DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “HUKUM RUMAH SAKIT”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan......................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB II Pembahasan......................................................................................2
3.1 Kesimpulan.............................................................................................5
3.2 Saran.........................................................................................................5
Daftar Pustaka...............................................................................................6
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mendapatkan pemahaman tentang hukum rumah sakit sebagai pedoman dalam
adanya kepastian hukum dalam pelayanan kesehatan secara umum komprehensif di
rumah sakit.
2. Untuk mengetahui manfaat, tujuan, pembagian serta implementasi/penerapan hukum
pada rumah sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Implementasi Hukum Rumah Sakit
1. Perizinan dan Akreditasi: Rumah Sakit harus mengikuti peraturan dan persyaratan
perizinan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan setempat. Akreditasi fasilitas kesehatan
juga mungkin diperlukan.
2. Privasi Pasien: Rumah Sakit wajib menjaga kerahasiaan informasi pasien sesuai dengan
undang-undang perlindungan kesehatan seperti Undang-Undang Portabilitas dan
Akuntabilitas Asuransi Kesehatan (HIPAA).
3. Praktik Kedokteran dan Etika: Undang-undang yang mengatur praktik kedokteran,
termasuk perizinan dokter, standar perawatan dan etika kedokteran profesional.
Pelanggaran etika kedokteran dapat mengakibatkan sanksi hukum.
4. Tanggung jawab hukum: Rumah sakit mempunyai tanggung jawab hukum terhadap
pasiennya. Hal ini mencakup perlindungan terhadap malpraktek, kecelakaan dan tindakan
hukum lainnya yang mungkin timbul selama perawatan pasien.
5. Kepatuhan Lingkungan dan Keselamatan: Undang-undang ini juga menerapkan standar
keselamatan dan lingkungan pada rumah sakit untuk melindungi pasien, staf, dan
pengunjung dari risiko yang tidak diinginkan.
6. Hubungan Kerja: Aspek hukum bekerja di rumah sakit meliputi kontrak kerja, hak
karyawan, dan peraturan keselamatan kerja.
7. Pembiayaan kesehatan: Rumah sakit harus mengikuti aturan pembiayaan kesehatan dan
sistem asuransi kesehatan yang berlaku di wilayah atau negaranya.
8. Pencegahan Infeksi dan Kebersihan: Undang-undang juga dapat mengatur praktik
kebersihan rumah sakit dan tindakan pencegahan infeksi untuk melindungi pasien dan
petugas kesehatan.
3
2.4 Manfaat Hukum Rumah Sakit
Manfaat dari hukum rumah sakit ini adalah bahwa ia bertujuan untuk memastikan bahwa
pasien puas dengan pelayanan medis yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Hukum di Rumah
Sakit bertujuan untuk membantu orang, jadi hukum yang baik adalah yang membantu orang.
Menurut teori utilitas di sini, kemanfaatan juga dapat diartikan sebagai kebahagiaan. Maka dari
itu, baik atau buruknya suatu hukum bergantung pada apakah itu memberikan kebahagiaan yang
paling besar kepada populasi manusia.Oleh karena itu, agar suatu aturan hukum itu bermanfaat,
Hams harus memenuhi tiga komponen asas manfaat:
a) Akibat dari Suatu Tindakan, yang didefinisikan oleh Bentham sebagai prinsif yang setuju
atau tidak setuju dengan tindakan apapun juga.Tindakan yang benar meningkatkan
kebahagiaan.
b) Pemuasan Kepentingan Umum: Sesuatu dianggap meningkatkan kepentingan ketika ia
memiliki kecenderungan untuk meningkatkan jumlah kesenangan atau penderitaan
secara keseluruhan.
c) Aturan hukum penting untuk memperoleh keuntungan, tetapi aturan harus dibatasi untuk
memastikan bahwa orang dapat memperoleh keuntungan bagi diri mereka sendiri.Teori
utilitas menyatakan bahwa mencapai kemanfaatan adalah tujuan hukum yang paling
penting.Jadi, keuntungan adalah satu-satunya bagian dari hukum.
4
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum rumah sakit dibuat dengan mengacu pada peraturan umum, bukan peraturan yang
berlaku untuk semua rumah sakit. Selain itu, mereka juga tidak mengandung ketentuan yang
sangat khusus atau bahkan bertentangan dengan peraturan umum rumah sakit. hukum yang
berlaku, terutama yang berkaitan dengan hukum perdata dan ketenagakerjaan. Akibatnya, sangat
disarankan bagi pihak yang berkepentingan di rumah sakit untuk berkonsultasi dengan ahli
hukum, terutama mereka yang memahami hukum kedokteran.
Hukum Rumah sakit memiliki peran penting dalam menjaga tata tertib dan menjamin
kepastian hukum di rumah sakit. Hal ini dapat dianggap sebagai aturan utama dalam manajemen
rumah sakit. Peraturan Rumah Sakit dapat berbentuk kumpulan Peraturan Rumah Sakit, Standar
Operasional Prosedur (SOP), Surat Keputusan, Surat Penyugasan, Pengumuman, Pemberitahuan,
dan Perjanjian (MOU). Namun, peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang ada di atasnya, seperti Keputusan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan
Pemerintah, dan Undang-undang. Dalam bidang kesehatan, pengaturan tersebut harus sejalan
dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan peraturan pelaksanaannya.
3.2 Saran
Penting bagi rumah sakit untuk membangun sistem manajemen mutu sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, termasuk beberapa program seperti akreditasi
dan keselamatan pasien. Program-program ini bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja seluruh
komponen rumah sakit, termasuk dokter. Disarankan dokter dan rumah sakit memiliki perjanjian
kerja yang mengatur hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing pihak. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan mencegah terjadinya
tuntutan hukum dari pasien. Untuk mencegah kesalahan atau kelalaian dokter yang berpraktik di
rumah sakit, rumah sakit perlu memberdayakan Komite Medik agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. Fungsi-fungsi yang perlu dilaksanakan oleh Komite Medik antara lain
kredensial, rekredensial, pemberian izin klinis, audit medis, dan penerapan disiplin profesi
terhadap semua dokter yang berpraktik di rumah sakit tersebut. Selain itu, rumah sakit juga perlu
mensosialisasikan hak dan kewajiban pasien kepada pasien dan keluarganya agar mereka dapat
membantu dalam mengontrol kinerja dokter yang berpraktik di rumah sakit.
5
DAFTAR PUSTAKA