Anda di halaman 1dari 13

HOSPITAL BYLAWS

RUMAH SAKIT SEGER WARAS

Perubahan paradigma rumah sakit dari lembaga sosial menjadi lembaga sosio-
ekonomik yang dapat dijadikan subyek hukum. Oleh karena itu perlu diantisipasi
dengan adanya kejelasan tentang hak dan tanggung jawab masing-masing pihak
yang berkepentingan dalam pengelolaan rumah sakit, yang akan diatur dalam
Hospital bylaws (Statuta).

BAB I
KETENTUAN UMUM
NAMA, VISI, MISI, NILAI-NILAI, LOGO DAN TUJUAN

Bagian Pertama
Nama, Visi, Misi, Nilai-Nilai, Logo , dan Tujuan RS Seger Waras

Pasal 1

(1). Nama Rumah sakit ini adalah RUMAH SAKIT SEGER WARAS milik PT
Sumber Sehat Sejahtera yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor
10 tahun 2010 yang dibuat oleh dan di hadapan Notaris Mc Gregora, S.H.,
M.Kn., Notaris di Jakarta, yang telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan HAM RI No.: AHU-01212.AH.02.02. Tahun 2010
(2). Visi rumah sakit adalah Mewujudkan RS UNS sebagai pusat pendidikan,
penelitian dan pelayanan kesehatan, bereputasi internasional, yang
menjunjung tinggi etik kedokteran dan nilai kemanusiaan.
(3). Misi :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan professional bermutu.
b. Mengembangkan dan menyelenggarakan pelayanan prima dalam pelayanan
kesehatan.
c. Menyelenggrakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengembangan yang
bermutu.
(4). Nilai-Nilai : adalah sikap kerja karyawan Rumah Sakit sebagai berikut:
 Pelayanan Prima secara konsisten dan disiplin tinggi memberikan pelayanan
prima sesuai standar profesionalisme dan memegang teguh etika profesi dan
integritasi moral yang tinggi
 Disiplin dan senantiasa bekerja bertanggung jawab atas kebaikan pasien.
 Jujur dan senantiasa menjunjung tinggi prilaku yang berdasarkan pada nilai-
nilai kejujuran, kecerdasan, keterbukaan dan kepercayaan dalam memberikan
pelayanan
(5). Tujuan Rumah Sakit adalah :
1. Memberikan pelayanan prima dan profesional berdasarkan standar yang
ditetapkan.
a. Menyelenggarakan pelayanan yang bermutu memuaskan dan
professional berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK yang mutahir.
c. Mengembangankan penelitian dasar dan terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
d. Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak
untuk menjalin jaringan kerjasama yang saling menguntungkan.
d. Mewujudkan tingkat kepuasan konsumer baik internal maupun
eksternal secara optimal.
e. Memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang ada di rumah
sakit.
2. Menjadi rumah sakit yang mampu mewujudkan fungsinya sebagai
pelayanan masyarakat, pendidikan dan penelitian
(7). Naskah ini adalah Hospital Bylaws ( Statuta ) Rumah Sakit Seger Waras
yang selanjutnya disingkat sebagai Statuta.

BAB II
Pasal 2
PERSEROAN TERBATAS
(1) PT Sumber Sehat Sejahtera bertindak selaku pemilik Rumah Sakit Seger
Waras yang segala tindakannya diwakili oleh Dewan Direksi PT.
(2) Dalam melakukan pengelolaan rumah sakit dilakukan oleh Dewan Pengawas
sebagai perwakilan pemilik PT.
(3) PT Sumber Sehat Sejahtera berperan sebagai pemilik yang berhak mengelola
Rumah Sakit Seger Waras.
(4) PT Sumber Sehat Sejahtera bertugas mengawasi manajemen Rumah Sakit
Seger Waras serta mengasdakan evaluasi terhadap hasil kerja Direktur
Rumah Sakit Seger Waras.
(5) PT berhak melakukan pemeriksaan, bertanya, meminta keterangan terhadap
manajemen Rumah Sakit Seger Waras terhadap informasi yang ingin
diketahui untuk kepentingan perusahaan.
(6) PT berhak memberi nasihat kepada Direksi Rumah Sakit Seger Waras dalam
melaksanakan kegiatan kepengurusan Rumah Sakit.
(7) Dalam menyelenggarakan tugasnya sebagai pemilik, Dewan Pengawas,
Dewan Direksi, maupun anggota lain Perseroan Terbatas tidak boleh
mencampuri dan bertindak langsung terhadap pelayanan rumah sakit tanpa
melalui rapat dengan direksi rumah sakit.

2
PASAL 3
DEWAN PENGAWAS PADA PT

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Dewan Pengawas mempunyai


wewenang sebagai berikut :
(1) Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa
kas untuk keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan rumah sakit;
(2) Meminta penjelasan dari Direksi Rumah Sakit dan atau pejabat lainnya dengan
sepengetahuan Direktur Rumah Sakit mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengurusan rumah sakit;
(3) Meminta Direksi Rumah Sakit dan atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan
Direktur untuk menghadiri rapat Dewan Pengawas;
(4) Menghadiri rapat Direksi Rumah Sakit dan memberikan pandangan-pandangan
terhadap hal-hal yang dibicarakan;
(5) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi Rumah Sakit dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu.

PASAL 4
RAPAT KHUSUS

(1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas untuk
menetapkan kebijakan hal-hal khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin
maupun rapat tahunan.
(2) Dewan Pengawas mengundang untuk rapat khusus dalam hal:
a. ada permasalahan penting yang harus segera diputuskan; atau
b. ada permintaan yang ditandatangani oleh paling sedikit tiga anggota
Dewan Pengawas.
(3) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas kepada
peserta rapat paling lambat dua puluh empat jam sebelum rapat tersebut
diselenggarakan.
(4) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara
spesifik.
(5) Rapat khusus yang diminta oleh anggota Dewan Pengawas sebagaimana diatur
dalam ayat (1) butir b diatas harus diselenggarakan paling lambat tujuh hari
setelah diterimanya surat permintaan tersebut.

PASAL 5
RAPAT TAHUNAN

3
(1) Rapat Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas
setiap tahun, dengan tujuan untuk menetapkan kebijakan tahunan
operasional rumah sakit.
(2) Rapat Tahunan diselenggarakan sekali dalam satu tahun.
(3) Dewan Pengawas menyiapkan dan menyajikan laporan umum keadaan
rumah sakit termasuk laporan keuangan yang telah diaudit.

PASAL 6
PESERTA RAPAT

Setiap rapat rutin selain dihadiri oleh anggota Dewan Pengawas dan Direktur juga
dihadiri oleh Para Direktur dan pihak lain yang ada di lingkungan rumah sakit atau
dari luar lingkungan rumah sakit apabila diperlukan.

PASAL 7
RISALAH RAPAT

(1) Penyelenggaraan setiap risalah rapat Dewan Pengawas menjadi tanggung


jawab Sekretaris Dewan Pengawas.
(2) Risalah rapat Dewan Pengawas harus disahkan dalam waktu maksimal tujuh
hari setelah rapat diselenggarakan, dan segala putusan dalam risalah rapat
tersebut tidak boleh dilaksanakan sebelum disahkan oleh seluruh anggota
Dewan Pengawas yang hadir.

BAB III
Pasal 8
DIREKSI RUMAH SAKIT

(1). Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di Rumah Sakit Seger Waras


dilakukan oleh oleh Direksi.
(2). Jumlah anggota Direksi Rumah Sakit adalah lima orang .
(3). Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham PT Sumber Sehat Sejahtera.
(4). Direksi bertanggung jawab kepada PEMILIK melalui DEWAN PENGAWAS
dalam hal pengelolaan dan pengawasan rumah sakit beserta fasilitasnya,
personil dan sumber daya terkait.
(5). Direksi bertugas untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan Rumah Sakit
Seger Waras telah ditetapkan oleh DEWAN PENGAWAS sesuai dengan

4
peraturan perundangan-undangan dan segala ketentuan umum yang
berlaku, dan berbagai aturan dalam statuta ini, serta memperhatikan hasil
pelaksanaan tindakan / audit dilaksanakan oleh Komite dan SPI (Satuan
Pengawas Inter) di rumah sakit.
(7). Direksi mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Memimpin dan mengelola RS sesuai dengan tujuan RS dengan senantiasa
berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna.
b. Menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan RS.
c. Mewakili RS didalam dan diluar pengadilan.
d. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola RS
sebagaimana yang telah digariskan oleh PT.
e. Menetapkan kebijakan operasional RS.
f. Menyiapkan Rencana Jangka Penjang dan Rencana Kerja dan anggaran
RS.
g. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi RS sesuai
dengan kelajiman yang berlaku bagi RS.
h. Menerapkan Struktur Organisasi dan tata kerja RS lengkap dengan rincian
tugasnya setelah disetujui oleh PEMILIK.
i. Mengangkat dan memberhentikan tenaga honorer sesuai peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
j. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan Hak dan Kewajiban tenaga
honorer sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
k. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

Pasal 9
DIREKTUR RUMAH SAKIT
(1) Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan RS Seger Waras dilakukan oleh
direktur.
(2) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh PT Sumber Sehat Sejahtera.
(3) Direktur menduduki peran sebagai direksi PT Sumber Sehat Sejahtera yang
berfokus pada manajerial rumah sakit.
(4) Direktur bertugas dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan RS Seger
Waras yang telah ditetapkan oleh PT berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
(5) Dalam menjalankan tugasnya, Direktur bertanggung jawab kepada Dewan
Pengawas PT.
(6) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibicarakan hal – hal
yang berhubungan dengan kegiatan RS sesuai dengan tugas kewenangan
dan kewajibannya.
(7) Keputusan rapat Direksi diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat

5
(8) Dalam hal tidak tercapai kata sepakat,maka keputusan diambil berdasrkan
suara terbanyak.
(9) Dalam rapat-rapat tertentu yang bersifat khusus Direksi dapat mengundang
rapat Dewan pengawas dalam waktu 48 jam sebelumnya
(10) Untuk setiap rapat dibuat risalah rapat.

BAB IV
KEWENANGAN DIREKSI RS SEGER WARAS
Pasal 10
Pengangkatan Staf Medis Fungsional (SMF)

(1). Direksi atas persetujuan PT mengangkat dan memberhentikan staf medis


fungsional (SMF) atas saran Komite Medik, sesuai peraturan perundang –
undangan.
(2). Direksi dapat mengangkat sub komite atau Panitia yang berkaitan dengan
kegiatan pelayanan teknis dan non teknis medis atas saran Komite Medik.

Pasal 11
Penugasan Staf Medis
(1). DIREKSI menetapkan kriteria dan syarat-syarat penugasan setiap staf medis
untuk suatu tugas atau jabatan klinis tertentu dan akan menyampaikan hal
tersebut kepada setiap tenaga medis yang menghendaki penugasan klinis di
rumah sakit.
(2). Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan oleh DIREKSI setelah disepakati oleh Komite Medik.
(3). Tenaga medis yang telah mendapat penugasan klinis dirumah sakit dapat
berstatus sebagai dokter tetap atau tidak tetap.
(4). Jangka waktu penugasan tenaga medis adalah 6 bulan sampai dengan 1
tahun, kecuali ditetapkan lain oleh DIREKSI dengan memperhatikan kondisi
yang akan meyebabkan penugasan dirumah sakit akan berakhir sebagai
berikut apabila:

a. Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan


peraturan perundang-undangan yang ada, atau
b. Kondisi fisik atau mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu
lagi melakukan medis secara menetap, atau
c. Tenaga medis telah berusia 60 tahun, namun yang bersangkutan masih
dapat pula diangkat sesuai dengan pertimbangan DIREKSI, atau
d. Tenaga medis tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang
ditetapkan dalam kontrak, atau

6
e. Tenaga medis ditetapkan telah melakukan tindakan yang tidak
profesional, kelainan, atau perilaku meyimpang lainnya sebagaimana
ditetapkan oleh Komite Medis, atau
f. Tenaga medis diberhentikan oleh DIREKSI karena yang bersangkutan
mengakhiri kontrak dengan rumah sakit setelah mengajukan
pemberitahuan atau bulan sebelumnya.
(5). Penugasan klinis di rumah sakit pada seorang tenaga medis hanya dapat
ditetapkan bila yang bersangkutan menyetujui syarat-syarat sebagai berikut :
a. Memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan
perundang-undangan kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain
sebagaimana ditetapkan dalam statuta ini.
b. Menangani pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh
DIREKSI setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah sakit,
dan bila diperlukan rekomendasi dari komite kredensial.
c. Mencatat segala tindakan yang di perlukan untuk menjamin agar rekam
medis tiap pasien yang ditanganinya di rumah sakit terpelihara dengan
kuat dan rekam medis dilengkapi dalam waktu yang wajar.
d. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar
sehubungan dengan tindakan di rumah sakit dengan mengacu pada
ketentuan pelayanan yang berlaku di rumah sakit.
e. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia ,baik yang
berkaitan dengan kewajiban terhadap masyarakat pasien, teman sejawat
dan diri sendiri.
f. Memperhatikan syarat-syarat umum praktek klinis yang berlaku di
rumah sakit.

BUKU II
MEDICAL STAFF BY LAWS

BAB V
NAMA, TUJUAN
Pasal 12
(1). Nama kelompok Dokter dan Dokter Gigi yang berhak memberikan
pelayanan medik di Rumah Sakit ini adalah Staff Medik Fungsional ( SMF )
Rumah Sakit Seger Waras yang terdaftar pada cabang rumah sakit di seluruh
Indonesia.
(2). Pengelompokan anggota SMF berdasarkan bidang spesialisasi medik yang
ada di Rumah Sakit Seger Waras.
(3). Untuk Kelompok Dokter Umum masuk dalam SMF dokter umum dan untuk
Kelompok Dokter gigi dan dokter gigi speasialis masuk dalam SMF dokter
gigi.

7
(4). Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) masuk dalam SMF
sesuai dengan spesialisasi yang sedang diikuti.
(5). Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari ketua-
ketua staf medis fungsional dan atau yang mewakili disiplin ilmu tertentu
adalah Komite Medik Rumah Sakit Seger Waras

Pasal 13
Tujuan dan pengorganisasian Staf Medis Fungsional adalah agar staf medis di
Rumah Sakit Seger Waras dapat lebih menata diri dengan focus terhadap kebutuhan
pasien sehingga menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung
jawab.

Pasal 14
Secara administrasi,staf Medis Fungsional berada di bawah Direksi Rumah Sakit
Seger Waras namun secara Fungsional sebagai profesi, anggota Staf Meedis
Fungsional bertanggung jawab kepada Komite Medik melalui ketua SMF.

BAB VI
PENERIMAAN,PENERIMAAN KEMBALI DAN PEMBERHENTIAN
ANGGOTA SMF

Pasal 15
Persyaratan Penerimaan Calon anggota SMF

1. Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah


2. Sehat jasmani dan rohani

Pasal 16
Prosedur Penerimaan Calon Anggota

Prosedur penerimaan calon anggota dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur


operasional penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Komite Medik.

Pasal 17
Penerimaan kembali anggota SMF

8
(1) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu pindah/ cuti diluar
tanggungan negara sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai anggota
SMF.
(2) Apabila yang bersangkutan akan kembali anggota SMF maka yang
bersangkutan diharuskan untuk mendaftar ulang sesuai dengan peraturan
yang berlaku
(3) Bagi anggota SMF yang pensiun bila ingin bekerja kembali di Rumah
Sakit .Seger Waras maka 1 bulan serbelum SK pensiun keluar yang
bersangkutan diharuskan untuk mengajukan permohonan untuk bekerja di
Rumah Sakit Seger Waras sebagai dokter tidak tetap.

Pasal 18

Tenaga Medik anggota staf Medik Fungsional di Rumah Sakit Seger Waras dapat
diberhentikan keanggotaanya oleh Direktur Utama bila:
1. Meninggal dunia.
2. Memasuki masa pensiun
3. Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit Seger Waras.

Pasal 19

(1). Tugas Staf Medik Fungsional :


a. Memberikan pelayanan Medik yang bermutu kepada penderita sesuai
dengan standar pelayanan medik yan telah ditentukan oleh SMF dan
disahkan oleh Direksi, dan menghormati hak pasien sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang ada
dalam program SMF dan Rumah Sakit.

(2). Tangung Jawab Staf Medis Fungsional


1. Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis penderita yang menjadi
tanggung jawabnya dalam tempo 2 x 24 jam.
2. Bertanggung Jawab atas pelayanan medis yang dilaksanakan oleh PPDS
yang sedang menjalani pendidikan dibawah bimbingannya.
(3) Kewajiban Staf Medis Fungsional
1. Mentaati Peraturan Internal Staf Medis/Medical Staf Bylaws.
2. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
3. Mengindahkan kode etik Kedokteran Indonesia dan Etika Rumah Sakit
Indonesia.
4. Mempunyai surat ijin praktek di Rumah Sakit Seger Waras.

9
5. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
Standar Presedur Operasional serta kebutuhan medis pasien.
6. Mematuhi kebijakan Rumah Sakit Seger Waras tentang penggunaan
obat dan formularium RS Informed Consent dan Rekam Medis Rumah
Sakit
7. Merujuk ke staf medis yang mempunyai kemampuan/ keahlian yang
lebih baik apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan atau
pengobatan.
8. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia.
9. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lian yang bertugas dan mampu melakukannya.
10. Meningkatkan pengetahuan dan mempuannya secara terus menerus
dengan ikut serta secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan
penelitian yang berkesinambungan dan program-program
pengembangan medik lainnya yang diatur SMF dan Rumah Sakit.
11. Membangun dan membina kerjasama yang baik dengan sesama sejawat
anggota SMF, paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran
pelayanan medik.
12. Bersedia ikut dalam panitia-panitia Komite Medik dan Rumah Sakit.
13. Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan Rumah
Sakit.
14. Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat
merugikan penderita dan rumah sakit.

Pasal 20
Pencabutan Hak Klinik
Pencabutan Hak Klinik dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit Seger Waras.
2. Meninggal dunia

BAB VII
KOMITE MEDIK

Bagian Pertama
Nama dan struktur Organisasi

Pasal 21

10
(1). Nama organisasi : Komite Medik adalah wadah profesional medis yang
anggotanya terdiri dari Ketua-ketua Staf Medis Fungsional dan atau yang
mewakili disiplin ilmu tertentu.
(2). Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi dalam pengorganisasian staf
medis.
(3). Susunan kepengerusan Komite Medik terdiri dari :
a. Ketua merangkap anggota.
b. Wakil Ketua merangkap anggota
c. Sekretaris buka anggota
d. Anggota
(4). Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah 5 tahun.
(5). Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih
ketua, wakil ketua dan sekretaris.
(6). Pemilihan dilaksanakan sesuai prosedur tetap yang telah diatur di dalam
Medical Staf Bylaws.

Bagian Kedua
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG

Pasal 22
Tugas

Tugas Komite Medik :


a. Membantu Direksi Rumah Sakit Seger Waras menyusun standar pelayanan
medis dan pemantau pelaksanaannya.
b. Membantu Direksi Rumah Sakit Seger Waras menyusun medical staff bylaws
dan memantau pelaksanaannya.
c. Membantu Direksi Rumah Sakit Seger Waras menyusun kebijakan dan
prosedur yang terkait medico-legal dan etiko-legal.
d. Melakukan koordinasi dengan direksi dalam melaksanakan pemantauan dan
pembinaan pelaksanaan tugas SMF.
e. Mengatur kewenangan profesi dan SMF.
f. Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutu profesi.
g. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis.
h. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian
dan pengembangan dalam bidang medis.

Pasal 23
Fungsi

11
Fungsi Komite Medik adalah sebagai pengarah dalam pemberian pelayanan medis,
sedangkan SMF adalah pelaksana pelayanan medis.

Pasal 24
Wewenang

Wewenang Komite Medik :


a. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga
medis.
b. Meberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan peralatan pelayanan medis dan peralatan penunjang medis
serta pengembangan pelayanan medis.
c. Memebentuk Tim Klinis yang mepunyai tugas menangani kasus-kasus
pelayanan medis yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
d. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah sakit.
e. Memantau dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas penggunan alat
kedokteran di Rumah Sakit.
f. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan profesi
anggota Staf Medik Fungsional.
g. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama anatara Rumah Sakit dan
Fakultas Kedokteran / Kedokteran Gigi / Instalasi pendidikan lain.
h. Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite/Panitia dalam lingkungan
Komite Medik.

BAB VIII
KERAHASIAN, INFORMASI MEDIS

Pasal 25
Kerahasian Pasien

(1). Kerahasian Pasien rumah sakit wajib dijaga oleh semua pihak, baik PT
pemilik maupun rumah sakit.
(2). Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan :
a. Atas ijin / otorisasi pasien.
b. Menjalankan undang-undang (ps 50 KUHP).
c. Perintah jabatan (ps 51 KUHP).
d. Bela diri (ps 49 KUHP).
e. Daya paksa (ps 48 KUHP)
f. Pendidikan dan penelitian.

12
Pasal 26
Informasi Medis

(1). Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang
terdapat didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
(2). Informasi medis yang harus diungkapkan dengan jujur dan benar adalah
mengenai :
a. Keadaan kesehatan pasien.
b. Rencana terapi dan alternatif nya.
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan.
d. Prognosis.
e. Kemungkinan Komplikasi.

BAB IX
AMANDEMEN/PERUBAHAN

Pasal 27
Perubahan terhadap Hospital Bylaws dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.

BAB X
PENUTUP

Pasal 28
Ketentuan Penutup

(1). Hospital Bylaws (Statuta ) ini berlaku sejak tanggal 4 Juli 2010.
(2). Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya statuta
ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan statuta ini.

13

Anda mungkin juga menyukai