dan keputusan Subkomite Etik dan Disiplin Profesi yang diatur dalam
ketentuan ini tidak terkait atau tidak ada hubungannya dengan proses penegakan disiplin
profesi kedokteran di lembaga pemerintah, penegakan etika medik di organisasi profesi,
maupun penegakan hukum.
5. Pengaturan dan penerapan penegakan disiplin profesi bukan merupakan penegakan
disiplin kepegawaian sebagaimana diatur dalam tata tertib kepegawaian pada umumnya.
6. Landasan kerja Subkomite Etik dan Disiplin Profesi yaitu:
a) Peraturan internal RSIA KSI Batam ;
b) Peraturan internal Staf Medik;
c) Etik rumah sakit;
d) Norma etika medik dan norma-norma bioetika.
7. Tolok ukur dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional Staf Medik, diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Direktur Utama RSIA KSI Batam .
Bagian Ketiga
Kedudukan
Pasal 93
1. Direktur RSIA KSI Batam menetapkan kebijakan dan prosedur seluruh mekanisme kerja
Subkomite disiplin dan etik profesi berdasarkan masukan Komite Medik.
2. Direktur RSIA KSI Batam bertanggung jawab atas tersedianya berbagai sumber daya
yang dibutuhkan agar kegiatan disiplin dan etik profesi dapat terselenggara.
3. Penegakan disiplin dan etik profesi dilakukan oleh sebuah panel yang dibentuk oleh
Ketua Subkomite Etik dan Disiplin Profesi.
4. Panel sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari 3 (tiga) orang Staf Medik atau
lebih dalam jumlah ganjil dengan susunan 1 (satu) orang dari Subkomite Etik dan
Disiplin Profesi yang memiliki disiplin ilmu yang berbeda dari yang diperiksa dan 2 (dua)
orang atau lebih Staf Medik dari disiplin ilmu yang sama dengan yang diperiksa dapat
berasal dari dalam RSIA KSI Batam atau luar RSIA KSI Batam .
5. Anggota panel yang berasal dari luar RSIA KSI Batam ditetapkan atas persetujuan
Direktur Utama RSIA KSI Batam .
Bagian Keempat
Tata Cara Pendisiplinan
Pasal 94
BAB XIII
KELOMPOK STAF MEDIS
Bagian Kesatu
KETUA KELOMPOK STAF MEDIS
Pasal 95
1. Staf Medik dan staf fungsional kesehatan di RSIA KSI Batam dikelompokkan dalam
beberapa Kelompok Staf Medis (KSM).
2. Kelompok Staf Medis di RSIA KSI Batam dipimpin oleh Ketua Kelompok yang
merupakan suatu bentuk penugasan bersama antara Direktur Utama RSIA KSI Batam
dengan Kepala Departemen di fakultas-fakultas RIK.
3. Kelompok Staf Medis (KSM) di lingkungan RSIA KSI Batam dapat terdiri atas:
a) KSM Ilmu Kesehatan Anak;
b) KSM Ilmu Bedah;
c) KSM Obstetri dan Ginekologi;
d) KSM Ilmu Penyakit Dalam;
e) KSM Kardiologi;
f) KSM Neurologi;
g) KSM Pulmonologi;
h) KSM Ilmu Kesehatan Mata;
i) KSM Telinga, Hidung dan Tenggorokan;
j) KSM Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin;
k) KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif;
l) KSM Rehabilitasi Medik;
m) KSM Orthopedi dan Traumatologi;
n) KSM Forensik Klinik dan Medikolegal;
o) KSM Radiologi;
p) KSM Gizi Klinik;
q) KSM Patologi Klinik;
r) KSM Patologi Anatomi;
s) KSM Parasitologi;
t) KSM Mikrobiologi Klinik;
u) KSM Farmakologi Klinik;
v) KSM Akupuntur;
w) KSM Psikiatri;
x) KSM Urologi;
y) KSM Bedah Saraf;
z) KSM Ilmu Konservasi Gigi;
aa) KSM Ilmu Penyakit Mulut;
bb) KSM Radiologi Kedokteran Gigi;
cc) KSM Bedah Mulut dan Maksilofasial;
dd) KSM Ortodonti;
ee) KSM Pedodonti;
ff) KSM Periodonsia;
gg) KSM Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi Pencegahan;
hh) KSM Prostodonti.
4. KSM dapat dibentuk, digabungkan, atau dihapuskan setelah mendapat kajian dari
Komite Medik
5. Komite Medik harus memastikan bahwa pembentukan, penggabungan atau
penghapusan Staf Medik dan staf fungsional kesehatan departemen sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan tujuan RSIA KSI Batam dan kebutuhan
masyarakat.
Pasal 96
1) Setiap KSM dapat membentuk Sub KSM sesuai dengan unit pelayanan subspesialistik
dari masing-masing KSM di RSIA KSI Batam.
2) Dasar utama pembentukan Sub KSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu aspek
efektivitas dan efisiensi pelayanan kepada pasien dengan memperhatikan
perkembangan ilmu serta kecenderungan yang terjadi dalam pelayanan kedokteran dan
kesehatan modern.
Pasal 97
Bagian kedua
Pertemuan KSM
Pasal 98
1) Ketua KSM dijabat oleh Staf Medik yang belum memasuki masa pensiun dan/atau habis
masa kontrak dengan usia belum mencapai usia 60 (enam puluh) tahun pada saat
ditetapkan.
2) Ketua KSM menjabat selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali sebanyak-
banyaknya 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
Pasal 99
1. Ketua KSM dapat diberhentikan dari jabatannya sebelum masa jabatan berakhir, apabila:
a) Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
c) Terlibat dalam tindakan yang merugikan RSIA KSI Batam ;
d) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan/atau kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan RSIA KSI Batam.
2. Proses pemberhentian Ketua KSM dilakukan atas usulan Direktur Utama RSIA KSI.
Pasal 100
Ketua KSM otomatis diberhentikan dari jabatannya bila yang bersangkutan pensiun dan/atau
tidak lagi memenuhi persyaratan untuk menjabat sebagai Ketua KSM.
Bagian Ketiga
Tugas Ketua KSM
Pasal 101
BAB XIV
Pasal 102
Pelaksanaan tata kelola klinik akan diatur lebih lanjut di dalam tata tertib Staf Medik yang
tercantum dalam pedoman pengelolaan organisasi komite medik.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 103
Ditetapkan di Batam
Pada tanggal
Direktur Utama,
dr ……………………….
NIP. ………………….