Menimbang : a. Bahwa rumah sakit tidak lagi sebagai lembaga social yang kebal
hukum, tetapi bergeser menjadi lembaga yang dapat menjadi
subyek hukum.
b. Bahwa perubahan paradigm tersebut perlu ditindak lanjuti
dengan penyusunan peraturan internal yang mengatur peran
dan fungsi pemilik, badan pengelola, direksi dan staf medis di
rumah sakit.
c. Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Keputusan Direktur Utama PT. Raudhatussyfaa Sehat Bersama.
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Pengertian
Peraturan Internal Staf Medik ( Medical Staff By Laws ) adalah aturan dasar yang mengatur
hubungan antara pemilik, badan pengelola, direksi dan staf medis di rumah sakit. Dalam
peraturan ini yang dimaksud dengan :
(1) Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
(2) Pemilik Rumah Sakit adalah PT. Raudhatussyifaa Sehat Bersama yang dibentuk
berdasarkan Akta Notaris Ny. Lia Amalia SH Nomor : 29, tanggal 15 juni 2011.
(3) Badan Pengelola adalahJajaran direksi PT. Raudhatussyifaa Sehat Bersama yang
ditunjuk oleh pemilik melalui RUPS untuk menjalankan dan memimpin Persero.
(4) Direktur adalah Pimpinan Rumah Sakit yang diangkat oleh badan Pengelola, yang
bertanggung jawab kepada pemilik dalam pengelolaan rumah sakit.
(5) Wakil Direktur adalah Pimpinan Rumah Sakit yang diangkat oleh badan Pengelola,
untuk membantu Direktur dalam melaksanakan tugas operasional penyelenggaraan
rumah sakit.
(6) Komite medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi medis.
(7) Komite medik merupakan non struktural yang dibentuk dan bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit.
(8) Staf medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di
rumah sakit.
(9) Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis untuk
melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit
untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis
(clinical appointment).
(10) Penugasan klinis (clinical appointment) adalah penugasan direktur rumah sakit
kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis dirumah
sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
(11) Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
(12) Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
(13) Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
Bagian Pertama
Nama dan Struktur Organisasi
Pasal 2
Komite Medik
(1) Komite Medik ditetapkan dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah Sakit.
(2) Komite Medik melaksanakan kredensial terhadap staf medis, audit medis dan
pengawasan etika dan disiplin profesi medis.
(3) Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis
(clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien
lebih terjamin dan terlindungi.
(4) Bukti Pengawasan dan review sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan oleh
Ketua Komite Medik dan dilaporkan ke Direktur Rumah Sakit
Pasal 3
Susunan Organisasi dan keanggotaan
(1) Komite Medik Rumah Sakit Permata Cirebon dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit.
(2) Susunan organisasi komite medik sekurang – kurangnya terdiri dari :
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. subkomite.
(3) Dalam keadaan keterbatasan sumber daya, susunan organisasi komite medik sekurang-
kurangnya dapat terdiri dari:
a. ketua dan sekretaris tanpa subkomite; atau
b. ketua dan sekretaris merangkap ketua dan anggota subkomite.
Pasal 4
(1) Keanggotaan komite medik ditetapkan oleh Direktur rumah sakit dengan
mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
(2) Jumlah keanggotaan komite medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan jumlah staf medis di rumah sakit.
(3) Ketua komite medik ditetapkan oleh Direktur rumah sakit dengan memperhatikan
masukan dan bukti dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.
(4) Sekretaris komite medik dan ketua subkomite ditetapkan oleh Direktur rumah sakit
berdasarkan rekomendasi dari ketua komite medik dengan memperhatikan masukan
dari staf medis yang bekerja di rumah sakit dan rekomendasi berdasarkan rapat.
(5) Anggota komite medik terbagi ke dalam subkomite.
Subkomite sebagaimana dimaksud terdiri dari:
a. subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf medis;
Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi
Pasal 5
(1) Komite medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf medis yang
bekerja di rumah sakit dengan cara:
a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan
medis di rumah sakit;
b. memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan
dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku;
b. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
kompetensi;
kesehatan fisik dan mental;
perilaku;
etika profesi.
c. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan;
d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat.
f. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan
klinis kepada Direktur Rumah Sakit.
g. melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis kepada
direktur rumah sakit
h. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis di serahkan
ke direktur.
(3) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. pelaksanaan audit medis;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan
bagi staf medis;
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumah sakit tersebut;
d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang
membutuhkan.
(4) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis
komite medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
Medical Satff By Laws RS Permata Cirebon 5
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medis pasien.
Pasal 6
Pasal 7
Sub Komite
(1) Subkomite adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu pelaksanaan tugas –
tugas Komite Medik
(2) Sub Komite dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
(3) Sub Komite kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur atas usulan
dari Komite Medik.
(4) Susunan Kepengurusan Sub Komite terdiri dari :
a. Ketua merangkap Anggota;
b. Sekretaris merangkap Anggota;
c. Anggota
(5) Sub Komite yang ada di Rumah Sakit Permata Cirebon terdiri dari :
a. Sub Komite Kredensial
b. Sub Komite Mutu Profesi
c. Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
(6) Jumlah Sub Komite dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan.
(7) Informasi atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sesuai dengan pedoman
masing – masing Sub Komite.
Pasal 8
Hubungan Direktur Rumah Sakit dengan Badan Pengelola
Pasal 9
Hubungan Direktur dengan Komite Medik
(1) Direktur Rumah Sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi komite medik.
(2) Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dan bertanggung jawab kepada
Direktur Rumah Sakit Permata Cirebon.
(3) Direktur Rumah Sakit berperan mendorong dan mendukung dalam bentuk kebijakan
dalam upaya memberdayakan Komite Medik untuk mencapai tujuan Rumah Sakit sesuai
dengan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Rumah Sakit Permata Cirebon.
(4) Peran terhadap Komite Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui
integrasi dan koordinasi secara terus-menerus dan berkesinambungan.
(5) Intergrasi dan koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), diselenggarakan melalui
pemberdayaan fungsi-fungsi dalam Organisasi Komite Medik Rumah Sakit Permata
Cirebon.
(6) Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medik dilaporkan secara tertulis kepada Direktur
Rumah Sakit dalam bentuk rekomendasi.
(7) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6), adalah
menjadi bahan pertimbangan keputusan Direktur yang terkait dengan rekomendasi dari
Komite Medik.
Pasal 10
Nama
(1) Nama organisasi kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter
Gigi Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medis di rumah sakit ini adalah
Kelompok Staf Medis (KSM) Rumah Sakit Permata Cirebon.
(2) Pengelompokkan anggota KSM adalah berdasarkan keahlian dan/atau spesialisasi yang
ada di Rumah Sakit Permata Cirebon, dengan keanggotaan sekurang-kurangnya 2 (dua)
orang, apabila kurang dari (2) orang, maka bergabung di KSM spesialis lain.
(3) Nama wadah profesional medis yang keanggotannya berasal dari Ketua-ketua Kelompok
Staf Medis dan/atau yang mewakili KSM secara tetap adalah Komite Medik Rumah Sakit
Permata Cirebon.
Pasal 11
Tujuan
Tujuan dan pengorganisasian Kelompok Staf Medis (KSM) adalah agar staf medis di rumah
sakit Permata Cirebon dapat menata diri dengan fokus terhadap pelayanan pasien, sehingga
menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas, efisien dan bertanggung jawab.
Pasal 12
Tanggung Jawab
Secara administratif manajerial, Kelompok Staf Medis (KSM) berada di bawah Direktur
Rumah Sakit Permata Cirebon, tetapi secara fungsional sebagai profesi, anggota Kelompok
Staf Medis (KSM) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur melalui Ketua
Komite medik.
Pasal 13
Struktur Organisasi
(1) Anggota KSM dikelompokkan ke dalam masing-masing Kelompok Staf Medis (KSM)
sesuai dengan profesi dan keahliannya, minimal dengan 2 (dua) orang anggota.
(2) KSM yang ada di Rumah Sakit Permata Cirebon adalah :
1. KSM Anak
2. KSM Bedah
3. KSM Obstetri Gynecologi
4. KSM Penyakit Dalam
5. KSM Telinga Hidung Tenggorokan
6. KSM Mata
7. KSM Orthopedi
8. KSM Anestesi
9. KSM Radiologi
10. KSM Umum & Gigi (Dokter Umum, Gigi dan Mulut)
11. KSM Gabungan (Neurologi, Rehabilitasi Medis, Bedah Syaraf, Urologi, Patologi
Klinik, Gigi Anak, Psikiatri dan Kulit).
12. KSM Tambahan yang di usulkan Komite Medik dan di sahkan Oleh Direktur Rumah
Sakit Permata
(3) Bahwa anggota KSM dapat terdiri dari gabungan beberapa spesialisasi berbeda yang
ditetapkan Direktur RS Permata Cirebon.
(4) Susunan Kepengurusan KSM bila mencukupi terdiri dari :
a. Ketua KSM merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota;
c. Anggota
(5) Masa bakti kepengurusan KSM adalah minimal 1 (satu) tahun.
Pasal 14
Ketua Kelompok Staf Medis
(1) Ketua KSM dipilih dan ditetapkan oleh Direktur dari minimal 2 (dua) orang calon yang
diajukan.
(2) Dalam menentukan pilihan dan penetapan Ketua KSM, Direktur dapat meminta
pendapat dari Komite Medik.
(3) Ketua KSM terpilih menjadi pengurus Komite Medik.
(4) Tugas Ketua KSM adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota KSM, menyusun
uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota KSM dengan rincian sebagai berikut :
a. Menyusun Standar Pelayanan Medis (SPM) di bawah Direktur;
b. Mengevaluasi hasil indikator mutu klinis;
c. Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya;
(5) Ketua KSM mempunyai kewenangan mengatur anggota KSM.
Pasal 15
Sekretaris Kelompok Staf Medis
(1) Sekretaris dipilih oleh Ketua KSM dan anggota tetap KSM.
(2) Sekretaris KSM bertugas membantu Ketua KSM dalam bidang administrasi dan
manajerial.
Pasal 16
Pengangkatan Staf Medis
Direktur dapat mengangkat staf medis atas saran Komite Medik Rumah Sakit Permata
Cirebon sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 17
Penugasan Staf Medis
(1) Direktur menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap staf medis untuk suatu
tugas atau jabatan klinis tertentu.
(2) Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh Direktur berdasarkan masukan dari Komite Medik.
(3) Tenaga Medis yang telah mendapat penugasan di Rumah Sakit dapat berstatus sebagai
dokter purna waktu, dokter paruh waktu atau dokter tamu.
(4) Jangka waktu penugasan tenaga medis yang berstatus tetap sampai dengan penugasan
di Rumah Sakit berakhir, atau apabila terjadi kondisi sebagai berikut :
a. Bila izin praktek di Rumah Sakit Permata Cirebon yang bersangkutan sudah tidak
berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada; atau
b. Bila kondisi fisik/mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu lagi
melakukan tindakan medis secara menetap; atau
c. Bila tenaga medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak profesional,
kelalaian, atau perilaku menyimpang lainnya sebagaimana disarankan Komite
Medis.
(5) Penugasan Klinis di Rumah Sakit Permata Cirebon pada seorang tenaga medis hanya
dapat ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundang-
undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Internal ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Direktur setelah
mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit dan bila diperlukan
rekomendasi dari Sub Komite Kredensial dan etika Profesi.
c. Mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk menjamin agar rekam medis tiap
paisen yang ditangani di rumah sakit terpelihara dengan adekuat dan rekam medis
dilengkapi dalam waktu 2 (dua) kali 24 jam.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit sehubungan dengan tindakannya
dengan mengacu pada ketentuan pelayanan yang berlaku.
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia baik yang berkaitan dengan
kewajiban terhadap masyarakat, pasien, teman sejawat dan diri sendiri.
f. Memperhatikan syarat-syarat praktek klinis yang berlaku di rumah sakit.
Pasal 18
Syarat Menjadi Staf Medik
Untuk dapat bergabung dengan Rumah Sakit Permata Cirebon, maka dokter (baik dokter
umum, dokter spesialis, dokter gigi maupun dokter gigi spesialis) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
(1) Memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya yang dibuktikan dengan STR.
(2) Memiliki Surat Izin Praktik (SIP) yang diterbitkan oleh Dinas Kabupaten Cirebon.
(3) Sehat jasmani dan rohani serta memiliki perilaku dan moral yang baik.
(4) Telah melalui proses kredensial dan Sub Komite Kredensial dan Etika Profesi serta telah
mendapat persetujuan Komite Medik Rumah Sakit Permata Cirebon.
Pasal 19
Kategori Tenaga Medis
(1) Setiap dokter yang ditetapkan sebagai tenaga medis di Rumah Sakit Permata Cirebon
terdiri dari dokter purna waktu, dokter paruh waktu, dan dokter tamu (Konsultan).
(2) Rincian tentang hak, kewajiban, kewenangan dan tanggung jawab tenaga medis
sebagaimana diatur dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur dan dituangkan
dalam surat keputusan (SK).
Pasal 20
Purna Waktu
Dokter tetap atau purna waktu adalah dokter sebagai karyawan yang tidak terikat dengan
tugas pokok pada Instansi lain baik pemerintah maupun swasta.
Pasal 21
Paruh Waktu
(1) Dokter paruh waktu adalah dokter yang masih terikat dengan tugas pokok pada instansi
lain, baik pemeritah (PNS) maupun swasta. Direkrut untuk merawat pasien di Rumah
Sakit Permata Cirebon atas izin/persetujuan Pimpinan Instansi tempat tugas pokoknya
dan berkedudukan sebagai mitra, sejajar dengan dokter lain di Rumah Sakit,
bertanggung jawab secara mandiri, bertanggung-gugat secara proporsional sesuai
kesepakatan atau ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
(2) Yang dapat direkrut sebagai dokter paruh waktu adalah dokter Spesialis, Sub Spesialis
serta dokter lain yang dibutuhkan oleh rumah sakit.
Pasal 22
Konsultan
Dokter Tamu (Konsultan) adalah dokter yang karena seputasinya atau keahliannya diundang
secara khusus oleh Rumah Sakit untuk menangani atau membantu menangani kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani oleh staf medis yang ada atau mendemontrasikan suatu keahlian
atau teknologi baru dan bertanggung jawab secara mandiri, sesuai UU No. 29 tahun 2004.
Pasal 23
Purna Waktu
Staf Medik yang bekerja di Rumah Sakit dengan status sebagai dokter tetap ( Purna Waktu )
adalah :
(1) Memperoleh kesejahteraan sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri atas :
Penghasilan yang layak serta tidak melanggar ketentuan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Status kepegawaian yang jelas dan pasti.
Kenaikan pangkat sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
Pengembangan pengetahuan dan keterampilan.
Pengembangan karier sesuai kemampun individu dan ketentuan yang berlaku di
Rumah Sakit.
Cuti tahunan, cuti sakit, dan cuti yang lainnya sesuai ketentuan yang berlaku di
Rumah Sakit.
Cuti hamil bagi dokter perempuan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Cuti khusus berkenaan sifat pekerjannya sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
Lingkungan kerja yang sehat serta perlindungan terhadap kecelakaan kerja.
Pemeriksaan kesehatan prakarya, rutin dan khusus sesuai ketentuan yang
ditetapkan Pemerintah.
Santunan terhadap kecelakaan kerja yang menimpa sesuai ketentuan yang
ditetapkan pemerintah
Uang duka bagi keluarganya apabila meninggal dunia.
Bantuan hukum selama menjalani proses hukum yang berkaitan dengan
pekerjannya.
(2) Menggunakan fasilitas yang dimiliki rumah sakit untuk melakukan layanan berdasarkan
standar mutu layanan yang tinggi.
(3) Meminta konsultasi kepada dokter lain yang tercatat sebagai staf medis rumah sakit.
(4) Mendatangkan dokter tamu (visiting doctor) yang tidak tercatat sebagai staf medik
Rumah Sakit, baik untuk kepentingan konsultasi atau yang membantu melaksanakan
sebagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakannya setelah memperoleh izin dari
Direktur RS atau pejabat lain yang ditunjuk untuk itu.
(5) Memperoleh hak-hak lain yang ditetapkan dikemudian hari.
Pasal 24
Paruh Waktu
Staf medik yang bekerja di rumah sakit dengan status sebagai dokter Paruh waktu atau
dokter tamu berhak atas :
(6) Kesempatan untuk mendatangkan dokter tamu (visiting doctor) yang tidak tercatat
sebagai Staf Medik Rumah Sakit, baik untuk kepentingan konsultasi atau untuk
membantu melaksanakan sebagian pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakannya setelah
mendapat izin dari Direktur RS atau pejabat yang ditunjuk untuk itu.
(7) Kesempatan beristirahat untuk sementara waktu karena sakit atau karena alasan-alasan
lain yang layak.
(8) Hak-hak lain yang ditetapkan dikemudian hari.
Pasal 25
Staf Medik
Staf Medik Rumah Sakit memiliki kewajiban, antara lain sebagai berikut :
(1) Wajib mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Wajib mentaati semua Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws).
(3) Wajib mentaati etika rumah sakit, etika kedoketran, etika perawat, etika bidan dan
sebgainya.
(4) Wajib melaksanakan klausula-kalusula dalam perjanjian antara Rumah Sakit dengan
Staf Medik atau antara Rumah Sakit dengan pihak lain.
(5) Wajib memberikan layanan medik dengan mutu tinggi kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya serta bersedia dihubungi atau dipanggil setiap saat apabila
kondisi klinis yang bersangkutan berada dalam keadaan emergensi.
(6) Wajib memberikan pertolongan emergensi (baik kepada pasiennya sendiri atau
kepada pasien lain yang bukan menjadi tanggung jawabnya) apabila kondisi klinis
pasien tersebut berada dalam keadaan emergensi.
(7) Wajib menjaga etika rumah sakit serta berperilaku sopan terhadap pimpinan,
manajer, staf medik lain, profesional lain, pasien, keluarga pasien serta pengunjung.
(8) Wajib menjalin kerja sama yang harmonis dengan profesional lain yang ada di rumah
sakit dan menghormati kode etik profesi mereka.
(9) Wajib menyelesaikan semua kewajiban administratif sesuai peraturan yang berlaku.
(10) Wajib hadir dalam rapat-rapat yang diadakan oleh Pimpinan Rumah Sakit atau Komite
Medik.
(11) Wajib hadir dalam dengar pendapat (hearing) yang diadakan oleh Pimpinan Rumah
Sakit, Komite Medik atau tim yang dibentuk oleh rumah sakit berkaitan dengan
penanganan pasien/kasus.
(12) Wajib menunjukkan loyalitasnya kepada rumah sakit.
(13) Wajib membantu rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu layanan.
Pasal 26
Dalam melaksanakan pelayanan, Staf Medik mempunyai kewajiban terhadap pasien yang
ditangani untuk:
(1) Melakukan upaya kesehatan dengan sungguh-sungguh dan profesional sesuai standar
mutu yang tinggi.
(2) Segera menjalankan kebijakan medik yang benar, layak dan dapat diterima sesuai
standar mutu yang tinggi.
(3) Segera merujuk ke dokter atau fasilitas kesehatan lain manakala staf medik (baik
karena keterbatasan kemampuan, peralatan, waktu atau karena alasan lain yang
masuk akal) tidak mampu lagi untuk melakukan atau meneruskan upaya kesehatan
terhadap pasien.
(4) Menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pasien.
(5) Menjalin kerjasama yang harmonis dengan tenaga kesehatan lainnya.
(6) Memenuhi apa yang menurut etika dan hukum menjadi hak pasien.
(7) Menghormati kepentingan-kepentingan lain dari pasien.
(8) Menghormati kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat secara khusus dengan
pasien.
(9) Menerbitkan surat keterangan yang diperlukan bagi kepentingan pasien.
(10) Menghormati kerahasiaan ( konfidensialitas ) medik pasien.
(11) Memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya dan sejujur-jujurnya kepada pasien
dengan mempertimbangkan aspek psikologiknya.
Pasal 27
Dalam hal terjadinya sesuatu yang menyebabkan Staf Medik tidak dapat melaksanakan
kewajibannya menangani pasien untuk sementara waktu maka dia wajib memberitahu atau
meminta izin kepada Direktur Rumah Sakit atau pejabat yang ditunjuk serta wajib menunjuk
dokter pengganti (dengan keahlian sebidang dengannya) yang disetujui oleh pasien.
Pasal 28
Dalam hal Staf Medik bekerja sebagai Dokter Paruh Waktu maka sepenuhnya bertanggung
jawab gugat atas segala bentuk kerugian yang dialami pasien sebagai akibat dari kesalahan
medik yang dilakukan, kecuali ada kesepakatan tersendiri yang menentukan lain.
BAB IX
PEMBERHENTIAN
Pasal 29
Staf Medik yang berstatus dokter tetap diberhentikan dengan hormat dengan hak pension
karena :
(1) Telah memasuki masa pensiun yaitu telah berumur 60 tahun.
Medical Satff By Laws RS Permata Cirebon 15
(2) Permintaan sendiri jika yang bersangkutan belum memasuki masa pensiun, tetapi telah
menyelesaikan masa kerja minimal yaitu 25 tahun dan usia diatas 50 tahun.
Pasal 30
Pasal 31
Staf Medik tetap diberhentikan dengan hormat tanpa hak pesangon karena permintaan
sendiri jika yang bersangkutan manakala belum menyelesaikan masa tugasnya atau berhenti
atas persetujuan bersama.
Pasal 32
Staf Medik dapat diberhentikan dengan tidak hormat tanpa hak pesangon apabila
melakukan pelanggaran terhadap hukum, etika kedokteranataui peraturan lain yang
berlaku.
Pasal 33
Staf Medik Paruh waktu dan Staf Medik Tamu berhenti secara otomatis sebagai Staf Medik
Rumah Sakit tanpa hak pensiun, manakala telah menyelesaikan masa tugasnya atau
berhenti atas persetujuan bersama.
Pasal 34
Staf Medik Paruh waktu yang telah menyelesaikan masa tugasnya dapat bekerja kembali
setelah menandatangani kesepakatan baru dengan pihak Rumah Sakit.
BAB X
SANKSI
Pasal 35
Staf Medik Rumah Sakit, baik yang berstatus sebagai tenaga tetap, paruh waktu ataupun
tamu, yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, Peraturan
Rumah Sakit, kalusula-klausula perjanjian kerja atau etika dapat diberikan sanksi sesuai
dengan berat ringannya pelanggaran.
Pasal 36
Pemberian sanksi dilakukan oleh Direktur Rumah Sakit setelah mendengar pendapat dari
Komite Medik, Komite Etik dan Hukum serta Tim Pembinaan Disiplin Pegawai dengan
pertimbangan kadar kesalahannya, yang bentuknya dapat berupa penjatuhan sanski ringan
sampai dengan sanksi berat.
Medical Satff By Laws RS Permata Cirebon 16
BAB XI
HAK KLINIK
Pasal 37
Hak Klinik Khusus (Clinical Privilege)
(1) Hak Klinik Khusus adalah kewenangan dari anggota KSM untuk melaksanakan pelayanan
Medik sesuai dengan kompetensi dan keahliannya.
(2) Tanpa hak klinik khusus, maka seorang tenaga medik tidak dapat menjadi anggota KSM
dan bekerja di Rumah Sakit Permata Cirebon;
(3) Hak Klinik Khusus diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medik melalui Sub
Komite Kredensial, Etika dan disiplin profesi, sesuai dengan Prosedur Penerimaan
Anggota KSM;
(4) Hak Klinik Khusus diberikan kepada seorang anggota KSM untuk jangka waktu sesuai
dengan masa berlaku Surat Izin Praktek, dan akan dievaluasi setiap 1 (satu) tahun;
(5) Pemberian Hak Klinik Khusus ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan
mengikuti prosedur re-kredensial dari Sub Komite Kredensial, Etika dan disiplin Profesi
Komite Medik.
Pasal 38
Pembatasan Hak Klinik Khusus
(1) Komite Medik bila memandang perlu dapat member rekomendasi kepada Direktur agar
hak klinik khusus anggota KSM dibatasi berdasarkan, atas keputusan dan Sub Komite
Kredensial dan Etika profesi.
(2) Pembatasan hak klinik khusus ini dapat dipertimbangkan bila anggota KSM tersebut
dalam pelaksanaan tugasnya di Rumah Sakit Permata Cirebon dianggap tidak sesuai
dengan standar pelayanan medis standar prosedur operasional yang berlaku, dapat
dipandang dari sudut kinerja klinik, sudut etik dan disiplin profesi medis dan dari sudut
hukum.
(3) Sub Komite Kredensial membuat rekomendasi pembatasan hak klinik khusus anggota
KSM setelah terlebih dahulu :
a. Ketua KSM mengajukan surat untuk mempertimbangkan pencabutan hak klinik
khusus dan anggotanya kepada Ketua Komite Medik;
b. Komite Medik meneruskan permohonan tersebut kepada Sub Komite Kredensial,
Etika dan disiplin Profesi untuk meniliti kinerja klinis, etika dan disiplin profesi medis
anggota KSM yang bersangkutan;
c. Sub Komite Kredensial berhak memanggil anggota KSM yang bersangkutan untuk
memberikan penjelasan dan membela diri setelah sebelumnya diberi kesempatan
untuk membaca dan mempelajari bukti-bukti tertulis tentang
pelanggaran/penyimpangan yang telah dilakukan;
d. Sub Komite Kredensial dapat meminta pendapat dari pihak lain yang terkait.
(1) Pencabutan/pembatasan hak klinik khusus dilaksanakan oleh Direktur atas rekomendasi
Komite Medik yang berdasarkan usulan dari Sub Kredensial dan Etika Profesi.
(2) Pencabutan Hak Klinik Khusus dilaksanakan apabila :
a. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit Permata Cirebon;
b. Meninggal dunia;
c. Tidak mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang
berlaku di Rumah Sakit Permata Cirebon.
Pasal 40
Pelimpahan Hak Klinik
(1) Pelimpahan kewenangan dari tenaga medis kepada tenaga medis yang lain dapat
dilakukan dalam keadaan darurat/mendesak (emergensi) serta membutuhkan
pertolongan demipenyelamatan jiwa atau untuk satu kepentingan tertentu.
(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur secara tegas
dalam Standar Prosedur Operasional yang dibuat oleh Komite Medik.
(3) Pelimpahan kewenangan tersebut harus dilakukan secara tertulis dan dicatat dalam
Rekam Medis.
Pasal 41
Kerahasiaan Pasien
(1) Kerahasiaan Informasi Pasien rumah sakit adalah sebagaimana diatur dalam Buku
Pedoman Rekam Medis Rumah Sakit Permata Cirebon.
(2) Pengungkapan kerahasiaan pasien dimungkinkan pada keadaan :
a. Atas izin (pelepasan hak)/otorisasi pasien secara tertulis.
b. Menjalankan undang-undang (Pasal 50 KUHP “Barang siapa melakukan perbuatan
untuk menjalankan peraturan undang-undang tidak boleh dihukum”).
c. Perintah jabatan (Pasal 51 KUHP ayat (1) “Barang siapa melakukan perbuatan untuk
menjalankan perintah jabatan yang diberikan oleh kuasa yang berhak akan itu, tidak
boleh dihukum”).
d. Bela diri (Pasal 49 KUHP ayat (1) “Barang siapa melakukan perbuatan, yang terpaksa
dilakukannya untuk mempertahankan dirinya atau diri orang lain, mempertahankan
kehormatan atau harta benda sendiri atau kepunyaan orang lain, dari pada
serangan yang melawan hak dan mengancam dengan segera pada saat itu juga,
tidak boleh dihukum”).
e. Daya paksa (Pasal 48 KUHP “Barang siapa melakukan perbuatan karena terpaksa
oleh sesuatu kekuasaan yang tak dapat dihindarkan tidak boleh dihukum”).
f. Pendidikan dan penelitian untuk kepentingan Negara.
Pasal 42
Rekam Medis
(1) Pasien dapat meminta informasi medis atau penjelasan kepada Dokter yang merawat,
sesuai dengan haknya.
(2) Informasi medis atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang harus
diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien;
b. Rencana terapi dan alternatifnya;
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternative tindakan;
d. Prognosis;
e. Kemungkinan komplikasi;
Pasal 44
Hak dan Kewajiban Dokter
(1) Hak dan kewajiban dokter yang dimaksud adalah hak dan kewajiban dokter
sebagaimana yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
(2) Hak dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional;
b. Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional;
c. Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur;
d. Hak menerima imbalan jasa.
(3) Kewajiban dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur
Operasional serta kebutuhan medis;
b. Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu;
c. Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal;
d. Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu;
e. Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan
Pasal 45
Hak dan Kewajiban Pasien
(1) Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang diatur di dalam
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu :
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan
dilakukan, sekurang-kurangnya mencakup :
1) Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
2) Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
3) Alternatif tindakan lain dan risikonya;
Pasal 46
Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
Pasal 47
Tata Cara Review dan Perbaikan Peraturan Internal
Tata carareview dan perbaikan Peraturan Internal ini dilakukan oleh Pemilik Rumah Sakit
atas saran – saran dari Badan Pengelola maupunpihak lain di luar Rumah sakit.
Pasal 48
Penutup
Peraturan Internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf Medik ( Hospital By Laws dan
Medical Staff By Laws ) Nomor : /SK/DIR-UT/PT.RSB /XI/ 2017 ini berlaku, maka Keputusan
Direktur PT. RaudhatussyfaaSehat Bersama Nomor : 002 / PT.RAUDHATUSSYFAA SEHAT
BERSAMA / SK /V / 2015 tentang Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku, dan apabila ada kekeliruan maka akan di lakukan perbaikan
sebagaimana mestinya .
Ditetapkan di : Cirebon
Pada tanggal : 27 Nopember 2017