(HOSPITAL BYLAWS)
kesehatan masyarakat yang optimal, sejalan pula dengan makin meningkatnya tingkat
pendidikan dan keadaan sosial, ekonomi masyarakat, kebutuhan dan tuntutan kesehatan
tampak semakin meningkat pula untuk memenuhi kebutuhan serta tuntutan tersebut tidak
ada upaya lain yang dapat dilakukan kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sebaik-baiknya.
Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan saat ini merupakan tantangan
bagi Rumah Sakit, dimasa mendatang, khususnya dalam masa Era Globalisasi. Rumah Sakit
untuk dapat memberikan pelayanan Prima "Service Excellence" Profesional untuk memenuhi
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang paripurna dan terjangkau diseluruh
lapisan masyarakat.
Rumah Sakit yang saat ini sudah menjadi Badan Layanan Umum / BLU tahun 2007
sehingga semua kebijakan-kebijakan akan ditentukan intern Rumah Sakit sendiri, sehingga
mendukung Operasional Rumah Sakit dalam Badan Layanan Umum / BLU. Dalam satu
himpunan tersebut adalah Peraturan Rumah Sakit (Hospital Bylaws).
Pengertian Hospital Bylaws, secara singkat adalah "Peraturan Internal Rumah Sakit dan
Konsekuensi dari pengertian tersebut menyusun Hospital Bylaws yang bersifat spesifik
untuk intern Rumah Sakit yang wajib ditaati oleh semua yang terlibat dalam
menyelenggarakan Rumah Sakit baik Direksi dan sumber daya manusianya maupun pengguna
tercantum pada pedoman Akreditasi Rumah Sakit yang menyatakan "Rumah Sakit harus
mempunyai kebijakan tentang pelayanan medis yang dibuat secara tertulis dilaksanakan
secara benar, diinformasikan secara luas kepada semua staf medis terkait serta dilakukan
2. TUJUAN
tanggung jawab Pemilik melalui perwakilannya (Dewan Pengawas), Direksi selaku pengelola
dan tenaga kesehatan yang terhimpun dalam Komite Medik sehingga setiap persoalan antar
mereka lebih mudah diselesaikan akibat adanya hubungan yang selaras dan serasi.
3. MANFAAT
Adapun manfaat dari Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws), adalah:
2. Sebagai acuan bagi Direktur (Direksi) dalam mengelola dan menyusun kebijakan teknis
operasional.
2
BAGIAN KESATU
(Corporate Bylaws)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
Dalam Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) ini, yang dimaksud dengan :
Pasal 2
Nama dan Logo
LOGO
3
Pasal 3
Visi
Visi Rumah Sakit adalah...........
Pasal 4
Misi
Misi Rumah Sakit ......... adalah :
yang berorientasi pada kebutuhan dan keselamatan pasien, berkualitas serta terjangkau
3. Menyelenggarakan manajemen RS dengan kaidah bisnis yang sehat, terbuka, efisien,
BAB II
DEWAN PENGAWAS
Bagian Pertama
Pasal 5
Sakit..........., yang meliputi pelaksanaan Rencana Bisnis dan Anggaran, Rencana Strategis Bisnis
Pasal 6
4
1. Memberikan pendapat dan saran kepada Pemilik Rumah Sakit mengenai Rencana Bisnis
2. Mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit, memberikan pendapat dan saran kepada
Pemilik Rumah Sakit mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengurusan
Rumah Sakit...............;
Sakit.................;
Pasal 7
sebagai berikut :
1. Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk
2. Meminta penjelasan dan Direksi dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur
Sakit..........................;
3. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur Utama untuk
4. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan;
5. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan
hukum tertentu.
Bagian Kedua
Pasal 8
(1) Dewan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Pemilik Rumah Sakit.
5
(2) Pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak bersamaan waktunya dengan
(3) Dewan Pengawas dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk 1 (satu) kali
(4) Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya, apabila
Sakit..................;
d. Dipidana penjara
penjara karena
karena dipersalahkan
dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
Rumah Sakit.
Bagian Ketiga
Keanggotaan
Pasal 9
(1) Anggota Dewan Pengawas terdiri dan unsur-unsur tenaga kesehatan dan unsur tokoh
2. Mampu melaksanakan
melaksanakan perbuatan
perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan
dinyatakan pailit a
atau
tau
menjadi anggota Direksi, Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
6
Pasal 10
dapat mengangkat seorang Sekretaris Dewan Pengawas atas beban Rumah Sakit.
Pengawas, sedangkan Sekretaris Dewan Pengawas tidak dapat bertindak sebagai Dewan
Pengawas.
yang seharusnya diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas. Bilamana rapat Dewan
pada Direktur Utama untuk mengambil segala tindakan yang perlu sesuai dengan
d. Melaporkan pada rapat rutin berikutnya perihal tindakan yang diambil sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf c di atas, disertai dengan penjelasan yang terkait
Bagian Keempat
Rapat-Rapat
Pasal 11
Rapat Rutin
(1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan Dewan Pengawas yang
7
(2) Rapat rutin merupakan rapat koordinasi antara Dewan Pengawas dengan Direksi Rumah
Sakit dan Komite Medik serta Pejabat lain yang dianggap perlu untuk mendiskusikan,
(3) Sekretaris Dewan Pengawas menyampaikan undangan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas, Direksi, Komite Medik dan pihak lain yang tertentu untuk menghadiri rapat
(4) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana
Pasal 12
Rapat khusus
(1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas untuk
menetapkan kebijakan atau hal-hal khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin
a. Ada permasalahan
permasalahan penting
penting yang harus segera diputuskan; atau
Pengawas.
(3) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Dewan Pengawas kepada peserta
rapat paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelum rapat khusus tersebut
diselenggarakan.
(4) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.
(5) Rapat khusus yang diminta oleh anggota Dewan Pengawas sebagaimana diatur dalam
ayat (2) butir b di atas, harus diselenggarakan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
8
Pasal 13
Rapat Tahunan
(1) Rapat Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pengawas setiap tahun,
(3) Dewan Pengawas menyiapkan dan menyajikan laporan umum keadaan Rumah
Pasal 14
Undangan Rapat
Setiap rapat dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan sesuai aturan, kecuali
seluruh anggota Dewan Pengawas yang berhak memberikan suara menolak undangan
tersebut.
Pasal 15
Peserta Rapat
Setiap rapat rutin, selain dihadiri oleh anggota Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas
dan Direktur Utama, juga dihadiri oleh Para Direktur, Komite Medik dan pihak lain yang ada di
diperlukan.
Pasal 16
Pejabat Ketua
(1) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan
berhalangan hadir dalam suatu
suatu rapat, maka bila
kuorum telah tercapai, anggota Dewan Pengawas dapat memilih Pejabat Ketua untuk
memimpin rapat.
Pasal 17
Kuorum
(1) Rapat Dewan Pengawas hanya dapat dilaksanakan bila kuorum tercapai.
9
(2) Kuorum memenuhi syarat apabila dihadiri oleh 2/3 dan seluruh anggota Dewan
Pengawas.
(3) Bila kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat yang telah
diteritukan, maka rapat ditangguhkan untuk dilanjutkan pada suatu tempat hari dan jam
(4) Bila kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat yang telah
ditentukan pada minggu berikutnya, maka rapat segera dilanjutnya dan segala keputusan
yang terdapat dalam risalah rapat disahkan dalam rapat Dewan Pengawas berikutnya.
Pasal 18
Risalah Rapat
(1) Penyelenggaraan setiap risalah rapat Dewan Pengawas menjadi tanggung jawab
(2) Risalah rapat Dewan Pengawas harus disahkan dalam waktu maksimal 7 (tujuh) hari
setelah rapat diselenggarakan, dan segala putusan dalam risalah rapat tersebut tidak
boleh dilaksanakan sebelum disahkan oleh seluruh anggota Dewan Pengawas yang hadir.
Pasal 19
Pemungutan Suara
(1) Setiap masalah yang diputuskan melalui pemungutan suara dalam rapat Dewan
Pengawas ditentukan dengan mengangkat tangan atau bila dikehendaki oleh para
anggota Dewan Pengawas, pemungutan suara dapat dilakukan dengan amplop tentutup.
(2) Putusan rapat Dewan Pengawas didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan
pemungutan suara.
Pasal 20
rapat rutin atau rapat khusus sebelumnya, dengan syarat bahwa usul perubahan atau
10
(2) Dalam hal usul perubahan atau pembatalan putusan Dewan Pengawas tidak diterima
dalam rapat tersebut, maka usulan ini tidak dapat diajukan lagi dalam kurun waktu 3
Pasal 21
Stempel
(1) Dalam Peraturan Internal ini ditentukan dua macam Stempel, yaitu Stempel Dewan
(2) Setiap dokumen tidak akan dibubuhi Stempel Dewan Pengawas selain menyangkut hal-
hal yang diputuskan oleh Dewan Pengawas seperti yang tercantum dalam risalah rapat,
kecuali pada saat diantara dua rapat Dewan Pengawas dimana Ketua diberi wewenang
Pengawas lainnya.
(3) Penggunaan Stempel oleh Ketua pada saat diantara dua rapat Dewan Pengawas
sebagaimana tercantum pada ayat (4) diatas harus dilaporkan pada rapat Dewan
(4) Setiap dokumen yang menggunakan Stempel Dewan Pengawas harus ditandatangani
BAB III
DIREKSI RUMAH SAKIT
Pasal 22
Direksi
(2) Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Pemilik Rumah Sakit.
pengelolaan dan pengawasan rumah sakit beserta fasilitasnya, personil dan sumber daya
terkait.
11
Rumah Sakit........
c. Mewakili Rumah
Rumah Sakit.............,
Sakit............., baik
baik di dalam maupun
maupun di luar Pengadilan;
Pengadilan;
Pasal 23
Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Direksi
Direksi
(1) Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Pemilik Rumah Sakit.
(3) Anggota Direksi dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya apabila:
b. Tidak melaksanakan
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlak
berlaku;
u;
(5) Keputusan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a,
huruf b, dan huruf c, ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela
diri.
12
Pasal 24
perumahsakitan;
2. Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan kinerja guna kemajuan
rumah sakit;
3. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
4. Berkewarganeganaan Indonesia.
Pasal 25
Rapat Direksi
(1) Rapat Direksi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibicarakan hal-hal yang
dan kewajibannya.
(3) Keputusan Rapat Direksi diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
(4) Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara
terbanyak.
(5) Dalam rapat-rapat tertentu yang bersifat khusus, Direksi dapat mengundang Dewan
(6) Untuk setiap rapat dibuat daftar hadir dan risalah rapat oleh Notulis.
Pasal 26
(1) Dalam menjalankan tugas-tugas Direksi sebagimana dimaksud dalam Pasal 22, maka :
a. Direktur Utama
Utama bertindak atas nama Direksi berdasarkan persetujuan para anggota
Direksi Iainnya;
13
(2) Apabila salah satu atau beberapa anggota Direksi berhalangan tetap
menjalankan pekerjaannya atau apabila jabatan itu terluang dan penggantinya belum
memangku jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh anggota Direksi
Iainnya yang ditunjuk sementara oleh Direktur Utama atas persetujuan Pemilik Rumah
Sakit.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Pemilik Rumah Sakit dapat menunjuk anggota
Direksi yang baru untuk memangku jabatan yang terluang sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2).
Pasal 27
(4) Setiap stempel rumah sakit tersebut diatas dibubuhi identitas masing-masing bagian
secara berbeda-beda.
(5) Penggunaan stempel rumah sakit ditentukan lebih lanjut oleh Direktur.
(6) Bagian sekretariat bertanggungjawab atas pengamanan dan penggunaan setiap stempel
rumah sakit.
Pasal 28
(1) Dalam membantu Direksi dalam bidang pengawasan dan pengelolaan Sumber Daya yang
b. Melakukan pengujian serta penilaian atas hasil laporan berkala atau sewaktu-waktu
dari setiap unsure/kegiatan dilingkungan Rumah Sakit atas petunjuk Direktur Utama
14
Rumah Sakit.
d. Memberikan saran dan alternative pemecahan kepada Direktur Utama Rumah Sakit
(3) Satuan Pemeriksaan Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas dibentuk dan
(4) Pengelolaan Sumber Daya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas adalah Sumber
(5) Struktur Organisasi dari Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) terdiri dari 1 (satu) orang
o rang Ketua,
1 (satu) orang Sekretaris dan beberapa orang Anggota yang bertanggung jawab langsung
(7) Masa kerja Satuan Pemeriksaan Intern (SPI) adalah 3 (tiga) tahun.
BAB IV
HUBUNGAN-HUBUNGAN
HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM HOSPITAL BYLAWS
Pasal 29
Hubungan Direksi dengan Dewan Pengawas
pendidikan dan latihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan untuk tercapainya
15
Pasal 30
upaya memberdayakan Komite Medik untuk mencapai tujuan Rumah Sakit sesuai dengan
Pasal 31
(1) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Rumah
Sakit..........
(2) Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medik dilaporkan secara tertulis kepada Direktur Utama
(3) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah
Pasal 32
(2) Tugas pokok Satuan Pemeriksaan Intern adalah melaksanakan pengawasan dan penilaian
terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit agar dapat berjalan sesuai
dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.
16
b. Merancang dan
dan melaksanakan
melaksanakan pengawasan pelaksanaan pengendalian intern;
intern;
17
BAGIAN KEDUA
BAB V
Pasal 33
Nama
(1) Nama organisasi kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medik di rumah sakit ini adalah Staf Medik
orang, apabila kurang dari 2 (dua) orang, maka bergabung di SMF spesialis lain.
Medis Fungsional dan/atau yang mewakili SMF secara tetap adalah Komite Medik Rumah
Sakit.......
Pasal 34
Tujuan
Tujuan dan pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF) adalah agar Staf Medis di Rumah
Sakit......... dapat lebih menata diri dengan fokus terhadap pelayanan pasien, sehingga
Pasal 35
Tanggung Jawab
Secara administratif manajerial, Staf Medis Fungsional (SMF) berada di bawah Direksi Rumah
Sakit............, tetapi secara fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis Fungsional (SMF)
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Komite Medik melalui Ketua SMF.
18
BAB VI
Pasal 36
Struktur Organisasi
(1) Anggota SMF dikelompokkan ke dalam masing-masing Staf
Staf Medik Fungsional (SMF)
(SMF)
sesuai dengan profesi dan keahliannya, minimal dengan 2 (dua) orang anggota.
Pasal 37
(1) Pemilihan calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh Komite Medik.
19
(2) Ketua SMF dipilih dan ditetapkan oleh Direktur Utama dari minimal 2 (dua) orang calon
yang diajukan.
(3) Dalam menentukan pilihan dan penetapan Ketua SMF, Direktur Utama dapat meminta
(5) Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota SMF, menyusun
uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota SMF dengan rincian sebagai berikut :
Pasal 38
(1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dan anggota tetap SMF.
(2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan
manajerial.
BAB VII
Pasal 39
Direksi dapat mengangkat staf medis atas saran Komite Medik Rumah Sakit.............. sesuai
Pasal 40
20
2) Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
3) Tenaga Medis yang telah mendapat penugasan di Rumah Sakit dapat bersatus sebagai
4) Jangka waktu penugasan tenaga medis kontrak adalah 1 (satu) tahun atau sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari yang ditetapkan oleh Direktur Utama, dan dapat
diperpanjang.
5) Jangka waktu penugasan tenaga medis berlaku sampai dengan ___, atau akan cicabut
a. Bila ijin praktek di Rumah Sakit............... yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai
b. Bila kondisi fisik/mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu lagi melakukan
Medis.
BAB VIII
Pasal 41
spesialis, dokter gigi maupun dokter gigi spesialis) harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya yang dibuktikan dengan STR.
2. Memiliki Surat Izin Praktik yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten ...............
3. Sehat jasmani dan rohani serta memiliki perilaku dan moral yang baik.
4. Telah melalui proses kredensial dari Sub Komite Kredensial Komite Medik Rumah
Sakit..............
21
Pasal 42
Staf Medik Rumah Sakit memiliki kewajiban, antara lain sebagai berikut :
c. Wajib mentaati etika rumah sakit, etika kedokteran, etika perawat, etika bidan dan
sebagainya.
d. Wajib melaksanakan klausula-klausula dalam perjanjian antara Rumah Sakit dengan Staf
e. Wajib memberikan layanan medik dengan mutu tinggi kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya serta bersedia dihubungi atau dipanggil setiap saat apabila kondisi
f. Wajib memberikan pertolongan emergensi (baik kepada pasiennya sendiri atau kepada
pasien lain yang bukan menjadi tanggung jawabnya) apabila kondisi klinis pasien tersebut
h. Wajib menjalin kerja sama yang harmonis dengan profesional lain yang ada di rumah sakit
i. Wajib menyelesaikan semua kewajiban administratif sesuai peraturan yang berlaku.
j. Wajib hadir dalam rapat-rapat yang diadakan oleh Pimpinan Rumah Sakit atau Komite
Medik.
Komite Medik atau tim yang dibentuk oleh rumah sakit berkaitan dengan penanganan
pasien / kasus.
m. Wajib membantu rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu layanan.
Pasal 43
Dalam melaksanakan pelayanan, Staf Medik mempunyai kewajiban terhadap pasien yang
ditangani untuk :
22
a. Melakukan upaya kesehatan dengan sungguh - sungguh dan profesional sesuai standar
b. Segera menjalankan kebijakan medik yang benar, layak dan dapat diterima sesuai standar
c. Segera merujuk ke dokter atau fasilitas kesehatan lain manakala staf medik (baik karena
mampu lagi untuk rnelakukan atau meneruskan upaya kesehatan tehadap pasien.
f. Memenuhi apa yang menurut etika dan hukum menjadi hak pasien.
Pasal 44
Dalam hal terjadinya sesuatu yang menyebabkan Staf Medik tidak dapat melaksanakan
kewajibannya menangani pasien untuk sementara waktu maka ia wajib memberitahu atau
meminta ijin kepada Direksi Rumah Sakit serta wajib menunjuk dokter pengganti (dengan
Pasal 45
Dalam hal Staf Medik bekerja sebagai Dokter kontrak maka ia sepenuhnya bertanggung jawab
gugat atas segala bentuk kerugian yang dialami pasien sebagai akibat dari kesalahan medik
23
BAB IX
KOMITE MEDIK
Bagian Pertama
Pasal 46
Komite Medik
(1) Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf Medis
Fungsional (SMF).
(2) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Rumah
Sakit.........
(4) Pengawasan dan review sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan oleh Ketua
Komite Medik.
Pasal 47
(2) Komite Medik Rumah Sakit.......... adalah wadah non struktural kelompok profesional
medis yang keanggotaannya terdiri dan Ketua-ketua Staf Medis Fungsional atau yang
d. Anggota.
(4) Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah minimal 3 (tiga) tahun.
(5) Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih Ketua, Wakil
24
Pasal 48
Pasal 49
(1) Pemilihan calon Ketua/Wakil Ketua Komite Medik dilakukan secara musyawarah
mufakat/demokratis dalam rapat pleno dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
Komite Medik.
(2) Ketua dan Wakil Ketua Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Utama dan 3 (tiga) orang
Dewan pengawas.
Bagian Kedua
Tugas, Fungsi dan Wewenang
Pasal 50
pelaksanaannya;
2. Membantu Direktur Utama menyusun Peraturan Internal Staf Medis dan memantau
pelaksanaannya;
25
7. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis, antara lain melalui
monitoring dan evaluasi farmasi dan terapi, ketepatan, kelengkapan, keakuratan rekam
Pasal 51
1. Memberikan saran kepada Direktur Utama melalui Direktur Medik dan Keperawatan;
3. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika dan disiplin profesi medis;
4. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan oleh
semua SMF di Rumah Sakit;
Pasal 52
3. Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis, sesuai yang
5. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus pelayanan medis
26
9. Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite/Tim Klinis dalam lingkungan Komite
Medik.
BAB X
Pasal 53
Rapat Pleno.
(2) Setiap rapat Komite Medis dinyatakan sah hanya bila undangan telah disampaikan secara
tertulis.
Pasal 54
(2) Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat rutin beserta agenda rapat
kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat
tersebut dilaksanakan.
(5) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medis sebagaimana
Pasal 55
a. diperintahkan oleh ketua sesuai dengan permintaan Direktur Rumah Sakit;
27
b. permintaan yang diajukan secara tertulis oleh paling sedikit 3 (tiga) pengurus
c. permintaan Ketua Komite Medis untuk hal-hal yang memerlukan penetapan
delapan) jam setelah diterimanya permintaan tertulis rapat yang ditandatangani oleh
seperempat dari jumlah anggota Komite Medis yang berhak untuk hadir dan
rapat kepada para pengurus yang berhak hadir paling lambat 24 (dua puluh empat) jam
(4) Pemberitahuan rapat khusus akan menyebutkan secara spesifik hal-hal yang akan
dibicarakan dalam rapat tersebut, dan rapat hanya akan membicarakan hal-hal yang
Pasal 56
Rapat Pleno Komite Medis
(1) Rapat pleno Komite Medis diselenggarakan 1 (satu) kali 1 (satu) tahun.
(2) Rapat pleno dihadiri oleh seluruh Staf Medis Rumah Sakit.
(3) Agenda rapat pleno paling tidak memuat laporan kegiatan tahun yang telah dilaksanakan
dilaksanakan
Komite Medis, Dan membahas rencana kegiatan yang akan dilaksanakan tahun yang akan
(4) Sekretaris Komite Medis menyampaikan pemberitahuan rapat tahunan secara tertulis
beserta agenda rapat kepada para anggota yang berhak hadir paling lambat 14 (empat
Pasal 57
Kuorum
(1) Kuorum tercapai bila rapat dihadiri oleh paling sedikit setengah dari jumlah Komite
28
Pasal 58
b. Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka putusan diambil melalui pemungutan suara
c. Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama maka ketua berwenang membuat
Pasal 59
diundang rapat.
(2) Rapat dipimpin oleh ketua Komite Medis atau yang ditunjuk oleh Ketua Komite Medis .
(3) Sebelum rapat dimulai agenda rapat dan notulen dibacakan atas perintah ketua.
(5) Setiap peserta rapat hanya dapat meninggalkan rapat dengan seijin pimpinan rapat.
(7) Hal-hal lain yang menyangkut teknis tata tertib rapat akan ditetapkan oleh Ketua
Pasal 60
Notulen Rapat
(3) Notulen akan diedarkan kepada semua peserta rapat yang berhak hadir sebelum rapat
berikutnya.
(4) Notulen rapat tidak boleh dirubah kecuali untuk hal-hal yang berkaitan dengan
(5) Notulen rapat ditandatangani oleh Ketua Komite Medis dan sekretaris Komite Medis
pada rapat berikutnya, dan notulen tersebut diberlakukan sebagai dokumen yang sah.
29
Sekretaris memberikan salinan notulen kepada Direktur Rumah Sakit paling lambat 1 (satu)
BAB XI
SUBKOMITE KREDENSIAL
Pengaturan tentang peranan komite medik dalam melakukan mekanisme kredensial dan
Pasal 61
(1) Untuk menjadi anggota Staf Medis diperlukan proses pengangkatan, yang terdiri dari 2
(2) Proses Rekrutmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di bawah tanggung
jawab Direktur Rumah Sakit setelah mendapatkan rekomendasi dari Subkomite
Subkomite Kredensial.
(3) Hasil proses rekrutmen disampaikan dalam bentuk memo kepada Ketua Komite Medik
(4) Pengangkatan Staf Medis Rumah Sakit ..... dilakukan, setelah memenuhi persyaratan,
meliputi:
b. Lolos tes seleksi sesuai dengan aturan yang ditetapkan Rumah Sakit.
d. Memperoleh rekomendasi dari Subkomite Kredensial dan Perhimpunan Profesi serta
e. Bersedia mematuhi dan menandatangani Perjanjian Kerja sesuai yang ditetapkan.
f. Telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Karya Medis bagi Staf Medis Non
Karyawan.
(5) Pengangkatan dan penolakan Staf Medis merupakan wewenang penuh dari Pemilik
Rumah Sakit.
30
BAB XII
Pasal 62
(1) Staf Medis yang Perjanjian Kerjanya telah berakhir, tetapi dipandang perlu untuk
diperpanjang masa berlakunya, maka dapat diusulkan untuk diangkat kembali oleh
Direktur Rumah Sakit setelah melalui tahap penilaian kembali dari Subkomite Kredensial .
(2) Pengangkatan Kembali Staf Medis dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
b. Memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktek kedokteran yang harus dipenuhi
c. Tidak pernah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Kode Etik Kedokteran
Indonesia.
d. Tidak pernah melakukan perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang-
e. Tidak sedang atau memiliki riwayat menggunakan obat-obat terlarang untuk
BAB XIII
Pasal 63
(1) Berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian Kerja antara Staf Medis dan Pemilik dapat terjadi
karena:
a. Staf Medis mengajukan untuk mengakhiri Perjanjian Kerja-nya sebelum jangka
waktunya berakhir.
31
BAB XIV
Pengaturan tentang peranan komite medik untuk menjaga mutu profesi para staf medis.
2. Pendidikan
Pasal 64
efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan fungsi-fungsi pelayanan di rumah sakit untuk
mendukung tercapainya sasaran - sasaran fungsional dan tujuan setiap unit pelayanan.
Pasal 65
a. Melakukan pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, obyektif dan terdokumentasi
b. Mengetahui tingkat ketaatan terhadap persyaratan - persyaratan, prosedur tetap dan
c. Menilai tingkat efektifitas dan efisiensi dalam suatu unit pelayanan dengan parameter
yang ditentukan.
Pasal 66
Wewenang Subkomite Mutu Profesi adalah memberikan rekomendasi kepada Direksi
32
BAB XV
Pengaturan tentang upaya pendisiplinan staf medis, melalui peringatan tertulis sampai
penangguhan kewenangan klinis staf medis yang dinilai melanggar disiplin profesi.
Pasal 67
(1) Setiap anggota Staf Medis harus memiliki integritas dan tanggung-jawab terhadap
profesinya.
(2) Apabila terjadi laporan mengenai pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi, Perjanjian Kerja
atau Peraturan Perundang-undangan, maka Subkomite Etika dan Disiplin Profesi berhak
(3) Setiap bukti yang diperoleh harus dikonfirmasikan oleh Subkomite Etika dan Disiplin
Profesi kepada Staf Medis yang bersangkutan dengan melakukan "Pertemuan Bi-Partit ".
".
(4) Apabila Staf Medis tidak melaksanakan kesepakatan yang dilakukan dalam "Pertemuan Bi-
Bi-
Partit " sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka Subkomite Etika dan Disiplin Profesi
BAB XVI
Pasal 68
Pengaturan mengenai aturan-aturan profesi bagi staf medis guna melaksanakan tata kelola
klinis.
33
BAB XVII
Pasal 69
(1) Anggota Staf Medis mempunyai hak untuk melakukan pelayanan medis kepada pasien,
termasuk pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya yang dipandang perlu.
(2) Anggota Staf Medis dalam melakukan pelayanan medis harus sesuai dengan kualifikasi
(3) Anggota Staf Medis mendapatkan Kewenangan Klinis sesuai dengan kualifikasi dan
(4) Kewenangan Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) termuat dalam Surat Penugasan
Komite Medis.
(6) Anggota Staf Medis dalam menjalankan profesinya harus sesuai dengan kewenangan klinis
yang diberikan.
(7) Anggota Staf Medis dalam menjalankan profesinya harus bertanggung jawab penuh atas
(8) Anggota Staf Medis akan dinilai secara berkala oleh Direktur Rumah Sakit berdasarkan
(9) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (8) akan menjadi pertimbangan dalam proses
Pasal 70
34
merupakan Kewenangan Klinis yang diberikan dalam jangka waktu tertentu kepada Dokter
Do kter
Tamu untuk melakukan pelayanan medis terhadap pasien pribadinya di Rumah Sakit atau
a. Permohonan Kewenangan Klinis Sewaktu diajukan oleh Dokter Tamu kepada Direktur
Rumah Sakit dan/atau diajukan oleh Direksi Rumah Sakit kepada Dokter Tamu jika
b. Dokter tersebut harus sudah terdaftar sebagai anggota Staf Medis di lingkungan
Rumah Sakit;
c. Dokter tersebut memiliki kualifikasi dan kompetensi individu yang sesuai pelayanan
d. Kewenangan Klinis Sewaktu diberikan selama pasien berada dalam perawatan dan
Rumah Sakit;
e. Kewenangan Klinis Sewaktu hanya diberikan kepada Dokter Tamu untuk pelayanan
medis pasien pribadinya dan/atau pasien yang dirujuk oleh Staf Medis lainnya .
(12) Kewenangan Klinis Darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Kewenangan
Klinis yang diberikan pada Dokter Tamu untuk melakukan pelayanan darurat medis pada
a. Kewenangan Klinis Darurat diberikan oleh Direktur kepada dokter yang bersedia
b. Dokter tersebut bukan merupakan anggota Staf Medis Rumah Sakit.
c. Dokter tersebut memiliki kualifikasi dan kompetensi untuk melakukan tindakan medis
yang dibutuhkan.
d. Jangka waktu Kewenangan Klinis Darurat hanya berlaku selama masa keadaan darurat.
Jika keadaan darurat berakhir, maka pasien atas persetujuannya, diserahkan kepada
e. Pelayanan darurat yang dilakukan berada di bawah pengawasan dan penilaian
35
diperolehnya dari institusi pendidikan resmi serta telah mendapatkan rekomendasi dari
Komite Medis.
Pasal 71
(1) Kewenangan klinis seorang staf medis di rumah sakit berakhir bila hubungan hukum
antara staf medis dengan rumah sakit telah berakhir atau penugasan klinis dokter yang
bersangkutan dicabut oleh Direktur Rumah Sakit berdasarkan usulan Komite Medis.
dengan atau tanpa rekomendasi dari Komite Medis, apabila pelayanan medis yang
(3) Dalam hal hubungan hukum antara staf medis dengan rumah sakit berakhir maka Direktur
Rumah Sakit memberikan surat pemberitahuan tentang hal itu kepada yang bersangkutan
(4) Dalam hal seorang Staf Medis dikenai sanksi disiplin maka setelah melalui rapat khusus
(5) Apabila Kewenangan Klinis dicabut, maka Staf Medis yang bersangkutan harus
menyerahkan pasien kepada anggota Staf Medis lainnya yang mempunyai kualifikasi dan
Pasal 72
(1) Pelimpahan kewenangan dari tenaga medis kepada tenaga medis yang lain dapat
(2) Pelimpahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur secara tegas dalam
(3) Pelimpahan kewenangan tersebut harus dilakukan secara tertulis dan dicatat dalam
Rekam Medis serta harus diusulkan oleh Komite Medis kepada Direktur Rumah Sakit.
36
(4) Pelimpahan kewenangan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat
BAB XIII
AMANDEMEN/PERUBAHAN
Pasal 73
(1) Perubahan terhadap
terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.
yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit, yaitu Dewan Pengawas, Direksi dan
Komite Medik.
apabila ada pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak kepada pihak Iainnya, yang
disampaikan paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya.
(4) Perubahan dilakukan dengan melakukan addendum pada Peraturan Internal Rumah Sakit
ini.
(5) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan satu kesatuan yang tidak
BAB
PENUTUP
Pasal 74
Ketentuan Penutup
tanggal ditetapkan.
Rumah Sakit dan Peraturan Internal staf medis ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan Internal rumah sakit/Peraturan Internal Staf medis.
37
( Nama ). ( Nama )
NIP. NIP.
rico.mardiansyah@gmail.com
38