ULFIA RAHMI
G1D116114
1
yang setara denganya (sebagai pemegang otoritas tertinggi yang mewakili
pemilik) maka rule and regulation cukup oleh eksekutif (yaitu komponen
rumah sakit yang bertanggung jawab terhadap manajemen keseharian).
Hospital bylaw di ibaratkan sebagai sebuah undang-undang maka rule
and regulation merupakan peraturan pelaksanaannya, agar undang-undang
(yang masih bersifat abstrak,umum dan pasif) menjadi lebih operasional
sehingga mampu menyelesaikan berbagai tugas dan permasalahan nyata di
rumah sakit.
2
4. Hospital bylaw merupakan landasan bagi pembuatan rules and regulation
(peraturan rumah sakit).
5. Hospital bylaw mengatur hubungan pemilik atau yang
mewakili,direktur rumah sakit dan staf medis.
Simpulkan bahwa hospital bylaw merupakan tailor made (bebas
menurut rumah sakit itu sendiri) dan merupakan peraturan yang mengatur
pemilik rumah sakit atau yang mewakili, direktur rumah sakit dan staf medis
namun tetap diperlukan acuan hal-hal apa saja yang perlu diatur dan tidak
semuanya bebas diatur oleh hospital bylaw dimana ada 3 unsur yang meliputi
konsep hospital bylaw yaitu: hubungan antara staf medis, eksekutif dan
pemilik.
Ketiga unsur tersebut sering disebut “triad‟ atau “tiga tungku
sejerangan”. Mengacu pada “triad” atau “tiga tungku sejerangan” tersebut
maka ada 2 set peraturan internal rumah sakit, yaitu Peraturan Internal yang
mengatur hubungan pemilik atau yang mewakili dengan Direktur RS
(pengelola RS) yang disebut peraturan internal institusi (Corporate bylaw) dan
peraturan internal yang mengatur staf medis yang disebut peraturan internal
staf medis (Medical Staff Bylaw). Pengaturan hubungan ini adalah sebagai
esensi yang juga merupakan ruang lingkup dari hospital bylaw tersebut.
3
b) Dimilikinya pedoman aspek hukum dalam pembuatan kebijakan teknis
operasional rumah sakit.
c) Dimilikinya pedoman aspek hukum dalam pengaturan staf medis.
4
E. Ciri dan Substansi HBL (Hospital By Law)
1. Peraturan internal rumah sakit adalah “Tailor Made”, ini berarti peraturan
internal rumah sakit dari satu rumah sakit berada dengan rumah sakit
lainnya. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor internal RS, seperti
misalnya: sejarah, pendirian, kepemilikan, situasi dan kondisinya berlainan
di setiap rumah sakit.
2. Peraturan internal rumah sakit pada intinya mengatur hal-hal yang
merupakan konstitusi rumah sakit atau peraturan-peraturan dasar rumah
sakit.
3. Peraturan internal rumahsakit pada prinsipnya adalah peraturan yang
ditetapkan oleh pemilik atau yang mewakili.
4. Peraturan internal rumah sakit mengatur hubungan pemilik atau yang
mewakili, direktur rumah sakit dan staf medis.
5. Uraian di dalam peraturan internal rumah sakit harus tegas, jelas dan
teperinci.
6. Karena rumusannya sudah jelas, maka peraturan internal rumah sakit tidak
dapat ditafsirkan lagi secara individual, sehingga tertutup kemungkinan
untuk mengadakan penafsiran yang berbeda.
7. Peraturan internal rumah sakit harus diterima sebagai mempunyai otoritas
dan ditaati oleh pihak-pihak yang terkait.
8. Agar tetap up-to-date, maka peraturan internal rumah sakit harus
dievaluasi secara berkala.
5
pemeliharaan etika dan disiplin prefesi medis. Dalam Komite Medik
tidak memiliki perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan yang lain
sedangkan dalam Hospital Bylaws melindungi banyak pihak di rumah
sakit.
Dalam akreditasi rumah sakit khususnya kelompok kerja
Administrasi dan Manajemen bila tidak ada Hospital Bylaws maka
akan mendapat skor 0 (nol) atau dapat membuat pengajuan akreditasi
rumah sakit tidak lulus. Jadi Hospital Bylaws dibuat sekedar
memenuhi persyaratan perijinan rumah sakit.
2) Rumah Sakit yang berbadan hukum Yayasan akan sulit menyesuaikan
dengan PerMenKes Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011 terutama
dalam hal kelembagaan karena yang berwenang untuk melakukan
penandatanganan dokumen terkait dengan penyelenggaraan rumah
sakit adalah pihak Yayasan. Hal ini berpotensi menimbulkan persoalan
hukum khususnya berkaitan dengan kewenangan.
3) Jangka waktu penyesuaian seperti tertulis dalam PerMenKes Nomor
755/MENKES/PER/IV/2011 sangat tidak cukup terutama bagi rumah
sakit yang jauh dari pusat pemerintahan dengan kondisi keuangan dan
jumlah pasien yang terbatas.
b) Faktor Teknis
1) Faktor sumber daya manusia yang terbatas
Sumber Daya Manusia : kualitas dan kuantitas. Pengurus Yayasan
belum mengetahui tentang pentingnya peraturan internal rumah sakit
di rumah sakit sedangkan Direktur dan Staf Medik merasa hanya
sebagai pelaksana. Instrumen kebijakan sebagian besar berupa surat
edaran dan kewenangan hanya bersumber pada keputusan Pengurus
Yayasan sehingga mengakibatkan peraturan internal rumah sakit yang
baik belum berjalan secara optimal.
2) Faktor komunikasi yang belum baik
Terputusnya komunikasi antara Pengurus Yayasan, Direktur dan Staf
Medis. Rapat- rapat maupun sosialisasi Hospital Bylaws tidak ada,
pedoman sudah ada dan mengakui pentingnya Hospital Bylaws namun
6
belum pernah membaca sehingga implementasi belum terlaksana.
Hospital Bylaws hanya sebagai prasyarat akreditasi rumah sakit.
3) Faktor pengawasan yang belum optimal
Lemahnya penegakkan Hospital Bylaws dikarenakan tidak adanya
pengawasan sesuai dengan instrumen kebijakan rumah sakit baik dari
internal maupun eksternal.
4) Faktor struktur birokrasi yang belum berjalan dengan
semestinya. Semua standar operasional yang ada di rumah sakit
mengacu pada Hospital Bylaws karena sama-sama bersifat teknis dan
koordinasi antar lembaga belum terbentuk.
7
hukum kepemilikan rumah sakit, peraturan dan perundangan tentang
kesehatan dan perumahsakitan serta hasil dari legal audit.
e) Pembahasan Draft
Dalam melakukan pembahasan agar melibatkan pihak-pihak terkait.
f) Penyempurnaan Draft Peraturan Internal Rumah Sakit
g) Finalisasi Peraturan Internal Rumah Sakit
Finalisasi dilakukan dengan penetapan peraturan internal rumah sakit
dari pemilik atau yang mewakili.
h) Sosialisasi Peraturan Internal Rumah Sakit
Sosialisasi ini dilakukan kepada stake holder dan costumer (internal dan
eksternal)
i) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan peraturan internal rumah sakit
dilakukan sesuai dengan mekanisme pengawasan yang diatur pada
peraturan internal rumah sakit.
8
DAFTAR PUSTAKA