Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HUKUM KESEHATAN

HOSPITAL BY LAWS DAN KOMITE RUMAH SAIT

OLEH :
WIDAYATI18307053

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Hospital by laws dan
komite medis Rumah sakit . pada mata kuliah Hukum kesehatan di Fakultas Farmasi ,
Politeknik Piksi Ganesha Bandung . Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah mengarahkan kepada kita satu-satunya
agama yang diridhoi Allah SWT, yakni agama Islam.

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
hospital by laws , dan Komite Rumah sakit yang penulis harapkan dapat memberikan
informasi kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Bandung, 19 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I (PENDAHULUAN)

1.1. Latar Belakang Masalah 1


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Makalah 2

BAB II (PEMBAHASAN)

2.1 Pengetian Hospital by laws 3


2.2 Fungsi Hospital bylaws 5
2.3 Tujuan dan manfaat hospital by law 5
2.4 Dasar hukum hospital by laws 6
2.5 Implementasi Hospital by laws di rumah sakit Antonio Baturaja 7
2.6 Komite Rumah sakit

2.6.1 .komite medis

a. Dasar Hukum 8

b.Fungsi dan Tugas Komite Medis 8

c. Susunan Komite medis 9

d. contoh struktur komite medis 10

BAB III (PENUTUP)

A. KESIMPULAN 11
B. SARAN 12

DAFTAR PUSTAKA iii

iii
iv
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum Rumah Sakit

Hukum kesehatan eksistensinya masih sangat relatif baru, dalam

perkembangannya di Indonesia, semula dikembangkan oleh Fred Ameln dan

Almarhum Prof. Oetama dalam bentuk ilmu hukum kedokteran. Perkembangan

kehidupan yang pesat di bidang kesehatan dalam bentuk sistem kesehatan

nasional mengakibatkan di perlukannya pengaturan yang lebih luas, dari hukum

kedokteran ke hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan (hukum kesehatan).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam rangka memberikan

kepastian dan perlindungan hukum, baik bagi pemberi jasa pelayanan kesehatan

maupun bagi penerima jasa pelayanan kesehatan, untuk meningkatkan,

mengarahkan dan memberikan dasar bagi pembangunan di bidang kesehatan

diperlukan adanya perangkat hukum kesehatan yang dinamis. Banyak terjadi

perubahan terhadap kaidah-kaidah kesehatan, terutama mengenai hak dan

kewajiban para pihak yang terkait di dalam upaya kesehatan serta perlindungan

hukum bagi para pihak yang terkait.

Undang –undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit pasal 29 ayat (1)

menyatakan bahwa rumah sakit harus menyusun dan melaksanakan peraturan

internal rumah sakit ,hospital by laws (HBL) .dalam melaksanakan perizinan

rumah sakit hospital by laws harus dipenuhi.

Menurut guwandi (2004) , yang dimaksud dengan hospital by laws di

Negara kita secara materil by laws sebahagian sudah ada di rumah sakit, tetapi

mungkin belum disadari keberadaannya. Dikatakan sebagian karena banyak

1
ketentuannya belum tertulis dan berdasarkan kebiasaan-kebiasaan saja yang

belum dikumpulkan dan dijadikan suatu sistematik. Dengan mulai timbulnya

gugatan- gugatan terhadap apa yang dinamakan “malpraktek medik” ,maka kini

dirasakan penting untuk membuat hospital by laws secara tertulis .

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan hospital by laws ?
2. Bagaimana fungsi hospital by laws ?
3. Tujuan dan manfaat hospital by laws ?
4. Implementasi hospital by laws di Rumah sakit?
5. Komite medis Rumah sakit ?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dari hospital by laws .

2. Mengetahui fungsi, tujuan,manfaat dari hospital by laws.

3. Implementasi hospital by laws di Rumah sakit Antonio Baturaja.

4. Komite medis Rumah sakit.

2
BAB 2 :

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Rumah sakit (RS) adalah suatu badan usaha yang menyediaakan pemondokan

dan memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang

terdiri atas tindakan observasi, diagnostik, terapetik, fan rehabilitative untuk orang-

orang yang menderita sakit,terluka dan untuk mereka yang melahirkan (WHO)

Menurut Undang-undang No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit, Rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelengarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan,

dan gawat darurat.

Landasan Hukum dan etika rumah sakit, secara ideologis dan filosofis undang-

undang ini menyebutkan bahwa, rumah sakit diselenggarakan berasaskan pancasila

dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,etika dan profesionalitas, manfaat,keadilan

persamaan hak dan antidiskriminasi,pemerataan,perlindungan dan keselamatan

pasien,serta mempunyai fungsi social.

Fungsi rumah sakit dalam undang-undang ini juga menyebutkan antara lain sebagai

berikut:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai


dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penampisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3
Istilah Hospital Bylaw itu terdiri dari dua kata ‘Hospital’ dan ‘Bylaw’.
Kata ‘Hospital’ mungkin sudah cukup familiar bagi kita, yang berarti rumah
sakit. Sementara kata ‘Bylaw’ terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para
ahli. Menurut The Oxford Illustrated Dictionary:Bylaw is regulation made by
local authority or corporation. Pengertian lainnya, Bylaws means a set of laws or
rules formally adopted internally by a faculty, organization, or specified group of
persons to govern internal functions or practices within that group, facility, or
organization (Guwandi, 2004). Dengan demikian, pengertian Bylaw tersebut
dapat disimpulkan sebagai peraturan dan ketentuan yang dibuat suatu organisasi
atau perkumpulan untuk mengatur para anggota-anggotanya. Keberadaan
Hospital Bylaw memegang peranan penting sebagai tata tertib dan menjamin
kepastian hukum di rumah sakit. Ia adalah ‘rules of the game’ dari dan dalam
manajemen rumah sakit.
Berdasarakan keputusan menteri kesehatan nomor 772 tahun 2002
tentang pedoman peraturan internal rumah sakit (hospital by laws) menyatakan
bahwa hospital by laws berasal dari dua buah kata yaitu hospital (rumah sakit)
dan bylaws (pengaturan setempat atau internal).
Pada hakekatnya hospital bylaws mempunyai bidang tersendiri dan juga
mempunyai fungsi penting di dalam mengadakan tata tertib dan kepastian hokum
dan jalannya rumah sakit. Ia adalah “aturan main” (rules of the game) dari
manajemen rumah sakit dalam melakukan fungsi dan tugasnya. Jika aturan dan
disiplin manajemen sudah dibuat dengan baik dan juga dipatuhi, maka hospital
bylaws dapat merupakan alat untuk menjalankan program manajemen risiko dan
‘good governance’ dengan baik dan berhasil.
Hospital by laws atau peraturan internal rumah sakit adalah suatu produk
hokum yang merupakan anggaran rumah tangga rumah sakit atau yang
mewakili,peran,tugas dan kewenangan pemilik atau yang mewakili ,peran,tugas
dan kewenangan direktur rumah sakit ,organisasi staff medis, peran,tugas dan
kewenangan staf medis.

4
2.2 Fungsi Hospital Bylaws
Berdasarkan keputusan menteri no772 tahun 2002 tentang pedoman peraturan

Internal rumah sakit (hospital by laws) menyatakan bahwa fungsinya :

1. Sebagai acuan bagi rumah sakit dalam melakukan pengawasan rumah


sakitnya.
2. Sebagai acuan bagi direktur rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan
menyusun kebijakan yang bersifat teknis operasional.
3. Sebagai sarana untuk menjamin efektifitas,efisiensi dan mutu.
4. Sarana perlindungan hokum bagi semua pihak yang berkaitan dengan rumah
sakit.
5. Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah sakit antara
pemilik,direktur rumah sakit, dan staff medis.
6. Untuk memenuhi persyarataan akreditasi rumah sakit.

2.3 Tujuan dan manfaat Hospital By laws


a. Tujuan hospital by laws
- Umum : Dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur pemilik
rumah sakit atau yang mewakili,direktur rumah sakit dan tenaga medis sehingga
penyelengaraan rumah sakit dapat efektif,efisien dan berkualitas.
- Khusus : Dimilikinya pedoman oleh rumah sakit dalam hubungannya dengan
pemilik atau yang mewakili, direktur rumah sakit dan staff medis. Dimilikinya
pedoman dalam pembuatan kebijakan teknis operasional rumah sakit.
Dimilikinya pedoman dalam peraturan staff medis.
b. Manfaat Hoapital by laws
1. Untuk rumah sakit
- Rumah sakit memiliki acuan hokum dalam bentuk anggaran rumah tangga.
- Rumah sakit memiliki kepastian hukum dalam pembagian kewenangan dan
tanggung jawab baik eksternal maupun internal yang dapat menjadi alat/ sarana
perlindungan hokum bagi rumah sakit atas tuntutan/gugatan.
- Menunjang persyaratan akreditasi rumah sakit
- Memilikinya alat/ sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
- Rumah sakit memiliki kejelasan arah dan tujuan dalam melaksanakan
kegiatannya.
2. Untuk pengelola rumah sakit
- Memiliki acuan tentang batas kewenangan,hak,kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas sehingga memudahkan dalam menyelesaikan masalah yang timbul
serta dapat menjaga hubungan yang serasi dan selaras.
- Mempunyai pedoman resmi untuk menyusun kebijakan teknis operasional.
3. Untuk pemerintah
- Mengetahi arah dan tujuan rumah sakit tersebut didirikan .
- Acuan dalam menyelesaikan konflik di rumah sakit.

5
4. Untuk pemilik
- Mengetahui tugas dan kewajibannya.
- Acuan dalam menyelesaikan konflik internal.
- Acuan kinerja direktur rumah sakit.
- tentang tenaga kerja

2.4 Dasar hukum dari Hospital Bylaws:

1) Pasal 1, Pasal 14, dan Pasal 30 Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Adanya Hospital Bylaws, dapat dikategorikan dalam upaya kesehatan yang
dilaksanakan oleh rumah sakit sebagai upaya paripurna. Dimana menurut UU
Kesehatan disebutkan: Pasal 1 (11) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat. Upaya kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit dalam hal ini
bersifat paripurna, dimana tujuan akhirnya rumah sakit dapat terjamin dalam
menjalankan tugasnya yang berujung pada terciptanya perlindungan hukum
bagi semua pihak dalam pelayanan kesehatan. Terkait dengan pasal ini
Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja, harus menyelenggarakan upaya
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitative.

Pasal 14 UU Kesehatan Pemerintah mempunyai tanggung jawab:


1. Pemerintah bertanggungjawab merencanakan, mengatur,
menyelenggarakan, membina dan mengawasi, penyelenggaraan upaya
kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.
2. Tanggungjawab Pemerintah sebagamana dimaksud pada ayat (1)
dikhususkan pada pelayanan publik.
Berdasarkan ketentuan di atas, peran pemerintah dalam mengatur,
menyelenggarakan, membina dan mengawasi Rumah Sakit maka membuat
suatu kebijakan publik guna mencegah terjadinya konflik baik internal
maupun eksternal di rumah sakit yang disebut dengan Hospital Bylaws.
Disamping tanggung jawab pemerintah yang telah diuraikan di atas,
mengingat rumah sakit merupakan salah satu pusat rujukan pelayanan
kesehatan maka dalam Pasal 30 UU Kesehatan. Berdasarkan ketentuan pasal
di atas, rumah sakit wajib memenuhi standar fasilitas pelayanan kesehatan
dan ketentuan perizinan fasilitas kesehatan. Hospital Bylaws sebagai sarana
untuk menjamin efektifitas, efesiensi serta mutu bagi pelayanan kesehatan di
rumah sakit maka Hospital Bylaws menjadi pedoman bagi semua yang
berhubungan dengan rumah sakit. Hal ini sejalan dengan tujuan Hospital
Bylaws di Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja. Terkait dengan perizinan
yang mensyaratkan adanya kewajiban memenuhi standar fasilitas kesehatan,
maka Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja membuat pedoman yang berlaku
bagi semua, baik untuk tingkat rumah sakit maupun untuk masing-masing

6
pelayanan misalnya pelayanan medis, pelayananan keperawatan, administrasi
dan manajemen, rekam medis, pelayanan gawat darurat, dan sebagainya.
Beberapa pasal dalam UU Kesehatan di atas menjadi payung hukum bagi
rumah sakit dalam menyusun dan melaksanakan Hospital Bylaws.

2) Pasal 29 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009


Tentang Rumah Sakit
Rumah sakit juga memiliki kewajiban dalam melayani pasiennya. Kewajiban
rumah sakit itu sudah tentu mengikat juga pada para tenaga medis. Pasal 29
menyatakan kewajiban rumah sakit, diantaranya pada huruf r: Menyusun dan
melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws). Terkait
dengan pasal ini, maka rumah sakit wajib menyusun dan melaksanakan
peraturan internal Rumah Sakit (hospital by laws). Hospital Bylaws
merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi, maka dengan demikian
Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja menyusun dan melaksanakan Hospital
Bylaws. Pelanggaran atas kewajiban dikenakan sanksi administratif dimana
menurut UU Rumah Sakit disebutkan: Pasal 29 ayat (2): Teguran; Teguran
tertulis; atau Denda dan pencabutan izin Rumah sakit

2.5 Implementasi Hospital Bylaws Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No:


755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di
Rumah Sakit Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa:
Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola
klinis agar staf medis di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan pemeliharaan etika
dan disiplin profesi medis. Sedangkan pada ayat 4 disebutkan bahwa:
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) adalah aturan dasar yang
mengatur tata cara penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal
korporasi (corparate governance) dan peraturan internal staf medis (medical
staff bylaws). Unsur yang telah diimplementasikan di Rumah Sakit Santo
Antonio Baturaja terdiri dari:
1. Instrumen yuridis
Hospital Bylaws Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja adalah aturan yang
dibuat oleh institusi untuk mengatur semua unsur yang terlibat dalam
penyelenggaraan rumah sakit.
2. Instrumen lembaga
Setiap peraturan yang terdapat di Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja dibuat
oleh pejabat yang berwenang. Adanya struktur dalam penyelenggaraan rumah
sakit yang mempunyai tugas dan wewenang sesuai dengan bidangnya.
3. Instrumen personil/kepegawaian.
Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja mempunyai peraturan tentang
kepegawaian yang mengatur mengenai hak dan kewajiban semua yang
terlibat dalam penyelenggaraan rumah sakit termasuk komite medik.

7
4. Instrumen keuangan

Instrumen keuangan merupakan instrumen yang penting untuk menyelenggarakan

rumah sakit. Penyelenggaraan fungsi-fungsi rumah sakit tidak akan bisa

dilaksanakan secara efektif tanpa didukung oleh sarana keuangan. Sedemikian

pentingnya maka Rumah Sakit Santo menggatur mengenai penggajian dan biaya

operasional rumah sakit. Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja belum membuat

Hospital Bylaws yang baru dan merevisi Hospital Bylaws karena Peraturan Menteri

Kesehatan No: 755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite

Medik mengubah berbagai hal penting dalam menyelenggarakan organisasi rumah

sakit sedangkan pemahaman mengenai pentingnya Hospital Bylaws masih terbatas

dan ketersediaan sumber daya yang sangat kurang..

2.5 Komite medis


A.Dasar Hukum

Komite medik adalah prangkat Rumah sakit untuk menerapkan tata kelola

klinis agar staf medis di Rs terjaga professionalismenya. (tata kelola klinis)

merupakan system mutu yang dikembangkan sejak era 1990-an .Dengan

system ini masyarakat dijamin akan mendapatkan playanan klinis yang

terbaik.aturan pelaksaanaanya adalah Peraturan Mentri Kesehatan

no774/MenKes /per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medis di

Rumah Sakit..

B. Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Medis Rumah sakit

Komite medis sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 17 yang bertugas

meningkatkan profesionalisme staff medis yang bekerja di rumah sakit

dengan cara

8
1. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan

pelayanan medis di Rumah sakit

2. Memelihara mutu Profesi staf medis dan,

3. Menjaga disiplin,etika , dan perilaku profesi staf medis

C. Susunan Komite Medis

a.Ketua

b.Wakil Ketua

c.Sekertaris

d.Anggota Yang terbagi dalam subkomite

i.Subkomite Kredensial yang bertugas Menapis Profesionalisme

Staf medis

ii Subkomite Mutu medis yang bertugas

mempertahankan Kompetensi dan Profesionalsme staff medis

iii Subkomite Etika dan Dispilin Profesi yang bertugas

Mempertahankan disiplin etika dan prilaku profesi staf medis

9
Ketua Komite

Medik

Sekertaris
Wakil ketua

Wakil

Sekertaris

Panitia Panitia Panitia Panitia


Panitia Panitia
Etika Dan Pengendali Rekam Pengendalian
Kredensial Farmasi
Profesi Contoh Struktur OrganisasiMutu Medis
Komite Medik Rumah sakit Haji Medan dan
dan Terapi
penanggulangan

INOS

10
BAB 3 :

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas ini, beberapa hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan
dari pembahasan implementasi Hospital Bylaws di rumah sakit St. Antonio
Baturaja, adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan hukum tentang kewajiban menyusun dan melaksanakan


peraturan internal rumah sakit (Hospital Bylaws) dasar hukumnya yaitu :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit
Bentuk pengaturan Hospital Bylaws adalah Peraturan Menteri Kesehatan
No: 755/MENKES/PER/IV/2011
Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Hospital Bylaws
merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi, pelanggaran atas kewajiban
dikenakan sanksi administratif.
2. Implementasi Hospital Bylaws di Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No: 755/MENKES/PER/IV/2011
Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit tidak dapat
seluruhnya dilaksanakan karena beberapa kendala. Hospital Bylaws di
Rumah Sakit Santo Antonio Baturaja untuk saat ini dibuat hanya untuk
memenuhi standar akreditasi rumah sakit.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi peraturan internal rumah
sakit di rumah sakit St. Antonio Baturaja terdiri dari :
a) Faktor yuridis yakni Komite Medik tidak menjamin perlindungan hukum
bagi tenaga kesehatan yang lain, Hospital Bylaws dibuat sekedar memenuhi
persyaratan perijinan rumah sakit, status badan hukum suatu rumah sakit
mempengaruhi kewenangan dalam penyelenggaraan rumah sakit serta jangka
waktu penyesuaian yang pendek.
b) Faktor teknis berupa sumber daya manusia yang masih terbatas,
komunikasi yang belum baik, pengawasan yang belum optimal dan struktur
birokrasi yang belum berjalan dengan semestinya.

11
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan No775/Menkes/Per/IV/2011 komite
Medis Komite medik adalah prangkat Rumah sakit untuk menerapkan tata
kelola klinis agar staf medis di Rs terjaga professionalismenya. (tata kelola
klinis) merupakan system mutu yang dikembangkan sejak era 1990-an
.Dengan system ini masyarakat dijamin akan mendapatkan playanan klinis
yang terbaik.
Komite medis memiliki peran penting dalam mengendalikan klinis,perilaku
staf medis di Rumah Sakit dan pelaksaanaan audit medis

3.2 Saran
Dengan adanya peraturan Pemerintah dan kewenangan yang di buat untuk

lembaga khususnya rumah sakit, hospital by laws diharapkan semua

manajemen di Rumah sakit sesuai dengan sebagai mana mestinya, dan

Dengan adanya Komite medis juga berperan strategis dalam pelaksanaan

audit medis di rumah sakit.

Menangani hal hal yang berkaitan dengan etika profesi sesuai tugas dan

fungsi komite medis supaya terciptanya mutu yang baik dan profesionalisme

staf medis di rumah sakit dan melindungi pasien dari pelayanan yang tidak

memenuhi syarat dan menghilangkan pelanggaran pelanggaran di dunia

medis.

12
DAFTAR PUSTAKA

 Triwibowo,Cecep. Perizinan dan Akreditasi Rumah sakit. Yogyakarta: Nuha

Medika, 2012.

 Notoatmodjo, soekidjo . Etika dan Hukum kesehatan. Jakarta : rineka cipta ,2010.

 Hanafiyah ,jusuf.M Dan Amri amir . Etika kedokteran dan hokum kesehatan . Jakarta

: Buku kedoteran ECG ,1999.

 Hanafiyah ,jusuf.M Dan Amri amir . Etika kedokteran dan hokum kesehatan edisi

4 . Jakarta : Buku kedoteran ECG ,2008 .

iii

Anda mungkin juga menyukai